Pasal 2
Dapatkah Tokoh2 Manusia Mendatangkan Perdamaian dan Keamanan yang Abadi?
1. Mengapa penting bahwa harapan kita akan perdamaian dan keamanan harus berdasarkan kenyataan dan kebenaran?
SUATU harapan yang sejati didasarkan atas kenyataan dan kebenaran. Harapan yang palsu hanyalah membutakan orang terhadap harapan yang sejati, mengelabui mereka. Di dalam masa krisis yang kita hadapi sekarang suatu harapan palsu mungkin bahkan akan merenggut nyawa seseorang.
2, 3. (a) Pertanyaan2 apakah berfaedah sekali untuk kita ajukan kepada diri sendiri mengenai problem2 yang tersangkut dalam usaha untuk mendatangkan perdamaian dan keamanan? (b) Pertanyaan2 apakah yang lebih jauh dihadapi oleh orang2 yang mengaku percaya akan Allah?
2 Oleh sebab itu kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah kita memang jelas melihat betapa gawatnya problem2 yang harus diatasi untuk menciptakan perdamaian dan keamanan yang sejati? Apakah kita menyadari betapa gawatnya keadaan kini? Bukti apakah sebenarnya yang meyakinkan bahwa cara2 orang untuk menanggulangi persoalan akan dapat mengimbangi tugas raksasa yang mereka hadapi itu?
3 Kita juga harus menjawab pertanyaan apakah mungkin untuk menaruh kepercayaan kita kepada para pemimpin dunia dan kepada Allah pada waktu yang bersamaan? Beberapa orang mengira bahwa hal itu mungkin saja. Mereka mengira bahwa usaha2 yang kini dilakukan orang untuk menciptakan perdamaian yang bertahan terus tentu mendapat dukungan Allah. Tetapi benarkah demikian halnya? Karena begitu banyak yang dipertaruhkan, bijaksanalah kalau kita menyelidiki fakta2nya.
KEGAWATAN DAN RASA TAKUT MENDESAK ORANG UNTUK BERTINDAK
4-6. Apakah sudah diinsyafi para pemimpin dunia mengenai seriusnya problem2 yang dihadapi oleh umat manusia?
4 Ber-ribu2 tahun lamanya orang telah berusaha menciptakan perdamaian dan keamanan, namun belum pernah mereka berhasil. Akan tetapi kini rupanya telah timbul suatu perkembangan baru yang menurut banyak kalangan akan memungkinkan orang untuk benar2 berhasil menggarap semua persoalan. Apakah gerangan perkembangan baru ini?
5 Yaitu bahwa untuk pertama kalinya para pemimpin dunia mulai mengakui bahwa mereka mesti memilih sendiri antara perdamaian sedunia atau bunuh-diri sedunia. Mereka semua setuju bahwa suatu perang nuklir yang total akan demikian luasnya menyebarkan maut sehingga tak ada siapa2 yang menang, melainkan semuanya akan kalah. Namun bukan sampai di situ saja, sebab banyak kalangan, terutama para sarjana ilmiah mengatakan bahwa yang kita hadapi sekarang adalah bahkan bahaya yang lebih besar yaitu dari pengotoran lingkungan hidup di seluruh dunia, belum lagi ”peledakan penduduk” yang mengakibatkan ancaman berupa bela kelaparan, bela sampar dan kericuhan yang semakin meluas. Menurut mereka tidak ada banyak waktu lagi yang tertinggal untuk melakukan suatu tindakan bersama oleh semua bangsa di seluruh dunia supaya kita terhindar dari suatu malapetaka sedunia. Sebagaimana dikatakan dalam suatu laporan dari kota Washington, D.C. (A.S.):
”Mendadak sekali di berbagai negeri secara terpisah satu sama lainnya—yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Swedia, Cekoslovakia, Uni Soviet, India, Jepang—tokoh2 yang berpengaruh mulai menyadari adanya suatu ancaman bahaya sebagaimana yang belum pernah dialami oleh manusia. Para ahli futurologi (ilmu mengenai masa depan) menyebutnya sebagai krisis dari segala krisis, pemuncakan (kulminasi) dari kekeliruan2 manusia yang tidak terhitung banyaknya.”—Washington Post.2
6 Orang2 ini menginsyafi bahwa sekalipun umat manusia mungkin masih dapat melampaui semua krisis ini satu demi satu, mustahil untuk menjamin kelangsungan hidup umat manusia jika semua krisis atau bahkan beberapa di antaranya menghantam kita sekaligus. Tetapi yang masih merupakan tanda tanya adalah, Apakah karena takut mengalami suatu malapetaka umat manusia benar2 akan mengakhiri semua perpecahan dan perselisihan mereka dan mulai menempuh suatu haluan yang mendatangkan perdamaian dan keamanan yang sejati?
DUNIA YANG BEBAS DARI PEPERANGAN BERKAT USAHA MANUSIA?
7-11. (a) Apa yang diperlihatkan oleh sejarah mengenai kesanggupan manusia untuk mengakhiri peperangan? (b) Apakah rasa takut akan peperangan atom merupakan dasar yang baik untuk perdamaian? (c) Apakah penanda-tanganan pakta2 perlucutan senjata atau perjanjian2 perdamaian menjamin perdamaian yang abadi atau tahan terus?
7 Atas dasar apakah kita dapat yakin bahwa tokoh2 manusia sanggup untuk benar2 mengakhiri peperangan? Apa yang diperlihatkan oleh sejarah?
8 Se-waktu2 memang pernah untuk beberapa tahun lamanya bola bumi ini bebas dari peperangan. Tetapi tidak begitu lama. Menurut perhitungan Hanson W. Baldwin, seorang analis militer, dalam jangka waktu 3.457 tahun sejarah yang tercatat, peperangan telah berkembang lebih dari 3.230 tahun, sedangkan perdamaian hanya dialami selama 227 tahun.3
9 Tetapi apakah ini tidak akan berubah mengingat betapa takutnya bangsa2 akan peperangan atom? Ingat, orang mulai takut akan senjata nuklir lebih dari seperempat abad yang lampau, yaitu ketika bom atom memusnahkan dua buah kota di Jepang. Tetapi apakah yang semenjak itu justru mereka lakukan terdorong oleh rasa takut mereka itu? Mereka justru menimbun semakin banyak senjata demikian dan bahkan tiada henti2nya menciptakan senjata2 lain yang jauh lebih ampuh untuk menyebarkan maut.
10 Tidakkah saudara setuju bahwa sebaliknya daripada menjamin perdamaian yang sejati, rasa takut karena ancaman akan diserang sesungguhnya menimbulkan kecurigaan dan ketegangan? Jika saudara berdamai dengan tetangga saudara hanya karena saudara tahu bahwa ia mempunyai senjata dan mengancam akan menggunakannya, apakah ini perdamaian yang sejati? Dapatkah saudara merasa aman untuk sejenak pun selama tetangga itu tinggal di samping saudara? Sebenarnya rasa takut demikian dengan mudah dapat membawa kepada perbuatan2 kekerasan yang ter-gopoh2 dan kurang berpikir. Jelaslah bahwa ”perimbangan kekuatan karena takut” yang telah diperkembangkan oleh para pemimpin dunia itu bukan merupakan dasar untuk perdamaian yang sejati.
11 Baiklah, bangsa2 boleh saja menandatangani pakta2 perlucutan senjata atau perjanjian2 perdamaian. Tetapi selama ber-abad2 sudah ber-ribu2 dokumen demikian yang ditandatangani. Namun, setiap kali apabila nafsu berperang menjadi cukup kuat, perjanjian2 itu ternyata tidak berharga sama sekali, dan menjadi sekedar kertas coretan. Apakah realistis untuk berpikir bahwa para pemimpin dunia dewasa ini akan berpegang janji apabila kepentingan2 nasional agaknya dirugikan? Lebih penting lagi, apakah saudara akan menggantungkan harapan saudara untuk hidup dalam perdamaian dan keamanan atas janji mereka untuk menjaga perdamaian?
12, 13. (a) Bagaimana nubuat Alkitab mengenai kegagalan manusia untuk mencapai perdamaian yang abadi ternyata cocok dengan kenyataan? (b) Apakah yang menurut Alkitab merupakan sumber peperangan yang sebenarnya?
12 Kalau begitu, bagaimana mengenai Alkitab? Apakah Alkitab menganjurkan kita supaya menggantungkan harapan dan keyakinan kita kepada usaha2 manusia untuk mendatangkan perdamaian, padahal segala bukti justru menunjukkan ketidak-sanggupan manusia untuk mencapainya? Sebaliknya Alkitab telah lama sekali memberitahukan di muka bahwa dengan usaha mereka sendiri manusia se-kali2 tidak akan dapat menciptakan perdamaian yang abadi atau bertahan terus. Alkitab memperingatkan di muka bahwa bahkan pada masa tepat sebelum kerajaan Allah akan menyapu bersih dari atas permukaan bumi semua orang yang tidak benar2 mencintai kebenaran, akan ada ”peperangan dan huru-hara,” di mana ’bangsa akan berbangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan’ dalam peperangan dunia. (Lukas 21:9, 10, 31; Wahyu 6:1-4) Pembantaian terbesar dan paling hebat dalam sejarah manusia telah terjadi dalam generasi kita dalam dua peperangan dunia. Dan semenjak berakhirnya Perang Dunia II telah terjadi lebih dari 300 peperangan atau pemberontakan bersenjata, rata2 satu setiap bulan! Apa yang dinubuatkan Alkitab ternyata cocok dengan apa yang sungguh2 telah terjadi. Alkitab ternyata tidak memberikan kita suatu harapan yang palsu.
13 Alkitab juga memperlihatkan di mana letak persoalan yang sebenarnya. Ia menunjukkan bahwa peperangan tidak disebabkan oleh peluru2 atau bom atau kapal perang melainkan oleh orang, yaitu karena sifat manusia yang mementingkan diri. (Yakobus 4:1-3) Supaya manusia dapat mencapai perdamaian yang abadi, mereka terlebih dahulu mesti merubah sifat orang2 di seluruh dunia. Tetapi mengingat catatan sejarah manusia selama ber-abad2, apakah saudara kira hal itu mungkin? Bagaimana dengan catatan sejarah dari generasi sekarang? Apakah catatan itu memberikan petunjuk bahwa perubahan demikian berada di ambang pintu—yaitu bahwa orang di mana2 mulai meninggalkan sifat mereka yang mementingkan diri, nasionalisme mereka yang memecah belah, rasialisme mereka, keserakahan mereka dalam perdagangan? Jelas tidak! Dan Alkitab dengan tepat mengatakan bahwa selama orang mengusahakan perdamaian hanya untuk dapat melanjutkan kegiatan mereka mengejar kepentingan diri sendiri maka mereka takkan pernah berhasil.—Yesaya 57:19-21; 59:7, 8.
DAPATKAH MANUSIA MENCEGAH MELEDAKNYA ”BOM PENDUDUK”?
14-17. (a) Bagaimana cepatkah pertambahan penduduk bumi, dan apakah artinya sehubungan dengan problem penyediaan makanan? (b) Apakah yang dikatakan oleh para sarjana ilmiah sendiri mengenai kesanggupan mereka untuk memecahkan persoalan ini?
14 Jumlah penduduk bumi mencapai angka satu milyar (seribu juta) orang untuk pertama kalinya pada permulaan abad ke-19. Menjelang tahun 1930 jumlahnya telah meningkat menjadi 2 milyar. Kini terdapat lebih dari 3,6 milyar orang di atas bumi, dan menurut taksiran angkat tersebut akan meningkat sampai lebih dari 6 milyar dalam 30 tahun yang akan datang! Apa artinya ini?
15 Artinya ialah bahwa setiap hari ada 200.000 mulut baru yang harus mendapat makan. Dan sebagian terbesar dari mereka ini terdapat di daerah2 di mana kemiskinan, kelaparan dan penyakit2 telah menimpa jutaan manusia. Seperti dikatakan oleh Georg Borgstrom, profesor ilmu pangan dari of Michigan State University (A.S.):
”Barangsiapa yang berpikir bahwa krisis protein sedunia dewasa ini akan berakhir dan beres sendiri hendaknya mengingat: jumlah orang yang lapar di dunia bertambah dua kali lebih cepat daripada mereka yang mendapat cukup makanan.”4
16 Tetapi bukankah para sarjana ilmu pertanian berhasil menemukan ”bibit2 unggul” padi, gandum dan jagung yang menghasilkan panen lebih besar, sehingga dikatakan merupakan suatu ”revolusi hijau”? Ya, tetapi apakah ini akan mengatasi problem kelaparan sedunia? Makin hari makin banyak akhli pangan sekarang berkata, Tidak. Banyak di antara mereka memperingatkan bahwa jenis padi2an unggul yang baru itu mungkin bahkan dapat ikut menyebabkan kelaparan. Mengapa? Sebuah laporan Kantor Berita Associated Press pada tahun 1971 berkata:
”Jenis2 baru hasil perkawinan bibit itu tidak sebegitu kebal terhadap jenis penyakit tanaman tertentu seperti jenis2 yang lebih tua. Kemungkinan selalu ada bahwa seluruh panen di suatu negeri—bahkan mungkin seluruh panen sedunia—dapat rusak sama sekali disebabkan suatu jenis penyakit tanaman yang baru. Ini hampir saja terjadi tahun yang lalu dengan panen jagung di Amerika Serikat.”5
17 Sesungguhnya justru para sarjanalah yang paling sering mendengungkan peringatan bahwa mereka tidak mengetahui cara untuk memecahkan persoalan. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang akhli biologi yang terkemuka:
”Sementara orang berpikir bahwa kita telah kalah dalam peperangan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk dunia, dan bahwa kita sudah dapat mengambil kesimpulan di muka bahwa menjelang tahun 1985 kita akan mengalami bela-kelaparan seluas bumi di mana ratusan juta orang akan mati kelaparan. Saya terpaksa mengakui bahwa pada saat ini saya memang tidak melihat satupun program kilat yang memungkinkan saya untuk membantah kesimpulan tersebut.”6
18-21. (a) Apakah yang diberitahukan sebelumnya oleh Alkitab mengenai keadaan2 ini? (b) Apakah problemnya akan teratasi dengan menghentikan pengeluaran uang untuk maksud militer? (c) Mengapakah keadaan yang demikian serius telah berkembang?
18 Walaupun dibekali dengan ilmu pertanian, masyarakat moderen ternyata tidak berhasil mencegah keadaan2 yang telah dinubuatkan oleh Alkitab. Dengan tepat sekali Alkitab telah menubuatkan timbulnya kekurangan pangan yang gawat dalam ukuran seluas dunia dalam masa ”kesudahan susunan perkara.”—Matius 24:3, 7; Wahyu 6:5-8.
19 Sebagian besar persoalan letaknya bukan terutama pada metode2 pertanian, melainkan pada masyarakat dan falsafah2 hidup mereka yang bertentangan dengan prinsip2 Alkitab. Selama ber-puluh2 tahun kini bangsa2 telah meng-hambur2kan uang dalam jumlah besar untuk mempersenjatai diri, padahal jutaan orang di seputar dunia mati kelaparan. Menurut salah satu laporan PBB dalam tahun2 belakangan ini bangsa2 telah melakukan pengeluaran uang sebesar $200 milyar (Rp. 80.000.000.000.000) setiap tahun untuk angkatan bersenjata mereka. Itu adalah lebih dari penghasilan bersama dalam setahun dari sepertiga jumlah penduduk seluruh dunia!
20 Sekalipun misalnya peningkatan kekuatan militer yang hebat itu dihentikan, akan tetap sulit untuk memecahkan persoalan karena kita berhadapan dengan sistem ekonomi dunia yang terpecah-belah. Sekalipun misalnya makanan tersedia, seringkali disebabkan keserakahan orang akan keuntungan yang besar pembagian makanan itu kepada pihak2 yang membutuhkan tidak mungkin. Di beberapa negeri pemerintah membayar para petani supaya jangan menghasilkan jenis2 tanaman tertentu dan supaya harga2 jangan merosot karena jumlah produksi meningkat maka kadang2 justru panen dimusnahkan.
21 Betapa bedanya semua ini dengan prinsip2 yang terdapat dalam Alkitab yang menganjurkan orang supaya bersikap penuh kasih terhadap orang2 yang sedang kekurangan. (Ulangan 24:19-21) Masyarakat manusia telah membangun sistem ekonomi mereka atas dasar sifat mementingkan diri dan sebaliknya daripada menciptakan perdamaian dan keamanan, kini telah terjadi perkembangan keadaan yang mengancam akan menimbulkan konsekwensi2 maut. Cepat atau lambat orang2 akan ’menuai apa yang telah mereka tabur,’ sebagaimana dikemukakan oleh Alkitab.—Galatia 6:7.
DAPATKAH MANUSIA BERDAMAI DENGAN BUMI?
22-25. (a) Bagaimana seriuskah problem pencemaran lingkungan alam? (b) Meskipun beberapa orang memandang ilmu pengetahuan manusia sebagai jawaban atas persoalan, apakah yang dikatakan oleh para sarjana ilmiah itu sendiri?
22 Ber-puluh2 tahun lamanya kini orang justru telah berperang dengan bola bumi di atas mana mereka hidup ini. Bagaimana caranya? Yaitu dengan pengotoran seluas dunia. Pengotoran atau polusi adalah sampah2 beracun yang dihasilkan oleh manusia dan makin memenuhi persediaan air manusia, udara yang dihirupnya dan makanan dan dimakannya, sampai2 orang tak dapat menyingkirkannya lagi. Demikianlah manusia telah menimbulkan ancaman bahaya terhadap elemen2 paling utama yang diperlukan untuk dapat hidup.
23 Orang2 yang mengharapkan bahwa manusia akan dapat mendatangkan perdamaian dan keamanan berkata bahwa manusia pasti akan dapat menemukan jalan untuk mengatasi krisis ini seperti yang sudah2. Mereka percaya bahwa ilmu pengetahuan manusia akan menyediakan cara pemecahannya.
24 Tetapi, sekali lagi, justru kalangan yang paling sangsi dewasa ini adalah para sarjana ilmiah itu sendiri. Perhatikan pernyataan berikut ini:
”Dr. William D. McElroy, direktur National Science Foundation yang berakhir masa jabatannya berkata baru2 ini bahwa reaksi pendapat normal orang terhadap ancaman polusi adalah bahwa manusia telah berhasil mengatasi bahaya2 lain sebelumnya dan pasti akan berhasil lagi. Sayang sekali ini ’sama sekali tidak selaras dengan kenyataan2 yang ada. Sesungguhnya sekarang kelangsungan hidup manusia dalam suatu tata-masyarakat yang dapat diterima umum sama sekali tidak terjamin . . . Bunuh diri melalui pengrusakan lingkungan hidup benar2 suatu kemungkinan yang nyata.’”—Atlanta Journal.7
25 Manusia sanggup menciptakan dan melakukan produksi massal mesin2, sehingga menghasilkan masyarakat industri. Tetapi di dalam menggunakan mesin2 tersebut mereka merusak lingkungan hidup mereka sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Dr. René Dubos, seorang akhli terkemuka di bidang polusi:
”Menurut pendapat saya tidak ada kemungkinan sedikitpun untuk menyelesaikan problem polusi—ataupun bahaya2 lain yang mengancam kehidupan manusia—jika kita menerima gagasan bahwa teknologilah yang akan menentukan masa depan kita.”8
26-28. (a) Apakah Alkitab telah menubuatkan bahwa keadaan yang demikian gawat akan timbul sehubungan dengan bola bumi ini? (b) Apakah sebenarnya pangkal sebab problem polusi ini? (c) Di dalam mengatasi problem polusi, para sarjana manusia belum memiliki pengetahuan penting manakah, tetapi siapa yang memiliki pengetahuan demikian?
26 Lagi2 Alkitab telah menubuatkan ketidak-bijaksanaan manusia telah memanfaatkan kekayaan alam. Nubuat dalam Wahyu 11:18 menceritakan di muka mengenai saatnya manakala Allah terpaksa harus mengambil tindakan ”untuk membinasakan mereka yang merusak bumi.”
27 Dan sekali lagi jelaslah bahwa secara tepat Alkitab menyoroti apa yang merupakan sumber yang sebenarnya dari problem manusia mengenai polusi itu. Apakah sumbernya adalah industri dan mesin2? Bukan itu yang terutama. Yang terutama adalah masyarakat itu sendiri yang menyebabkan polusi. Mereka mengotori alam karena keinginan mereka yang mementingkan diri atau masa bodoh atau ke-dua2nya. Mereka telah membina sistim perekonomian yang sekarang ini guna memenuhi keinginan2 mereka, tetapi sekarang mereka melihat bahwa sistim ini justru merampas mereka dari perkara2 yang mereka perlukan guna dapat menikmati kehidupan.
28 Memang dewasa ini banyak dibicarakan mengenai ekologi dan penyelidikan mengenai lingkungan alam. Tetapi para sarjana ilmiah hingga kini masih belum mengerti bagaimana segala ”eko-sistim” (hubungan2 biologis pada hal mana kehidupan bergantung) dari bumi itu bekerja. Majalah Time mengatakan mengenai segala eko-sistim tersebut:
”Yang paling sederhana sekalipun adalah demikian rumit sehingga komputer yang terbesarpun tidak sanggup menguraikannya sepenuhnya.”9
Orang2 mengakui bahwa mereka tidak mengerti ekologi bumi yang serba rumit itu. Tetapi Allah mengetahuinya, sebab Dialah yang menciptakannya. Tidakkah bijaksana dan praktis untuk mengharap kepada Pencipta dari semua hal ini untuk memecahkan persoalan2 itu?
KEAMANAN DENGAN MEMBASMI KEJAHATAN
29-31. (a) Seberapa luaskah problem kejahatan? (b) Mengapa kejahatan tidak lenyap dengan diciptakannya undang2? (c) Apakah yang menunjukkkan bahwa kemakmuran materi tak akan memecahkan persoalan?
29 Meskipun polusi mengancam sendi2 utama yang memungkinkan manusia itu hidup, yang menimbulkan ketakutan sebagian terbesar orang2 adalah meningkatnya kejahatan. Secara lambat laun kejahatan merampas keamanan pribadi semakin banyak orang, bukan saja di kota2 besar, tetapi juga di kota2 kecil dan daerah pedalaman. Bukan saja harta benda yang tidak aman lagi, tetapi kadang2 bahkan tubuh mereka sendiri. Dapatkah orang2 menciptakan keamanan dari bahaya2 ini bagi saudara?
30 Dapatkah mereka melakukan ini dengan membuat undang2 yang baru? Sebenarnya jumlah hukum2 yang tertulis dalam buku undang2 di seluruh dunia sudah berjumlah ratusan, bahkan ribuan. Namun semua undang2 itu belum berhasil mencegah peningkatan kejahatan. Seringkali korupsi yang sudah mendarah-daging terdapat juga di kalangan penegak hukum sendiri. Ketidak-jujuran di kalangan tinggi seringkali menghapuskan kebaikan dari usaha para petugas penegak hukum yang masih jujur. Dan kenyataan masih tetap bahwa kebenaran dan keadilan tidak mungkin disuntikkan ke dalam hati orang2 melalui undang2.
31 Apakah harapan untuk memecahkan persoalan ini terletak pada metode2 baru yang ditemukan untuk mencium dan mencegah kejahatan? Setiap kali metode baru diketemukan, penjahat2 lebih pandai lagi menemukan cara untuk mengatasinya. Kalau begitu, apakah dengan bertambahnya kemakmuran dalam ”zaman baru” buatan manusia problemnya akan dapat dipecahkan? Pasti akan merupakan suatu kesalahan untuk menyimpulkan bahwa kejahatan hanya terdapat pada lapisan2 masyarakat yang berpenghasilan lebih rendah. Perhatikanlah misalnya laporan berikut:
”Jumlah kejahatan yang dilakukan orang2 di kalangan bisnis dan profesi di Australia telah meningkat secara mengejutkan sekali dalam dua tiga tahun yang lampau.”—The Australian.10
Demikian juga New York Times melaporkan bahwa pencurian di daerah permodalan Wall Street benar2 seperti ”perlombaan ramai2,” dengan menambahkan: ”Semuanya mencuri—ya para pesuruh, ya para jurutulis, dan bahkan tenaga pengawas.”11 Fakta2 menunjukkan bahwa angka2 kejahatan yang tertinggi terdapat pada bangsa2 yang telah mempunyai industri yang maju. Belum lagi kita berbicara mengenai semakin meluasnya bahaya narkotika.
32. Apakah nubuat Alkitab mengenai keadaan ini sudah tergenap?
32 Apa yang kini sedang terjadi adalah tepat sebagaimana diberitahukan sebelumnya oleh nubuat2 Alkitab: ”Ketahuilah olehmu bahwa pada hari2 terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan . . . tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, . . . lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” (2 Timotius 3:1-4) Yang terutama menarik perhatian adalah bahwa keadaan2 tersebut dinubuatkan akan berlaku di kalangan orang yang mengaku beriman kepada Allah, tetapi terbukti memungkiri pengakuan mereka. (2Tim 3 Ayat 5) Dan bukankah kita melihat sekarang bahwa justru negeri2 ”Kristen”lah yang paling hebat dilanda oleh kejahatan maupun gejala2 kemerosotan sosial lainnya? Yesus juga menubuatkan bahwa ”kejahatan akan ber-tambah2” selama masa tepat sebelum kerajaan Allah akan menumpas orang2 jahat guna menjadikan bumi ini sebuah tempat yang akan ’diwarisi oleh orang2 yang berperangai lembut.’ Bahwa ”kejahatan ber-tambah2” memang merupakan fakta di zaman sekarang.—Matius 24:12; 5:5.
PROBLEM2 YANG PALING BESAR
33-38. (a) Sekalipun orang2 sanggup memecahkan segala persoalan yang telah dibahas sebegitu jauh, ancaman2 lain yang lebih besar manakah terhadap perdamaian dan keamanan yang belum lenyap? (b) Gambaran apakah mengenai masa depan yang dilihat oleh para penyelidik ilmu kedokteran dalam hal menanggulangi penyakit2 utama yang diderita oleh umat manusia?
33 Tetapi umpamakanlah bahwa orang2 akan sanggup memecahkan problem peperangan, kemiskinan, kelaparan, polusi, kejahatan dan narkotika. Apakah hal ini akan mendatangkan perdamaian dan keamanan sepenuhnya? Tidak, sebab masih ada yang kurang. Penyakit dan kematian masih tetap merupakan ancaman terhadap keamanan saudara yang belum dapat diatasi. Terus terang saja, apa artinya atau gunanya ketenteraman saudara yang bebas dari segala problem lainnya jika saudara pada suatu waktu menyaksikan anggota keluarga yang kekasih jatuh sakit kemudian mati, atau sekiranya saudara mengalami tubuh saudara sendiri diserang oleh suatu penyakit yang mengakibatkan kematian?
34 Memang akhir2 ini kemajuan2 yang mengesankan telah dicapai dalam ilmu kedokteran. Tetapi keamanan sungguh2 apakah yang kita peroleh daripadanya? Bagaimana pengakuan para akhli kedokteran itu sendiri?
35 Menurut sebuah laporan dalam Wall Street Journal,’12 di bawah judul ”Kekalahan Ilmiah dalam Peperangan Melawan Penyakit2 di Negeri2 Miskin,” diperlihatkan bahwa tiga macam penyakit (malaria, trakhoma, schistosomiasis) kini menjangkiti 800 juta orang di dalam negeri2 tersebut. Dan menurut laporan2 kesehatan rupanya jumlah penderita semakin lama semakin bertambah. Jadi hampir seperempat jumlah penduduk dunia kini menderita karena tiga penyakit itu saja.
36 Bagaimana mengenai negeri2 yang lebih makmur? Di sini penyakit jantung adalah penyebab utama dari kematian. Pada suatu konperensi tentang Kelaparan dan Kekurangan Gizi baru2 ini penyakit jantung disebut sebagai suatu ”epidemi.” Di negeri Kanada satu dari antara setiap empat orang dewasa ini mengidap penyakit itu. Di Amerika Serikat lebih dari 50 persen angka kematian tiap tahun adalah karena penyakit jantung, dan banyak orang yang masih muda yang kini juga menderita penyakit tersebut. Namun demikian menurut sebuah laporan di surat kabar New York Times, ”Dr. Moses, pejabat American Heart Association, berkata bahwa para dokter menginsyafi bahwa mereka tak mungkin akan dapat ’membasmi’ penyakit jantung.”13
37 Jumlah penderita dari penyakit kanker yang amat ditakuti itu juga semakin hari semakin bertambah. Bagaimana kemungkinan2 untuk meringankan penderitaan orang? Profesor para Akhli Bedah dari Universitas Kolumbia, Harry Grundfest berkata: ”Kita baru mempunyai petunjuk samar2 mengenai ciri2 dari problem penyakit kanker—apa lagi mengenai cara untuk mengobatinya.”14
38 Bahkan mereka yang paling antosias di bidang ilmu kedokteran sendiri mengakui bahwa semasa hidup kita kemungkinan kecil sekali bahwa orang akan dapat menemukan cara2 untuk mengobati penyakit jantung, kanker, malaria dan penyakit2 lain yang paling membahayakan kehidupan. Sekalipun mereka akan berhasil dalam hal ini, mereka menginsyafi bahwa ini masih tetap tidak akan menolong untuk memperpanjang umur rata2 dari kebanyakan orang. Orang2 masih tetap akan menjadi tua dan kemudian mati. Maka apa sebenarnya harapan yang dapat ditawarkan orang untuk mengamankan kita dari penyakit, proses hari tua dan kematian?
39. Di manakah kita dapat mencari tahu apa sebabnya kehidupan manusia demikian singkat dan penuh dengan berbagai persoalan?
39 Meskipun ditulis ribuan tahun yang lalu, betapa tepatnya kata2 yang terdapat dalam Alkitab di Ayub 14:1, 2 masih berlaku pada waktu ini: ”Adapun manusia yang diperanakkan oleh perempuan itu sedikit juga hari hidupnya dan ber-puas2 ia dengan kesukaran. Ia seperti bunga sekuntum baharu berkembang lalu dipetik orang; ia lenyap seperti bayang2 dan tiada tahan lama.” Alkitab juga memperlihatkan apa sebabnya demikian dan menyingkapkan apa sebenarnya penyebab utama yang tidak nampak dari semua problem manusia, sebagaimana akan kita tinjau kemudian.
DI MANA SAUDARA AKAN MENARUH HARAPAN SAUDARA?
40, 41. Mana yang saudara percaya—bahwa adalah lebih realistis untuk mengharapkan manusia akan memecahkan persoalan2 yang dihadapi oleh umat manusia, atau bahwa hanya Allah yang dapat melakukan ini? Mengapa?
40 Oleh sebab itu, terus terang saja, apakah cukup realistis untuk menaruh harapan kepada para pemimpin dunia atau orang2 lain untuk memecahkan problem2 yang dihadapi oleh manusia? Ataukah lebih realistis untuk menaruh harapan kepada cara memecahkan persoalan seperti diterangkan Alkitab, yaitu dengan tindakan Allah sendiri melalui suatu pemerintahan surgawi yang adil dan benar? Lama berselang penulis Zabur yang terilham telah menulis kata2 berikut ini:
”Jangan kiranya kamu harap pada raja2, pada anak Adam, yang tiada selama padanya. Bahwa putuslah nyawanya kelak dan ia pun kembali kepada tanah asalnya; maka pada hari itu juga hilanglah segala cahayanya. Berbahagialah orang yang beroleh Allah Yakub akan penolongnya, yang menaruh harapnya pada Tuhan [Yehuwa] Allahnya, yang telah menjadikan langit dan bumi, dan laut serta dengan segala isinya.”—Mazmur 146:3-6.
41 Janganlah se-kali2 dilupakan bahwa tidak soal bagaimana tulus ikhlasnya mereka atau bagaimana besar pengaruh kekuasaan mereka sebagai pemimpin2 dunia, mereka semuanya adalah mahluk2 yang akan mati. Sedangkan menyelamatkan diri sendiri saja tidak dapat, bagaimana lagi mereka dapat menyelamatkan orang lain?