PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ts psl. 1 hlm. 4-9
  • Mengapa Saudara Perlu Mengetahui Duduk Perkaranya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Saudara Perlu Mengetahui Duduk Perkaranya?
  • Begini Sajakah Hidup Ini?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • APAKAH KEHIDUPAN KITA TERPENGARUH OLEH KEMATIAN?
  • KITA PERLU MENGETAHUI DENGAN PASTI
  • Seperti Apa Keadaan Orang Mati?
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
  • Di Manakah Orang Mati?
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Mencermati Beberapa Mitos tentang Kematian
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • ”Kematian Akan Ditelan untuk Selama-lamanya”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
Lihat Lebih Banyak
Begini Sajakah Hidup Ini?
ts psl. 1 hlm. 4-9

Pasal 1

Mengapa Saudara Perlu Mengetahui Duduk Perkaranya?

Mungkinkah bagi manusia untuk hidup se-lama2nya?

Usia beberapa pohon sekarang telah ber-abad2.

APAKAH KEHIDUPAN berharga bagi saudara? Apakah saudara menginginkan hidup yang sehat bagi diri saudara dan orang2 yang saudara kasihi? Kebanyakan orang tentu menjawab, Ya.

Sayang sekali dewasa ini banyak hal selalu mengingatkan kita betapa tidak-pastinya hidup itu—baik bagi diri kita maupun bagi teman hidup dan anak2 kita. Kecelakaan2, praktek2 kejahatan, kerusuhan2, peperangan dan bela2 kelaparan. Meskipun kemajuan2 dicapai oleh ilmu kedokteran, penyakit tak henti2nya meminta korban dalam jumlah yang mengerikan. Pencemaran lingkungan hidup kini membawa ancaman yang amat berbahaya.

Tidaklah mengherankan mengapa banyak orang sekarang bertanya: ’Begini sajakah hidup ini? Atau mungkinkah bahwa cita2 kita yang paling memuaskan baru akan tercapai di alam baka setelah kita mati? Apa yang sebenarnya terjadi bila seseorang mati? Apakah masih ada sebagian dari dirinya yang hidup terus? Apakah ia masih sadar, dan dapat melihat, mendengar, berbicara—atau melakukan sesuatu? Adakah penyiksaan setelah kematian? Sebenarnya apakah kematian itu penolong atau musuh kita?’ Adalah demi kefaedahan kita sendiri untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan2 itu.

APAKAH KEHIDUPAN KITA TERPENGARUH OLEH KEMATIAN?

Mungkin saudara belum pernah berpikir sampai ke situ, tetapi sesungguhnya hidup kita semua sangat dipengaruhi oleh pandangan kita berkenaan kematian. Pandangan kita lebih banyak mempengaruhi seberapa jauh kita menikmati hidup itu dan cara bagaimana kita memakai hidup kita daripada yang disadari oleh kebanyakan orang. Sebab itu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya kematian itu.

Misalnya, apakah saudara menyadari bahwa kebanyakan agama di dunia pada dasarnya lebih bertitik tolak pada kematian dan bukan bertitik tolak pada kehidupan? Ratusan juta orang telah diajarkan bahwa kematian akan membawa mereka ke suatu alam yang lain, yaitu ’alam orang2 mati’, di mana mereka merasakan kebahagiaan atau penyiksaan. Doa2 untuk orang mati, upacara2 yang memakan biaya mahal demi orang2 mati dan korban2 persembahan untuk menyenangkan orang2 mati merupakan ciri utama dari banyak agama besar yang mempunyai banyak penganut.

Orang mungkin saja mengatakan: ’Boleh jadi begitu, tetapi saya tidak ambil pusing mengenai kematian atau bagaimana keadaan sesudah mati. Yang penting bagi saya adalah hidup yang sekarang ini dan bagaimana saya dapat menikmati hidup ini sebanyak mungkin selagi masih ada kesempatan.’ Namun bahkan jawaban demikian juga memperlihatkan betapa besar pengaruh kematian atas hidup orang2. Bagaimanapun juga, bukankah kematian yang menentukan berapa banyak waktu masih tersisa sebelum habisnya kesempatan seseorang untuk menikmati hidup itu?

Jadi, meskipun kita mungkin sama sekali tidak mau ambil pusing mengenai kematian, rupanya kita tetap merasa terdesak karena menyadari bahwa se-panjang2nya umur kita, hidup itu terasa masih terlalu pendek juga. Mungkin karena itu orang lalu berusaha keras untuk menjadi kaya selagi masih muda—’selagi ia masih dapat menikmatinya.’ Karena hidup ini demikian singkat, banyak orang menjadi kurang sabar, kasar dan masa bodoh terhadap orang2 lain. Hal ini mendorong mereka untuk memakai cara2 yang kurang jujur pokoknya asal dapat mencapai tujuan mereka. Mereka se-akan2 merasa bahwa tidak ada cukup waktu untuk melakukannya dengan cara yang patut. Tetapi mungkin mereka selalu membual bahwa hidup mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh kematian.

Bagaimana pandangan saudara sendiri mengenai kematian? Peranan apakah yang dimainkannya dalam cita2 saudara untuk masa depan, atau se-tidak2nya sehubungan dengan cara hidup saudara sekarang ini?

KITA PERLU MENGETAHUI DENGAN PASTI

Soalnya, pendapat orang mengenai hidup dan mati demikian berbeda satu sama lainnya. Sering kali pandangan orang yang satu bertentangan sama sekali dengan pandangan orang yang lain.

Banyak orang percaya bahwa kematian merupakan tamatnya segala perkara atau se-tidak2nya bahwa manusia sudah ditentukan akan mati. Apakah saudara dapat menerima hal itu? Masuk akalkah menurut saudara bahwa beberapa jenis pohon tertentu dapat hidup sampai ribuan tahun lebih lama daripada mahluk manusia yang memiliki kecerdasan? Apakah saudara berpikir bahwa hidup selama tujuh puluh atau delapan puluh tahun cukup lama bagi saudara untuk dapat melakukan segala sesuatu yang ingini saudara lakukan, untuk mencari tahu segala sesuatu yang ingin saudara ketahui, untuk melihat segala sesuatu yang ingin saudara lihat dan untuk mengembangkan bakat serta segala kemampuan saudara sehingga tercapailah apa yang saudara idam2kan?

Kemudian tidak sedikit juga orang yang percaya bahwa hidup itu berlangsung terus sesudah kematian, karena konon masih ada sesuatu—yaitu jiwa atau roh—yang hidup terus sekalipun tubuh sudah mati. Namun pandangan mereka sendiri pun berbeda satu sama lainnya. Dan tentu saja keyakinan mereka itu langsung bertentangan dengan pendapat dari orang2 yang menganggap bahwa kehidupan berakhir pada saat kematian. Mustahil pendapat2 yang saling bertentangan semuanya benar. Mana yang benar? Pentingkah hal itu? Ya, sangat penting. Pertimbangkanlah mengapa.

Misalnya, jika memang benar bahwa orang2 yang sudah mati dapat menerima faedah dari doa2 serta upacara2 agama yang diselenggarakan bagi mereka, bukankah kita berlaku kejam kalau kita tidak menyelenggarakan hal2 itu? Tetapi bagaimana kalau orang mati memang benar2 mati dan mustahil dibantu lagi oleh mahluk2 manusia yang masih hidup? Tentu itu berarti bahwa ratusan juga orang telah menjadi korban penipuan besar2an. Itu berarti bahwa banyak organisasi agama yang besar telah memperkaya diri sendiri dengan mengelabui orang, yaitu dengan menggunakan cerita bohong mengenai orang2 mati guna memeras orang2 yang hidup sebaliknya daripada melakukan sesuatu yang berfaedah bagi mereka.

Hiburan apakah yang dapat kita berikan apabila pada suatu ketika kematian menimpa keluarga kita sendiri atau seorang teman? Apakah akal sehat membenarkan pandangan bahwa segala pengalaman hidup serta panjangnya umur kita sudah di”takdir”kan? Bagaimana kalau yang mati masih anak kecil? Benarkah bahwa Allah telah ’mengambil anak itu supaya berada di sisiNya’, sebagaimana anggapan beberapa orang?

Memang ada banyak perkara yang perlu kita ketahui mengenai kematian, dan semestinya semakin senang kita akan kehidupan semakin besarlah keinginan kita untuk mendapatkan jawaban2 yang benar. Tetapi di manakah gerangan kita akan mendapatkannya—terutama mengingat adanya begitu banyak kebingungan dan perbedaan pendapat?

Ada banyak buku agama yang membahas soal hidup dan kematian, beberapa di antaranya ditulis di jaman kuno. Tetapi ada satu buku yang sangat kuno yang mengemukakan pandangan yang berbeda sekali dengan semua buku yang lain. Sesungguhnya, saudara mungkin akan heran bahwa pandangan yang dikemukakannya jauh berbeda dari apa yang dikira umum dikemukakan di dalam buku tersebut. Buku tersebut adalah Alkitab.

Buku tersebut mengisahkan tentang orang2 yang pernah hidup, orang2 yang menghadapi persoalan2 azasi yang sama seperti kita sekarang. Mereka pun berpikir mengenai seluruh tujuan dari kehidupan dan bertanya: ”Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?” ”Jikalau panjang umurnya dua kali seribu tahun sekalipun, maka tiada dirasainya barang yang baik, bukankah sekaliannya pergi ke tempat satu juga?” (Pengkhotbah 2:22; 6:6, Klinkert) Mereka juga mengajukan pertanyaan ini: ”Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14) Apakah saudara sudah mengetahui jawaban atas pertanyaan2 itu?

Di dalam buku yang saudara pegang sekarang ini saudara akan menemukan pembahasan bukan saja mengenai banyak cara yang dicoba oleh orang2 untuk menjawab pertanyaan2 yang diajukan tadi, tetapi juga, dan ini penting sekali, bagaimana Alkitab menjawab setiap pertanyaan demikian. Saudara dengan demikian akan mengetahui bagaimana harapan istimewa yang dikemukakannya bagi orang2 yang menghadapi kematian atau yang sudah berada dalam cengkeraman maut. Pengertian yang akan diperoleh dari pengetahuan ini dapat benar2 membina kebahagiaan dan ketenteraman pikiran saudara, baik sekarang maupun di masa depan.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan