PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 263-269
  • Buku Alkitab Nomor 66​—Wahyu

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buku Alkitab Nomor 66​—Wahyu
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ISI BUKU WAHYU
  • MENGAPA BERMANFAAT
  • Penyingkapan kepada Yohanes
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Pesan-Pesan Malaikat bagi Zaman Kita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-55)
  • Penglihatan-Penglihatan Menakjubkan yang Menguatkan Iman
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Pokok-Pokok Penting Buku Penyingkapan​—II
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 263-269

Buku Alkitab Nomor 66​—Wahyu

Penulis: Rasul Yohanes

Tempat Penulisan: Patmos

Selesai Ditulis: ± 96 M.

1. (a) Mengenai lambang-lambang dalam buku Wahyu, dengan apa hamba-hamba Allah akan sependapat? (b) Mengapa buku Wahyu tepat sekali ditempatkan di bagian terakhir dalam Alkitab?

APAKAH lambang-lambang dalam Wahyu dimaksudkan untuk menakut-nakuti? Sama sekali tidak! Penggenapan nubuat itu mungkin membawa ketakutan bagi orang jahat, tetapi hamba-hamba Allah yang setia akan sependapat dengan kata pengantar yang diilhamkan dan komentar malaikat pada bagian penutup: ”Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini.” ”Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!” (Why. 1:3; 22:7) Meskipun ditulis sebelum keempat buku terilham lainnya dari Yohanes, buku Wahyu dengan tepat ditempatkan di bagian terakhir dalam kumpulan 66 buku terilham yang membentuk Alkitab, karena buku Wahyu-lah yang membawa para pembaca jauh ke masa depan, dengan memberikan penglihatan yang mencakup seluruh maksud-tujuan Allah bagi manusia, dan yang membawa tema Alkitab yang mulia, yaitu pembenaran nama Yehuwa dan pemulihan kedaulatan-Nya melalui Kerajaan di bawah Kristus, Benih yang Dijanjikan itu, kepada klimaks yang gemilang.

2. Dengan perantaraan apa Wahyu diberikan kepada Yohanes, dan mengapa judul buku itu cocok sekali?

2 Menurut ayat pengantar, ini adalah ”wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya, . . . Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada hambaNya Yohanes.” Jadi Yohanes hanya sebagai penulis, bukan yang menciptakan bahan itu. Karena itu bukan Yohanes yang menyingkapkan, dan buku ini bukan merupakan wahyu dari Yohanes. (1:1) Penyingkapan Allah kepada hamba-Nya mengenai maksud-tujuan-Nya yang menakjubkan untuk masa depan membuat judul buku itu tepat sekali, karena nama Yunani dari buku itu adalah A·po·kaʹly·psis (Apokalipse), artinya ”Membuka” atau ”Menyingkapkan.”

3. Menurut buku Wahyu sendiri siapa gerangan penulis yang bernama Yohanes itu, dan bagaimana para sejarawan kuno menunjang hal ini?

3 Siapakah Yohanes yang disebutkan sebagai penulis buku Wahyu dalam pasalnya yang pertama? Kita diberi tahu bahwa ia seorang hamba dari Kristus Yesus, juga sebagai saudara yang ikut menderita dalam kesengsaraan, dan bahwa ia dibuang ke Pulau Patmos. Jelaslah bahwa ia dikenal baik oleh para pembacanya yang mula-mula, yang tidak memerlukan identifikasi lebih jauh. Pasti ia adalah rasul Yohanes. Kesimpulan ini didukung oleh para sejarawan paling kuno. Papias, yang menulis pada permulaan abad kedua M., percaya bahwa buku itu berasal dari sumber kerasulan. Justin Martyr, dari abad kedua, mengatakan dalam bukunya ”Dialog Dengan Trypho, seorang Yahudi” (LXXXI): ”Ada seseorang di antara kita, yang bernama Yohanes, salah seorang rasul Kristus, yang bernubuat, melalui wahyu yang disampaikan kepadanya.”a Irenaeus berbicara dengan terus terang tentang rasul Yohanes sebagai penulisnya, demikian juga Clement dari Aleksandria dan Tertullian, dari akhir abad kedua dan permulaan abad ketiga. Origen, sarjana Alkitab yang terkemuka pada abad ketiga, mengatakan: ”Saya berbicara mengenai dia yang bersandar pada dada Yesus, yaitu Yohanes, yang telah meninggalkan bagi kita satu injil, . . . dan ia juga menulis Apokalipse.”b

4. (a) Apa yang menjelaskan perbedaan gaya bahasa dalam buku Wahyu jika dibandingkan dengan tulisan-tulisan Yohanes yang lain? (b) Apa yang membuktikan buku Wahyu merupakan bagian yang autentik dari Kitab-Kitab yang terilham?

4 Fakta bahwa tulisan-tulisan Yohanes yang lain sangat menekankan soal kasih tidak mengartikan bahwa ia tidak mungkin menulis buku Wahyu yang begitu berpengaruh dan dinamis. Ia dan Yakobus saudaranya, adalah orang-orang yang karena begitu marah kepada orang-orang Samaria di sebuah kota tertentu sehingga mereka ingin meminta api turun dari surga. Itulah sebabnya mereka diberi julukan ”Boanerges,” atau ”anak-anak guruh.” (Mrk. 3:17; Luk. 9:54) Gaya penulisan yang menyimpang ini tidak perlu menimbulkan kesulitan bila kita ingat bahwa dalam buku Wahyu pokok pembicaraannya berbeda. Apa yang Yohanes lihat dalam penglihatan-penglihatan ini tidak sama dengan apa pun yang pernah ia lihat sebelumnya. Keselarasan yang mengagumkan dari buku ini dengan Kitab-Kitab nubuat lainnya pasti membuktikannya sebagai bagian yang autentik dari Firman Allah yang terilham.

5. Kapan Yohanes menulis buku Wahyu, dan dalam keadaan-keadaan apa?

5 Menurut bukti yang paling awal, Yohanes menulis buku Wahyu kira-kira pada tahun 96 M., kurang lebih 26 tahun setelah kehancuran Yerusalem. Ini menjelang akhir pemerintahan Kaisar Domitian. Untuk menegaskan hal ini, Irenaeus dalam bukunya ”Melawan Kemurtadan” (V, xxx) mengatakan tentang Apokalipse: ”Buku itu muncul belum lama berselang, mendekati zaman kita, menjelang akhir pemerintahan Domitian.”c Eusebius dan Jerome keduanya setuju dengan pernyataan ini. Domitian adalah saudara dari Titus, yang memimpin tentara Roma pada waktu membinasakan Yerusalem. Ia menjadi kaisar pada waktu Titus meninggal, 15 tahun sebelum buku Wahyu ditulis. Ia menuntut agar disembah seperti allah dan memakai gelar Dominus et Deus noster (artinya ”Tuhan dan Allah Kita”). Penyembahan kaisar tidak mengganggu orang-orang yang menyembah dewa-dewa palsu, tetapi hal itu tidak dapat diterima oleh umat Kristiani pada masa awal, yang dalam hal ini menolak mengkompromikan iman mereka.d Maka, menjelang akhir pemerintahan Domitian (81-96 M.), umat Kristiani mendapat penindasan kejam. Yohanes diperkirakan diasingkan ke Pulau Patmos oleh Domitian. Ketika Domitian dibunuh pada tahun 96 M., ia diganti oleh kaisar Nerva yang lebih bersikap toleran, yang kemudian membebaskan Yohanes. Selama dipenjarakan di Patmos inilah Yohanes menerima penglihatan-penglihatan yang ia tulis.

6. Kita harus memandang buku Wahyu sebagai apa, dan bagaimana buku itu dapat dibagi?

6 Kita harus menyadari bahwa apa yang dilihat Yohanes dan yang harus ia tulis kepada sidang-sidang bukan sekedar rangkaian penglihatan yang tidak saling berhubungan, dan dicatat secara sembarangan. Tidak, seluruh buku Wahyu, dari permulaan sampai akhir, memberikan kita gambaran yang teratur mengenai perkara-perkara yang akan terjadi, dari satu penglihatan ke penglihatan lain sampai penyingkapan seluruh maksud-tujuan Kerajaan Allah tercapai pada akhir penglihatan-penglihatan itu. Karena itu hendaknya kita melihat buku Wahyu secara keseluruhan dan sebagai buku yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan, serta selaras, yang membawa kita jauh ke masa depan dari zaman Yohanes. Setelah kata pengantarnya (Why. 1:1-9), buku ini dapat dianggap terbagi ke dalam 16 penglihatan: (1) 1:10–3:22; (2) 4:1–5:14; (3) 6:1-17; (4) 7:1-17; (5) 8:1–9:21; (6) 10:1–11:19; (7) 12:1-17; (8) 13:1-18; (9) 14:1-20; (10) 15:1–16:21; (11) 17:1-18; (12) 18:1–19:10; (13) 19:11-21; (14) 20:1-10; (15) 20:11–21:8; (16) 21:9–22:5. Penglihatan-penglihatan ini diikuti dengan kesimpulan yang menggerakkan, yang di dalamnya Yehuwa, Yesus, malaikat, dan Yohanes semuanya berbicara, memberikan sumbangan terakhir sebagai tokoh-tokoh utama dalam saluran komunikasi itu.—22:6-21.

ISI BUKU WAHYU

7. Apa yang dikatakan Yohanes mengenai asal usul buku Wahyu, dan dalam perkara-perkara apa dia berkata bahwa dia ikut ambil bagian bersama mereka yang ada dalam ketujuh sidang itu?

7 Kata pengantar (1:1-9). Yohanes menerangkan Sumber ilahi dan malaikat sebagai bagian dari saluran tersebut yang melaluinya wahyu ini diberikan, dan ia selanjutnya berbicara kepada orang-orang di tujuh sidang di distrik Asia. Yesus Kristus telah menjadikan mereka ”suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya,” yaitu Allah Yehuwa Yang Mahakuasa. Yohanes mengingatkan mereka bahwa ia ikut bersama mereka ”dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus,” menjadi orang buangan di Pulau Patmos.—1:6-9.

8. (a) Yohanes diperintahkan untuk melakukan apa? (b) Siapa yang ia lihat di tengah-tengah kaki dian, dan apa yang dijelaskan oleh Pribadi ini?

8 Surat-surat kepada ketujuh jemaat (1:10–3:22). Seraya penglihatan pertama mulai, di bawah ilham Yohanes mendapati dirinya berada pada hari Tuhan. Suatu suara yang nyaring seperti bunyi sangkakala menyuruhnya menulis dalam sebuah gulungan apa yang ia lihat dan mengirimkannya kepada ketujuh sidang, di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Ketika berpaling ke arah suara itu, Yohanes melihat ”seorang serupa Anak Manusia” di tengah-tengah tujuh kaki dian, memegang tujuh bintang di tangan kanannya. Orang ini memperkenalkan diri sebagai ”Yang Awal dan Yang Akhir,” Pribadi yang telah mati tetapi sekarang hidup selama-lamanya dan yang memiliki kunci-kunci kematian dan Hades. Karena itu ia adalah Kristus Yesus yang telah dibangkitkan. Ia menjelaskan: ”Ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat, dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.”—1:13, 17, 20.

9. Pujian dan nasihat apa diberikan kepada sidang Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira?

9 Yohanes diperintahkan untuk menulis kepada malaikat di sidang Efesus, yang, biarpun telah berjerih-payah, bertekun, dan menolak untuk bergaul dengan orang jahat, telah meninggalkan kasihnya yang mula-mula dan harus bertobat serta melakukan lagi apa yang semula dilakukan. Sidang Smirna diberi tahu bahwa meskipun menderita dan miskin, sidang itu sebenarnya kaya dan tidak perlu merasa takut: ”Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Sidang Pergamus, yang terletak ”di tempat takhta Iblis,” tetap berpegang teguh kepada nama Kristus tetapi ada orang-orang murtad di antaranya, dan orang-orang ini harus bertobat kalau tidak Kristus akan memerangi mereka dengan pedang panjang yang ada di mulutnya. Di Tiatira, sidang memiliki ’kasih maupun iman, baik pelayanan maupun ketekunan,’ namun sidang itu membiarkan adanya ”wanita Izebel.” Akan tetapi, orang-orang setia yang berpegang kuat akan menerima ”kuasa atas bangsa-bangsa.”—2:10, 13, 19, 20, 26.

10. Berita-berita apa disampaikan kepada sidang-sidang di Sardis, Filadelfia, dan Laodikia?

10 Sidang di Sardis terkenal hidup, tetapi mati karena perbuatan-perbuatannya tidak dilakukan sepenuhnya di hadapan Allah. Akan tetapi, mereka yang menang, tidak akan dihapuskan namanya dari kitab kehidupan. Sidang Filadelfia telah memelihara firman Kristus, maka ia berjanji akan menjauhkan sidang itu ”dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.” Kristus akan membuat orang yang menang menjadi sokoguru dalam bait Allahnya. Kristus berkata: ”Akan Kutuliskan nama AllahKu, dan nama kota AllahKu, yaitu Yerusalem baru . . . dan namaKu yang baru.” Seraya menyebut dirinya sebagai ”permulaan dari ciptaan Allah,” Kristus mengatakan kepada sidang Laodikia bahwa sidang itu tidak panas dan juga tidak dingin dan akan dimuntahkan dari mulutnya. Meskipun membanggakan kekayaan, orang-orang di sidang itu sesungguhnya miskin, buta, dan telanjang. Mereka memerlukan jubah putih, dan mereka membutuhkan salep mata agar dapat melihat. Kristus akan masuk dan makan bersama orang yang membukakan pintunya bagi dia. Kepada orang yang menang, Kristus akan mengaruniakan hak istimewa untuk duduk bersama dengan dia di atas takhtanya, sama seperti dia telah duduk bersama Bapanya di atas takhta-Nya.—3:10, 12, 14.

11. Penglihatan yang menakjubkan apa kemudian menarik perhatian Yohanes?

11 Penglihatan kekudusan dan kemuliaan Yehuwa (4:1–5:14). Penglihatan kedua membawa kita ke hadapan takhta surgawi Yehuwa yang megah. Penglihatan ini menakjubkan dalam keindahannya, seperti batu permata yang berkilau-kilauan. Di sekeliling takhta itu duduk 24 tua-tua yang memakai mahkota. Empat makhluk hidup menyebut Yehuwa itu suci adanya, dan Ia dipuja sebagai yang layak ”menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa” karena Dialah Pencipta segala sesuatu.—4:11.

12. Siapa yang layak membuka gulungan dengan tujuh meterai itu?

12 ”Dia yang duduk di atas takhta” memegang sebuah gulungan dengan tujuh meterai. Akan tetapi, siapa yang layak membuka gulungan itu? Hanya ”singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud,” yang layak! Dia ini, yang juga adalah ”Anak Domba yang disembelih,” mengambil gulungan itu dari Yehuwa.—5:1, 5, 12.

13. Penglihatan majemuk apa menyertai pembukaan keenam meterai yang pertama?

13 Anak Domba membuka enam meterai dari gulungan itu (6:1–7:17). Penglihatan ketiga sekarang mulai. Anak Domba mulai membuka meterai-meterainya. Pertama, seorang penunggang kuda putih pergi ”maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.” Kemudian seorang penunggang kuda merah menyala mengambil perdamaian dari bumi, dan seorang lain di atas kuda hitam memberi jatah gandum. Seekor kuda pucat ditunggangi oleh Maut, dan Hades mengikutinya. Meterai kelima dibuka, dan ”jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah” kelihatan sedang meminta pembalasan atas darah mereka. (6:2, 9) Pada waktu meterai keenam dibuka, ada gempa bumi yang hebat, matahari dan bulan menjadi gelap, dan orang-orang yang berkuasa di bumi meminta agar gunung-gunung menimpa dan menyembunyikan diri mereka dari Yehuwa dan murka Anak Domba.

14. Apa yang kemudian terlihat berkenaan hamba-hamba Allah dan suatu kumpulan besar orang yang tak terhitung banyaknya?

14 Setelah ini, penglihatan keempat mulai. Empat malaikat kelihatan menahan keempat angin bumi sampai hamba-hamba Allah dimeteraikan pada dahi mereka. Jumlah mereka 144.000. Setelah itu Yohanes melihat suatu kumpulan besar orang-orang dari segala bangsa, berdiri di hadapan Allah dan Anak Domba, dari siapa mereka mendapat keselamatan, berdinas siang dan malam dalam bait Allah. Anak Domba itu sendiri ”akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.”—7:17.

15. Apa yang menyusul pembukaan meterai ketujuh?

15 Meterai ketujuh dibuka (8:1–12:17). Sunyi senyaplah di surga. Kemudian tujuh sangkakala diberikan kepada ketujuh malaikat. Enam tiupan sangkakala pertama merupakan penglihatan kelima.

16. (a) Apa akibat dari ditiupnya kelima sangkakala pertama secara berturut-turut, dan apa malapetaka pertama dari ketiga malapetaka itu? (b) Apa yang diumumkan sangkakala keenam?

16 Ketika tiga sangkakala pertama dibunyikan secara berturut-turut, berbagai malapetaka menimpa bumi, laut, dan sungai-sungai serta sumber-sumber air. Pada waktu sangkakala keempat, sepertiga dari matahari, bulan, dan bintang-bintang menjadi gelap. Pada waktu bunyi sangkakala kelima, sebuah bintang dari langit mengeluarkan wabah belalang yang menyerang orang-orang ”yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.” Inilah ”celaka yang pertama,” dan dua malapetaka lagi akan datang. Sangkakala keenam mengumumkan dilepaskannya empat malaikat yang datang untuk membunuh. ”Dua puluh ribu laksa” pasukan berkuda mendatangkan bencana dan pembunuhan lebih jauh, namun manusia masih tetap tidak bertobat dari perbuatan jahat mereka.—9:4, 12, 16.

17. Peristiwa-peristiwa apa mencapai puncaknya pada waktu diumumkan bahwa malapetaka yang kedua sudah lewat?

17 Ketika penglihatan keenam mulai, malaikat kuat lain turun dari surga dan mengumumkan bahwa ”pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh . . . keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan” harus digenapi. Yohanes diberi sebuah gulungan kecil untuk dimakan. Gulungan itu ”manis seperti madu” di dalam mulutnya, tetapi membuat perutnya pahit. (10:7, 9) Dua saksi bernubuat selama 1.260 hari dalam pakaian karung; kemudian mereka dibunuh oleh ”binatang [buas, NW] yang muncul dari jurang maut,” dan mayat mereka ditinggalkan tiga setengah hari ”di atas jalan raya kota besar.” Orang-orang yang berdiam di bumi bersukacita atas mereka, namun sukacita ini berubah menjadi ketakutan ketika Allah membangkitkan mereka kembali kepada kehidupan. Pada saat itu, terjadilah gempa bumi yang besar. ”Celaka yang kedua sudah lewat.”—11:7, 8, 14.

18. Pengumuman penting apa diberikan pada waktu sangkakala ketujuh dibunyikan, dan sekarang sudah tiba waktunya untuk apa?

18 Sekarang malaikat ketujuh meniup sangkakalanya. Suara-suara di surga mengumumkan: ”Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya.” ”Kedua puluh empat tua-tua” itu menyembah Allah dan mengucap syukur, tetapi bangsa-bangsa menjadi marah. Waktu Allah sudah tiba untuk mengadili orang mati dan memberi upah kepada orang-orang kudus-Nya dan ”untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.” Bait suci-Nya dibuka, dan di dalamnya kelihatan tabut perjanjian.—11:15, 16, 18.

19. Tanda dan peperangan apa kelihatan di surga, dan apa hasilnya, dan bagaimana ini meliputi malapetaka yang ketiga?

19 Setelah pengumuman berdirinya Kerajaan, penglihatan ketujuh segera memperlihatkan ”suatu tanda besar” di surga. Tanda itu adalah seorang perempuan yang melahirkan ”seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.” ”Seekor naga merah padam yang besar” berdiri siap menelan anak itu, tetapi anak itu dirampas dan dilarikan ke hadapan takhta Allah. Mikhael berperang melawan naga itu, dan ia mencampakkan ”si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan” ke bumi. Hal itu berarti ”celaka bagi bumi”! Naga tersebut menindas perempuan itu dan pergi berperang dengan sisa dari benihnya.—12:1, 3, 5, 9, 12; 8:13.

20. Dua binatang buas apa yang kemudian muncul dalam penglihatan, dan bagaimana mereka mempengaruhi manusia di bumi?

20 Binatang buas dari dalam laut (13:1-18). Penglihatan kedelapan sekarang memperlihatkan seekor binatang buas dengan tujuh kepala dan sepuluh tanduk, keluar dari dalam laut. Ia memperoleh kuasa dari naga. Salah satu kepalanya seolah-olah seperti luka parah, tetapi sembuh, dan semua orang di bumi kagum kepadanya. Binatang itu mengucapkan kata-kata yang menghujat Allah dan berperang melawan orang-orang kudus. Tetapi, lihat! Yohanes melihat seekor binatang buas lain, yang keluar dari dalam bumi. Binatang itu memiliki dua tanduk seperti anak domba, tetapi ia mulai berbicara seperti seekor naga. Binatang itu menyesatkan penduduk bumi dan menyuruh mereka untuk membuat sebuah patung dari binatang buas yang pertama. Semua orang dipaksa untuk menyembah patung ini atau mati dibunuh. Tanpa tanda atau bilangan dari binatang buas itu, tidak ada yang dapat membeli atau menjual. Bilangan itu adalah 666.

21. Apa yang Yohanes lihat di atas Gunung Sion, apa yang malaikat-malaikat itu bawa dan umumkan, dan bagaimana buah anggur dari bumi itu dibuang?

21 ”Kabar baik yang kekal” (NW) dan berita-berita yang berhubungan (14:1-20). Dengan kontras yang membahagiakan, dalam penglihatan kesembilan, Yohanes melihat Anak Domba itu di atas Gunung Sion, dan bersamanya terdapat 144.000 yang memiliki nama Anak Domba dan nama Bapa di dahi mereka. ”Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta,” ”mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.” Malaikat lain muncul di tengah langit, sambil membawa ”Injil yang kekal untuk diberitakannya” kepada setiap bangsa dan mengumumkan: ”Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia.” Dan seorang malaikat lain mengumumkan: ”Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu!” Yang lain lagi, yang ketiga, mengumumkan bahwa orang-orang yang menyembah binatang buas dan patungnya akan minum dari air anggur murka Allah. Seorang ”seperti Anak Manusia” mengayunkan sabitnya, dan malaikat lain juga mengayunkan sabitnya dan mengumpulkan anggur dari bumi, melemparkannya ke dalam ”kilangan besar, yaitu murka Allah.” Ketika anggur itu dikilang di luar kota, darah mengalir sampai setinggi kekang kuda, ”dan jauhnya dua ratus mil [ kira-kira 296 kilometer].”—14:3, 4, 6-8, 14, 19, 20.

22. (a) Siapa yang kemudian kelihatan memuliakan Yehuwa, dan mengapa? (b) Ke atas apa ketujuh cawan murka Allah dicurahkan, dan perkembangan dunia yang menggoncangkan apa menyusul?

22 Malaikat-malaikat dengan ketujuh malapetaka yang terakhir (15:1–16:21). Penglihatan kesepuluh dimulai dengan pandangan sekilas lain mengenai takhta surgawi. Mereka yang memperoleh kemenangan atas binatang buas itu memuliakan Yehuwa, ”Raja kekal,” (NW) karena pekerjaan-Nya yang besar dan ajaib. Tujuh malaikat keluar dari tempat suci di surga dan kepada mereka diberikan tujuh cawan emas penuh dengan murka Allah. Keenam cawan pertama dicurahkan ke atas bumi, laut, sungai-sungai dan sumber-sumber air, serta ke atas matahari, takhta binatang buas itu, dan sungai Efrat, mengeringkan airnya untuk memberi jalan bagi ”raja-raja yang datang dari sebelah timur.” Pernyataan-pernyataan yang diilhami roh-roh setan mengumpulkan ’raja-raja di seluruh dunia guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa’ di Harmagedon. Cawan yang ketujuh dicurahkan ke angkasa, dan di tengah-tengah keajaiban alam yang mengerikan, kota besar itu terbelah menjadi tiga bagian, kota-kota dari bangsa-bangsa rubuh, dan Babel menerima ’cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka Allah.’—15:3; 16:12, 14, 19.

23. (a) Bagaimana penghukuman Allah dilaksanakan atas Babel Besar? (b) Pengumuman dan ratapan apa menyertai kejatuhannya, dan pujian penuh sukacita apa bergema di surga?

23 Penghukuman Allah atas Babel; perkawinan Anak Domba (17:1–19:10). Penglihatan ke-11 mulai. Lihat! Penghukuman Allah atas ”Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur,” ”dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul.” Mabuk oleh darah orang-orang suci, ia menunggangi binatang buas berwarna merah ungu yang mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Binatang ini ”telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut.” Kesepuluh tanduk berperang melawan Anak Domba, tetapi karena ia adalah ”Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja,” Ia mengalahkan mereka. Kesepuluh tanduk berbalik memakan pelacur itu, dan dengan dimulainya penglihatan ke-12, malaikat lain, dengan kemuliaan yang menerangi bumi, mengumumkan: ”Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu.” Umat Allah diperintahkan untuk keluar daripadanya, jika tidak mereka akan ikut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Raja-raja dan orang-orang besar lainnya di atas bumi meratapi dia, dengan mengatakan: ”Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!” Hartanya yang demikian banyak telah dibinasakan. Seperti sebuah batu kilangan besar dibuang ke dalam laut, demikianlah Babel akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan tidak akan ditemukan lagi. Akhirnya darah dari orang-orang kudus Allah dibalas! Empat kali terdengar suara dari surga, berbunyi: ”Haleluya!” Pujilah Yah karena Ia telah menjalankan hukuman atas pelacur besar itu! Pujilah Yah karena Yehuwa sudah mulai memerintah sebagai raja! Bersukacitalah dan bergembiralah karena ”hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia”!—17:2, 5, 8, 14; 18:2, 10; 19: 1, 3, 4, 6, 7.

24. (a) Seberapa pastikah peperangan yang dilakukan oleh Anak Domba? (b) Apa yang terjadi selama seribu tahun, dan apa yang menyusul pada akhir seribu tahun?

24 Anak Domba berperang dengan adil (19:11–20:10). Dalam penglihatan ke-13, ”Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” memimpin tentara surga dalam peperangan yang adil. Raja-raja dan orang-orang kuat menjadi makanan burung-burung di langit, dan binatang buas serta nabi palsu dicampakkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. (19:16) Pada waktu penglihatan ke-14 mulai, tampak seorang malaikat ”turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya.” ”Naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan,” ditangkap dan diikat selama seribu tahun. Mereka yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama menjadi ”imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” Setelah itu, Setan akan dibebaskan dan pergi menyesatkan bangsa-bangsa di atas bumi, namun ia akan dicampakkan, dengan orang-orang yang mengikuti dia, ke dalam lautan api.—20:1, 2, 6.

25. Penglihatan yang menggetarkan apa menyusul, dan siapa yang mewarisi perkara-perkara ini?

25 Hari Pengadilan dan kemuliaan dari Yerusalem Baru (20:11–22:5). Penglihatan ke-15 yang menggetarkan menyusul. Orang mati, besar dan kecil, diadili di hadapan takhta Allah yang besar dan putih. Maut dan Hades dicampakkan ke dalam lautan api, yaitu ”kematian yang kedua,” dan bersama mereka dicampakkan semua orang yang tidak tertulis namanya di dalam kitab kehidupan. Yerusalem Baru turun dari surga, dan Allah berdiam bersama manusia, serta menghapuskan air mata dari mata mereka. Tidak akan ada lagi kematian, perkabungan, ratap tangis, atau kesakitan! Ya, Allah akan ”menjadikan segala sesuatu baru,” dan Ia meneguhkan janji-Nya dengan mengatakan: ”Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.” Mereka yang menang akan mewarisi perkara-perkara ini, tetapi tidak demikian dengan orang-orang penakut, mereka yang kurang iman, dan mereka yang amoral atau mempraktikkan spiritisme atau penyembahan berhala.—20:14; 21:1, 5.

26. (a) Gambaran apa diberikan mengenai Yerusalem Baru? (b) Perkara-perkara apa yang menunjang kehidupan terlihat dalam kota itu, dan penerangannya datang dari mana?

26 Sekarang kepada Yohanes diperlihatkan, dalam penglihatan ke-16 dan terakhir, ”mempelai Anak Domba,” yaitu Yerusalem Baru, dengan 12 pintu gerbangnya dan 12 batu alas yang bertuliskan nama-nama dari ke-12 rasul. Bentuknya persegi empat, dan keindahan kebesarannya digambarkan oleh permata yaspis, emas, dan mutiara di dalamnya. Yehuwa dan Anak Domba itu menjadi bait bagi kota ini, dan mereka juga menjadi terangnya. Hanya orang-orang yang ditulis namanya dalam kitab kehidupan dari Anak Domba boleh memasuki kota tersebut. (21:9) Sebuah sungai jernih dari air kehidupan keluar dari takhta mengalir melalui jalan dari kota itu, dan di tiap sisinya ada pohon-pohon kehidupan, yang tiap bulan menghasilkan buah dan daun-daunnya dipakai untuk menyembuhkan. Takhta Allah dan Anak Domba akan ada di dalam kota, dan hamba-hamba Allah akan melihat wajah-Nya. ”Allah [Yehuwa] akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”—22:5.

27. (a) Jaminan apa diberikan kepada Yohanes mengenai nubuat itu? (b) Dengan undangan dan peringatan mendesak apa buku Wahyu diakhiri?

27 Penutup (22:6-21). Kata-kata jaminan diberikan: ”Perkataan-perkataan ini adalah tepat dan benar.” Sungguh, berbahagialah semua orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat ini! Setelah mendengar dan melihat perkara-perkara ini, Yohanes tersungkur di hadapan malaikat untuk menyembahnya, tetapi malaikat itu mengingatkan dia untuk menyembah Allah saja. Kata-kata nubuat itu tidak boleh dimeteraikan ”sebab waktunya sudah dekat.” Berbahagialah mereka yang memasuki kota, karena di luarnya adalah orang-orang najis dan ”setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya.” Yesus mengatakan bahwa ia sendiri mengirimkan kesaksian ini kepada sidang-sidang melalui para malaikatnya, dan bahwa ia adalah ”tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” ”Roh dan pengantin perempuan itu berkata: ’Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah berkata: ’Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” Dan hendaknya jangan ada orang yang menambahkan atau mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, karena ”Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus.”—22:6, 10, 15-17, 19.

MENGAPA BERMANFAAT

28. Dengan contoh-contoh apa kita dapat mengerti bahwa buku Wahyu mengakhiri catatan yang dimulai di bagian pertama dari Alkitab?

28 Betapa indahnya penutup yang diberikan buku Wahyu bagi kumpulan 66 buku dari Alkitab yang terilham! Tidak satu pun dilupakan. Tidak ada bagian-bagian yang kurang pasti. Sekarang kita melihat dengan jelas akhir yang mengesankan sama seperti permulaannya. Bagian terakhir dari Alkitab menutup catatan yang dimulai dalam bagian pertama. Sebagaimana Kejadian 1:1 menceritakan penciptaan Allah berupa langit dan bumi harfiah, demikian pula Wahyu 21:1-4 melukiskan langit baru dan bumi baru dan berkat-berkat yang tiada terlukiskan yang akan diberikan kepada umat manusia, seperti dinubuatkan juga di Yesaya 65:17, 18; 66:22; dan 2 Petrus 3:13. Sama seperti yang dikatakan kepada manusia pertama bahwa ia pasti akan mati jika tidak taat, maka Allah dengan pasti menjamin bahwa bagi orang-orang yang taat, ”maut tidak akan ada lagi.” (Kej. 2:17; Why. 21:4) Ketika Ular pertama-tama muncul sebagai penyesat manusia, Allah telah menubuatkan bahwa kepalanya akan diremukkan, dan buku Wahyu menyingkapkan bagaimana ”si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan,” akhirnya dicampakkan ke dalam kebinasaan. (Kej. 3:1-5, 15; Why. 20:10) Sementara manusia yang tidak taat diusir dari pohon kehidupan di Eden, pohon-pohon kehidupan yang bersifat lambang muncul untuk ”menyembuhkan bangsa-bangsa” dari umat manusia yang taat. (Kej. 3:22-24; Why. 22:2) Sama seperti sebuah sungai yang mengalir di Eden untuk mengairi taman itu, demikian juga sebuah sungai lambang, yang memberikan dan memelihara kehidupan, digambarkan mengalir dari takhta Allah. Gambaran ini mempunyai persamaan dengan penglihatan lebih awal dari Yehezkiel, dan juga mengingatkan kepada kata-kata Yesus mengenai ”mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Kej. 2:10; Why. 22:1, 2; Yeh. 47:1-12; Yoh. 4:13, 14) Sebaliknya daripada diusir dari hadapan Allah, seperti halnya pria dan wanita pertama, orang-orang yang menang dan setia akan melihat wajah-Nya. (Kej. 3:24; Why. 22:4) Sungguh bermanfaat untuk mempertimbangkan penglihatan-penglihatan yang menggetarkan dalam buku Wahyu!

29. (a) Bagaimana buku Wahyu menjalin nubuat-nubuat mengenai Babel? (b) Persamaan-persamaan apa terlihat dalam penglihatan-penglihatan mengenai Kerajaan, serta binatang buas, di buku Daniel, dan Wahyu?

29 Perhatikan juga, bagaimana buku Wahyu menjalin nubuat-nubuat mengenai Babel yang jahat itu. Yesaya telah menubuatkan kejatuhan Babel harfiah sebelum itu terjadi, dan ia telah menyatakan: ”Sudah jatuh, sudah jatuh Babel!” (Yes. 21:9) Yeremia juga bernubuat terhadap Babel. (Yer. 51:6-12) Tetapi buku Wahyu berbicara dalam arti lambang tentang ”Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Ia juga harus dirubuhkan, dan Yohanes melihat itu dalam penglihatan serta mengatakan: ”Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu.” (Why. 17:5; 18:2) Ingatkah saudara akan penglihatan Daniel tentang suatu kerajaan yang Allah dirikan yang akan menghancurkan kerajaan-kerajaan lain dan akan berdiri ”sampai selama-lamanya”? Perhatikan betapa cocoknya hal ini terjalin dalam kemenangan surgawi dalam buku Wahyu: ”Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Dan. 2:44; Why. 11:15) Dan tepat seperti penglihatan Daniel menggambarkan ’seorang seperti anak manusia datang dengan awan-awan dari langit untuk menerima kekuasaan yang kekal dan kemuliaan dan kerajaan,’ buku Wahyu juga memperkenalkan Kristus Yesus sebagai ”yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” dan ”datang dengan awan-awan,” dan mengatakan bahwa ”setiap mata akan melihat Dia.” (Dan. 7:13, 14; Why. 1:5, 7) Ada juga beberapa persamaan yang harus diperhatikan antara binatang-binatang dalam penglihatan Daniel dan binatang-binatang dalam buku Wahyu. (Dan. 7:1-8; Why. 13:1-3; 17:12) Buku Wahyu memang memberikan kesempatan yang luas sekali, untuk pelajaran yang menguatkan iman.

30. (a) Pandangan lengkap apa diberikan buku Wahyu mengenai pembenaran nama Yehuwa melalui Kerajaan? (b) Apa yang ditekankan sehubungan dengan kesucian, dan siapa yang dipengaruhi oleh hal ini?

30 Betapa menakjubkan penglihatan dengan begitu banyak corak yang diberikan buku Wahyu berkenaan Kerajaan Allah! Buku itu menonjolkan secara indah sekali apa yang dikatakan oleh nabi-nabi zaman dulu dan Yesus serta murid-muridnya mengenai Kerajaan. Di sini kita memiliki pandangan lengkap tentang pembenaran nama Yehuwa melalui Kerajaan itu: ”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan [”Yehuwa,” NW] Allah, Yang Mahakuasa.” Ia patut ”menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa.” Sesungguhnya, Dia-lah yang ’telah memangku kuasa-Nya yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja,’ dengan perantaraan Kristus. Diperlihatkan betapa bersemangat Putra raja itu, yaitu ”Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan,” pada waktu menyerang bangsa-bangsa dan menginjak-injak ”anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Maha Kuasa.” Seraya tema Alkitab yang menakjubkan mengenai pembenaran Yehuwa mencapai klimaksnya, ditekankan bahwa setiap orang dan segala sesuatu yang ikut ambil bagian dalam maksud-tujuan Kerajaan-Nya harus kudus. Anak Domba, Yesus Kristus, yang ”memegang kunci Daud,” dikatakan kudus, dan demikian juga malaikat-malaikat yang di surga. Mereka yang mendapat kebangkitan pertama dikatakan ”berbahagia dan kuduslah,” dan ditekankan bahwa ”sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta” tidak akan masuk ”kota yang kudus, Yerusalem.” Mereka yang telah dibeli dengan darah Anak Domba ”menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,” dengan demikian mereka mendapat anjuran kuat untuk memelihara kesucian di hadapan Yehuwa. ”Suatu kumpulan besar orang banyak” juga harus ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” agar mereka dapat mempersembahkan dinas yang suci.—Why. 4:8, 11; 11:17; 19:15, 16; 3:7; 14:10; 20:6; 21:2, 10, 27; 22:19; 5:9, 10; 7:9, 14, 15.

31. Corak-corak apa mengenai Kerajaan yang hanya terdapat dalam buku Wahyu, menarik perhatian kita?

31 Penglihatan tentang Kerajaan Allah yang mulia dan suci ini menjadi jelas dalam pikiran kita seraya kita memperhatikan corak-corak tertentu yang hanya terdapat dalam buku Wahyu. Di sini kita mempunyai gambaran lengkap mengenai waris-waris Kerajaan di atas Gunung Sion bersama Anak Domba, menyanyikan suatu nyanyian baru yang hanya mereka saja yang dapat menyanyikannya. Hanya buku Wahyu yang memberitahukan kita jumlah orang-orang yang dibeli dari bumi untuk memasuki Kerajaan itu—144.000—dan bahwa jumlah ini dimeteraikan dari antara 12 suku simbolik dari Israel rohani. Hanya buku Wahyu yang menunjukkan bahwa ’imam-imam dan raja-raja,’ yang mendapat bagian bersama Kristus dalam kebangkitan pertama, juga akan memerintah bersama Dia ”seribu tahun lamanya.” Hanya buku Wahyu yang memberikan kita gambaran lengkap mengenai ”kota yang kudus, Yerusalem yang baru,” yang memperlihatkan kemuliaannya yang semarak, Yehuwa dan Anak Domba sebagai baitnya, 12 pintu gerbang dan batu-batu alasnya, serta raja-raja yang memerintah di dalamnya untuk selama-lamanya dengan diterangi cahaya kekal dari Yehuwa.—14:1, 3; 7:4-8; 20:6; 21:2, 10-14, 22; 22:5.

32. (a) Bagaimana penglihatan mengenai ”langit yang baru” dan ”kota yang kudus, Yerusalem yang baru,” menyimpulkan semua yang telah dinubuatkan tentang Benih Kerajaan itu? (b) Berkat-berkat apa dijamin oleh Kerajaan itu bagi umat manusia di bumi?

32 Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa penglihatan mengenai ”langit yang baru” dan ”kota yang kudus, Yerusalem yang baru,” menyimpulkan semua yang dinubuatkan Alkitab sejak zaman dulu mengenai Benih Kerajaan itu. Abraham menantikan suatu benih yang olehnya ’semua keluarga di bumi akan memberkati diri mereka sendiri’ (NW) dan ”kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” Sekarang, di dalam penglihatan Wahyu, kota yang memberikan berkat-berkat ini dengan jelas diperkenalkan kepada kita sebagai ”langit yang baru”—suatu pemerintahan baru, Kerajaan Allah, terdiri dari Yerusalem baru (pengantin perempuan Kristus) dan Mempelai laki-lakinya. Mereka akan bersama-sama menjalankan suatu pemerintahan yang adil benar atas seluruh bumi. Yehuwa berjanji kepada umat manusia yang setia bahwa mereka dapat menjadi ”umatNya” dalam suasana yang bahagia, tidak berdosa, tidak berkematian seperti yang dinikmati manusia sebelum pemberontakan di Eden. Dan untuk menandaskan, buku Wahyu dua kali mengatakan kepada kita bahwa Allah akan ”menghapus segala air mata dari mata mereka.”—Kej. 12:3; 22:15-18; Ibr. 11:10; Why. 7:17; 21:1-4.

33. (a) Penglihatan menyeluruh yang menakjubkan apa mengenai maksud-tujuan ilahi dalam buku Wahyu digenapi? (b) Bagaimana ”segenap Alkitab” terbukti ’diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat,’ dan mengapa sekaranglah waktunya untuk mempelajari dan menaati Firman Allah?

33 Ya, betapa mulia kesimpulan untuk Kitab-Kitab yang terilham itu! Betapa menakjubkan ”apa yang harus segera terjadi” ini! (Why. 1:1) Nama Yehuwa, ”Allah yang memberi roh kepada para nabi,” disucikan. (22:6) Tulisan-tulisan bersifat nubuat selama 16 abad tampak sedang digenapi, dan pekerjaan-pekerjaan iman selama ribuan tahun akhirnya mendapat upahnya! ”Si ular tua itu” mati, tentaranya dibinasakan, dan kejahatan tidak ada lagi. (12:9) Kerajaan Allah memerintah sebagai ”langit yang baru” demi kepujian-Nya. Berkat-berkat berupa bumi yang diperbarui, dipenuhi dan ditaklukkan selaras dengan maksud-tujuan Yehuwa sebagaimana dinyatakan dalam pasal pertama dari Alkitab, terbentang di hadapan manusia untuk selama-lamanya. (Kej. 1:28) Segenap Alkitab telah benar-benar terbukti ’diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.’ Yehuwa telah menggunakannya untuk membimbing orang-orang yang benar-benar cakap, dan yang sungguh-sungguh beriman sampai kepada hari yang menakjubkan ini. Karena itu, sekaranglah waktu untuk mempelajari Kitab-Kitab ini guna menguatkan iman saudara. Taatilah perintah-perintahnya agar menerima berkat Allah. Ikutilah perintah-perintah itu pada jalan lurus yang menuju kehidupan kekal. Dengan melakukan ini, saudara juga dapat mengatakan, dengan penuh keyakinan seperti kata-kata terakhir dari bagian penutup Alkitab: ”Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”—2 Tim. 3:16; Why. 22:20.

34. Bagaimana kita sekarang dapat memperoleh keriangan yang tidak ada bandingannya dan mengapa?

34 Betapa tak terkirakan keriangan yang dapat kita miliki sekarang dengan menyambut ’kerajaan dari Tuhan kita dan dari dia yang diurapi-Nya,’ yaitu Benih itu, karena ini membawa pembenaran selama-lamanya bagi nama yang tidak ada taranya, yaitu dari ”Tuhan [”Yehuwa,” NW], Allah, Yang Mahakuasa.”—Why. 11:15, 17.

[Catatan Kaki]

a The Ante-Nicene Fathers, Jil. I, halaman 240.

b The Ecclesiastical History, Eusebius, VI, xxv, 9, 10.

c The Ante-Nicene Fathers, Jil. I, halaman 559-60.

d The Lives of the Caesars (Domitian, XIII, 2).

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan