PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g20 No. 3 hlm. 10-11
  • Bertemanlah dengan Beragam Orang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bertemanlah dengan Beragam Orang
  • Sadarlah!—2020
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Masalahnya
  • Kata Alkitab
  • Manfaat Berteman dengan Beragam Orang
  • Yang Bisa Anda Lakukan
  • Mereka Berhasil Membuang Prasangka Buruk
    Sadarlah!—2020
  • Tunjukkan Kasih
    Sadarlah!—2020
  • Kenapa Aku Harus Meluaskan Pergaulan?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Memuaskan Rasa Lapar akan Persahabatan
    Sedarlah!—2004
Lihat Lebih Banyak
Sadarlah!—2020
g20 No. 3 hlm. 10-11
Di sebuah taman bermain, empat wanita yang berbeda ras sedang mengobrol sambil tertawa. Anak-anak mereka bermain bersama tidak jauh dari mereka.

Bertemanlah dengan Beragam Orang

Masalahnya

Kalau kita tidak mau berteman dengan orang dari kelompok yang tidak kita sukai, kita bisa semakin berprasangka buruk terhadap mereka. Dan kalau kita hanya berteman dengan orang yang sama seperti kita, kita bisa merasa bahwa tindakan dan cara berpikir kitalah yang paling benar.

Kata Alkitab

”Bukalah hati kalian lebar-lebar.”​—2 KORINTUS 6:13.

Apa artinya? ”Hati” bisa memaksudkan perasaan sayang kita. Jadi, ’membuka hati lebar-lebar’ berarti kita tidak hanya menyayangi orang yang sama seperti kita. Tapi, kita mau berteman dan tidak menutup diri dari orang yang berbeda dengan kita.

Manfaat Berteman dengan Beragam Orang

Setelah kita mengenal seseorang, kita jadi lebih mengerti alasan orang itu melakukan sesuatu yang berbeda dari kita. Dan kalau kita semakin akrab dengannya, kita akan mengerti bahwa dia tidak ada bedanya dengan kita. Kita jadi lebih menghargai dia dan bisa menyelami perasaannya.

Perhatikan contoh seorang wanita bernama Nazaré. Dia dulu berprasangka buruk terhadap para imigran. Bagaimana dia membuang prasangka buruknya? Dia berkata, ”Saya berteman dan bekerja bersama mereka. Ternyata, mereka sama sekali tidak seperti yang orang-orang katakan. Kalau kita berteman dengan orang yang budayanya berbeda dari kita, kita tidak akan mengkotak-kotakkan mereka. Malah, kita bisa menyayangi dan menghargai setiap orang apa adanya.”

Pengingat

Ada orang-orang yang punya kebiasaan yang bejat dan tidak jujur. Tindakan mereka bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena itu, kita perlu berhati-hati saat memilih teman. Memang, kita tidak akan bersikap kasar terhadap mereka yang berbeda pendirian dengan kita. Kita juga tidak akan berupaya membuat mereka kehilangan hak-hak mereka. Tapi, kita sebaiknya tidak berteman dengan mereka, dan itu tidak berarti kita berprasangka buruk terhadap mereka.​—Amsal 13:20.

Yang Bisa Anda Lakukan

Cobalah mengobrol dengan orang-orang yang suku, bahasa, atau negara asalnya berbeda. Anda bisa . . .

  • meminta mereka menceritakan tentang diri mereka.

  • mengajak mereka makan bersama.

  • memperhatikan apa yang mereka ceritakan, dan mencari tahu apa yang penting bagi mereka.

Kalau kita tahu apa saja yang sudah mereka alami, kita akan semakin mengerti tentang kepribadian mereka. Dengan begitu, kita bisa lebih berpikiran positif tentang mereka.

Kisah Nyata: Kandasamy dan Sookammah (Kanada)

”Kami dibesarkan di Afrika Selatan pada waktu sistem apartheid berlaku. Waktu itu, orang-orang yang berbeda ras tidak boleh tinggal di lokasi yang sama. Akibatnya, orang-orang semakin berprasangka buruk terhadap satu sama lain. Kami bukan orang kulit putih. Beberapa orang kulit putih memperlakukan kami dengan buruk. Jadi, kami paling tidak suka dengan orang kulit putih. Waktu itu, kami tidak merasa punya prasangka buruk, karena kami pikir kamilah yang jadi korban.

”Kami mau membuang prasangka buruk kami. Kami membuka diri dan berteman dengan orang yang berbeda-beda. Waktu berteman dengan orang kulit putih, kami jadi sadar ternyata kami punya banyak persamaan. Kami punya kehidupan dan masalah yang mirip.

”Kami bahkan mengundang sepasang suami istri kulit putih untuk menginap cukup lama di rumah kami. Kami jadi makin kenal mereka, dan kami langsung akrab. Kami sama-sama merasa tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Hasilnya, kami jadi punya pandangan yang positif tentang orang kulit putih.”

Mereka sekarang bersahabat

Johny dan Gideon menyapa anak-anak di luar Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa.

Johny dan Gideon berasal dari ras yang berbeda. Mereka dulu mendukung partai politik yang saling berlawanan. Tapi, mereka bisa bersahabat.

Tontonlah video Johny dan Gideon: Dulu Musuh, Kini Keluarga. Cari video ini di jw.org.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan