PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tp psl. 16 hlm. 175-186
  • Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan Sejati

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan Sejati
  • Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Iman yang Hidup
  • Menyesal dan Bertobat
  • Pengakuan di Hadapan Umum demi Keselamatan
  • Mengasihi Hubungan Saudara dengan Allah
  • Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan yang Sejati
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Masa Depan yang Aman Sentosa—Bagaimana Memperolehnya
    Masa Depan yang Aman Sentosa—Bagaimana Memperolehnya
  • Bagaimana Saudara Dapat Menikmati Perdamaian Ilahi dengan Sepenuhnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-34)
  • Baptisan dan Hubungan Anda dengan Allah
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
Lihat Lebih Banyak
Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
tp psl. 16 hlm. 175-186

Pasal 16

Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan Sejati

1. Jika kita membuat pilihan yang benar, ketentraman dan keyakinan apa dapat kita nikmati sekarang?

BETAPA senangnya bila hidup ini benar-benar bertujuan, bila kita tahu arah yang kita tempuh! Dan betapa tentramnya pikiran dan hati bila sudah pasti bahwa tidak ada lagi haluan lain yang lebih baik! Tetapi ketentraman dan keyakinan sedemikian hanya dapat saudara miliki jika saudara membuat pilihan yang benar sekarang.

2. Dengan mengenal Yehuwa dan maksud-tujuanNya bagaimana kita dibantu dalam memandang kehidupan?

2 Bukti-buktinya jelas bahwa kita tidak dapat mengharapkan dunia ini sebagai sumber perdamaian dan keamanan sejati. Sistem-sistem perdagangan, agama, dan politik, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa dengan pernyataannya tentang ’perdamaian dan keamanan’, tidak dapat mewujudkan hal tersebut. Itulah sebabnya Alkitab memberitahu kita bahwa Allah Yehuwalah satu-satunya Sumber perdamaian dan keamanan sejati. Dengan mengenal Dia dan maksud-tujuanNya, kita dapat mengerti mengapa kita berada di bumi ini dan apa yang menyebabkan keadaan-keadaan seperti sekarang ini. Kita mengetahui adanya sengketa besar yang menyangkut kedaulatan universal Yehuwa, dan apa pengaruhnya atas kita masing-masing. Kita belajar mempertimbangkan apakah cita-cita kita pantas dan bijaksana, dan kita mendapatkan standar-standar moral yang tidak mengecewakan sebagai pedoman hidup. Bila menghadapi penyakit, usia tua, atau kematian, kita terhibur karena adanya pengharapan untuk hidup dalam orde baru yang benar dan sehat, bahkan, kalau perlu, melalui kebangkitan dari antara orang-orang mati.

3. Mengapa Yehuwa merupakan Pribadi yang menjadi tumpuan semua harapan kita?

3 Maka, anjuran di Yesaya 26:4 tidak mengherankan, ”Percayalah kepada [Yehuwa] selama-lamanya, sebab [Yehuwa] Allah adalah gunung batu yang kekal.” Karena tidak pernah berubah, mahakuasa, dan kekal, Yehuwa benar-benar Pribadi yang merupakan tumpuan semua harapan kita. Apakah saudara ingin mendapat bimbingan dan perlindunganNya, bukan hanya sekarang tetapi juga di masa yang akan datang dan seterusnya dalam Orde Baru yang dijanjikanNya? Jika demikian, apa yang harus saudara lakukan?

4. Untuk mendapat perkenan Yehuwa, apa yang kita butuhkan, dan apa yang memungkinkan hal itu?

4 Seluruh umat manusia terasing dari Allah karena dosa orangtua kita yang pertama. Tetapi Allah telah membuka jalan pendamaian dan persahabatan dengan diriNya melalui korban PutraNya. (2 Korintus 5:19-21; Efesus 2:12, 13) Namun, tidak cukup hanya mengatakan bahwa kita ingin menjadi sahabat Allah.

5. Apa yang hendaknya menggerakkan kita dalam mengusahakan persahabatan dengan Yehuwa?

5 Kita harus rela, bahkan bergairah, untuk membuktikan kepadaNya bahwa kita menginginkannya, dan dengan motif yang benar. Misalnya, apakah kita ingin bersahabat dengan Yehuwa terutama agar luput dari bencana? Jika kita ingin mendapat kedudukan yang baik di hadapan Allah, tidak mungkin hanya untuk masa yang genting ini saja sebelum penghukumanNya atau hanya untuk selamat dari ’sengsara besar’ yang akan datang (Matius 24:21, 22) Harus untuk selama-lamanya. Untuk itu, hanya kasih sejati yang dapat mendorong kita. Agar kita dapat membuktikan kesungguhan keinginan kita untuk menjadi sahabatNya, Yehuwa telah menetapkan dalam FirmanNya hal-hal tertentu yang harus kita lakukan masing-masing jika kita hendak diperdamaikan dengan Dia.

Iman yang Hidup

6. Untuk menyenangkan Allah, keyakinan apa harus kita miliki tentang Dia?

6 Yehuwa adalah Allah kebenaran. Jadi kita dapat menaruh keyakinan mutlak akan janji-janjiNya. Sebenarnya, ”tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. (Ibrani 11:6) Jika saudara mempunyai iman sedemikian, maka saudara tahu bahwa dalam segala sesuatu yang Allah lakukan ada tujuan yang benar, dan bahwa Ia selalu menginginkan apa yang terbaik bagi kita. Dari karya ciptaan dan FirmanNya yang tertulis, jelas terlihat bahwa Ia bukan hanya Allah yang maha-bijaksana dan maha-kuasa, tetapi juga penuh kasih kemurahan. Mustahil Ia akan menyimpang dari patokan-patokanNya yang benar. Tetapi, meskipun kita tidak sempurna dan membuat banyak kesalahan, jika kita mengasihi kebenaran, Ia akan memperlakukan kita dengan cara yang akan menghasilkan berkat.

7. Bagaimana keyakinan akan kebenaran dan hikmat Yehuwa suatu perlindungan bagi kita?

7 Jadi, jika kita mendapat koreksi dari Allah, kita tahu bahwa ini demi kesejahteraan kekal kita. Kita akan mempercayai Yehuwa, sama seperti seorang anak laki-laki atau perempuan mempercayai ayahnya yang penuh kasih, bijaksana dan kuat. (Mazmur 103:13, 14; Amsal 3:11, 12) Dengan iman seperti itu, kita tidak akan meragukan hikmat dari nasihatNya atau kebenaran dari jalan-jalanNya, meskipun ada kalanya kita mungkin tidak memahami hal-hal tertentu dengan sepenuhnya. Dengan demikian kita akan termasuk di antara orang-orang yang dilukiskan penulis mazmur, ”Besarlah ketentraman pada orang-orang yang mencintai TauratMu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.”—Mazmur 119:165; Amsal 3:5-8.

8. (a) Mengapa iman saja tidak cukup? (b) Iman seharusnya menggerakkan kita kepada tindakan apa seperti disebutkan di Kisah 3:19, 20?

8 Tetapi ”iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”, kata Yakobus 2:26. Iman yang sejati akan menggerakkan seseorang untuk bertindak. Pertama-tama ia akan digerakkan untuk mengikuti anjuran rasul Petrus, ”Hendaklah kamu menyesal dan bertobat [berpaling, NW], supaya dosamu dihapuskan, dan supaya datang juga masa yang senang dari pada hadirat [Yehuwa].” (Kisah 3:19, Bode) Apa artinya hal ini?

Menyesal dan Bertobat

9. (a) Apa penyesalan sejati itu? (b) Kita perlu menyesal atas apa?

9 Dalam Alkitab, yang dimaksud dengan penyesalan adalah perubahan pikiran, disertai rasa duka yang dalam atas cara hidup yang lama atau atas tindakan-tindakan yang salah. (2 Korintus 7:9-11) Tetapi jika kita ingin menikmati ”masa yang senang” yang dijanjikan Allah, kita tidak dapat sekedar menyesal atas kesalahan-kesalahan di masa lampau. Sebaliknya, kita harus memperlihatkan penyesalan karena kita mengakui bahwa, sebagai keturunan Adam, sifat kita sejak lahir sudah berdosa. Seperti dinyatakan rasul Yohanes, ”Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri . . . kita membuat [Allah] menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita.” (1 Yohanes 1:8, 10) Kita seharusnya dengan tepat meniru Pencipta kita, mencerminkan ’gambar dan rupaNya’. Namun karena dosa warisan tidak mungkin kita melakukannya dengan sempurna. Maka, kita ’tidak mengenai sasaran’. Itulah arti kata ”dosa” dalam Alkitab.—Kejadian 1:26; Roma 3:23.

10, 11. (a) Kepada siapa kita berhutang kehidupan, dan mengapa? (b) Maka, bagaimana kita harus menggunakan kehidupan kita?

10 Jadi kita membutuhkan pengampunan dari Allah. (Matius 6:12) Kita sadar bahwa kita berhutang kehidupan kepada Dia sebagai Pencipta kita. Tetapi sekarang kita tahu bahwa melalui korban Putra Allah, umat manusia juga ’dibeli dengan harga’ yang sangat mahal. Maka kita tidak patut menjadi ”hamba manusia”, bahkan menjadi hamba dari keinginan kita yang mementingkan diri pun tidak patut. (1 Korintus 7:23) Namun, sebelum mengetahui dan menerima kebenaran, bukankah kita semua seperti itu?—Yohanes 8:31-34.

11 Dalam hati, apakah saudara menghargai karunia Allah berupa PutraNya dan apa yang telah dilakukanNya melalui Kristus untuk menyediakan pembebasan dari perbudakan dosa dan kematian? Jika demikian, tentu saudara sungguh-sungguh bersusah hati karena di masa lampau tidak menggunakan kehidupan saudara untuk mentaati sang Pencipta. Dengan demikian saudara akan tergerak untuk sungguh-sungguh menyesal karena telah menempuh haluan hidup yang sama seperti dunia tidak selaras dengan kehendak dan maksud-tujuan Allah.—Kisah 17:28, 30; Wahyu 4:11.

12. Bagaimana seseorang yang menyesal membuktikan bahwa ia benar-benar telah menolak haluannya yang lama?

12 Karena penyesalan yang sungguh-sungguh ini, seseorang akan ”berpaling”. Inilah arti kata ”pertobatan”. Orang yang sungguh-sungguh menyesal tidak hanya bersusah hati karena telah menyalahgunakan kehidupannya. Ia menolak haluan yang salah. Ia membuktikannya dengan ”berpaling” dan melakukan ’pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan penyesalan’, menyelaraskan kehidupannya dengan kehendak Allah.—Kisah 26:20; Roma 6:11.

13. (a) Apa makna pernyataan Yesus bahwa para pengikutnya harus ”menyangkal diri”? (b) Apa sebabnya kita menyerahkan diri kepada Yehuwa, dan apa pengaruhnya atas kehidupan kita?

13 Dalam hal bertobat dan berpaling ini termasuk juga apa yang Yesus sebutkan sebagai ’menyangkal diri kita sendiri’. (Matius 16:24) Artinya, kita tidak lagi hidup menurut keinginan kita yang mementingkan diri tanpa memperdulikan kehendak dan maksud-tujuan Allah. Sebaliknya, kita mengakui bahwa Allah Yehuwa sebenarnya berhak penuh atas kehidupan kita sebagai Pencipta dan Pembeli kita melalui korban tebusan PutraNya. Seperti dinyatakan Alkitab, kita ’bukan milik kita sendiri, sebab kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar’. (1 Korintus 6:19, 20) Jadi, dari pada menyalahgunakan kemerdekaan yang dapat kita nikmati karena kebenaran, hendaknya kita menundukkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak Allah. (Galatia 5:13; 1 Petrus 2:16) Dan kita melakukannya bukan saja karena patut tetapi juga karena kita mengasihi Allah Yehuwa dengan ’segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita’. (Markus 12:29, 30) Tentu untuk itu kita masing-masing perlu menempuh kehidupan yang penuh dedikasi kepada Allah. Haluan ini bukan suatu beban, malahan memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan ini, tidak seperti yang sebelumnya.—Matius 11:28-30.

Pengakuan di Hadapan Umum demi Keselamatan

14. (a) Bila seseorang mengakui bahwa Yehuwa adalah pemiliknya yang sah, bagaimana ia dapat menyatakannya kepada Allah? (b) Apa lagi yang seharusnya ia ingin lakukan, seperti dinyatakan di Roma 10:10?

14 Memang baik sekali jika dalam doa kita menyatakan iman kepada persediaan Allah, mengakui Dia sebagai pemilik kita. Tetapi kita dapat dan seharusnya ingin menyatakan iman kita lebih lanjut, seperti dikatakan di Roma 10:10, ”Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku [di hadapan umum, NW] dan diselamatkan.” Pengakuan ”di hadapan umum” mengenai iman kita kepada Yehuwa dan persediaanNya hendaknya keluar dengan sukacita dari hati yang penuh penghargaan. Dalam pengakuan ini termasuk juga membaktikan kehidupan kita kepada Yehuwa untuk melakukan kehendakNya dan ini dilambangkan dengan baptisan air.

15. Mengapa kita patut memikirkan baptisan air dengan serius?

15 Ketika Yesus Kristus memulai pelayanannya kepada umum, ia meminta agar Yohanes Pembaptis membaptis dia dalam air. Alkitab menjelaskan bahwa pada waktu itu Yesus mengatakan kepada Allah, ”Aku datang untuk melakukan kehendakMu.” (Ibrani 10:9; Mazmur 40:7, 8) Yesus memerintahkan agar semua yang ingin menjadi muridnya juga dibaptis. Apakah saudara termasuk muridnya? Maka baptisan air saudara merupakan ’pengakuan di hadapan umum’ tentang hal tersebut.—Matius 28:19, 20.

16. (a) Bagaimana dapat dipastikan apakah saudara sudah siap untuk dibaptis? (b) Bagaimana para pengawas membantu pribadi-pribadi dalam mempersiapkan diri untuk dibaptis?

16 Benar-benar suatu hak istimewa yang mulia untuk menjadi saksi yang berbakti dan dibaptis dari Yehuwa, Penguasa alam semesta. Silakan saudara perhatikan lagi apa yang tersangkut dalam hal ini: Yehuwa dengan penuh kasih telah membuka jalan agar saudara dapat menjadi sahabatNya. Tetapi untuk itu, saudara harus mempunyai iman, benar-benar percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang terilham. (2 Timotius 3:16, 17) Saudara juga harus menaruh iman akan korban tebusan Yesus sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan kedudukan yang diperkenan di hadapan Allah. (Kisah 4:12) Saudara perlu menyadari ketergantungan saudara kepada Yehuwa dan menyerahkan kehidupan saudara kepadaNya untuk melakukan kehendakNya, bukan hanya selama beberapa tahun saja, tetapi untuk selama-lamanya. Haluan sedemikian juga berarti ”tidak menjadi bagian dari dunia”. (Yohanes 17:16; 1 Yohanes 2:15) Sebagai bukti bahwa saudara sudah menyesal dan ’bertobat’, saudara harus meninggalkan perbuatan apapun yang bertentangan dengan patokan-patokan Allah yang benar dan melakukan perintahNya. Apakah saudara sudah mengubah jalan pikiran saudara sehingga inilah pandangan hidup saudara sekarang? (Roma 12:1, 2) Jika demikian, Alkitab menganjurkan saudara untuk membuat ’pengakuan di hadapan umum’ tentang iman sedemikian. Sebagai langkah pertama berbicaralah dengan salah seorang pengawas di sidang Saksi-Saksi Yehuwa di daerah saudara dan beritahu bagaimana perasaan saudara. Maka bersama saudara akan diadakan suatu tinjauan kembali mengenai ajaran-ajaran dasar Alkitab sebagai persiapan untuk baptisan.

17. Dengan menggunakan Alkitab, perlihatkan bagaimana kita harus terus membuat ’pernyataan di hadapan umum tentang iman kita’.

17 Langkah baptisan bukanlah akhir tindakan saudara untuk membuat ’pengakuan di hadapan umum tentang iman saudara’. Sebagai seorang Kristen yang berbakti kepada Allah Yehuwa, saudara tentu ingin menyatakan harapan saudara dengan mengutarakan isi hati dan pikiran saudara pada waktu berhimpun bersama, ’memuji-muji Dia dalam jemaah yang besar’. (Mazmur 35:18; 40:10, 11) Saudara tentu juga ingin ambil bagian dalam pekerjaan istimewa yakni membuat ’pengakuan di hadapan umum’ yang Yehuwa tugaskan kepada semua orang yang mau melayani Dia—memberitakan kabar baik tentang Kerajaan di seluruh dunia dan membuat orang-orang dari segala bangsa menjadi murid.—Matius 24:14; 28:19.

Mengasihi Hubungan Saudara dengan Allah

18. Betapa pentingkah pelajaran pribadi untuk memastikan bahwa hubungan seseorang dengan Yehuwa akan bertahan lama?

18 Maka, bagaimana saudara dapat memastikan bahwa, sesudah diperoleh, hubungan saudara dengan Yehuwa akan bertahan untuk selama-lamanya dalam perdamaian dan keamanan yang penuh sukacita? Salah satu cara, saudara perlu terus bertumbuh dalam pengetahuan tentang Dia. Melalui pelajaran pribadi saudara akan mendapatkan sukacita yang sejati karena memperoleh harta berupa hikmat yang tersimpan dalam Firman Allah. Saudara dapat menjadi seperti orang yang dilukiskan dalam Mazmur 1:2, 3, ”Kesukaannya ialah Taurat [Yehuwa], dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Ya, dengan mendapatkan pengetahuan tentang Allah, dan menerapkannya, saudara dapat menempuh ”jalan penuh bahagia” dan ”jalan sejahtera”, karena dengan demikian saudara akan memperoleh hikmat untuk menghadapi semua problem kehidupan. (Amsal 3:13, 17, 18) Bila saudara haus akan pengetahuan Alkitab sedemikian sekarang, terbuktilah bahwa saudara layak hidup dalam Orde Baru Allah, karena pada waktu itu ”seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan [Yehuwa], seperti air laut yang menutupi dasarnya”.—Yesaya 11:9.

19. Mengapa hadir di perhimpunan dengan tetap tentu suatu hal yang perlu dalam kehidupan umat Yehuwa?

19 Ada lagi yang amat saudara butuhkan, yakni hadir tetap tentu di perhimpunan dengan sesama hamba-hamba Yehuwa. Di sana saudara akan mendapatkan dorongan yang sungguh-sungguh kepada kasih dan perbuatan baik, anjuran untuk bertekun dalam hubungan saudara yang benar dengan Allah. (Ibrani 10:23-25) Pergaulan yang menyenangkan dan bersifat kekeluargaan dengan hamba-hamba Yehuwa memberi bukti yang menguatkan bahwa kedamaian dan keamanan yang dijanjikan dalam Orde Baru Allah memang suatu kenyataan.—Mazmur 133:1; 1 Korintus 14:26, 33.

20. Bagaimana penatua-penatua di sidang dapat membantu kita pada masa penindasan dan kesukaran pribadi?

20 Di dalam sidang saudara dapat memperoleh manfaat dari persediaan lain yang pengasih. Yesus, ’Gembala Yang Baik’, mempunyai ’gembala-gembala bawahan’ di bumi. Mereka adalah pengawas-pengawas, atau orang-orang tua secara rohani, yang memelihara ”domba-domba”nya. Mereka adalah salah satu unsur yang kuat dalam memajukan perdamaian dan keamanan di kalangan kumpulan umat Allah di seluruh dunia. (1 Petrus 5:2, 3) Pria-pria ini ”akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus”. (Yesaya 32:1, 2) Ya, dalam keadaan-keadaan sukar, seperti tekanan dan ketegangan karena tentangan dari dunia atau kesulitan-kesulitan pribadi, dengan iman mereka yang bagaikan batu karang dan ketaatan yang teguh kepada Firman Allah, pria-pria ini, yang tua secara rohani, dapat memberikan dukungan yang nyata. Mereka dapat memberi dukungan yang nyata. Mereka dapat memberi saudara nasihat dan anjuran yang menyegarkan.

21. Apa yang akan mencegah kita sehingga tidak membiarkan ketidaksempurnaan orang lain merusak hubungan kita dengan Yehuwa?

21 Memang ketidaksempurnaan manusia akan muncul, sekalipun di kalangan hamba-hamba Allah. Kita semua berbuat kesalahan tiap hari. (Yakobus 3:2) Tetapi apakah kita membiarkan diri tersandung oleh ketidaksempurnaan orang lain sehingga hubungan kita dengan Yehuwa menjadi rusak? Karena kita juga berbuat kesalahan, bukankah kita seharusnya memberikan pengampunan kepada orang lain sama seperti yang kita inginkan bagi diri kita sendiri? (Matius 6:14, 15) Jika kita hendak membuktikan diri layak menjadi rakyat dari Orde Baru Allah yang penuh damai, sekarang kita harus memperlihatkan kesanggupan kita untuk bergaul dalam damai dengan orang-orang lain. Kita tidak dapat mengasihi Allah tanpa juga mengasihi saudara-saudara rohani kita. Kristus mati untuk mereka juga.—1 Yohanes 4:20, 21.

22. Di mana tempat doa dalam kehidupan kita?

22 Karena adanya hubungan baik dengan Allah, ada lagi hak istimewa yang saudara nikmati: menghampiri Allah dalam doa dengan keyakinan bahwa Ia mendengar saudara. Hargailah hak istimewa tersebut dan gunakanlah setiap hari, sepanjang hari. Problem-problem akan timbul. Ketidaksempurnaan saudara sendiri mungkin mengganggu saudara. Namun Alkitab memberi nasihat, ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”—Filipi 4:6, 7.

23. Apa yang akan membantu kita bertekun bila menghadapi ujian dan penderitaan karena iman kita?

23 Dengan tekad untuk melayani Yehuwa, Sumber sejati dari perdamaian dan keamanan, dan menaruh harapan saudara pada Orde BaruNya, saudara akan membuat suatu permulaan yang benar. Kini, seperti dikatakan Alkitab, ”kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu”. (Ibrani 10:36) Setelah mencicipi berkat-berkat dari hubungan baik dengan Yehuwa, bertekadlah untuk tidak pernah menyerah. Jangan sekali-kali biarkan kesenangan seketika dari dunia ini menjauhkan saudara. Meskipun ujian-ujian dari dunia musuh makin hebat, ingat bahwa semua itu sementara saja. Dibanding berkat-berkat yang akan Yehuwa berikan kepada mereka yang mengasihiNya, penderitaan sedemikian hampir tidak berarti.—2 Korintus 4:16-18.

24. (a) Mengingat apa kita terutama patut bersukacita dewasa ini? (b) Seperti penulis mazmur, bagaimana hendaknya perasaan kita setiap waktu terhadap Yehuwa dan hubungan kita dengan Dia?

24 Teruslah tempuh haluan pengabdian yang saleh. Saudara tahu pasti inilah jalan hidup yang terbaik sekarang yang membimbing kepada hidup kekal dalam Orde Baru Allah. (1 Timotius 4:8) Bersukacitalah mengingat bukti-bukti bahwa Orde Baru itu sudah dekat, maupun perdamaian serta keamanan kekal yang akan diwujudkannya. Seraya terus membina hubungan saudara dengan Yehuwa, hendaknya saudara selalu merasa seperti penulis mazmur terilham, yang menulis, ”Gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari padaMu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada [Yehuwa] Allah, supaya dapat menceritakan segala pekerjaanNya.”—Mazmur 73:26-28.

[Gambar di hlm. 181]

Membuat Pengakuan Di Hadapan Umum

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan