PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 349-352
  • Alkitab Terilham Menghasilkan Faedah Kekal

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Alkitab Terilham Menghasilkan Faedah Kekal
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • MENARIK FAEDAH DARI CATATAN TERILHAM INI
  • DALAM ”MASA YANG SUKAR”
  • ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Keselarasan dari Seluruh Isi Alkitab
    Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?
  • Pribadi yang tentangnya Semua Nabi Memberikan Kesaksian
    Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
  • Pribadi yang Atasnya Semua Nabi Bersaksi
    Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 349-352

Pelajaran tentang Kitab-Kitab yang Terilham serta Latar Belakangnya

Alkitab Terilham Menghasilkan Faedah Kekal

1. Tinjauan kembali kita mengenai ”segenap Alkitab” telah membuka mata kita kepada penglihatan yang mulia apa?

TINJAUAN kembali kita mengenai ’segenap Alkitab yang diilhamkan Allah’ telah membuka mata kepada suatu penglihatan yang mulia tentang kedaulatan Yehuwa dan maksud-tujuan Kerajaan-Nya. Kita telah memperhatikan bahwa Alkitab adalah sebuah Buku, dengan satu tema yang sangat kuat—pembenaran kedaulatan Yehuwa dan penggenapan terakhir maksud-tujuan-Nya bagi bumi melalui Kerajaan-Nya di bawah pimpinan Kristus, Benih yang Dijanjikan. Dari halaman-halaman pertama Alkitab, tema ini dikembangkan dan dijelaskan melalui tulisan-tulisan selanjutnya, sampai pada pasal-pasal penutupnya, perwujudan yang mulia dari maksud-tujuan Allah yang luhur menjadi jelas melalui Kerajaan-Nya. Alkitab adalah buku yang sungguh menakjubkan! Mulai dari penciptaan benda-benda langit yang mengagumkan dan bumi dengan makhluk-makhluk hidupnya, Alkitab menyediakan bagi kita satu catatan yang terilham dan autentik mengenai cara Allah berurusan dengan umat manusia sampai pada zaman kita, dan membawa kita sampai kepada perwujudan yang lengkap dari ciptaan Yehuwa yang mulia yaitu ”langit yang baru dan bumi yang baru.” (Why. 21:1) Dengan terlaksana sepenuhnya maksud-tujuan-Nya yang agung melalui Benih Kerajaan itu, Allah Yehuwa nyata sebagai Bapa yang baik hati bagi keluarga umat manusia yang berbahagia yang telah dipersatukan, yang menggabungkan diri dengan semua makhluk surgawi dalam memuji Dia dan memuliakan nama suci-Nya.

2, 3. Bagaimana tema yang melibatkan Benih itu dikembangkan dalam seluruh Alkitab?

2 Betapa menakjubkan tema mengenai Benih itu dikembangkan dalam seluruh Alkitab! Seraya menyatakan nubuat terilham yang pertama, Allah menjanjikan bahwa ’benih perempuan’ akan meremukkan kepala ular. (Kej. 3:15) Lebih dari 2.000 tahun telah berlalu, dan Allah berkata kepada Abraham yang setia: ”Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” Lebih dari 800 tahun kemudian, Yehuwa memberikan janji yang serupa kepada salah seorang keturunan Abraham, Raja Daud yang loyal, yang memperlihatkan bahwa Benih itu akan menjadi seorang raja. Seraya waktu berlalu, nabi-nabi Yehuwa dengan penuh semangat turut menubuatkan kemuliaan pemerintahan Kerajaan. (Kej. 22:18; 2 Sam. 7:12, 16; Yes. 9:6, 7; Dan. 2:44; 7:13, 14) Kemudian Benih itu sendiri muncul, lebih dari 4.000 tahun sesudah janji pertama di Eden. Pribadi ini, yang juga menjadi ’benih Abraham,’ adalah Kristus Yesus, ”Anak Allah Yang Mahatinggi,” dan kepada dia Yehuwa memberikan ”takhta Daud bapa leluhurnya.”—Gal. 3:16; Luk. 1:31-33.

3 Walaupun Benih ini, Raja yang diurapi Allah, diremukkan tumitnya dalam kematian oleh benih Ular di atas bumi, Allah membangkitkannya dari kematian dan meninggikan dia ke tangan kanan-Nya sendiri, tempat ia menunggu saat manakala Allah akan ’meremukkan kepala Setan.’ (Kej. 3:15; Ibr. 10:13; Rm. 16:20) Selanjutnya buku Wahyu membawa seluruh penglihatan itu kepada klimaksnya yang gemilang. Kristus menerima kuasa Kerajaan dan mencampakkan ”si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan,” dari surga ke bumi. Selama jangka waktu yang singkat, Iblis membawa celaka ke atas bumi dan akan memerangi ’keturunan perempuan Allah yang lain.’ Tetapi Kristus, sebagai ”Raja segala raja,” menghancurkan bangsa-bangsa. Ular yang mula-mula, Setan, dicampakkan ke dalam jurang maut dan akhirnya dibinasakan selama-lamanya. Sementara itu, melalui Yerusalem Baru, mempelai Anak Domba, faedah dari korban Kristus diterapkan atas umat manusia sebagai berkat bagi seluruh keluarga di bumi. Jadi, tema yang luar biasa dari Alkitab yang terilham dibentangkan di hadapan kita dalam segala kemuliaannya yang menggetarkan!—Why. 11:15; 12:1-12, 17; 19:11-16; 20:1-3, 7-10; 21:1-5, 9; 22:3-5.

MENARIK FAEDAH DARI CATATAN TERILHAM INI

4. Bagaimana kita dapat menarik faedah sebesar-besarnya dari Alkitab, dan mengapa?

4 Bagaimana kita dapat menarik faedah sebesar-besarnya dari Alkitab? Kita dapat menarik faedah dengan membiarkan Alkitab bekerja dalam kehidupan kita. Dengan mempelajari Kitab-Kitab yang terilham setiap hari dan menerapkannya, kita dapat memperoleh bimbingan dari Allah. ”Firman Allah hidup dan kuat [”berkuasa”, Bode],” dan firman itu dapat menjadi daya kuasa yang luar biasa untuk kebenaran dalam kehidupan kita. (Ibr. 4:12) Jika kita terus-menerus mempelajari dan mengikuti bimbingan Firman Allah, kita akan ”mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan keloyalan yang sejati.” Kita akan diperbarui dalam tenaga yang menggerakkan pikiran kita, dan kita akan diubah dengan memperbarui pikiran, untuk membuktikan kepada diri kita ”kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”—Ef. 4:23, 24, NW; Rm. 12:2.

5. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan teladan Musa?

5 Kita dapat belajar banyak dengan memperhatikan bagaimana hamba-hamba Allah yang setia lainnya telah menarik faedah dari pelajaran dan renungan mengenai Firman Allah. Sebagai contoh, Musa, ’yang paling lemah-lembut di antara semua orang,’ yang selalu ingin diajar dan rela untuk belajar. (Bil. 12:3) Kita hendaknya selalu memperlihatkan penghargaan yang sungguh-sungguh kepada kedaulatan Yehuwa sama seperti yang diperlihatkan oleh Musa. Musa-lah yang mengatakan: ”[Yehuwa], Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” Musa mengenal hikmat Allah dengan saksama, karena ia digunakan Yehuwa untuk menulis buku-buku pembukaan dari Alkitab. Dengan demikian, ia mengerti pentingnya mencari hikmat dari Yehuwa setiap hari. Jadi, ia berdoa kepada Allah: ”Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Karena ”hari-hari masa hidup kita” mungkin sedikit, hanya 70, atau 80 tahun jika memiliki ”kekuatan istimewa,” kita berlaku bijaksana jika setiap hari kita menyantap Firman-Nya, dengan demikian ”kemurahan Tuhan [Yehuwa], Allah kami” akan ”datang atas kami,” (Klinkert) seperti kepada Musa hamba-Nya yang setia.—Mzm. 90:1, 2, 10, 12, 17.

6. Bagaimana kita, seperti Yosua, dapat menjadikan jalan kita sukses?

6 Betapa penting untuk merenungkan Firman Allah setiap hari! Yehuwa membuat jelas hal ini kepada pengganti Musa, Yosua, dengan berkata kepadanya: ”Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Apakah upaya Yosua untuk terus-menerus membaca Taurat Yehuwa ’membuat perjalanannya berhasil’? Berkat-berkat Yehuwa atas penyerbuannya yang berani di Kanaan menyediakan jawabannya.—Yos. 1:7, 8; 12:7-24.

7. Bagaimana Daud menyatakan penghargaannya atas hikmat dari Allah, dan bagaimana penghargaan yang sama dinyatakan dalam Mazmur 119?

7 Pikirkanlah juga Daud yang sangat dikasihi, pria lain yang sangat menghargai hikmat dari Yehuwa. Benar-benar penghargaan sepenuh hati yang ia perlihatkan terhadap ”hukum,” ”peringatan,” ”perintah,” ”peraturan,” dan ”keputusan pengadilan” Yehuwa! Seperti dinyatakan Daud: ”Lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu; bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.” (Mzm. 19:8-11) Tema yang indah ini diperluas dan diulangi oleh pemazmur lain dengan keindahan yang menggetarkan jiwa dalam seluruh Mazmur pasal 119. Jika kita setiap hari mempelajari Firman Allah dan menaati nasihat-nasihatnya yang bijaksana, kita dapat mengatakan kepada Yehuwa: ”FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”—Mzm. 119:105, 129.

8. Amsal-amsal Salomo yang mana hendaknya menjadi milik pribadi kita?

8 Ketika Salomo putra Daud setia, ia juga hidup menurut Firman Allah, dan juga di dalam amsal-amsalnya, kita dapat menjumpai pernyataan penghargaan yang menggerakkan hati yang hendaknya kita miliki secara pribadi. Dengan membaca Alkitab setiap hari dan menerapkannya, kita dapat memahami sepenuhnya makna yang dalam dari kata-kata Salomo: ”Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian. Umur panjang ada di tangan kanannya, dan di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.” (Ams. 3:13, 16-18) Setiap hari mempelajari dan menaati Firman Allah menghasilkan kebahagiaan terbesar sekarang, demikian juga jaminan akan ”umur panjang”—kehidupan kekal dalam dunia baru Yehuwa.

9. Anjuran apa yang dapat kita peroleh dari teladan Yeremia?

9 Di antara orang-orang yang mencintai dan menaati Alkitab yang terilham, jangan kita lupakan nabi-nabi Allah yang setia. Misalnya, Yeremia, mendapat tugas yang sangat sulit. (Yer. 6:28) Seperti ia katakan: ”Sebab firman [Yehuwa] telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.” Tetapi hatinya diteguhkan dengan mempelajari Firman Allah, dan sesungguhnya, ia sendiri digunakan untuk menulis empat buku dari Alkitab yang terilham—Satu dan Dua Raja, Yeremia, dan Ratapan. Jadi, apa yang terjadi ketika Yeremia menjadi putus asa, dan mengira bahwa lebih baik ia berhenti mengabarkan ”firman [Yehuwa]”? Biarlah Yeremia sendiri menjawabnya: ”Dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.” Ia didorong untuk menyampaikan firman Yehuwa, dan dalam melakukan hal itu, ia mendapati bahwa Yehuwa menyertai dia ”seperti pahlawan yang gagah.” Jika kita mempelajari dan terus mempelajari Firman Allah, sehingga firman itu menjadi bagian dari diri kita seperti halnya Yeremia, maka kuasa Yehuwa yang tidak terkalahkan akan menyertai kita, dan kita akan dapat mengalahkan setiap rintangan untuk terus menyatakan maksud-tujuan Kerajaan-Nya yang mulia.—Yer. 20:8, 9, 11.

10. Apa peranan Alkitab dalam kehidupan Yesus, dan apa yang ia doakan demi kepentingan murid-muridnya?

10 Nah, bagaimana dengan teladan terbesar kita, yaitu ”Wakil Utama dan Penyempurna iman kita, Yesus”? Apakah ia mengenal baik Alkitab terilham seperti semua nabi dan orang-orang setia lain yang hidup sebelum dia? Pasti ia mengenalnya, seperti diperlihatkan dengan jelas oleh banyak kutipan yang ia buat dan jalan hidupnya yang selaras dengan Alkitab. Dengan mencamkan Firman Allah di dalam pikirannya ia membaktikan dirinya untuk melakukan kehendak Bapanya di atas bumi ini: ”Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; TauratMu ada di dalam dadaku.” (Ibr. 12:2, NW; Mzm. 40:8, 9; Ibr. 10:5-7) Jadi, Firman Allah memegang peranan utama dalam tindakan Yehuwa menyucikan Yesus, atau memisahkan dia untuk dinasnya. Yesus berdoa agar pengikut-pengikutnya juga disucikan: ”Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.”—Yoh. 17:17-19.

11. (a) Apa yang ditandaskan Petrus kepada umat Kristiani yang terurap sehubungan Firman Allah? (b) Mengapa mempelajari Alkitab juga penting bagi kumpulan besar?

11 Setelah disucikan ”dalam kebenaran,” para pengikut Yesus yang diperanakkan dengan roh dan yang telah diurapi, harus ’tinggal di dalam firmannya’ agar dapat menjadi murid-muridnya yang sejati. (Yoh. 8:31) Jadi, Petrus, ketika menulis kepada ’mereka yang telah memperoleh iman,’ menekankan perlunya terus mempelajari dan memberi perhatian kepada Firman Allah: ”Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.” (2 Ptr. 1:1, 12) Peringatan yang terus-menerus seperti yang ditemukan dalam pembacaan dan pelajaran Firman Allah setiap hari, juga penting bagi semua orang yang berharap menjadi bagian dari ”kumpulan besar” yang dilihat oleh Yohanes dalam penglihatan setelah menggambarkan ke-144.000 orang yang dimeteraikan dari suku-suku bangsa Israel rohani. Karena jika mereka tidak terus minum air kebenaran, bagaimana mungkin kumpulan besar ini dengan penuh pengertian dan ”dengan suara nyaring berseru: Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!”—Why. 7:9, 10; 22:17.

12. Mengapa kita harus terus-menerus merenungkan Firman Allah?

12 Kita tidak dapat mengelakkannya! Cara untuk menarik faedah sebesar-besarnya dari Alkitab yang terilham, cara untuk mendapatkan keselamatan berupa kehidupan kekal, adalah dengan mempelajari Alkitab dan hidup selaras dengannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus terus merenungkan Firman Allah, dengan sikap menghargai yang sungguh-sungguh sama seperti yang dinyatakan oleh pemazmur: ”Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan [Yehuwa], ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaibanMu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaanMu, dan merenungkan perbuatan-perbuatanMu.” (Mzm. 77:12, 13) Dengan merenungkan ’perbuatan dan kegiatan Yehuwa yang menakjubkan’ maka kita juga akan tergerak untuk aktif dalam pekerjaan baik, dengan menatap pengharapan kehidupan kekal. Tujuan buku ini ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat,” adalah untuk menganjurkan semua orang yang mencintai kebenaran agar ikut menarik manfaat yang kekal dan memuaskan yang diperoleh dengan terus mempelajari dan menerapkan Firman Allah.

DALAM ”MASA YANG SUKAR”

13. Dalam ”masa yang sukar” apa kita sedang hidup?

13 Zaman modern ini adalah zaman yang paling kritis dalam sejarah manusia. Zaman ini dapat meledak dengan segala kemungkinan yang sangat mengerikan. Sesungguhnya, dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup umat manusia ada dalam keadaan bahaya. Maka, tepat sekali kata-kata rasul Paulus: ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”—2 Tim. 3:1-5.

14. Mengingat zaman ini, nasihat Paulus mana hendaknya kita indahkan?

14 Mengapa kita harus menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu? Karena jalan mereka yang jahat akan segera berakhir dalam kebinasaan! Sebaliknya, marilah kita bersama-sama dengan semua orang yang berhati jujur, berpaling kepada pengajaran yang sehat dari Kitab-Kitab yang terilham, menjadikan Kitab-Kitab ini sebagai dasar utama kehidupan kita sehari-hari. Mari kita perhatikan kata-kata Paulus kepada Timotius muda: ”Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini.” (2 Tim. 3:14) Ya, ”tetap berpegang” padanya, kata Paulus. Untuk melakukan hal itu, kita harus dengan rendah hati membiarkan Alkitab mengajar, menegur, meluruskan perkara-perkara untuk kita dan mendisiplin kita dalam kebenaran. Yehuwa mengetahui apa yang kita butuhkan, karena pemikiran-Nya jauh lebih tinggi daripada pemikiran kita. Melalui Alkitab-Nya yang terilham, Ia memberitahukan apa yang bermanfaat bagi kita sehingga kita diperlengkapi sepenuhnya dan sanggup melakukan pekerjaan baik yaitu memberi kesaksian tentang nama dan Kerajaan-Nya. Paulus memberikan nasihat yang baik ini ketika ia sedang menggambarkan ”masa yang sukar” yang akan datang ”di hari-hari terakhir”: ”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” Semoga kita semua melampaui ”masa yang sukar” ini dengan mengindahkan nasihat terilham ini!—2 Tim. 3:16, 17; Yes. 55:8-11.

15. (a) Apa akibat ketidaktaatan? (b) Kesempatan mulia apa telah terbuka oleh karena ketaatan Kristus?

15 Ketaatan kepada Alkitab yang terilham hendaknya menjadi cita-cita kita. Oleh karena ketidaktaatan kepada firman dan perintah Yehuwa maka manusia pertama jatuh ke dalam dosa dan kematian, ”demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang.” Dengan demikian manusia kehilangan kesempatan baik yang dapat dimilikinya dalam Firdaus di Eden untuk ”mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.” (Rm. 5:12; Kej. 2:17; 3:6, 22-24) Tetapi melalui ketaatan Kristus dan atas dasar korban dari ”Anak domba Allah” ini Yehuwa akan mengalirkan ”sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal,” untuk memberikan manfaat bagi semua orang yang membaktikan diri mereka kepada-Nya dalam ketaatan. Seperti dilihat rasul Yohanes dalam penglihatan: ”Di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”—Yoh. 1:29; Why. 22:1, 2; Rm. 5:18, 19.

16. Apa manfaat kekal dari Alkitab yang terilham?

16 Sekali lagi jalan menuju kehidupan kekal terbuka bagi umat manusia. Maka, berbahagialah orang-orang yang mengindahkan ayat terilham: ”Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi [Yehuwa], Allahmu, mendengarkan suaraNya, dan berpaut padaNya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu.” (Ul. 30:19, 20) Terpujilah Yehuwa, Allah dan Bapa dari Tuhan kita Kristus Yesus, yang membuat persediaan mulia ini untuk kehidupan dengan perantaraan korban Putra-Nya dan Kerajaan-Nya yang kekal. Betapa besar sukacita dan perasaan syukur kita, karena dapat membaca, mempelajari dan merenungkan kebenaran-kebenaran berharga ini berulang kali, karena sesungguhnya ”segenap Alkitab diilhamkan Allah dan bermanfaat,” membawa kepada kehidupan kekal baik di surga maupun di bumi firdaus. (Yoh. 17:3; Ef 1:9-11) Kemudian segala sesuatu akan menjadi ’kudus bagi Yehuwa.’—Za. 14:20; Why. 4:8.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan