PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tp73 psl. 4 hlm. 42-51
  • Kebinasaan Dunia Terlebih Dahulu—Kemudian Perdamaian Sedunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebinasaan Dunia Terlebih Dahulu—Kemudian Perdamaian Sedunia
  • Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • APA YANG DINUBUATKAN ALKITAB MEMBERI HARAPAN
  • MENGAPA SUSUNAN DUNIA INI HARUS DISINGKIRKAN SUPAYA PERDAMAIAN SEJATI TERCIPTA
  • MANFAAT2 YANG DIPEROLEH
  • Sesudah Kebinasaan Dunia—Barulah Perdamaian Sedunia
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Siapa Yang Akan Diselamatkan?
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Siapa Saja yang Akan Selamat?
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Berkat-Berkat yang Mulia dari Allah Sudah Dekat!
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
Lihat Lebih Banyak
Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
tp73 psl. 4 hlm. 42-51

Pasal 4

Kebinasaan Dunia Terlebih Dahulu—Kemudian Perdamaian Sedunia

1-3. (a) Apakah kehancuran dunia mengenai mana para pemimpin manusia dewasa ini memberi peringatan? (b) Mengapa bukan itu yang dimaksudkan oleh Alkitab dengan kehancuran dunia yang meratakan jalan untuk perdamaian dan keamanan yang abadi di atas bumi?

MENURUT nubuat Alkitab, sebelum umat manusia dapat benar2 menikmati perdamaian yang abadi, suatu kehancuran sedunia harus terjadi lebih dahulu. Mengapa harus demikian? Menurut nubuat, dari manakah kebinasaan itu datang kelak? Dan apakah akibat2nya bagi manusia penghuni bola bumi ini?

2 Terlebih dahulu kita mesti mengerti bahwa kebinasaan dunia yang dinubuatkan oleh Alkitab tidak sama dengan malapetaka dunia tentang mana pemimpin2 dunia dan sarjana2 ilmiah tertentu dan lain2nya memperingatkan. Malapetaka yang mereka maksudkan adalah dalam bentuk bela kelaparan di-mana2, bela sampar, polusi atau perang nuklir atau beberapa di antara perkara ini secara serentak. Namun malapetaka demikian mustahil akan meratakan jalan untuk terciptanya perdamaian dan keamanan yang abadi di atas bola bumi ini? Mengapa?

3 Sebab malapetaka demikian hanya akan menghancurkan bola bumi ini seluruhnya sehingga tidak mungkin dihuni lagi, misalnya karena pengotoran radiasi disebabkan suatu perang total. Atau paling2 akan ada beberapa orang yang selamat namun mempunyai sifat2 yang tidak lebih baik—malahan mungkin lebih buruk—daripada mereka yang tewas. Keselamatan melewati malapetaka demikian bersifat untung2an, sedangkan kemungkinan besar orang2 miskinlah yang akan menjadi korban2 yang pertama. Bagaimana saudara dapat merasa pasti bahwa saudara akan termasuk di antara mereka yang selamat melampaui malapetaka sedunia demikian? Sekalipun misalnya saudara termasuk di antara mereka yang selamat, bagaimana saudara dapat mengharapkan bahwa kehidupan selanjutnya tidak akan kembali mengalami ketidak-pastian yang sama seperti sekarang sebagai akibat dari segala macam kerusuhan?

APA YANG DINUBUATKAN ALKITAB MEMBERI HARAPAN

4. Siapakah yang akan dibinasakan dalam kehancuran dunia yang di-sebut2 dalam Alkitab?

4 Kebinasaan dunia yang dinubuatkan oleh Alkitab bersifat selektip dan langsung mengenai sasarannya. Ia bukan sekedar suatu malapetaka yang datang sebagai ”pemuncakan dari kesalahan2 manusia yang tiada terhingga.” Sebaliknya daripada membawa maut kepada semua orang secara buta, peristiwa itu akan membersihkan bumi ini dari orang2 yang memang benar2 patut dibinasakan, orang2 yang bertanggung-jawab atas keadaan2 bumi yang buruk ini. Ini akan selaras dengan prinsip ilahi di Amsal 2:21, 22:

”Karena orang2 saleh akan mendiami bumi dan orang yang tulus hatinya akan tinggal tetap padanya; tetapi segala orang fasik itu akan ditumpas dari atas bumi dan segala orang yang hianatpun akan tercabut daripadanya.”

5, 6. (a) Apakah yang akan terjadi dengan bumi ini sendiri selama kehancuran dunia tersebut? (b) Dalam hubungan ini, bagaimana keadaannya akan sama ”seperti pada zaman Nuh”?

5 Jadi, apa yang akan dibinasakan? Banyak orang mengira Alkitab menubuatkan bahwa seluruh bola bumi dan segala sesuatu di atasnya akan terbakar habis. Tetapi tidak demikian halnya. Yesus Kristus sendiri berkata: ”Berbahagialah segala orang yang lembut hatinya, karena mereka itu akan mewarisi bumi.” (Matius 5:5) Tentu ’warisan’ itu tak akan dibakar habis menjadi abu yang tiada bernyawa! Alkitab juga memberikan jaminan Allah yang pasti bahwa bola bumi ini akan tetap tinggal selama2nya sebagai tempat kediaman manusia.—Mazmur 104:5; Yesaya 45:18; Matius 6:9, 10.

6 Sesuai dengan ini Alkitab menyebut tentang adanya orang2 yang selamat tertinggal di atas bumi sesudah lewatnya kebinasaan tersebut. (Wahyu 7:9, 10, 13, 14) Yesus Kristus berkata bahwa ”sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikianlah pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Tatkala kebinasaan sedunia terjadi di zaman Nuh juga ada orang2 yang selamat.—Matius 24:37; 2 Petrus 2:5, 9.

7. Apakah sebenarnya yang akan diahiri pada waktu itu?

7 Jadi, yang dibinasakan adalah susunan perkara2 sedunia yang telah dibentuk oleh manusia di atas bumi—berikut semua pendukungnya yang tidak mengharap kepada Allah dan pemerintahan yang dijanjikannya untuk bumi ini. (Mazmur 73:27, 28) Oleh sebab itu, di mana beberapa terjemahan Alkitab menggunakan istilah ”kiamat dunia,” atau ”akhir dunia”, terjemahan2 lain dengan lebih tepat menterjemahkan istilahnya dalam bahasa aslinya (Yunani) sebagai ”akhir zaman” (NE), ”kesudahan zaman” (Ro), ”kesudahan susunan perkara2.” (NW).—Matius 24:3.

8. (a) Dari manakah kebinasaan itu akan datang? (b) Hal ini harus terjadi sebelum susunan dunia yang sekarang mencapai keadaan bagaimana?

8 Yang mendatangkan kebinasaan dunia nanti bukannya manusia sendiri, melainkan Allah Yehuwa. Bukan krisis2 moderen seperti polusi, bela kelaparan dan sebagainya sebagai akibat kebodohan, kesalahan dan kebejatan manusia yang nantinya akan membawa kebinasaan. Semua hal itu hanyalah merupakan bukti betapa serakah dan gagalnya sama sekali susunan dunia yang sekarang ini. Semua hal itu menyediakan suatu alasan yang adil dan benar bagi Allah Yehuwa untuk menumpas susunan itu sama sekali. Ia telah berjanji bahwa ia akan mengambil tindakan demikian sebelum susunan dunia yang sekarang ini mencapai tahap yang benar2 ambruk atau mulai menghancurkan dirinya sendiri. (Wahyu 11:17, 18) Tetapi apakah tindakan yang demikian drastis merupakan satu2nya jalan?

MENGAPA SUSUNAN DUNIA INI HARUS DISINGKIRKAN SUPAYA PERDAMAIAN SEJATI TERCIPTA

9, 10. Bagaimanakah sejarah manusia memperlihatkan bahwa sesuatu yang lebih drastis diperlukan daripada sekedar merubah susunan dunia yang sekarang ini?

9 Mungkin beberapa orang berpikir bahwa cukuplah kalau Allah mengadakan perubahan2 dalam susunan dunia sekarang ini, daripada sama sekali menghancurkannya. Tetapi Alkitab memperlihatkan bahwa secara realistis Allah mengetahui bahwa susunan perkara2 dunia ini tidak mungkin dapat diperbaiki lagi.

10 Pertimbangkanlah sendiri berapa ratus perubahan yang pernah diadakan oleh orang2 selama ber-abad2. Cobalah ingat segala macam bentuk pemerintahan yang pernah diperkembangkan oleh manusia—pemerintahan-kota, monarki, demokrasi, pemerintahan komunis dan sosialis, bahkan pemerintahan diktator. Ingatlah betapa seringnya penguasa yang memerintah atau bahkan seluruh pemerintahan diturunkan kemudian diganti dengan yang baru—melalui pemilihan umum, melalui kudeta, melalui revolusi—tetapi semuanya tanpa menghasilkan sesuatu yang untuk se-lama2nya memecahkan problem2 umat manusia. Bahkan tokoh2 manusia yang bermaksud baik dan berusaha memperbaiki nasib manusia mendapat bahwa usaha2 mereka terhalang karena sistim dunia dalam mana mereka sendiri telah terjebak. Sebagaimana seorang penguasa zaman dulu mengalami sendiri, oleh usaha manusia sendiri ”barang yang bengkok itu tiada dapat di[lurus]kan.”—AlkatibPengkhotbah 1:14, 15.

11-13. (a) Apakah yang menghalangi orang untuk mengadakan perubahan2 demi kebaikan seluruh umat manusia? (b) Sebab itu, bagaimana kita dapat menggambarkan seberapa jauh kiranya perubahan perlu dilakukan?

11 Kota2 besar di dunia misalnya kini dipusingkan oleh begitu banyak problem, namun orang2 tidak dapat membongkar kota2 itu dan mulai lagi dari permulaan. Demikian pula halnya dengan seluruh sistim perekonomian dan industri sedunia. Sifat mementingkan diri dan nasionalisme merongrong dan menghalangi setiap perubahan baik apapun untuk seluruh umat manusia.

12 Jadi seluruh sistim dunia itu dapat diumpamakan seperti sebuah rumah yang dibangun atas pondamen yang buruk disebabkan perencanaan kurang baik dan bahan2 bangunan yang tidak memenuhi syarat. Apa gunanya kita merubah susunan perabot2 di dalam rumah itu atau memperbaiki atau merubah bentuk rumah itu? Selama rumah itu berdiri, problem2nya tidak akan lenyap dan rumah itu semakin lama menjadi semakin bobrok. Satu2nya jalan yang masuk akal adalah merombaknya sama sekali dan membangun rumah yang baru di atas suatu pondamen yang baik.

13 Yesus Kristus memakai suatu perumpamaan yang hampir sama ketika ia mengatakan bahwa ”anggur yang baru tidak akan diisikan ke dalam kantong kulit yang tua.” Kantong kulit yang tua itu akan pecah karena anggur yang baru itu. (Matius 9:17) Sebab itu Yesus tidak mencoba merubah susunan perkara2 Yahudi semasa hidupnya itu, melainkan ia mengabarkan kerajaan Allah sebagai satu2nya harapan untuk perdamaian dan keamanan. (Lukas 8:1; 11:2; 12:31) Demikian juga pada waktu kita ini Allah Yehuwa tidak akan sekedar memberi wajah baru atau merubah susunan dunia sekarang, sebab hal itu toh tak akan mendatangkan faedah yang kekal.

14. Apakah per-undang2an yang baru akan membikin orang cinta akan kebenaran?

14 Firman Allah menitik-beratkan kebenaran bahwa mustahil untuk melaksanakan keadilan, dan kebenaran dalam hati orang melalui undang2. Jika mereka memang tidak suka apa yang benar, undang2 manapun juga tak akan dapat menanamkannya ke dalam hati mereka. Di Yesaya 26:10 kita membaca: ”Jikalau dilakukan kasihan kepada orang fasik, tiada juga ia belajar membuat barang yang benar, melainkan salah jua perbuatannya di dalam negeri yang se-mata2 betul, dan tiada dipandangnya akan kebesaran Tuhan.”—Bandingkan Amsal 29:1.

15, 16. Bagaimanakah kurangnya kasih kebanyakan orang terhadap apa yang benar jelas terlihat dari sikap reaksi mereka terhadap kehendak Allah?

15 Adalah kenyataan yang tak dapat disangkal bahwa banyak orang lebih senang dengan sistim yang sekarang meskipun segala kegagalan keburukannya—daripada harus berpaling kepada kebenaran dan menundukkan diri kepada pemerintahan Allah. Meskipun menyaksikan korupsi dan tipu daya dari sistim2 politiknya, ke-sia2an dari semua peperangan, kemunafikan dari agama2 dunia dan bukti2 yang jelas bahwa teknologi ilmiahnya telah menimbulkan banyak problem daripada yang dipecahkannya—meskipun semuanya itu, banyak orang menolak untuk memandang kepada Allah dan kerajaanNya sebagai sumber yang sejati untuk perdamaian dan keamanan. Mereka sama seperti bangsa Israil mengenai siapa Allah berkata: ”Bahwa segala nabi bernubuat dengan dusta dan segala imampun merajalela oleh kuat tangannya dan segala umatkupun suka akan yang demikian, tetapi apakah akal kamu pada akhir kelak?”—Yeremia 5:31; Yesaya 30:12, 13.

16 Meskipun saudara mungkin merasa hal itu sulit untuk dimengerti, saudara sendiri telah melihat bagaimana orang2 biasanya selalu mengabaikan segala bukti bahwa suatu haluan yang mereka tempuh adalah salah. Pasti saudara pernah melihat orang yang tetap melakukan praktek2 dan kebiasaan2 yang tertentu yang sebenarnya mereka tahu membahayakan bagi kesehatan dan keamanan mereka dan keluarga mereka, dan mereka dengan keras menolak bantuan apapun yang diberikan oleh orang lain supaya mereka dapat merubah adat kebiasaan mereka. Tetapi apabila orang menolak nasehat dan bimbingan dari Allah, ini jauh lebih serius. Orang2 yang melakukan hal ini memperlihatkan bahwa mereka sebenarnya tidak mencintai kebenaran dan keadilan. Sebab itu Alkitab berkata mengenai orang2 demikian: ”Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. . . . Sebab apa yang tidak nampak daripadaNya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Rum 1:18-20, TB) Mengenai orang yang seperti itu Yesus Kristus berkata: ”Sebab hati bangsa ini telah tebal bergemuk, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga [Allah] menyembuhkan mereka.”—Matius 13:15, TB.

17. Jika memang benar bahwa Allah tidak merasa senang untuk mendatangkan kebinasaan atas umat manusia, mengapakah ia masih melaksanakannya juga?

17 Sudah sepantasnya, kesabaran dan belas kasihan Allah ada batasnya. Jika tidak, di mana nantinya kasihNya akan orang2 yang benar? Ia tak dapat menutup telingaNya terhadap jerit-tangis mereka karena penderitaan sebagai akibat dari kejahatan di atas dunia. (Lukas 18:7, 8; Amsal 29:2, 16) Maka itu keadaan2 memaksa dilakukannya suatu penghancuran dunia; Allah terpaksa melakukan itu supaya dia tetap setia terhadap apa yang benar dan adil dan supaya dia dapat menunjukkan belas kasihan terhadap orang2 yang juga suka akan apa yang benar. Namun demikian jangan kita mengira bahwa Allah senang mendatangkan kebinasaan atas umat manusia. Seperti difirmankanNya: ”Masakan Aku suka akan mati orang fasik! demikianlah Firman Tuhan [Yehuwa]. Bukankah ini yang sukaku, apabila ia bertobat daripada jalannya dan boleh ia hidup? . . . Sebab itu bertobatlah kamu dan hiduplah!”—Yehezkiel 18:23, 32.

18. Apakah biaya mahal yang terpaksa harus dibayar guna menebus orang2 yang cinta kebenaran dari ketidak-amanan?

18 Jadi kebinasaan dari orang2 yang tetap bersama susunan dunia yang sekarang adalah ongkos yang terpaksa dibayar untuk menebus orang2 yang cinta kebenaran dari ketidak-amanan serta penderitaan mereka. Ini sesuai dengan prinsip Alkitab: ”Orang fasik menjadi tebusan bagi orang yang benar.”—Amsal 21:18; bandingkan dengan Yesaya 43:1, 3, 4.

MANFAAT2 YANG DIPEROLEH

19. Rintangan2 apakah terhadap perdamaian dunia yang akan disingkirkan dengan dihancurkannya susunan perkara2 yang sekarang?

19 Apakah akibat dari pembinasaan susunan dunia sekarang ini beserta pendukung2nya? Ini akan memungkinkan pemerintahan yang adil dan benar di seluruh dunia di mana orang2 yang selamat akan dapat bekerja seia-sekata, bukan dalam iklim persaingan yang mementingkan diri. Berakhirlah sudah segala front nasional dan batas2 politik yang memecah belah. Berakhirlah sudah segala penghalang di bidang tarip dan perpajakan. Lenyaplah sudah beban yang mahaberat yang harus dipikul untuk anggaran belanja militer. Demikian pula lenyaplah sudah segala rintangan sosial yang menghalangi manusia untuk menjadi keluarga yang bersatu-padu di seluruh dunia. Salah satu faktor penting mengenai semua ini adalah bahwa semua orang yang akan hidup pada waktu itu akan berbicara satu sama lain memakai ’satu bahasa murni’ yaitu kebenaran, dan menyembah Pencipta mereka ”dengan roh dan kebenaran,” tidak terpecah-belah lagi oleh takhyul2 agama, adat istiadat dan falsafah2 bikinan manusia.—Zefanya 3:8, 9; YahyaYohanes 4:23, 24.

20. Sebagaimana dimaksudkan oleh Mazmur 72, keadaan2 apakah kemudian akan berlaku di seluruh muka bumi?

20 Pada waktu pemerintahan Allah di bawah pimpinan PuteraNya Kristus Yesus melakukan penguasaan tunggal atas seluruh muka bumi, maka mazmur Alkitab zaman dahulu akan menyaksikan penggenapannya secara jauh lebih besar daripada di zaman Israil dahulu: ”Maka pada zamannya kelak orang yang benar itu akan berbunga dengan kebanyakan sejahtera sehingga bulan tiada lagi. Maka iapun akan memegang perintah daripada laut masyrik sampai kepada laut magrib dan daripada sungai besar datang kepada segala hujung bumi.”—Mazmur 72:7, 8.

21. Bagaimanakah bola bumi ini sendiri akan juga mendapat faedah dari kebinasaan dunia yang akan datang?

21 Bumi sendiri akan menarik manfaat dari kebinasaan dunia yang akan datang. Ia tak akan lagi diganggu dan dinodai oleh orang2 yang dengan serakah dan masa bodoh menyebabkan polusi dan pengrusakan alam. Danau2, sungai2 dan samudera2 serta bentangan atmosfir akan menjadi bebas dari segala kotoran yang dibuang ke ke sana dan tak lama kemudian akan membersihkan dirinya sendiri. Dengan demikian Allah akan memperlihatkan bahwa ia sama sekali tidak membatalkan maksud tujuannya yang semula, yaitu untuk menjadikan bumi sebuah taman yang bersih yang penuh berisi orang2 yang mencerminkan sifat2 mulia Pencipta mereka sendiri.—Kejadian 1:26-28; Yesaya 45:18; 55:10, 11.

22. Bagaimanakah pelaksanaan penghancuran demikian selaras dengan fakta bahwa Allah adalah ’Allah perdamaian’?

22 Jadi bahwa Allah mendatangkan kebinasaan dunia tidak bertentangan dengan fakta bahwa Ia adalah ’Allah perdamaian,’ demikian juga itu tidak bertentangan dengan fakta bahwa Yesus raja MesiasNya disebut ”Pangeran Perdamaian.” Justru karena kasih mereka akan perdamaian dan keadilan, maka mereka mengambil tindakan ini guna memulihkan bumi kepada keadaan yang bersih dan adil-benar.—1 Korintus 14:33; Yesaya 9:6, 7.

23, 24. Jika kita ingin menikmati masa depan yang damai dan aman, apakah yang penting kita lakukan secara perseorangan sekarang?

23 Kalau begitu, apakah yang dapat kita lakukan secara perseorangan? Yesus Kristus memperlihatkan bahwa orang2 yang mengabaikan petunjuk2 Allah yang diajarkan oleh Yesus, sebenarnya membangun harapan pribadi mereka akan masa depan di atas ”pasir” dan bahwa pembangunan demikian tiada se-kali2 akan tahan terhadap badai kesusahan yang akan mengamuk. Ia memperlihatkan betapa pentingnya kita perlu membangun harapan kita atas dasar ketaatan akan Firman Allah supaya kita dapat memperoleh masa depan yang damai dan aman.—Matius 7:24-27.

24 Tetapi mengapa Allah telah menunggu sekian lama sampai sekarang untuk mengambil tindakan guna mengakhiri kejahatan dan penderitaan manusia? Alkitab juga menjawab pertanyaan ini dan memperlihatkan apa yang sebenarnya Allah telah lakukan selama abad2 yang telah lampau ini guna melaksanakan maksud tujuanNya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan