PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 8/13 hlm. 4-5
  • Bila Anak Anda Suka Melukai Diri

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bila Anak Anda Suka Melukai Diri
  • Sedarlah!—2013
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • TANTANGANNYA
  • Mengapa Aku Mencederai Diriku?
    Sedarlah!—2006
  • Bagaimana Aku Bisa Berhenti Mencederai Diri?
    Sedarlah!—2006
  • Berbicara dengan Remaja Tanpa Berdebat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Surat Pembaca
    Sedarlah!—2006
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2013
g 8/13 hlm. 4-5

BANTUAN UNTUK KELUARGA | MENJADI ORANG TUA

Bila Anak Anda Suka Melukai Diri

TANTANGANNYA

Anda mendapati anak remaja Anda sengaja melukai dirinya sendiri. ’Mengapa dia begitu?’ Anda bertanya-tanya. ’Apa anak saya mau bunuh diri?’

Kemungkinan besar jawabannya tidak. Walau begitu, bila anak remaja Anda suka melukai diri, ia perlu dibantu. Bagaimana Anda bisa membantunya? Pertama-tama, perhatikan apa kira-kira yang melatarbelakangi perilakunya yang mengkhawatirkan itu.

MENGAPA ITU TERJADI

Apakah kebiasaan melukai diri hanya tren? Memang ada anak muda yang mulai melukai diri karena ikut-ikutan. Tapi, itu sebenarnya bukan tren yang umum. Apa perbedaannya? Orang yang suka melukai diri biasanya melakukan itu sembunyi-sembunyi dan sangat malu dengan kebiasaannya. ”Aku enggak mau ada yang tahu kebiasaanku,” kata Celia, 20 tahun.a ”Aku pintar sembunyikan bekas lukaku.”

Apakah kebiasaan melukai diri sekadar cara untuk cari perhatian? Ada yang mungkin seperti itu. Tetapi, yang dibahas dalam artikel ini adalah orang yang cenderung menyembunyikan kebiasaan mereka dan tidak bermaksud memanfaatkan luka atau memar mereka untuk mencari perhatian. Meski begitu, seseorang yang pernah punya kebiasaan melukai diri berkata bahwa dulu ia sering berharap ada yang memerhatikan luka-lukanya supaya masalah itu bisa segera ketahuan dan dia bisa cepat ditolong.

Lalu, mengapa ada orang yang suka melukai diri? Penyebabnya bisa bermacam-macam, tetapi alasan yang paling mendasar biasanya adalah karena kepedihan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dalam bukunya yang berjudul Cutting, pakar kesehatan mental Steven Levenkron menggambarkan orang yang suka melukai diri sebagai ”seseorang yang mengira bahwa sakit fisik bisa menjadi obat untuk kepedihan emosi”.

Orang yang suka melukai diri biasanya merasakan kepedihan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata

Bagaimana jika Anda menyalahkan diri sendiri? Daripada terus mencoba mengingat-ingat apa yang salah dengan cara Anda membesarkan anak remaja Anda, berfokuslah untuk menjadi orang tua yang baik guna membantunya pulih.

YANG BISA ANDA LAKUKAN

Minta anak remaja Anda menceritakan apa yang meresahkannya. Tips-tips berikut bisa membantu.

Hibur dia. Jika anak remaja Anda mengaku bahwa ia suka melukai diri, upayakan untuk tidak panik atau bereaksi berlebihan. Sebaliknya, berbicaralah dengan tenang dan menghibur.​—Prinsip Alkitab: 1 Tesalonika 5:14.

Ajukan pertanyaan tanpa membuatnya merasa terpojok. Misalnya, Anda bisa berkata, ”Mama (atau Papa) tahu kamu kadang merasa resah. Apa yang paling bikin kamu galau?” atau ”Kira-kira, Mama (atau Papa) bisa bantu apa kalau kamu lagi resah atau stres?” atau ”Menurut kamu, apa yang perlu Mama (atau Papa) lakukan supaya kita bisa lebih akrab?” Dengarkan jawabannya tanpa menyela.​—Prinsip Alkitab: Yakobus 1:19.

Bantu anak remaja Anda mengenali kelebihan-kelebihannya. Karena orang yang suka melukai diri sering kali berfokus pada kelemahan mereka, Anda mungkin bisa menganjurkan anak remaja Anda untuk mengenali sifat-sifat positifnya. Bahkan, Anda bisa menyarankan agar dia menulis setidaknya tiga hal yang ia sukai dari dirinya. ”Dengan nulis kelebihan-kelebihanku, aku jadi tahu kalau aku punya sifat-sifat baik,” kata wanita muda bernama Briana.b

Anjurkan anak remaja Anda untuk berdoa kepada Allah Yehuwa. Alkitab berkata, ’Lemparkan semua kekhawatiranmu kepadanya, karena ia memerhatikan kamu.’ (1 Petrus 5:7) ”Aku berusaha untuk curhat sama Allah Yehuwa,” kata Lorena, 17 tahun, ”khususnya kalau aku lagi kepingin banget melukai diri. Dengan berdoa, aku jadi bisa berusaha lebih keras lagi untuk menahan diri.”​—Prinsip Alkitab: 1 Tesalonika 5:17.

a Nama-nama dalam artikel ini telah diubah.

b Sering kali, kebiasaan melukai diri adalah gejala depresi atau gangguan lainnya. Dalam kasus seperti itu, bantuan medis mungkin perlu. Sedarlah! tidak menganjurkan metode perawatan tertentu. Namun, setiap orang Kristen hendaknya memastikan bahwa perawatan apa pun yang mereka jalani tidak bertentangan dengan prinsip Alkitab.

AYAT-AYAT KUNCI

  • ”Dengan perkataanmu hiburlah jiwa-jiwa yang tertekan.”​—1 Tesalonika 5:14.

  • ”Cepat mendengar, lambat berbicara.”​—Yakobus 1:19.

  • ”Berdoalah dengan tiada henti.”​—1 Tesalonika 5:17.

”AKU CERITA SAMA MAMA”

”Setelah aku enggak lagi punya kebiasaan menyayat diri, aku cerita sama Mama. Aku pikir dia bakal marah-marah, ternyata dia membantu banget. Dia justru sedih gara-gara aku merasa enggak bisa cerita masalahku sama dia. Dia pingin banget aku pulih. Aku merasa lebih enak setelah ngomong sama dia. Dia tunjukkan rasa sayangnya sama aku, dan memang cuma itu yang aku inginkan sejak awal.”​—Celia.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan