PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • hp psl. 14 hlm. 131-139
  • Kejahatan—Mengapa Allah Membiarkannya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kejahatan—Mengapa Allah Membiarkannya?
  • Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ALLAH MENJAWAB, ’AKU JUSTRU MENARUH PERHATIAN’
  • SENGKETA-SENGKETA SEMESTA TIMBUL
  • MENGAMBIL MANFAAT DARI WAKTU YANG DIBIARKAN
  • INGINKAH ANDA HIDUP MANAKALA KEJAHATAN TELAH LENYAP?
  • Percayalah kepada Yehuwa dan Tetap Hidup!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
  • Berapa Lama Lagi Waktunya bagi Orang Fasik?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Bersukacita karena Allah Keselamatan Kita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Buku Alkitab Nomor 35​—Habakuk
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
Lihat Lebih Banyak
Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
hp psl. 14 hlm. 131-139

Pasal 14

Kejahatan—Mengapa Allah Membiarkannya?

Mengapa pantas untuk memeriksa apa kata Alkitab tentang kejahatan? (1-3)

ANDAI KATA seorang sahabat anda dirampok, diperkosa atau dibunuh dan si pelaku kejahatan dibebaskan, tidakkah anda merasa tak berdaya, sakit hati dan marah? Kejahatan dan ketidakadilan sedemikian hanya mencerminkan sebagian kecil dari apa yang telah menimpa umat manusia.

2 Sejarah merupakan catatan panjang berisi peperangan keji, kemiskinan yang menghimpit, kejahatan dan penindasan. Akibatnya, beberapa orang mulai meragukan apakah Allah memang ada. Kita mengetahui adanya bukti yang meyakinkan bahwa pencipta ada. (Ibrani 3:4; Roma 1:20) Tetapi kejahatan juga ada. Karena itu, bahkan banyak orang yang percaya kepada Allah bertanya, ’Apakah Ia memang ambil pusing terhadap kita?’ Mereka bertanya, ’Jika memang Allah ambil pusing, mengapa Ia membiarkan kejahatan begitu lama?’

3 Para ahli pemikir dan kaum pendeta telah sering mengulas perkara ini, tetapi jawaban mereka tidak memuaskan. Apa yang Allah sendiri katakan?

ALLAH MENJAWAB, ’AKU JUSTRU MENARUH PERHATIAN’

Apa yang dapat kita pelajari dari Habakuk mengenai hal ini? (4-8)

4 Berdasarkan pengalaman kita, dapat kita hargai reaksi Habakuk, sang nabi Ibrani, terhadap kekerasan dan ketidakadilan. Ia hidup pada waktu orang Yahudi terjerat dalam banyak praktek kejahatan, yang sangat mengganggu perasaan Habakuk sehingga ia tergugah untuk bertanya kepada Allah:

”Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.”—Habakuk 1:3, 4.

Walaupun Habakuk yakin akan keadilan Yehuwa, ia merasa tertekan oleh kekerasan dan ketidakadilan di kalangan bangsanya. Juga, pada waktu itu orang Babel mulai merajalela, mengadakan teror dan merampasi bangsa-bangsa lain. Kelihatannya kejahatan berkuasa di mana-mana. Nabi Habakuk heran, mengapa Allah, yang dapat melihat semua itu seolah-olah tidak berbuat apa-apa.—Habakuk 1:13.

5 Dalam suatu penglihatan Yehuwa mengatakan dengan pasti kepada Habakuk bahwa kemakmuran yang kelihatannya dimiliki orang-orang jahat hanyalah sementara. Allah bukan saja melihat apa yang terjadi, tetapi juga menaruh perhatian. Ada ”saatnya [masa yang ditetapkan]” bagi Dia untuk menegakkan keadilan ilahi. Walaupun manusia menganggap hal ini lambat, kepada Habakuk dinyatakan dengan pasti, ”Itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”—Habakuk 2:3.

6 Untuk memperlihatkan sikap prihatinnya lebih jauh, Allah memperingatkan Habakuk terhadap suatu tantangan yang sedang dihadapi manusia. Yehuwa berkata, ”Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (Habakuk 2:4) Apakah Habakuk akan menghadapi tantangan itu, melakukan yang benar dan bermoral tidak soal apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekelilingnya? Ia perlu memperlihatkan iman bahwa Allah akan menangani segala sesuatunya dengan tepat pada ’masa yang ditetapkan’ olehNya.

7 Sejarah memberitahu kita apa yang terjadi. Setelah waktunya tiba, Allah bertindak mengakhiri kekerasan dan ketidakadilan di kalangan orang Yahudi. Negeri itu dikalahkan dan banyak dari mereka ditawan. Belakangan, Allah mengadakan perhitungan dengan Babel. Sebagaimana Yehuwa nubuatkan melalui para nabiNya, orang Media dan Persia di bawah pimpinan Kores mengalahkan Imperium Babel yang kelihatannya berkuasa atas segala-galanya.—Yeremia 51:11, 12; Yesaya 45:1; Daniel 5:22-31.

8 Contoh kecil-kecilan ini memperlihatkan bahwa Pencipta kita tidak menutup mata terhadap kejahatan. Ia sungguh mengetahuinya dan prihatin. (Bandingkan Kejadian 18:20, 21; 19:13.) Karena itu, mengapa Allah membiarkan kejahatan berlangsung sampai sekarang? Untuk mengerti penjelasan Alkitab yang masuk akal, kita perlu kembali ke masa ketika kesukaran manusia mulai terjadi.

SENGKETA-SENGKETA SEMESTA TIMBUL

Bagaimana sengketa yang sangat penting di alam semesta ini timbul di Eden? Sengketa-sengketa apakah itu? (9-12)

9 Sebagaimana dituturkan dalam Kejadian pasal tiga, Iblis bertanya kepada Hawa tentang ketaatannya terhadap perintah Allah untuk tidak makan dari pohon yang secara khusus dipisahkan. Hawa menjawab bahwa ketidaktaatan akan mendatangkan hukuman mati. Tetapi setan membalas:

”Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”—Kejadian 3:1-5.

Di sini Setan mengajukan tantangan-tantangan atau sengketa-sengketa yang melibatkan segenap ciptaan Allah, manusia dan para malaikat.

10 Misalnya, Iblis menantang kejujuran Allah. Renungkanlah semua akibatnya. Jika Allah tidak jujur dalam hal ini, dapatkah Ia dipercaya dalam segala hal lain? Tidakkah para makhlukNya di bumi dan di surga akan selalu curiga mengenai apa yang Allah katakan? Dewasa ini kita tahu betapa curiga orang-orang terhadap politikus yang memerintah dengan memakai dusta.—Bandingkan Mazmur 5:10.

11 Pernyataan Setan bahwa Allah bersifat menipu dan menyembunyikan hal-hal yang baik bagi makhlukNya turut menimbulkan sengketa ini, Apakah Allah patut memerintah? Pertanyaan mengenai layak tidaknya cara Allah memerintah melibatkan seluruh alam semesta.

12 Selain itu, Setan menyatakan bahwa manusia dapat berhasil tanpa Allah, bahwa mereka dapat dan sepatutnya memerintah diri sendiri. Pertanyaan ini dihadapkan kepada manusia dan para malaikat, Dapatkah manusia berhasil mengatur urusan sendiri terlepas dari Allah?

Bagaimana sengketa-sengketa ini akan diselesaikan? (13-15)

13 Sengketa-sengketa moral yang serius itu menuntut penyelesaian sepenuhnya. Cara yang Allah pilih untuk melakukan hal ini jelas memperlihatkan hikmat dan minatNya kepada kesejahteraan kita, baik sekarang maupun di masa depan. Allah membiarkan waktu berlalu, dan selama itu semua makhluk yang cerdas dapat melihat buktinya. Untuk menghargai hal ini, pertimbangkanlah bagaimana tindakan anda andai kata seseorang terang-terangan menyatakan bahwa anda bukan anggota keluarga yang baik, bahwa anda berdusta dan menjalankan wewenang dengan menanamkan rasa takut. Seorang yang merasa tidak aman mungkin akan memprotes keras atau bahkan menyerang si penuduh. Tetapi karena tahu pasti bahwa tuduhan itu palsu, anda dapat mengesampingkan perasaan ragu-ragu hanya dengan membiarkan waktu berlalu agar semua mengamati cara-cara anda dan hasil-hasil baik di dalam keluarga anda.—Matius 12:33.

14 Apa yang telah disingkapkan oleh bukti-bukti mengenai sengketa-sengketa yang timbul di Eden? Sebagaimana diperingatkan oleh Allah, ketidaktaatan manusia telah mengakibatkan kematian, yang didahului oleh penyakit dan usia tua. Jadi Allah bukan tidak jujur, dan tidak ada dasar dalam hal ini untuk menantang layak tidaknya kedaulatanNya. Juga ada bukti bahwa manusia tidak dapat menetapkan patokannya sendiri, memerintah diri sendiri terlepas dari Allah. Tidak ada bentuk pemerintahan manusia yang sanggup mencegah peperangan, korupsi, penindasan, kejahatan dan ketidakadilan. Ini meneguhkan apa yang Alkitab katakan, ”Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23) Lebih jauh, waktu telah membuktikan bahwa manusia tak dapat mengakhiri penderitaan; sebaliknya, mereka sering menjadi penyebabnya.

15 Penderitaan dirasakan oleh orang-orang jujur yang rela menerima pemerintahan dan patokan Allah. Mengingat orang-orang ini, Allah akan bertindak terhadap mereka yang melakukan kejahatan, sebagaimana Ia lakukan secara kecil-kecilan seperti yang disebutkan dalam buku Habakuk. Yehuwa akan melenyapkan semua yang di surga dan di bumi yang bertanggungjawab atas kejahatan dan penderitaan. Tepat seperti yang Allah katakan kepada Habakuk, ada ”saatnya” untuk hal ini. Kita yakin bahwa ”itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”.—Habakuk 2:3.

MENGAMBIL MANFAAT DARI WAKTU YANG DIBIARKAN

Bagaimana kita terlibat dalam sengketa lain yang perlu diselesaikan? (16-20)

16 Mengenai kejahatan yang Allah biarkan, banyak orang hanya memikirkan penderitaan manusia. Mereka tidak menyadari sengketa-sengketa penting yang sedang diselesaikan. Juga, mereka mungkin mengabaikan manfaat yang dapat mereka terima karena Allah telah memberikan waktu untuk penyelesaiannya.—2 Petrus 3:9.

17 Waktu yang Allah berikan untuk penyelesaian hal-hal ini telah cukup lama sehingga kita sempat dilahirkan. Apa pun kesenangan yang telah kita nikmati, semuanya itu justru karena Allah memberikan waktu. Lebih jauh, kita telah diberikan kesempatan untuk membuktikan kasih dan loyalitas kita kepada Allah. Sebagai tantangan, Setan menyatakan bahwa tidak satu pun manusia akan terbukti setia kepada Allah, dan bahwa Allah tidak mungkin mengatakan tentang salah seorang dari mereka, ”Tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Hal ini kita lihat dari buku Ayub dalam Alkitab, pasal 1 dan 2. Mengenai Ayub, orang yang benar ini, Iblis berkata, ”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?” Setan menyatakan bahwa Ayub takut akan Allah karena tujuan yang tamak, karena Allah memberikan dia kemakmuran, tetapi bahwa Ayub akan mengutuk Allah jika ia kehilangan hal itu. (Ayub 1:7-12) Dapatkah Setan memalingkan semua manusia dari Allah?

18 Allah membiarkan Setan mendatangkan banyak kesukaran atas Ayub. Ayub kehilangan kekayaannya. Anak-anaknya dibunuh. Ia dihinggapi penyakit yang menjijikkan. Walaupun tidak mengetahui bahwa Setanlah yang menjadikan dia sasaran dari serangan hebat ini, Ayub tetap setia kepada Allah. (Ayub 27:5) Ia yakin, Yehuwa tidak akan melupakan dirinya dan bahwa pencipta bahkan akan membangkitkannya jika ia mati. (Ayub 14:13-15) Yehuwa tidak pernah meninggalkan orangNya yang loyal. Pada waktunya Ia turut campur tangan dan melenyapkan kerugian yang telah ditimbulkan oleh Setan. Kesehatan Ayub dipulihkan. Belakangan ia mendapat 10 orang anak yang cantik, disertai kemakmuran yang limpah dan umur panjang. Anda dapat membaca perincian yang membesarkan hati ini di Ayub 42:10-17.

19 Uraian ini juga membantu kita mengerti mengapa Allah membiarkan kejahatan. Dengan cara ini dibuktikan bahwa beberapa dari manusia akan mencintai Allah walaupun adanya problem-problem kehidupan, dan akan loyal kepadaNya menghadapi ujian apapun. Kita patut menanya diri, ’Apakah kita memberi reaksi sedemikian walaupun sedang menderita? Apakah kita menginginkan demikian sehingga turut menjawab tantangan yang diajukan oleh Setan?’ (Amsal 27:11) Buku Ayub juga memberi alasan bagi kita untuk yakin, bahwa Allah dapat melenyapkan segala penderitaan yang dihadapi oleh manusia sementara kejahatan masih dibiarkan.—Bandingkan 2 Korintus 4:16, 17.

20 Sebagaimana Allah mengamati serta memperkenan Ayub dan Habakuk, kini pun Ia memperhatikan manusia-manusia yang loyal kepadaNya menghadapi keadaan buruk, dan Ia tidak akan lupa memberi upah kepada mereka.—Maleakhi 3:16-18.

INGINKAH ANDA HIDUP MANAKALA KEJAHATAN TELAH LENYAP?

Masa depan apa yang diulurkan oleh Alkitab? Apa artinya bagi kita? (21-23)

21 Alkitab menyatakan dengan pasti bahwa Allah bermaksud memulihkan bumi kepada keadaan firdaus, seperti yang dinikmati oleh Adam dan Hawa sebelum menjadi tidak loyal. (Lukas 23:43; Wahyu 21:4, 5) Pada waktu itu akan terwujud sepenuhnya janji Alkitab berikut ini:

”Maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:10, 11; Amsal 24:1, 20.

22 Banyak orang mengeluh karena kejahatan dan penderitaan, bahkan mempersalahkan Allah atas semua ini. Apa sebenarnya yang mereka inginkan agar dilenyapkan? Apakah kejahatan, atau hanya akibat-akibatnya yang tidak menyenangkan? Banyak penderitaan disebabkan oleh manusia sendiri; ia menuai apa yang ia tabur. (Galatia 6:7; Amsal 19:3) Imoralitas menghasilkan penyakit kelamin, pengguguran, perceraian. Merokok menyebabkan kanker paru-paru. Pemabukan dan penyalahgunaan narkotika merusak limpa dan otak. Pelanggaran undang-undang lalu-lintas menyebabkan kecelakaan yang memautkan. Apakah orang yang berkata, ’Mengapa Allah membiarkan kejahatan? Kapankah Ia akan menghentikannya?’ benar-benar menginginkan agar Allah menghentikannya? Andai kata Allah menghentikannya sekarang juga, dengan mencegah perbuatan-perbuatan mereka, banyak yang mengeluh bahwa Ia membatasi mereka.

23 Karena itu, Allah membiarkan kejahatan justru supaya kita mengambil sikap, untuk memperlihatkan isi hati kita. Allah berkata kepada Habakuk, ”Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” Untuk ini perlu dipupuk kebencian terhadap apa yang Allah nyatakan buruk atau jahat. (Habakuk 2:4; Mazmur 97:10) Cara hidup sedemikian dapat membuat kita kurang disukai oleh beberapa tetangga dan teman. (1 Petrus 4:3-5) Ayub dan Habakuk rela dipandang berbeda demi keloyalan terhadap Allah dan demi perkenanNya. Dan berjuta-juta Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini juga membuktikan bahwa hal itu dapat dilakukan dan mereka menikmati kehidupan yang lebih kaya, lebih memuaskan.

Bagaimana kita dapat menarik manfaat kekal karena Allah membiarkan kejahatan? (24-26)

24 Orang-orang yang mengikuti haluan ini menambah bukti bahwa Setan memang pendusta keji. Mereka membuktikan bahwa manusia dapat setia kepada Allah, yakin akan kejujuran dan keadilan dari caraNya memerintah. Akibatnya, Allah mengetahui bahwa orang-orang sedemikian dapat dipercayakan untuk memelihara firdaus yang akan dipulihkan di bumi. Kehidupan pada waktu itu akan nikmat sehingga dukacita dan kejahatan di masa lalu tidak akan diingat. Semua itu akan dilupakan sebagaimana kita telah melupakan kepedihan dan dukacita yang kita rasakan bertahun-tahun yang lalu semasih anak-anak, ketika lutut kita mungkin tergores.—Yesaya 65:17; Yohanes 16:21.

25 Ini suatu masa depan yang sungguh nikmat yang membantu kita lebih mengerti bahwa Allah membiarkan kejahatan hanya untuk sementara sebagai bagian dari pelaksanaan maksud-tujuan kekalNya. Sengketa-sengketa moral dan menyangkut hukum yang menyebabkan dibiarkannya kejahatan akan diselesaikan untuk selama-lamanya.

26 Tetapi sekalipun telah dimengerti mengapa Allah membiarkan kejahatan, kita patut bertanya, Kapan kejahatan berakhir? Kapan ”saatnya” bagi Allah untuk mengakhiri kejahatan di seluas bumi? Mari kita lihat sekarang.

[Kotak di hlm. 131]

Dr. W. R. Inge, yang pernah menjadi dekan dari Katedral St. Paul, London, berkata beberapa tahun yang lalu:

”Sepanjang hidupku aku berjuang menemukan tujuan hidup. Aku telah berusaha menjawab tiga masalah yang selalu kelihatan sangat mendasar bagi diriku: masalah kekekalan; masalah kepribadian manusia; dan masalah kejahatan. Aku gagal. Aku belum memecahkan satu pun.”

[Gambar di hlm. 137]

Penderitaan tidak membuat Ayub melawan Allah; ia bertekun dan diberkati

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan