PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tp73 psl. 6 hlm. 66-81
  • Apa yang Telah Dilakukan Allah Selama Ini?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa yang Telah Dilakukan Allah Selama Ini?
  • Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • MENGAPA ALLAH KHUSUS BERURUSAN DENGAN BANI ISRAIL
  • MEMPERSIAPKAN PARA PENGUASA UNTUK UMAT MANUSIA
  • SERAYA ”KESUDAHAN” SEMAKIN MENDEKAT
  • Apa yang Allah Lakukan Selama Ini?
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Pemerintahan yang Adil Merubah Bumi Menjadi Firdaus
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus
    Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus
  • ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
    ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
Lihat Lebih Banyak
Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
tp73 psl. 6 hlm. 66-81

Pasal 6

Apa yang Telah Dilakukan Allah Selama Ini?

1. (a) Apabila orang mengatakan bahwa ”Allah sudah mati” apa maksud mereka sebenarnya? (b) Apakah saudara setuju dengan pendapat mereka?

DALAM tahun2 belakangan ini ada beberapa orang terutama pemimpin agama, yang mengatakan bahwa ”Allah sudah mati.” Apakah mereka maksudkan bahwa Allah tidak ada? Pada umumnya tidak demikian. Umumnya mereka maksudkan bahwa mereka percaya Allah tidak menaruh minat secara aktip terhadap bumi atau tidak berbuat apa2 sehubungan dengan problem2 yang memusingkan umat manusia. Tetapi sesungguhpun Allah jauh dari pasip, ia justru prihatin. Memang, ia mungkin tidak melakukan apa yang diharapkan oleh kebanyakan orang. Tetapi ini bukannya berarti bahwa ia tidak berbuat apa2. Sebenarnya ia telah bergiat terus untuk kepentingan umat manusia sejak permulaan sejarah manusia hingga saat ini.

2. Bagaimana pendeknya umur manusia mungkin mempengaruhi jalan pikiran orang mengenai soal ini?

2 Salah satu hal mengapa beberapa orang berpikir bahwa ”Allah sudah mati” adalah karena umur manusia begitu pendek. Akibatnya manusia menjadi tidak sabar karena tidak selesai melaksanakan segala maksudnya sebagaimana jangka waktu kehidupan yang singkat ini mengijinkan. Kadang2 usahanya ternyata terlalu pagi sehingga gagal mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi keinginan untuk menyaksikan hasil jerih payahnya selama masa hidupnya sendiri terus memenuhi pikirannya. Lalu ia melakukan kesalahan dan cenderung untuk menilai Allah atas dasar pengalamannya sendiri sebagai manusia, dengan segala keterbatasannya.

3. Bagaimanakah panjangnya umur Yehuwa mempengaruhi kesanggupannya untuk mengatasi keadaan2 pada saat yang paling tepat?

3 Sesungguhnya, Yehuwa hidup se-lama2nya. (Mazmur 102:24; Yesaya 44:6) Ia tidak perlu menjadi kurang sabar. Ia dapat saja meninjau situasi dan segera melihat pada saat dalam jadwal waktu tindakan2nya akan mencapai hasil yang terbaik bagi semua yang bersangkutan, di samping tetap mengembangkan maksud tujuannya secara efektip. (Yesaya 40:22; 2 Peterus 3:8, 9) Itulah yang Allah telah lakukan.

4. Apa yang telah dinyatakan oleh Yehuwa sebagai maksud tujuannya, dan karena itu pengetahuan apakah yang disediakannya bagi umat manusia?

4 Maksud tujuan Yehuwa sebagaimana telah dinyatakan adalah untuk mengatur suatu pemerintahan yang adil dan benar untuk seluruh alam semesta ciptaannya, suatu pemerintahan yang akan memungkinkan manusia untuk hidup damai dan bersatu-padu dan menikmati keamanan yang sepenuhnya. (Efesus 1:9, 10; Amsal 1:33) Akan tetapi Allah tidak memaksa seorangpun untuk berbakti kepadanya. Di bawah pemerintahannya ia hanya mengumpulkan mereka yang dengan suka rela mengakui kedudukannya dan yang suka akan penguasaannya. Guna meletakkan dasar bagi seluruh dunia umat manusia yang rela hidup selaras dengan peraturan2nya, Allah mulai memberikan kepada manusia pengetahuan mengenai pemerintahannya yang benar itu dan bagaimana cara kerjanya. Pada waktu yang bersamaan ia memungkinkan umat manusia memperoleh pengetahuan yang perlu mengenai Allah sendiri dan sifat2 pribadinya.—Yahya 17:3.

5. Apa yang kita dapat belajar mengenai Allah dengan mengamati hasil ciptaanNya?

5 Oleh karena ia adalah roh, tentu Yehuwa tidak kelihatan oleh manusia. Maka bagaimana ia dapat membikin manusia darah daging mengerti hal2 ini? Banyak yang dapat diketahui mengenai sifat2 Pencipta dengan mengamati hasil karya ciptaannya. (Rum 1:20) Hubungan saling ber-kait2an yang menakjubkan menunjukkan betapa besar hikmat Allah. Daya kekuatan yang mempesonakan yang terlihat di dalam samudera2, di dalam cuaca dan pergerakan yang terkendali dari benda2 langit merupakan bukti dari kemahakuasaannya. (Ayub 38:8-11, 22-33; 40:2) Dan segala rupa makanan yang tumbuh dari dalam tanah, di samping keindahan dari semua bunga, burung, saat2 matahari terbit dan terbenam, dan polah yang lucu2 dari semua binatang, semua itu menyingkapkan kepada kita betapa besar kasih Pencipta akan umat manusia dan keinginannya supaya kita menemukan kenikmatan dalam kehidupan. Tetapi bukan sampai di sini saja Allah menyingkapkan mengenai diri pribadinya.

6. (a) Bagaimana caranya Allah telah menyingkapkan kehendaknya dengan spesifik? (b) Dengan cara lain manakah Allah telah menyingkapkan prinsip2 dan sifat2nya kepada manusia?

6 Pada berbagai peristiwa ia juga telah berbicara dari surga, kadang2 langsung sendiri, dan di lain waktu dengan perantaraan malaikat2. Demikianlah secara ber-angsur2 ia telah memperkenalkan manusia dengan patokan2nya yang mulia dan kehendakNya. Ini dilakukannya di atas Gunung Sinai di jazirah Arab, di mana ia berbicara secara menggetarkan ketika memberikan hukum2nya kepada jutaan orang Israil yang terkumpul di sana. (Keluaran 19:16-19; 20:22) Kemudian melalui nabi2nya ia telah berkomunikasi dengan manusia selama beberapa abad, dan disuruhnya mereka untuk mencatat tiap penyingkapan mengenai kehendaknya. (2 Peterus 1:21) Di samping itu Allah telah menyingkapkan prinsip2 serta sifat2nya melalui caranya ia berurusan dengan umatnya, sehingga menambahkan daya tarik yang hangat dari pengalaman manusia di dalam catatan Firmannya yang terilham. Betapa jauh lebih mengandung pelajaran, meyakinkan dan mengharukan, karena kita bukan saja dapat mendengar dan membaca pernyataan2 Allah mengenai maksud tujuannya, tetapi juga dapat melihat di dalam catatan sejarah yang tak terhapuskan itu contoh2 pengalaman sehingga memungkinkan kita mengerti bagaimana kehendaknya untuk kita. (1 Korintus 10:11) Apa yang disingkapkan oleh catatan tertulis tersebut?

7. (a) Bagaimana Allah telah memperlihatkan bahwa ia tidak akan mengijinkan kelaliman untuk se-lama2nya? (b) Setelah kita mengetahui bagaimana pandangan Allah terhadap tingkah laku demikian, apa yang semestinya kita lakukan?

7 Catatan tersebut memberikan manusia bukti bahwa Allah tidak akan membiarkan kelaliman untuk se-lama2nya. Memang ia telah membiarkan keturunan Adam menempuh jalan mereka sendiri sehingga mau tidak mau akhirnya membuktikan ketidaksanggupan manusia untuk memerintah dirinya sendiri dengan sukses. Tetapi Allah tidak membiarkan umat manusia tanpa petunjuk bagaimana sebenarnya ia memandang cara2 mereka yang lalim itu. Demikianlah maka ia mendatangkan suatu air bah pada zaman Nuh oleh sebab ’bumi telah menjadi penuh dengan kekerasan.’ (Kejadian 6:11-13) Kemudian ia pernah juga menghancurkan kota Sodom dan Gomora. (Kejadian 19:24; Yahuda 7) Ia membiarkan bangsa Israil yang mengaku sebagai umat yang berbakti padanya ditawan di negeri asing oleh sebab mereka telah melakukan perbuatan ingkar. (Yeremia 13:19, 25) Setelah kita belajar tahu bagaimana pandangan Allah mengenai perbuatan2 demikian, kita mendapat kesempatan untuk mengadakan perobahan2 dalam kehidupan kita guna memperlihatkan kasih kita akan kebenaran. Relakah kita berbuat demikian?

8. Apabila Allah mendatangkan kebinasaan, apakah ada orang yang diselamatkan? Jelaskan.

8 Suatu hal penting yang lebih jauh diperlihatkan oleh catatan tersebut kepada manusia adalah bahwa Allah tidak menyikat habis orang yang benar bersama orang yang jahat. Pada waktu terjadi air bah sedunia Allah tidak menumpas Nuh yang menjadi seorang ”pengabar kebenaran,” melainkan Allah menyelamatkan dia bersama tujuh orang lain. (2 Peterus 2:5) Dan sebelum api dan belerang menghujani kota Sodom, diatur agar Lut yang berhati baik bersama keluarganya dapat menyelamatkan diri terlebih dahulu.—Kejadian 19:15-17; 2 Peterus 2:7.

9, 10. (a) Bagaimana reaksi Saudara melihat cara bagaimana Yehuwa telah berurusan dengan bani Israil, mengingat bagaimana ia ber-kali2 menganjurkan mereka untuk berpaling dari yang jahat? (b) Di samping menonjolkan sifatnya yang sabar, apa lagi yang diperlihatkan kepada kita oleh catatan peristiwa2 itu mengenai Allah?

9 Tatkala bani Israil yang mempunyai ikatan perjanjian dengan Allah ternyata bertindak menyeleweng terhadapnya, apa yang dilakukan oleh Allah? Ia tidak segera membuang mereka. Sebagaimana Allah memberitahu mereka melalui nabinya yaitu Yeremia: ”Sudah kusuruhkan segala hambaku, nabi2 itu, kepadamu, pada sebilang hari. Aku bangun dan menyuruhkan dia dari pagi2.” Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. (Yeremia 7:25, 26) Bahkan pada saat2 ketika kota Yerusalem benar2 hampir dikepung untuk dibinasakan, Yehuwa masih juga berbicara melalui nabinya Yehezkiel dan mengatakan: ”Masakan Aku suka akan mati orang fasik! demikianlah firman Tuhan (Yehuwa). Bukankah ini yang sukaku, apabila ia bertobat daripada jalannya an boleh ia hidup? . . . Sebab itu bertobatlah kamu dan hiduplah!”—Yehezkiel 18:23, 32.

10 Jadi, apakah yang saudara lihat? Dengan suatu cara yang sungguh menyentuh hati dari orang yang berwatak baik, Yehuwa menunjukkan betapa besar kesabarannya terhadap umat manusia. Namun pada waktu yang bersamaan melalui cara2Nya berurusan dengan manusia dia jelas2 menandaskan betapa dia suka akan kebenaran dan keadilan dan betapa pentingnya kita harus hidup selaras dengan peraturan2nya.

11. (a) Pernyataan apakah berkenaan maksud tujuanNya yang dikeluarkan Yehuwa di taman Eden? (b) Apa yang telah dilakukan oleh Allah sejak waktu itu?

11 Sesuatu yang lain dan bersifat azasi juga menonjol sekali. Dari mula pertama kita melihat bahwa Allah senantiasa mempunyai maksud tujuan tertentu dalam segala sesuatu yang dilakukannya. Dan ia belum pernah lalai bertindak pada saat diperlukan suatu tindakan supaya maksud tujuannya itu tercapai. Meskipun memakai perkataan2 yang masih bersifat samar2, maksud tujuannya yang pokok telah diutarakannya langsung di taman Eden itu. Tatkala menjatuhkan hukuman atas Setan, Yehuwa menubuatkan bahwa Setan akan mendapat kesempatan untuk menghasilkan suatu ”benih” yaitu orang2 yang akan memperlihatkan ciri2 sifatnya dan melakukan kehendaknya. Allah juga menubuatkan bahwa suatu ”benih” yang lain akan muncul, yaitu seorang juruselamat yang baik. Dia inilah yang akan memberikan pukulan maut kepada ”ular sebermula, yaitu yang disebut Iblis dan Setan,” dan dengan demikian memerdekakan umat manusia dari belenggu kekuasaannya yang jahat. (Kejadian 3:15; Wahyu 12:9) Setelah mengeluarkan pernyataan maksud tujuannya itu, Yehuwa segera mengadakan persiapan yang konkrit guna mengatur pemerintahan yang akhirnya akan mengurus bumi di bawah pimpinan ”benih” yang dijanjikan tersebut. Pekerjaan persiapan ini memakan waktu, sebagaimana akan kita lihat nanti.

MENGAPA ALLAH KHUSUS BERURUSAN DENGAN BANI ISRAIL

12, 13. (a) Mengapa Allah telah memilih bangsa Israil dan memberikan hukum2Nya hanya kepada satu bangsa ini? (b) Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari sejarah bangsa Israil dan sejarah bangsa2 yang lainnya?

12 Lama sebelum bangsa2 zaman sekarang ini ada, Allah telah memilih suatu bangsa menjadi umatnya sendiri untuk ber-ratus2 tahun lamanya. Mengapa? Guna menyediakan suatu pertunjukan yang hidup bagaimana prinsip2nya yang benar itu bekerja. Bangsa itu sendiri dari keturunan Ibrahim, yaitu seorang yang telah memperlihatkan kepercayaan besar terhadap sang Pencipta. Kepada mereka Yehuwa berkata: ”Bukannya sebab bilangan kamu lebih banyak daripada segala orang yang lain maka dikasihi (Yehuwa) akan kamu begitu, sehingga dipilihnya akan kamu, karena kamulah terkecil daripada segala bangsa itu. Melainkan sebab dikasihi Tuhan akan kamu dan supaya disampaikannya perkara yang dijanjinya kepada nenek nenek moyangmu pakai sumpah.”—Ulangan 7:7, 8; 2 Raja-Raja 13:23.

13 Sesudah melepaskan mereka dari perbudakan di negeri Mesir, Yehuwa membawa mereka ke Gunung Sinai dan di sana menawarkan mereka untuk mengikat janji bersama Dia. Jawaban mereka: ”Segala firman yang diberikan (Yehuwa), yaitu akan kami turut.” (Keluaran 19:8) Yehuwa kemudian mulai memberikan kepada mereka peraturan2 dan keputusan2 hukumnya. Ini benar2 menjadikan mereka berbeda dengan bangsa2 yang lain dan merupakan bahan penerangan yang terperinci mengenai patokan Allah sendiri yang adil dan benar. (Ulangan 4:5-8) Demikianlah sejarah bani Israil merupakan suatu catatan yang memperlihatkan apa yang terjadi apabila hukum2 Allah yang bijaksana dan baik itu ditaati atau diabaikan. Pada waktu yang bersamaan sejarah dari bangsa2 yang lain itu dapat dipakai sebagai perbandingan, sehingga menjadi jelaslah bagaimana akibatnya apabila orang hidup tanpa hukum Allah.

14. (a) Apakah Allah telah melakukan kesalahan terhadap bangsa2 bukan Israil karena ia tidak pernah campur tangan dalam urusan2 mereka? (b) Namun demikian, bagaimana bahkan mereka juga mendapat faedah dari kemurahan Allah?

14 Bagaimana mengenai bangsa2 yang lain itu? Mereka semua menempuh jalan mereka sendiri2, masing2 memilih bentuk pemerintahan mereka sendiri. Rakyat2 mereka bukannya kehilangan sama sekali segala perkara baik dalam kehidupan mereka. Bagaimanapun juga, mereka masih mempunyai suara hati yang baik, dan se-waktu2 hal ini menggerakkan mereka untuk bertindak dengan cara berperikemanusiaan terhadap sesama manusia. (Rum 2:14; Kisah 28:1, 2) Tetapi karena dosa warisan mereka dan karena mereka menolak bimbingan ilahi, maka pada dasarnya mereka semua menempuh haluan yang mementingkan diri sendiri. Ini mengakibatkan peperangan2 yang sangat kejam dan praktek2 keji yang mereka lakukan untuk melampiaskan hawa nafsu mereka yang tamak. (Efesus 4:17-19) Tentu saja Allah tidak bertanggungjawab atas kesusahan yang mereka timbulkan bagi diri mereka sendiri. Haluan hidup mereka adalah apa yang mereka pilih sendiri. Allah tidak mencampuri urusan mereka, kecuali apabila tindakan2 mereka bertentangan dengan pelaksanaan maksud tujuannya. Namun demikian, di dalam kemurahan hatinya yang besar itu Allah membiarkan mereka juga menikmati panas matahari dan air hujan, segala keindahan alam ciptaannya dan buah2 yang dihasilkan oleh bumi ini.—Kisah 14:16, 17.

15. Penyelenggaraan apakah yang diusahakan oleh Allah sehingga pada akhirnya akan memberkati orang2 dari segala bangsa ini?

15 Demikian pula Yehuwa tidak menutup kemungkinan bagi bangsa2 yang lain untuk akhirnya menerima berkat2 melalui Benih yang dijanjikan. Ibrahim diberitahu bahwa Benih tersebut akan dihasilkan melalui garis keturunannya, dan mengenai hasilnya Yehuwa berkata: ”Maka dalam benihmu segala bangsa yang di bumi itu akan diberkati, sebab engkau telah menurut firmanku.” (Kejadian 22:18) Demikianlah kita melihat bahwa walaupun Yehuwa khusus berurusan dengan bangsa Israil, secara tidak pandang bulu ia mengusahakan pelaksanaan maksud tujuannya supaya bangsa2 yang lain kelak akan diberkati, meskipun mereka sama sekali tidak mengetahui hal ini.—Kisah 10:34, 35.

16. (a) Selama waktu ini, apa yang telah dilakukan Allah sehubungan dengan janjinya berkenaan Benih itu? (b) Siapakah yang terbukti sebagai Benih tersebut?

16 Selama masa Yehuwa sedang berurusan dengan bangsa Israil jasmani, dia menyampaikan banyak sekali nubuat yang akan memenuhi suatu kebutuhan yang amat penting. Nubuat2 tersebut akan memungkinkan orang2 yang beriman untuk mengenali siapa sebenarnya Benih itu, yaitu Dia yang Diurapi oleh Yehuwa, apabila ia akhirnya tiba. Silsilahnya—yaitu melalui suku Yehuda dan keluarga Daud—diuraikan secara terperinci. (Kejadian 49:10; Mazmur 89:35, 36) Tempat kelahirannya Betlehem disebutkan di muka. (Mikha 5:1) Ber-abad2 sebelum saat itu, manakala ia sebagai seorang pria dewasa akan diurapi menjadi Mesias, sudah ditentukan pula (Daniel 9:24-27) Jawatannya sebagai imam untuk kefaedahan umat manusia digambarkan terlebih dahulu, seperti halnya dengan penyerahan dirinya sendiri sebagai korban guna membuka jalan bagi orang2 dari segala bangsa untuk memperoleh kesempatan hidup kekal apabila Hari Penghakiman Allah tiba kelak. (Ibrani 9:23-28) Demikianlah tatkala tiba saatnya yang telah ditentukan, segala sesuatu secara tak salah lagi menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai tokoh yang telah diutus oleh Yehuwa sebagai Benih yang dijanjikan, melalui siapa berkat2 pada akhirnya akan mengalir kepada seluruh umat manusia.—Galatia 3:16, 24; 2 Korintus 1:19, 20.

MEMPERSIAPKAN PARA PENGUASA UNTUK UMAT MANUSIA

17. Melalui Yesus apa yang akan dilaksanakan oleh Allah dan bagaimana hal ini ditandaskan pada saat kelahirannya?

17 Inilah dia melalui siapa Allah akan mengaruniakan perdamaian kepada umat manusia. Sebelum kelahirannya ibunya Maryam telah diberitahu oleh seorang malaikat Allah bahwa puteranya akan dianugerahi sebuah kerajaan yang abadi. Gembala2 di dekat kota Betlehem diberitahukan mengenai kelahirannya, kemudian mereka mendengar bagaimana sejumlah besar balatentara surgawi me-muji2 Allah dan berkata: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai-sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.”—Lukas 1:31-33; 2:10-14.

18. (a) Cara bagaimana pengalaman Yesus di bumi mempersiapkan dia untuk jabatan imam dan raja kelak? (b) Apakah akibat dari kematian Yesus atas tercapainya perdamaian?

18 Pertimbangkanlah faedah2 yang akan diterima mengingat bahwa raja surgawi yang akan memerintah itu pernah hidup di atas bumi. Sebagai seorang manusia ia mulai mengetahui dan mengerti problem2 yang dialami oleh umat manusia. Ia pernah hidup dan bekerja bersama mereka, turut merasakan kesedihan mereka dan ia sendiri mengalami penderitaan yang berat. Di bawah cobaan yang luar biasa beratnya ia telah membuktikan kesetiaannya terhadap Yehuwa dan kasihnya terhadap kebenaran. Semua ini merupakan sebagian dari cara Allah guna mempersiapkan dia menjadi Raja atas surga dan bumi dan Imam Besar yang akan menyalurkan faedah2 yang memberi hidup kepada umat manusia. (Ibrani 1:9; 4:15; 5:8-10) Lebih jauh, dengan menyerahkan kehidupannya sendiri sebagai suatu korban, Yesus Kristus membuka jalan bagi umat manusia untuk memulihkan kembali hubungan yang penuh damai dengan Allah.—1 Peterus 3:18.

19. (a) Bagaimana kita tahu bahwa Yesus memang telah dibangkitkan dari kematian dan kemudian naik ke surga? (b) Berkenaan jabatannya sebagai raja, apakah yang dilakukannya setelah kembali ke surga?

19 Sesudah kematiannya, Allah membangkitkannya kepada kehidupan lagi dan mengatur supaya ada lebih dari 500 orang saksi guna menguatkan kenyataan bahwa hal ini memang benar telah terjadi. (1 Korintus 15:3-8) Kemudian 40 hari sesudahnya dengan disaksikan oleh para muridnya ia naik ke surga dan menghilang dari pemandangan mereka. (Kisah 1:9) Dari surga Yesus kemudian mulai menjalankan kedudukannya sebagai raja terhadap pengikut2nya yang setiawan, dan faedah2 dari pemerintahannya ini menjadikan mereka berbeda sekali dengan umat manusia yang selebihnya. Tetapi apakah saat ini sudah tiba waktunya supaya ia menerima kekuasaan sebagai raja atas segala bangsa2? Belum, karena masih ada perkara2 lain dalam rangka maksud Allah yang agung yang membutuhkan perhatian.—Ibrani 10:12, 13.

20. Pekerjaan baru apakah yang dimulai oleh Yesus bagi para muridnya di atas bumi?

20 Suatu pekerjaan besar harus dilakukan di seluruh bumi. Sebelum kematian dan kebangkitan Yesus belum ada orang2 Israil yang diutus sebagai pengabar2 guna mentobatkan bangsa2 lain—meskipun siapapun juga pada waktu itu yang mau menganut ibadat kepada Yehuwa dapat saja menerima berkat2 bersama bangsa Israil. (1 Raja-Raja 8:41-43) Tetapi dengan mulainya Kekristenan, suatu pekerjaan yang baru dimulai. Yesus Kristus sendiri memberikan contoh yang mula2 di antara bani Israil. Kemudian tatkala ia masih bersama murid2nya sebelum ia naik ke surga, berpesanlah ia kepada mereka: ”Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”—Kisah 1:8.

21. Sebaliknya daripada mencoba mentobatkan dunia, apakah yang dilaksanakan Allah dengan melalui pekerjaan-memberi-kesaksian itu?

21 Apakah tujuannya adalah untuk mentobatkan dunia? Tidak. Melainkan, sebagai diperlihatkan Yesus dalam sebuah perumpamaan mengenai ”kerajaan surga,” yang akan dilaksanakan selama waktu berjalan sampai kepada ”kesudahan susunan perkara2” adalah pengumpulan dari ”putera2 kerajaan.” Ya, para anggota lain dari pemerintahan Kerajaan yang akan datang perlu dipilih terlebih dahulu. (Matius 13:24-30, 36-43) Siapapun yang membaca Alkitab Yunani Kristen dapat segera melihat bahwa mulai hari Pentakosta tahun 33 P.U. harapan yang dikemukakan oleh bagi orang2 yang beriman adalah untuk kelak turut memerintah dalam Kerajaan surga bersama Yesus.—2 Timotius 2:12; Ibrani 3:1; 1 Peterus 1:3, 4.

22. (a) Sifat2 apakah yang dituntut Allah untuk para calon ahli waris dari kerajaan surgawi itu? (b) Maka itu, apakah pemilihan para calon itu dilakukan secara ter-buru2?

22 Pemilihan para calon rekan penguasa umat manusia ini tentu akan memakan waktu. Mengapa? Se-tidak2nya harapan itu yang jauh lebih berharga daripada permata yang paling indah sekalipun harus terlebih dahulu diulurkan kepada orang2 dari segala bangsa. Meskipun banyak orang menyatakan dirinya menaruh harapan tersebut, sebenarnya sedikit saja yang betul2 menjadi pengikut yang setia dari Putera Allah. (Matius 13:45, 46; 22:14) Persyaratan2 yang berat harus dipenuhi. Orang2 Kristen bukannya hidup sebagai suatu kelompok nasional yang terpisah dari bangsa2 yang lain, seperti halnya bani Israil darah daging dahulu. Akibatnya iman dan ketekunan mereka mengalami pencobaan2 yang amat berat. Mereka telah menjadi seperti orang2 asing di dunia, menjadi penganjur dari cara kehidupan yang lain, yaitu selaras dengan prinsip2 Allah yang benar dan adil. (1 Peterus 2:11, 12) Untuk mendapat perkenan Allah mereka harus menjaga dirinya bersih dari praktek2 imoril dan bejat dari dunia di sekeliling mereka. (1 Korintus 6:9, 10) Jika mereka memang benar2 ”putera2 Allah” maka mereka mesti membuktikan diri sebagai orang yang ”suka damai,” dan tidak turut ambil bagian dalam peperangan antara bangsa2 ini dan juga tidak melakukan pembalasan apabila mereka dianiaya karena iman mereka. (Matius 5:9; 26:52; Rum 12:18, 19) Mereka harus memperlihatkan kesetiaan yang tidak goyah terhadap pemerintahan Allah dan menolak untuk digolongkan bersama para pendukung pemerintahan politik bikinan manusia, yang oleh Alkitab digambarkan sebagai ’binatang.’ (Wahyu 20:4, 6) Oleh sebab itu dan sebab mereka berpegang terus kepada nama Yesus Kristus sebagai raja Allah yang terurap, mereka telah ”dibenci oleh segala bangsa.” (Matius 24:9) Maka itu mereka yang kelak harus menjadi penguasa surgawi atas manusia bersama Kristus tidak mungkin dipilih secara ter-buru2.

23. (a) Berapa banyakkah orang yang akan duduk dalam badan pemerintahan surgawi bersama Kristus? (b) Dari antara siapakah mereka telah dipilih, dan mengapa?

23 Lamanya waktu yang dibutuhkan itu bukanlah karena jumlah yang akan dipilih besar sekali. Menurut Alkitab Allah membatasi jumlah dari badan pemerintahan yang dipilih di bawah Yesus Kristus sampai 144.000 orang saja. (Wahyu 14:2-3) Tetapi Allah memilih mereka secara ber-hati2. Mereka telah diambil ”dari tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” (Wahyu 5:9, 10) Di antara mereka terdapat orang2 dari segala lapisan masyarakat, baik lelaki maupun perempuan, yaitu orang2 yang telah ikut merasakan segala macam persoalan umat manusia. Dalam proses mereka untuk mengenakan kepribadian Kristen yang baru, boleh dikata tidak ada problem apapun yang belum pernah dialami dan berhasil diatasi seorang di antara mereka. (Efesus 4:22-24; 1 Korintus 10:13) Betapa senang kita mestinya mengetahui hal ini sebab ini memberikan jaminan bagi kita bahwa mereka akan menjadi raja dan imam yang simpatik dan penuh belas kasihan, sanggup menolong orang macam apapun juga, baik lelaki maupun perempuan, yaitu membantu mereka untuk memperoleh persediaan kehidupan kekal dari Allah.

24. Bagaimana mengenai jutaan orang lain yang pernah hidup kemudian mati selama ini, di mana banyak di antaranya sama sekali tidak mengenal Alkitab?

24 Bagaimana mengenai umat manusia di luar sidang Kristen ini? Selama ini Allah tidak campur tangan dalam urusan2 pemerintahan duniawi. Ia membiarkan mereka menempuh jalan mereka sendiri2. Tentu saja ber-juta2 orang pernah hidup kemudian mati, dan banyak di antara mereka belum pernah mendengar mengenai Alkitab atau mengenai kerajaan Allah. Namun Allah tidak melupakan mereka. Ia sesungguhnya sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk masa mengenai mana rasul Paulus pernah berbicara di hadapan seorang gubernur Romawi pada zamannya: ”Aku menaruh penghargaan kepada Allah, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang2 yang benar maupun orang2 yang tidak benar.” (Kisah 24:15) Pada masa itu nanti di bawah keadaan2 yang paling nyaman di susunan baru Allah mereka akan diberi kesempatan untuk belajar mengenai cara2 Yehuwa dan untuk memutuskan sendiri bagaimana sikap mereka sehubungan dengan issue mengenai kedaulatan alam semesta. Apabila mereka ternyata sebagai orang yang mencintai kebenaran, maka mereka akan dapat hidup untuk se-lama2nya.

SERAYA ”KESUDAHAN” SEMAKIN MENDEKAT

25, 26. (a) Pada waktunya yang tepat, wewenang lebih jauh apakah akan diberikan kepada Kristus, dan terhadap siapakah ia akan mengambil tindakan? (b) Bagaimana hal ini akan mempengaruhi keadaan2 di atas bumi?

25 Sebelum susunan baru itu mulai peristiwa2 yang sangat menggemparkan akan terjadi. Alkitab menubuatkan bahwa suatu perobahan yang istimewa akan terjadi di dalam urusan2 dunia. Yesus Kristus akan ditahtakan sebagai raja, bukan saja untuk memerintah atas murid2nya sendiri, melainkan dengan wewenang pula untuk mengambil tindakan terhadap seluruh dunia. Pada saat itulah suatu pengumuman akan diserukan di surga: ”Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapinya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 11:15, TB) Setelah diberi wewenang oleh Allah untuk bertindak terhadap para musuhnya langkahnya yang pertama ialah terhadap ”penguasa dunia” itu sendiri, yaitu Setan si Iblis dengan para hantu2nya. (Yahya 14:30) Kuasa2 jahat ini dicampakkan keluar dari surga, kemudian dibatasi ruang geraknya di sekitar bola bumi. Bagaimana akibatnya?

26 Gambaran nubuat mengenai peristiwa ini sebagaimana terdapat di buku Wahyu mencatat bahwa suatu suara dari surga berseru: ”Karena itu bersukacitalah, hai surga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wahyu 12:12, TB) Kekacauan seperti belum pernah terjadi sebelumnya akan terjadi di antara bangsa2, namun kesudahannya tidak akan datang dengan segera.

27. (a) Seraya ”akhir” atau ”kesudahan” makin mendekat, pekerjaan pemisahan besar apakah yang harus terjadi, dan bagaimana caranya? (b) Seberapa hebatkah kebinasaan dunia yang dinubuatkan itu nanti?

27 Ini merupakan waktunya manakala suatu pekerjaan pemisahan yang besar harus dilakukan. Di bawah bimbingan Yesus Kristus dari tahta surgawinya, pengikut2nya yang setia akan giat mengabarkan ”kabar kesukaan dari kerajaan” ke seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian untuk segala bangsa. (Matius 24:14; 25:31-33) Di mana2 orang akan diberikan kesempatan untuk menunjukkan sikap mereka terhadap penguasaan ilahi. Apabila pekerjaan ini telah terlaksana, sebagaimana Yesus menjelaskan, ”maka kesudahannya akan tiba.” Ini akan merupakan suatu ”sengsara yang besar, seperti yang demikian belum pernah berlaku daripada awal kejadian (dunia) sehingga sampai sekarang ini, dan kemudian daripada itu juga tiada akan jadi pula.” (Matius 24:21) Maka sesudah itu tak akan ada lagi orang yang masih bertanya, Apa yang telah dilakukan oleh Allah selama ini? Mereka yang selamat nanti hanyalah orang2 yang cukup prihatin untuk ingin mencari tahu apa yang telah Allah lakukan dan untuk menyesuaikan kehidupan mereka dengan tuntutan2 Allah sebelum kehancuran dunia itu tiba.

28. (a) Kapankah Kristus ditahtakan dan orang2 dari segala bangsa di-pisah2kan satu sama lain? (b) Jadi, apakah yang mendesak harus kita lakukan secara pribadi?

28 Tetapi kapankah gerangan semua hal ini akan terjadi? Kapankah Kristus diberikan kekuasaan untuk memerintah sebagai raja dan untuk mulai me-misah2kan orang di antara segala bangsa? Fakta2 menunjukkan bahwa inilah yang telah dilakukan oleh Allah dalam abad kedua puluh ini. Kristus kini sudah duduk di atas tahta surgawinya dan pekerjaan pemisahan itu sudah hampir mendekati penyelesaiannya. Waktu yang tertinggal dalam mana saudara dapat menyatakan diri berada di pihak Yehuwa dalam sengketa mengenai kedaulatan alam semesta itu tinggal sedikit. ”Sengsara besar” itu sudah dekat sekali! Apabila kita dengan seksama menyelidiki nubuat Alkitab bersamaan dengan sejarah baru2 ini maka akan terbuktilah hal ini. Kami mendesak saudara untuk mempertimbangkan dengan seksama.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan