PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g17 No. 3 hlm. 8-9
  • Pentingnya Tugas di Rumah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pentingnya Tugas di Rumah
  • Sadarlah!—2017
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • TANTANGANNYA
  • YANG PERLU ANDA KETAHUI
  • YANG BISA ANDA LAKUKAN
  • Mengapa Saya Harus Mengerjakan Semua Tugas Rumah Tangga Itu?
    Sedarlah!—1989 (No. 29)
  • Bertanggung Jawab
    Sadarlah!—2019
  • Mendidik Anak Agar Pantang Menyerah
    Bantuan untuk Keluarga
  • Belajar untuk Melepas Anak-Anak Pergi
    Sedarlah!—1998
Lihat Lebih Banyak
Sadarlah!—2017
g17 No. 3 hlm. 8-9
Seorang anak kecil membereskan mainannya dan ayahnya mengecat dinding dapur

BANTUAN UNTUK KELUARGA | MEMBESARKAN ANAK

Pentingnya Tugas di Rumah

TANTANGANNYA

Ada keluarga yang mewajibkan anak-anak mengerjakan tugas di rumah, dan anak-anak melakukannya tanpa mengeluh. Di keluarga lain, orang tua tidak terlalu mengharuskan hal itu, dan si anak mengikutinya saja. Akibatnya, kemampuan anak jadi berkurang di berbagai bidang.

Para peneliti melihat hal ini khususnya di negeri-negeri Barat. Di sana, anak-anak hanya ingin menerima dan kurang suka memberi. Orang tua bernama Steven mengamati, ”Sekarang, anak-anak dibiarkan sibuk sendiri dengan video game, Internet, dan TV. Mereka hampir tidak diminta melakukan apa-apa.”

Bagaimana menurut Anda? Apakah tugas di rumah memang penting, bukan hanya agar rumah tetap terawat tapi juga untuk perkembangan si anak?

YANG PERLU ANDA KETAHUI

Beberapa orang tua ragu memberi anak mereka tugas, khususnya jika si anak sudah terlalu sibuk dengan PR dan kegiatan di luar sekolah. Tapi, pertimbangkan manfaatnya:

Anak bisa menjadi lebih dewasa. Anak yang mengerjakan tugas di rumah biasanya lebih berhasil di sekolah. Ini tidak mengherankan, karena hal itu membuat anak percaya diri, punya disiplin, dan kepribadian yang kuat. Semua ini sangat dibutuhkan di sekolah.

Anak akan senang melayani orang lain. Banyak yang melihat bahwa anak yang diwajibkan membantu di rumah kemungkinan besar akan suka membantu orang lain saat mereka dewasa. Ini tidak mengherankan, karena hal itu melatih mereka untuk mendahulukan kebutuhan orang lain. Steven, yang disebutkan tadi, menambahkan, ”Jika tidak diberi tugas, anak akan merasa bahwa mereka harus terus dilayani. Sewaktu bertumbuh dewasa, mereka tidak memahami bahwa tanggung jawab dan kerja keras sangat dibutuhkan dalam kehidupan.”

Keluarga akan semakin akrab. Dengan membantu di rumah, anak akan merasa sebagai bagian penting dari keluarga serta punya tanggung jawab terhadap keluarga. Pelajaran ini akan hilang jika orang tua lebih mementingkan kegiatan ekstra-kurikuler daripada tugas di rumah. Pikirkanlah, ’Apa gunanya anak saya akrab dengan tim sepak bolanya, tapi tidak akrab dengan tim keluarga?’

YANG BISA ANDA LAKUKAN

Mulailah sejak dini. Ada yang mengatakan bahwa orang tua perlu memberikan tugas saat anak berumur tiga tahun. Yang lain menyarankan umur dua tahun atau bahkan lebih muda. Intinya, anak kecil senang meniru dan bekerja bersama orang tua.​—Prinsip Alkitab: Amsal 22:6.

Berikan tugas sesuai umur. Misalnya, anak umur tiga tahun bisa membereskan mainan, mengelap tumpahan air, atau memisahkan cucian warna putih dari yang berwarna. Anak yang lebih besar bisa membersihkan rumah, mencuci kendaraan, dan membantu memasak. Sesuaikan tugas dengan kemampuannya. Anda mungkin tidak mengira bahwa anak Anda ternyata sangat bersemangat melakukan tugasnya.

Prioritaskan tugas di rumah. Mungkin ini sulit kalau anak Anda punya segunung PR setiap hari. Tapi, menurut buku The Price of Privilege, tidak memberikan tugas demi nilai yang bagus di sekolah adalah ”prioritas yang salah”. Seperti yang telah disebutkan, dengan mengerjakan tugas di rumah, anak bisa menjadi murid yang lebih baik. Dan ini melatihnya untuk siap berumah tangga jika dia sudah dewasa.​—Prinsip Alkitab: Filipi 1:10.

Ingatlah tujuannya, bukan hasilnya. Mungkin anak Anda lambat menyelesaikan tugasnya atau hasilnya kurang memuaskan. Meski begitu, tahan diri Anda; jangan ambil alih tugas itu. Tujuannya adalah agar anak Anda belajar bertanggung jawab dan menyukai tugas, bukan supaya hasilnya sebagus jika dikerjakan oleh orang dewasa.​—Prinsip Alkitab: Pengkhotbah 3:22.

Bantu anak memandang tugas dengan benar. Ada yang mengatakan bahwa dengan memberikan uang setelah si anak menyelesaikan tugasnya, kita mengajarnya untuk bertanggung jawab. Yang lain mengatakan bahwa itu justru membuat si anak hanya memikirkan apa yang bisa dia dapatkan daripada apa yang bisa dia berikan untuk keluarga. Dan, si anak bisa jadi tidak mau melakukan tugas jika dia sedang punya uang. Akibatnya, tujuan diberikannya tugas itu tidak tercapai. Pelajarannya? Lebih baik pisahkan tugas di rumah dengan pengaturan uang jajan.

AYAT-AYAT KUNCI

  • ’Latihlah anak menurut jalan untuknya; bahkan pada waktu ia tua, ia tidak akan menyimpang darinya.’​—Amsal 22:6.

  • ’Pastikan perkara-perkara yang lebih penting.’​—Filipi 1:10.

  • ”Tidak ada yang lebih baik daripada bahwa manusia hendaknya bersukacita atas pekerjaannya.”​—Pengkhotbah 3:22.

Steven dan Stephanie

”Tugas akan membuat anak merasa ikut berperan dalam keluarga. Setelah selesai membereskan rumah atau kebun, rasanya keluarga kami semakin akrab. Semuanya ikut bekerja, dan itu menyenangkan.”​—Steven.

”Dengan memberi putri-putri kami tugas sejak dini, mereka jadi sanggup menghadapi masalah sewaktu mereka dewasa. Kami mencoba mengajarkan bahwa keluarga itu satu tim dan semua bekerja sama. Saat kami, orang tua, menunjukkan sikap yang bagus dalam mengerjakan tugas, putri-putri kami pun berbuat yang sama.”​—Stephanie.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan