PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • te psl. 40 hlm. 163-166
  • Yesus Menyerahkan Kehidupannya bagi Kita

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yesus Menyerahkan Kehidupannya bagi Kita
  • Mendengar kepada Guru yang Agung
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Kita Harus Mengasihi Yesus?
    Belajarlah dari sang Guru Agung
  • Yesus Dibunuh
    Buku Cerita Alkitab
  • Apa Kerajaan Allah Itu? Cara Memperlihatkan Bahwa Kita Menginginkannya
    Belajarlah dari sang Guru Agung
  • Yesus Dijatuhi Hukuman Mati
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
Lihat Lebih Banyak
Mendengar kepada Guru yang Agung
te psl. 40 hlm. 163-166

Pasal 40

Yesus Menyerahkan Kehidupannya bagi Kita

TENTU kamu mempunyai beberapa sahabat karib, bukan?—Sekarang bayangkanlah seandainya mereka terancam bahaya besar sekali. Misalnya mereka berada di sebuah perahu yang akan tenggelam. Apakah kau ingin menyelamatkan mereka jika dapat?—Apakah kau tetap mau melakukannya sekalipun mungkin kau sendiri akan mati karena menolong mereka?—Seorang yang rela menyerahkan kehidupannya untuk menyelamatkan orang2 lain menunjukkan bahwa ia sangat mencintai mereka.

Yesus membuktikan bahwa ia mempunyai kasih seperti itu terhadap kita. Ia rela meninggalkan sorga dan dikirim ke bumi untuk mati bagi kita. Tahukah kau bahwa Yesus telah mati untuk kita?—

Maukah engkau mendengar bagaimana hal ini terjadi dulu?—Cobalah kita bayangkan se-olah2 kita ada di sana dan dapat melihat apa yang terjadi.

Saat itu sudah jauh malam pada suatu hari di musim semi di kota Yerusalem. Bulan purnama bersinar cemerlang. Kalau kita melihat ke arah kota, kita nampak Yesus dan rasul2nya sedang berjalan melalui sebuah pintu gerbang besar menuju luar kota. Mereka sampai di sebuah bukit yang disebut Bukit Zaitun, kemudian memasuki sebuah taman. Apakah kita akan mengikuti mereka?—

Kalau kita perhatikan terus, kita melihat Yesus meninggalkan murid2nya, kemudian ia berlutut untuk berdoa kepada Bapanya. Hal ini dilakukannya sampai tiga kali. Setiap kali ia kembali dan menyuruh murid2nya untuk berdoa juga. Mengapa? Apa yang akan terjadi?—

He, lihat! Kau lihat orang2 itu datang menuju taman? Beberapa di antaranya membawa lampu. Yang lain2nya membawa pentungan. Ada pula tentara bersenjatakan pedang. Mereka kelihatannya tidak ramah. Tentunya Yesus melihat mereka datang. Tidakkah lebih baik ia melarikan diri?—

Yesus melihat mereka, tetapi ia tidak melarikan diri. Sekarang serdadu2 itu datang lalu menangkap Yesus. Apakah ia akan membiarkan dirinya digiring pergi? Sebenarnya ia dapat meminta bantuan Bapanya. Allah dapat mengirimkan seribu malaikat sebagai bala bantuan. Seandainya kau adalah Yesus, apakah kau memanggil malaikat2 itu?—

Tetapi Yesus membiarkan dirinya ditangkap. Mengapa?—Karena ia rela mati untuk kita. Tetapi ada juga suatu alasan lain yang bahkan lebih penting. Ia menerangkan kepada rasul Petrus: ’Firman Allah harus tergenap.’ Soalnya di dalam Alkitab telah tertulis bahwa Yesus akan menyerahkan kehidupannya untuk umat manusia.

Sekarang murid2 Yesus menjadi takut dan lari. Tentara membawa Yesus kembali ke kota. Cobalah kita ikuti mereka dan menyaksikan apa yang terjadi.

Mereka membawa Yesus menghadap para imam kepala. Imam2 ini membenci Yesus karena ia telah memperlihatkan kepada orang banyak bahwa imam-imam itu sebenarnya tidak mengajarkan Alkitab.

Para imam mengadakan suatu pengadilan. Mereka memanggil orang2 yang menceritakan dusta tentang Yesus. Mereka memberi pertanyaan2 kepada Yesus untuk mencoba membuktikan bahwa ia telah melakukan suatu pelanggaran. Tetapi mereka tak dapat menemukan suatu bukti apapun untuk mempersalahkan Yesus. Lalu para imam bertanya kepada Yesus: ’Betulkah kamu Putera Allah?’ Yesus menjawab: ’Betul.’ Imam2 menjadi marah, lalu berkata: ’Ia bersalah! Ia mesti dihukum mati!’ Semua orang lain setuju. Maka beberapa di antara mereka mulai mempermainkan dan mengejek Yesus. Mereka meludahinya dan meninjunya. Apakah Yesus lalu mulai menyesal karena ia telah mengajarkan kebenaran dari Alkitab? Bagaimana perasaanmu seandainya kau yang mengalaminya?—

Yesus sama sekali tidak menyesal dan ia bahkan tidak mengeluh atau memukul kembali.

Fajar menyingsing. Yesus tidak tidur semalam suntuk. Sekarang imam2 menyuruh Yesus diikat, kemudian mereka membawanya menghadap gubernur Pilatus.

Mereka berkata kepada Pilatus: ’Yesus melawan pemerintahan. Ia mesti dihukum mati.’ Tetapi Pilatus dapat melihat bahwa sebenarnya imam2 itu berdusta. Maka Pilatus menjawab mereka: ’Aku tidak menemukan kesalahan apapun pada orang ini. Akan kulepaskan dia.’ Tetapi para imam dan orang banyak ber-teriak2: ’Jangan! Bunuh dia!’

Kemudian sesudah itu sekali lagi Pilatus mencoba mengatakan kepada orang2 bahwa ia hendak melepaskan Yesus. Tetapi atas hasutan para imam orang banyak ber-teriak2: ’Jika Tuan melepaskan dia, Tuan sendiri juga melawan pemerintahan! Bunuh dia!’ Suasana menjadi hiruk pikuk. Apa yang harus dilakukan oleh Pilatus?

Ia menyerah kalah. Terlebih dahulu ia menyuruh Yesus dicambuki. Kemudian diserahkannya Yesus kepada para serdadu untuk dihukum mati.

Mereka memberi Yesus sebatang tiang yang harus dipikulnya. Akhirnya tibalah mereka di sebuah tempat di luar kota yang disebut Tempat Tengkorak. Di sana mereka memaku tangan dan kaki Yesus kepada tiang itu. Kemudian tiang itu diberdirikan tegak sehingga badan Yesus tergantung padanya. Darah Yesus mengalir. Betapa besar sakit yang dirasakannya.

Yesus tidak mati seketika. Ia tergantung saja di tiang itu. Para imam kepala mengejeknya. Mereka berkata: ”Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” Tetapi Yesus mengetahui untuk maksud apa Bapanya telah mengirimnya. Ia tahu bahwa ia mesti menyerahkan kehidupannya yang sempurna, agar supaya kita semua dapat memperoleh kesempatan untuk mendapat kehidupan kekal. Akhirnya, kira2 pada jam tiga sore hari itu Yesus ber-seru2 kepada Bapanya dan meninggal.—Matius 26:36–27:50; Lukas 22:39–23:46; Yohanes 18:1–19:30.

Alangkah besar bedanya Yesus dengan Adam! Adam tidak menunjukkan kasih kepada Allah. Ia tidak taat kepada Allah. Demikian juga Adam tidak menunjukkan kasih terhadap kita. Karena dosa Adam, semua kita dilahirkan dengan mempunyai dosa dalam diri kita. Tetapi Yesus memperlihatkan kasih akan Allah dan kasih terhadap kita. Ia selalu mentaati Allah. Dan ia menyerahkan kehidupannya supaya ia dapat menyingkirkan segala akibat pedih dari perbuatan Adam atas diri kita.

Apakah kau mengerti betapa mulia perbuatan Yesus itu?—Apakah engkau berdoa kepada Allah, apakah kau mengucapkan syukur atas apa yang telah dilakukan oleh Putranya?—Dengan cara demikian kau menunjukkan bahwa kau menghargainya. Dan jika kita benar2 melakukan apa yang diperintahkan Guru yang Agung, kita bahkan lebih2 lagi memperlihatkan penghargaan atas perbuatan Yesus yang menyerahkan kehidupannya untuk kita.

(Untuk menambah penghargaan atas apa yang dilakukan Yesus bagi kita, bacalah Yohanes 3:16; Roma 5:8, 19; 1 Timotius 2:5, 6; Matius 20:28.)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan