PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jv psl. 6 hlm. 61-71
  • Masa Pengujian (1914-1918)

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Masa Pengujian (1914-1918)
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Hal-Hal yang Sangat Dinantikan
  • ’Saudara Russell, Apakah Saudara Tidak Kecewa?’
  • ”Apa yang Akan Terjadi Sekarang?”
  • Perubahan dalam Administrasi
  • Presiden yang Baru Bergerak Maju
  • Upaya untuk Mendapatkan Kekuasaan
  • Sasaran Serangan
  • Menjaga Dapur Kegiatan Tetap Berasap
  • Pengujian dan Penyaringan dari Dalam
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Mengumumkan Kembalinya Tuhan (1870-1914)
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Seratus Tahun yang Lalu—1917
    Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2017
  • Umumkan Raja dan Kerajaan! (1919-1941)
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
Lihat Lebih Banyak
Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
jv psl. 6 hlm. 61-71

Pasal 6

Masa Pengujian (1914-1918)

”Hendaklah kita ingat bahwa kita sedang berada pada musim pengujian. . . . Jika ada alasan apa pun yang akan membuat seseorang berpaling dari Tuhan dan Kebenaran-Nya dan berhenti berkorban demi Perkara Tuhan, maka yang telah mendorong timbulnya minat kepada Tuhan bukanlah semata-mata kasih akan Allah yang ada dalam hati, tetapi sesuatu yang lain; mungkin harapan bahwa waktunya sudah singkat; pengabdian hanya untuk waktu tertentu. Jika itu alasannya, sekaranglah waktunya untuk meninggalkannya.”

KATA-KATA tersebut, yang muncul dalam The Watch Tower 1 November 1914, benar-benar tepat waktu. Sesungguhnya, tahun-tahun sejak 1914 sampai 1918 memang terbukti sebagai ”musim pengujian” bagi Siswa-Siswa Alkitab. Beberapa ujian datang dari dalam; yang lain datang dari luar. Namun, semuanya menguji Siswa-Siswa Alkitab dengan cara yang menyingkapkan apakah mereka sungguh-sungguh memiliki ’kasih akan Allah dalam hati mereka’. Apakah mereka akan terus berpegang pada ”Tuhan dan Kebenaran-Nya” atau meninggalkannya?

Hal-Hal yang Sangat Dinantikan

Pada tanggal 28 Juni 1914, Pangeran Francis Ferdinand dari Austria-Hongaria tewas oleh peluru seorang pembunuh. Pembunuhan ini memicu meletusnya Perang Besar, demikianlah sebutan semula untuk Perang Dunia I. Pertempuran dimulai pada bulan Agustus 1914 ketika Jerman menyerbu Belgia dan Prancis. Menjelang musim gugur tahun itu, banjir darah benar-benar sedang berlangsung.

”Zaman Orang Kafir telah berakhir; hari dari raja-rajanya sudah selesai”! Demikianlah seruan Saudara Russell ketika ia memasuki ruang makan di kantor pusat Lembaga Menara Pengawal di Brooklyn pada hari Jumat pagi, 2 Oktober 1914. Semua berdebar-debar. Kebanyakan dari mereka yang hadir selama bertahun-tahun telah menanti-nantikan tahun 1914. Namun apa yang akan terjadi dengan berakhirnya Zaman Orang Kafir?

Perang Dunia I sedang mengganas, dan pada saat itu, banyak yang percaya bahwa perang itu akan berakhir dengan masa anarki sedunia yang akan mengakibatkan berakhirnya sistem perkara yang ada. Ada juga harapan lain berkenaan tahun 1914. Alexander H. Macmillan, yang dibaptis pada bulan September 1900, belakangan mengenang, ”Beberapa dari kami secara serius mengira bahwa kami akan pergi ke surga pada minggu pertama bulan Oktober itu.”a Sebenarnya, seraya mengenang pagi itu saat Russell mengumumkan akhir Zaman Orang Kafir, Macmillan mengakui, ”Kami sangat gembira dan saya tidak akan terkejut apabila saat itu kami mulai diangkat ke atas, seolah-olah pengumuman itu menandai mulainya pengangkatan ke surga—tetapi tentu saja hal itu sama sekali tidak terjadi.”

Harapan yang dikecewakan berkenaan kembalinya Tuhan Yesus menyebabkan banyak pengikut William Miller di abad ke-19 dan berbagai kelompok Adven kehilangan iman. Namun bagaimana dengan Siswa-Siswa Alkitab yang bergabung dengan Russell? Apakah ada yang lebih tertarik pada keselamatan awal mereka sendiri sebaliknya daripada kasih akan Allah dan keinginan yang kuat untuk melakukan kehendak-Nya?

’Saudara Russell, Apakah Saudara Tidak Kecewa?’

Saudara Russell telah menganjurkan Siswa-Siswa Alkitab untuk terus berjaga-jaga dan untuk bertekad tetap berada dalam pekerjaan Tuhan walaupun keadaan tidak memuncak secepat yang mereka harapkan.

Bulan Oktober 1914 berlalu, dan C. T. Russell bersama rekan-rekannya masih berada di bumi. Kemudian Oktober 1915 berlalu. Apakah Russell kecewa? Dalam The Watch Tower 1 Februari 1916, ia menulis, ”’Namun, Saudara Russell, bagaimana pendapat saudara mengenai saatnya perubahan kita? Apakah saudara tidak kecewa bahwa hal itu tidak datang pada saat yang kita harapkan?’ saudara akan bertanya. Tidak, kami menjawab, kami tidak kecewa. . . . Saudara-saudara, kita yang memiliki sikap yang benar terhadap Allah tidak kecewa akan apa pun dari antara semua pengaturan-Nya. Kami tidak mengharap kehendak kami yang terjadi; jadi ketika kami mengetahui bahwa kami mengharapkan sesuatu yang salah pada bulan Oktober 1914, maka kami gembira bahwa Tuhan tidak mengubah Rencana-Nya untuk menyesuaikannya dengan keinginan kami. Kami tidak berharap Dia melakukan demikian. Kami hanya berharap kami dapat mengerti rencana-rencana dan maksud-tujuan-Nya.”

Tidak, Siswa-Siswa Alkitab tidak ’diambil pulang’ ke surga pada bulan Oktober 1914. Akan tetapi, Zaman Orang Kafir memang berakhir pada tahun itu. Jelaslah, Siswa-Siswa Alkitab harus belajar lebih banyak mengenai pentingnya tahun 1914. Sementara itu, apa yang harus mereka lakukan? Bekerja! Sebagaimana The Watch Tower 1 September 1916 katakan, ”Kami mengira pekerjaan Penuaian yaitu pengumpulan Gereja [dari orang-orang terurap] sudah akan selesai sebelum akhir Zaman Orang Kafir; namun Alkitab tidak pernah mengatakan demikian. . . . Apakah kami kecewa karena pekerjaan Penuaian masih berlangsung? Tidak, sama sekali tidak . . . Sikap kita sekarang, saudara-saudara yang kami kasihi, seharusnya adalah memperlihatkan rasa syukur yang dalam kepada Allah, penghargaan yang bertambah akan Kebenaran yang indah, karena Ia telah mengaruniakan kita hak istimewa untuk melihat dan mempunyai kebenaran, dan kegairahan yang bertambah dalam membantu agar Kebenaran itu diketahui oleh orang-orang lain.”

Namun, apakah memang masih banyak yang harus dikerjakan dalam pekerjaan penuaian? Saudara Russell kelihatannya berpikir demikian. Percakapannya dengan Saudara Macmillan pada musim gugur tahun 1916 menunjukkan hal ini. Russell memanggil Macmillan ke ruang kerjanya di Betel Brooklyn, dan berkata, ”Pekerjaan ini meningkat dengan pesat, dan akan terus meningkat, karena masih ada pekerjaan seluas dunia yang harus dilaksanakan dalam mengabarkan ’Injil Kerajaan’ ke seluruh dunia.” Russell menghabiskan waktu tiga setengah jam untuk membahas bersama Macmillan mengenai apa yang dipahaminya dari Alkitab berkenaan pekerjaan besar yang masih ada di hadapan.

Siswa-Siswa Alkitab telah melewati suatu ujian yang sulit. Namun dengan bantuan The Watch Tower, mereka dikuatkan untuk menang mengatasi kekecewaan. Akan tetapi, musim pengujian sama sekali belum selesai.

”Apa yang Akan Terjadi Sekarang?”

Pada tanggal 16 Oktober 1916, Saudara Russell dan Menta Sturgeon sekretarisnya berangkat mengadakan tur yang sudah diatur sebelumnya untuk memberikan ceramah di Amerika Serikat bagian barat dan barat daya. Namun Russell sedang sakit parah ketika itu. Tur tersebut membawa mereka pertama-tama ke Detroit, Michigan, melintasi Kanada. Kemudian, setelah berhenti di Illinois, Kansas, dan Texas, kedua pria ini tiba di California, tempat Russell menyampaikan ceramahnya yang terakhir pada hari Minggu, 29 Oktober di Los Angeles. Dua hari kemudian, pada hari Selasa siang, tanggal 31 Oktober, Charles Taze Russell yang berusia 64 tahun meninggal di atas kereta api di Pampa, Texas. Pengumuman tentang kematiannya muncul di The Watch Tower 15 November 1916.

Apa pengaruhnya atas keluarga Betel ketika kematian Saudara Russell diumumkan? A. H. Macmillan, yang melayani sebagai asisten Russell di kantor pada saat Russell sedang bepergian, belakangan mengenang kembali pagi hari ketika ia membacakan telegram itu kepada keluarga Betel, ”Gumaman sedih terdengar di seluruh ruang makan. Beberapa orang kedengaran terisak. Pagi itu tidak seorang pun yang sarapan. Semua merasa sangat sedih. Ketika waktu makan berakhir, mereka bertemu dalam kelompok-kelompok kecil untuk berbicara dan berbisik, ’Apa yang akan terjadi sekarang?’ Hanya sedikit pekerjaan yang diselesaikan pada hari itu. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Hal itu benar-benar tidak diharapkan, walaupun sebenarnya Russell telah mencoba mempersiapkan kami untuk hal ini. Apa yang akan kami lakukan? Rasa terkejut kami yang pertama akan kematian C. T. Russell merupakan yang terburuk. Selama beberapa hari pertama, masa depan kami bagaikan dinding yang kosong. Sepanjang hidupnya, Russell telah menjadi ’Lembaga’ itu sendiri. Pekerjaan terpusat pada tekadnya yang dinamis untuk melihat kehendak Allah terlaksana.”

Setelah upacara pemakaman di The Temple di New York dan di Balai Carnegie, Pittsburgh, Saudara Russell dikebumikan di Allegheny, di sebidang tanah milik keluarga Betel, sesuai dengan permintaannya. Biografi singkat dari Russell serta surat wasiatnya diterbitkan dalam The Watch Tower 1 Desember 1916, maupun dalam edisi-edisi selanjutnya dari jilid pertama Studies in the Scriptures.

Apa yang akan terjadi sekarang? Sulit bagi Siswa-Siswa Alkitab untuk membayangkan orang lain menggantikan tempat Saudara Russell. Apakah pengertian mereka tentang Alkitab akan terus maju, atau apakah akan berhenti sampai di situ? Apakah mereka akan menjadi suatu sekte yang berpusat padanya? Russell sendiri telah membuat cukup jelas bahwa ia berharap agar pekerjaan terus berjalan. Maka, setelah kematiannya, beberapa pertanyaan yang wajar segera timbul: Siapa yang akan mengawasi isi dari The Watch Tower dan publikasi lain? Siapa yang akan menggantikan Russell sebagai presiden?

Perubahan dalam Administrasi

Dalam surat wasiatnya, Saudara Russell menguraikan tentang suatu pengaturan dibentuknya Panitia Redaksi yang terdiri dari lima orang untuk menentukan isi The Watch Tower.b Selain itu, dewan direksi dari Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal mengatur dibentuknya Panitia Eksekutif yang terdiri dari tiga orang—A. I. Ritchie, W. E. Van Amburgh, dan J. F. Rutherford—untuk menjalankan pengawasan umum atas semua pekerjaan Lembaga, dengan tunduk kepada pengaturan dewan direksi.c Namun, siapa yang akan menjadi presiden yang baru? Keputusan itu akan ditetapkan pada pertemuan tahunan berikutnya dari Lembaga, kira-kira dua bulan kemudian, pada tanggal 6 Januari 1917.

Pada mulanya, Panitia Eksekutif berupaya sebaik-baiknya untuk memelihara kondisi tetap stabil, dengan menganjurkan Siswa-Siswa Alkitab untuk terus aktif dan tidak kehilangan semangat. The Watch Tower terus diterbitkan, memuat artikel-artikel yang telah ditulis Russell sebelum kematiannya. Namun, seraya pertemuan tahunan mendekat, ketegangan mulai memuncak. Ada beberapa orang yang bahkan melakukan pemilihan kecil-kecilan supaya orang pilihan mereka yang menjadi presiden. Yang lain, karena respek yang dalam kepada Saudara Russell, tampaknya lebih berminat untuk mencoba meniru sifat-sifatnya dan mengembangkan semacam pemujaan kepadanya. Akan tetapi, kebanyakan dari Siswa-Siswa Alkitab, terutama berminat untuk terus melaksanakan pekerjaan yang telah digeluti oleh Russell.

Seraya waktu pemilihan mendekat, pertanyaan tersebut terus ada, Siapa yang akan menggantikan Russell sebagai presiden? The Watch Tower 15 Januari 1917, melaporkan hasil pertemuan tahunan, dengan menjelaskan, ”Saudara Pierson, dengan pernyataan yang tepat dan kata-kata penghargaan serta kasih kepada Saudara Russell, menyatakan bahwa ia telah menerima mandat untuk mewakili saudara-saudara di seluruh negeri dalam memberi suara memilih Saudara J. F. Rutherford menjadi Presiden, dan lebih lanjut ia menyatakan bahwa ia sepenuhnya bersimpati atas hal ini.” Setelah nama Rutherford masuk nominasi dan mendapat dukungan, serta tidak ada yang selanjutnya dicalonkan, maka ”Sekretaris mengambil kartu pemungutan suara sesuai peraturan, dan Saudara Rutherford dinyatakan sebagai Presiden yang terpilih dengan suara bulat oleh seluruh peserta Rapat”.

Dengan diputuskannya pemilihan, bagaimana tanggapan orang-orang terhadap presiden yang baru ini? The Watch Tower yang disebutkan di atas melaporkan, ”Rekan-rekan di mana-mana telah berdoa sungguh-sungguh untuk memohon tuntunan dan bimbingan Tuhan dalam masalah pemilihan ini; dan ketika itu berakhir, semua merasa puas dan gembira, percaya bahwa Tuhan telah membimbing pertimbangan mereka dan menjawab doa mereka. Keselarasan yang sempurna ada di antara semua yang hadir.”

Akan tetapi, ”keselarasan yang sempurna” itu tidak berlangsung lama. Presiden yang baru ini diterima dengan hangat oleh banyak orang tetapi tidak oleh semua orang.

Presiden yang Baru Bergerak Maju

Saudara Rutherford cenderung untuk tidak mengubah gaya kepemimpinan organisasi, tetapi terus menggunakan pola gerak maju yang telah ditetapkan oleh Russell. Wakil-wakil keliling dari Lembaga (dikenal sebagai musafir) bertambah dari 69 menjadi 93 orang. Penyebaran risalah cuma-cuma dari Lembaga dipercepat pada hari-hari Minggu tertentu di depan gereja-gereja dan secara tetap tentu dalam pelayanan dari rumah ke rumah.

”Pekerjaan pastoral”, yang sudah dimulai sebelum kematian Russell, kini ditingkatkan. Ini adalah pekerjaan tindak lanjut, mirip dengan kegiatan kunjungan kembali yang sekarang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Untuk menggerakkan kembali pekerjaan pengabaran lebih lanjut, presiden baru Lembaga memperluas pekerjaan kolportir. Para kolportir (pendahulu dari perintis-perintis yang ada sekarang) ditingkatkan dari 372 menjadi 461 orang.

”Tahun 1917 dimulai dengan pemandangan yang agak mengecilkan hati,” kata The Watch Tower 15 Desember 1917. Ya, setelah kematian C. T. Russell, terdapat kekhawatiran, keraguan, dan ketakutan hingga taraf tertentu. Walaupun demikian, laporan akhir tahun sangat menganjurkan; kegiatan pengabaran telah meningkat. Jelaslah, pekerjaan itu bergerak maju. Apakah Siswa-Siswa Alkitab telah melewati ujian lain—kematian C. T. Russell—dengan berhasil?

Upaya untuk Mendapatkan Kekuasaan

Tidak semua orang mendukung presiden yang baru. C. T. Russell dan J. F. Rutherford adalah dua pria yang sama sekali berbeda. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda dan datang dari latar belakang yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini sulit diterima oleh beberapa orang. Menurut pendapat mereka, tidak ada yang dapat menggantikan Saudara Russell.

Beberapa orang, terutama yang berada di kantor pusat, secara terang-terangan tidak suka kepada Saudara Rutherford. Fakta bahwa pekerjaan bergerak maju dan bahwa ia mengupayakan segala cara untuk mengikuti penyelenggaraan yang telah ditetapkan oleh Russell, tampaknya tidak mengesankan mereka. Tentangan segera memuncak. Empat anggota dari dewan direksi Lembaga bahkan bertindak demikian jauh sampai berupaya keras untuk merebut kendali administrasi dari tangan Rutherford. Situasi ini mencapai puncak pada musim panas 1917, dengan diterbitkannya The Finished Mystery, jilid ketujuh dari Studies in the Scriptures.

Saudara Russell tidak dapat menerbitkan jilid ini semasa hidupnya, walaupun ia berharap melakukannya. Setelah kematiannya, Panitia Eksekutif dari Lembaga mengatur agar dua orang rekan, Clayton J. Woodworth dan George H. Fisher, menyiapkan buku ini, yang merupakan komentar atas buku Wahyu, Kidung Agung, dan Yehezkiel. Sebagian buku ini didasarkan atas tulisan Russell mengenai kitab-kitab ini, dan komentar serta penjelasan-penjelasan lain ditambahkan. Naskah lengkap disetujui untuk diterbitkan oleh petugas-petugas Lembaga dan dibagikan kepada keluarga Betel di meja makan pada hari Selasa, 17 Juli 1917. Pada kesempatan yang sama pula, suatu pengumuman yang mengejutkan diberikan—keempat direktur yang menentang telah diberhentikan dan Saudara Rutherford telah mengangkat empat orang lain untuk mengisi kekosongan. Bagaimana tanggapan orang?

Hal itu laksana sebuah bom yang meledak! Keempat direktur yang diberhentikan menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan perdebatan selama lima jam di hadapan keluarga Betel mengenai pengelolaan urusan-urusan Lembaga. Sejumlah orang dari keluarga Betel bersimpati dengan para penentang itu. Pertentangan ini berlanjut selama beberapa minggu, dan para perusuh mengancam untuk ”menggulingkan tirani yang ada”, demikian menurut mereka. Namun, Saudara Rutherford memiliki dasar yang kuat untuk tindakan yang telah diambilnya. Apakah itu?

Ternyata, walaupun keempat direktur yang menentang tersebut telah ditunjuk oleh Saudara Russell, penunjukan ini tidak pernah diteguhkan dengan pemilihan suara dari anggota-anggota badan hukum ini pada pertemuan tahunan Lembaga. Karena itu, keempat orang tersebut sama sekali bukan anggota sah dari dewan direksi! Rutherford menyadari hal ini tetapi tidak mengungkapkannya pada mulanya. Mengapa tidak? Ia tidak ingin memberi kesan bahwa ia bertindak menentang keinginan Saudara Russell. Namun, ketika menjadi jelas bahwa mereka tidak mau menghentikan tentangan mereka, Rutherford bertindak dalam wewenang dan tanggung jawabnya sebagai presiden, untuk menggantikan mereka dengan empat orang lain yang pengangkatannya akan diteguhkan pada pertemuan tahunan berikutnya, yang akan diadakan pada bulan Januari 1918.

Pada tanggal 8 Agustus, para mantan direksi yang tidak puas beserta para pendukung mereka meninggalkan keluarga Betel; mereka diminta pergi karena kerusuhan yang telah mereka buat. Mereka segera menyebarkan tentangan melalui pidato kepada umum dan kampanye penulisan surat yang ekstensif ke seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Akibatnya, setelah musim panas tahun 1917, sejumlah sidang dari Siswa-Siswa Alkitab terbagi dalam dua golongan—mereka yang loyal kepada Lembaga dan mereka yang menjadi mangsa empuk dari mulut manis para penentang.

Akan tetapi, apakah para direktur yang diberhentikan ini, dalam upaya mendapatkan kekuasaan dari organisasi, mencoba untuk mempengaruhi mereka yang datang ke pertemuan tahunan? Karena mengantisipasi reaksi demikian, Rutherford merasa perlu mengadakan survai atas semua sidang. Hasilnya? Menurut laporan yang diterbitkan dalam The Watch Tower 15 Desember 1917, orang-orang yang memberikan suara menunjukkan dukungan mereka yang sepenuhnya terhadap J. F. Rutherford dan para direktur yang bekerja sama dengannya! Hal ini diteguhkan pada pertemuan tahunan.d Upaya para penentang untuk mendapatkan kekuasaan telah gagal!

Apa yang terjadi kemudian dengan para penentang itu dan pendukung-pendukung mereka? Setelah pertemuan tahunan bulan Januari 1918, para penentang itu memisahkan diri, bahkan memilih untuk merayakan sendiri Peringatan (Perjamuan Malam Tuhan), pada tanggal 26 Maret 1918. Persatuan apa pun yang mereka nikmati hanya berumur pendek, dan tidak lama kemudian mereka terbagi menjadi berbagai sekte. Dalam kebanyakan kasus jumlah mereka menurun dan kegiatan mereka berkurang atau berhenti sama sekali.

Jelaslah, setelah kematian Saudara Russell, Siswa-Siswa Alkitab menghadapi ujian yang nyata berkenaan loyalitas. Sebagaimana Tarissa P. Gott, yang dibaptis pada tahun 1915, menceritakan, ”Banyak dari mereka yang kelihatannya begitu kuat, begitu berbakti kepada Tuhan, mulai berpaling. . . . Ada yang tidak beres dalam semua ini, namun itulah yang terjadi dan hal itu menyedihkan hati kami. Namun saya berkata pada diri sendiri, ’Bukankah organisasi ini yang Yehuwa gunakan untuk membebaskan kami dari belenggu agama palsu? Bukankah kami telah mengecap kebaikan-Nya? Andai kata kami pergi sekarang, ke mana kami akan pergi? Tidakkah akhirnya kami akan menjadi pengikut manusia tertentu?’ Kami tidak melihat alasan untuk pergi dengan mereka yang murtad itu, maka kami tetap tinggal.”—Yoh. 6:66-69; Ibr. 6:4-6.

Beberapa orang yang menarik diri dari organisasi belakangan bertobat dan kembali bergabung bersama Siswa-Siswa Alkitab dalam ibadat. Jauh lebih banyak orang, seperti halnya Saudari Gott, tetap bekerja sama dengan Lembaga Menara Pengawal dan Saudara Rutherford. Kasih dan persatuan yang mengikat mereka telah dibangun selama pergaulan bersama bertahun-tahun dalam perhimpunan maupun kebaktian. Mereka tidak akan membiarkan apa pun juga mematahkan ikatan yang mempersatukan itu.—Kol. 3:14.

Menjelang tahun 1918 Siswa-Siswa Alkitab telah berhasil melewati ujian dari dalam. Akan tetapi, bagaimana jika tentangan timbul dari mereka yang ada di luar?

Sasaran Serangan

Selama penutup tahun 1917 dan permulaan 1918, Siswa-Siswa Alkitab dengan bergairah menyebarkan buku baru, The Finished Mystery. Hingga akhir tahun 1917, percetakan sibuk mencetak 850.000 edisi. The Watch Tower 15 Desember 1917, melaporkan, ”Penjualan Jilid Ketujuh tidak dapat ditandingi dengan penjualan buku apa pun yang pernah dikenal orang, dalam jangka waktu yang sama, kecuali Alkitab.”

Namun, tidak semua orang tergetar hatinya dengan keberhasilan buku The Finished Mystery. Buku ini berisi beberapa acuan bagi para pemimpin agama Susunan Kristen yang sangat menusuk. Hal ini membuat para pemimpin agama begitu marah sehingga mereka mendesak pemerintah untuk melarang publikasi-publikasi dari Siswa-Siswa Alkitab. Akibat dari tentangan yang didalangi para pemimpin agama ini, pada awal tahun 1918, The Finished Mystery dilarang di Kanada. Tentangan segera memuncak terhadap Siswa-Siswa Alkitab di Amerika Serikat.

Untuk menyingkapkan tekanan yang didalangi para pemimpin agama ini, pada tanggal 15 Maret 1918, Lembaga Menara Pengawal menerbitkan risalah Kingdom News (Berita Kerajaan) No. 1. Pesannya? Judul selebar enam kolom berbunyi, ”Tidak Adanya Toleransi Agama—Pengikut Pastor Russell Dianiaya Karena Mereka Memberi Tahu Kebenaran Kepada Orang-Orang.” Di bawah judul ”Perlakuan Terhadap Siswa-Siswa Alkitab Menyamai ’Abad Kegelapan’” diungkapkanlah fakta-fakta berkenaan penganiayaan dan larangan yang telah dimulai di Kanada. Penghasutnya? Risalah-risalah ini tanpa ragu dan sesuai dengan fakta menunjuk kepada para pemimpin agama, yang digambarkan sebagai ”sekelompok pria yang keras kepala yang telah berupaya secara sistematis menghalangi orang-orang memahami Alkitab dan membredel semua ajaran Alkitab kecuali yang datang melalui mereka”.e Benar-benar berita yang keras!

Bagaimana tanggapan para pemimpin agama terhadap penyingkapan tersebut? Mereka telah menimbulkan kesulitan terhadap Lembaga Menara Pengawal. Namun sekarang mereka benar-benar menjadi ganas! Pada musim semi 1918, suatu gelombang penganiayaan yang hebat dilancarkan melawan Siswa-Siswa Alkitab di Amerika Utara dan juga di Eropa. Tentangan yang dicetuskan para pemimpin agama ini mencapai puncaknya pada tanggal 7 Mei 1918, ketika surat perintah dari pemerintahan federal AS dikeluarkan untuk menahan J. F. Rutherford dan beberapa rekan dekatnya. Menjelang pertengahan 1918, Rutherford dan ketujuh rekannya dimasukkan ke dalam penjara federal di Atlanta, Georgia.

Namun dengan dipenjarakannya Hakim Rutherford dan rekan-rekannya, apa yang terjadi dengan kegiatan di kantor pusat?

Menjaga Dapur Kegiatan Tetap Berasap

Di Brooklyn, Panitia Eksekutif diangkat untuk memimpin pekerjaan. Perhatian yang utama dari saudara-saudara yang diangkat adalah menjaga agar The Watch Tower tetap beredar. Siswa-Siswa Alkitab di mana-mana pasti membutuhkan sebanyak mungkin anjuran rohani yang dapat diberikan kepada mereka. Sebenarnya, selama seluruh ”musim pengujian” ini, tidak satu pun terbitan The Watch Tower yang tidak dicetak!f

Bagaimana semangat yang ada di kantor pusat? Thomas (Bud) Sullivan, yang belakangan melayani sebagai salah seorang anggota Badan Pimpinan, mengingat kembali, ”Suatu hak istimewa bagi saya untuk mengunjungi Betel Brooklyn pada akhir musim panas 1918 selama pemenjaraan saudara-saudara. Saudara-saudara yang bertanggung jawab atas pekerjaan di Betel sama sekali tidak merasa takut atau kecil hati. Sesungguhnya, hal sebaliknya yang terjadi. Mereka merasa optimis dan percaya bahwa pada akhirnya Yehuwa akan memberikan umat-Nya kemenangan. Saya mendapat hak istimewa untuk ikut makan pagi pada hari Senin ketika saudara-saudara yang diutus untuk tugas akhir pekan menyampaikan laporan mereka. Suatu gambaran yang bagus tentang situasi yang ada telah diperoleh. Dalam setiap kasus saudara-saudara merasa yakin, menunggu Yehuwa membimbing kegiatan mereka lebih lanjut.”

Namun, banyak kesukaran harus dihadapi. Perang Dunia I masih berkecamuk. Terdapat kekurangan persediaan kertas dan batu bara, yang merupakan kebutuhan vital untuk pekerjaan di kantor pusat. Karena demam patriotisme sedang memuncak, banyak orang menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Lembaga; Siswa-Siswa Alkitab dianggap sebagai pengkhianat. Di bawah keadaan-keadaan ekstrem ini, tampaknya tidak mungkin meneruskan kegiatan di Brooklyn. Maka, Panitia Eksekutif, setelah berembuk dengan saudara-saudara lain, menjual Tabernakel Brooklyn dan menutup Rumah Betel. Pada tanggal 26 Agustus 1918, kegiatan dialihkan kembali ke Pittsburgh, ke sebuah bangunan kantor di Federal street dan Reliance street.

Walaupun demikian, terdapat semangat yang baik. Martha Meredith mengenang, ”Kami di Pittsburgh berkumpul dan memutuskan bahwa kami akan menjaga ’dapur kegiatan tetap berasap’ sampai saudara-saudara keluar dari penjara. Pada waktu itu kantor di Brooklyn dipindahkan ke Pittsburgh, jadi saudara-saudara sibuk menyusun artikel untuk Watch Tower dan mencetaknya. Ketika Watch Tower sudah siap untuk dikirim, kami saudari-saudari membungkusnya dan mengirimkannya kepada orang-orang lain.”

Siswa-Siswa Alkitab telah menghadapi beberapa cobaan yang hebat sejak berakhirnya Zaman Orang Kafir pada musim gugur tahun 1914. Dapatkah mereka terus bertahan? Apakah mereka benar-benar memiliki ’kasih akan Allah dalam hati mereka’ atau tidak? Apakah mereka akan teguh berpegang pada ”Tuhan dan Kebenaran-Nya”, seperti telah diperingatkan oleh Russell, atau apakah mereka akan meninggalkannya?

[Catatan Kaki]

a Kutipan A. H. Macmillan pada pasal ini diambil dari bukunya Faith on the March, diterbitkan tahun 1957 oleh Prentice-Hall, Inc.

b Lima anggota dari Panitia Redaksi sebagaimana disebut dalam surat wasiat Russell adalah William E. Page, William E. Van Amburgh, Henry Clay Rockwell, E. W. Brenneisen, dan F. H. Robison. Selain itu, untuk mengisi kekosongan apa pun, ada juga nama-nama lain—A. E. Burgess, Robert Hirsh, Isaac Hoskins, G. H. Fisher, J. F. Rutherford, dan John Edgar. Akan tetapi, Page dan Brenneisen, tidak lama kemudian mengundurkan diri—Page karena ia tidak dapat tinggal di Brooklyn, dan Brenneisen (belakangan pengucapannya diubah menjadi Brenisen) karena ia harus bekerja duniawi untuk menunjang keluarganya. Rutherford dan Hirsh, yang namanya terdaftar dalam majalah Watch Tower 1 Desember 1916, menggantikan tempat mereka sebagai anggota Panitia Redaksi.

c Menurut piagam Lembaga Menara Pengawal, dewan direksi lembaga ini seharusnya terdiri dari tujuh anggota. Piagam ini juga mengatur agar anggota-anggota dewan direksi yang masih hidup mengisi kekosongan tersebut. Jadi, dua hari setelah kematian Russell, dewan direksi bertemu dan memilih A. N. Pierson untuk menjadi anggota. Tujuh anggota dewan direksi pada saat itu adalah A. I. Ritchie, W. E. Van Amburgh, H. C. Rockwell, J. D. Wright, I. F. Hoskins, A. N. Pierson, dan J. F. Rutherford. Dewan yang terdiri dari tujuh orang ini kemudian memilih Panitia Eksekutif yang terdiri dari tiga orang.

d Pada pertemuan tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 5 Januari 1918, ketujuh orang yang mendapat suara terbanyak adalah J. F. Rutherford, C. H. Anderson, W. E. Van Amburgh, A. H. Macmillan, W. E. Spill, J. A. Bohnet, dan G. H. Fisher. Dari antara ketujuh anggota dewan direksi ini, dipilih tiga pengawas—J. F. Rutherford sebagai presiden, C. H. Anderson sebagai wakil presiden, dan W. E. Van Amburgh sebagai sekretaris-bendahara.

e Dua risalah lain yang keras menyusul. Kingdom News No. 2, tertanggal 15 April 1918, berisi pesan yang bahkan lebih keras di bawah judul ”’Misteri yang Tergenap’ dan Mengapa Ditekan”. Kemudian, Kingdom News No. 3, Mei 1918, berisi judul penting ”Dua Peperangan Besar Mengganas—Kejatuhan yang Pasti dari Otokrasi”.

f Pada waktu-waktu sebelumnya, terbitan-terbitan Watch Tower pernah digabung, namun ini tidak dilakukan selama tahun 1914-18.

[Blurb di hlm. 68]

Rutherford meminta para penentang untuk meninggalkan Betel

[Kotak di hlm. 62]

”Beberapa dari Kita Ternyata Agak Terlalu Terburu-buru”

Seraya bulan Oktober 1914 mendekat, beberapa dari Siswa-Siswa Alkitab mengharapkan bahwa pada akhir Zaman Orang Kafir, mereka sebagai orang-orang Kristen yang diurapi roh, akan menerima pahala surgawi. Hal ini tampak dalam peristiwa yang terjadi pada suatu kebaktian Siswa-Siswa Alkitab di Saratoga Springs, New York, tanggal 27-30 September 1914. A. H. Macmillan, yang telah dibaptis 14 tahun sebelumnya, memberikan khotbah pada hari Rabu, 30 September. Dalam khotbahnya ia menyatakan, ”Ini mungkin ceramah umum terakhir yang akan saya sampaikan sebab kita akan segera pulang [ke surga].”

Akan tetapi, dua hari kemudian (hari Jumat 2 Oktober), Macmillan menjadi bahan lelucon yang baik di Brooklyn, tempat para peserta kebaktian berkumpul kembali. Dari kursinya di kepala meja, C. T. Russell mengumumkan, ”Ada beberapa perubahan yang akan kita buat berkenaan jadwal untuk hari Minggu [4 Oktober]. Pada pukul 10.30 hari Minggu pagi, Saudara Macmillan akan menyampaikan khotbah kepada kita.” Tanggapannya? Macmillan belakangan menulis, ”Semua orang tertawa terbahak-bahak, karena mengingat apa yang telah saya katakan pada hari Rabu di Saratoga Springs—’ceramah umum terakhir’ saya!”

”Jadi,” kata Macmillan melanjutkan, ”saya harus segera berpikir keras menentukan apa yang akan saya katakan. Saya menemukan Mazmur 74:9, ’Tanda-tanda kami tidak kami lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak ada di antara kami yang mengetahui berapa lama lagi.’ Sekarang keadaannya berbeda. Pada ceramah itu saya berupaya memperlihatkan kepada teman-teman bahwa mungkin beberapa dari kita ternyata agak terlalu terburu-buru dengan berpikir bahwa kita akan segera pergi ke surga, dan hal yang harus kita kerjakan adalah terus sibuk dalam pelayanan Tuhan sampai ia menentukan saat manakala hamba-hamba-Nya yang diperkenan akan dibawa pulang ke surga.”

[Kotak di hlm. 67]

Latar Belakang J. F. Rutherford

Joseph Franklin Rutherford lahir dari orang-tua yang beragama Baptis di sebuah ladang di Morgan County, Missouri, AS, pada tanggal 8 November 1869. Ketika Joseph berusia 16 tahun, ayahnya mengabulkan keinginannya untuk masuk perguruan tinggi, asalkan ia membiayai diri sendiri dan membayar seorang buruh yang akan menggantikannya bekerja di ladang. Sebagai pemuda yang bertekad penuh, Joseph memperoleh pinjaman dari seorang teman dan berhasil masuk perguruan tinggi sambil juga mempelajari hukum.

Setelah menyelesaikan pendidikan akademisnya, Rutherford melewatkan waktu dua tahun di bawah pengawasan Hakim E. L. Edwards. Menjelang usia 20 tahun, ia menjadi pelapor resmi pengadilan untuk sidang-sidang di Pengadilan Keliling Keempat Belas di Missouri. Pada tanggal 5 Mei 1892, ia mendapat izin untuk membuka praktek hukum di Missouri. Rutherford kemudian bekerja sebagai jaksa penuntut umum selama empat tahun di Boonville, Missouri. Belakangan, ia kadang-kadang bertindak sebagai hakim khusus di Pengadilan Keliling Kedelapan di Missouri. Karena itulah ia dikenal sebagai ”Hakim” Rutherford.

Untuk membiayai sekolahnya, Rutherford menjual ensiklopedia dari rumah ke rumah. Ini bukan pekerjaan yang mudah—sering sekali ia ditolak dengan kasar. Suatu kali, ia hampir mati ketika jatuh ke dalam sungai yang sangat dingin sewaktu ia sedang mengunjungi perladangan. Ia berjanji kepada diri sendiri bahwa setelah ia menjadi pengacara, jika ada orang yang datang ke kantornya untuk menjual buku, ia akan membelinya. Sesuai dengan janjinya, ia menerima tiga jilid ”Millennial Dawn” dari dua kolportir yang datang ke kantornya pada awal tahun 1894. Beberapa minggu kemudian ia membaca buku-buku itu dan langsung menulis surat kepada Lembaga Menara Pengawal, yang isinya, ”Istri saya yang saya kasihi dan saya sendiri telah membaca buku-buku ini dengan minat yang sangat besar, dan kami menganggapnya sebagai kiriman dari Allah dan suatu berkat besar bahwa kami mendapat kesempatan untuk memilikinya.” Pada tahun 1906, Joseph F. Rutherford dibaptis, dan setahun kemudian ia menjadi penasihat hukum Lembaga Menara Pengawal.

[Kotak/Gambar di hlm. 69]

’Tidak Ada Pria Lain Mana Pun di Bumi yang Lebih Diistimewakan’

Pada tanggal 21 Juni 1918, J. F. Rutherford dan beberapa rekan dekatnya dijatuhi hukuman penjara 20 tahun, karena secara palsu dinyatakan bersalah atas tuduhan bersekongkol. Bagaimana perasaan mereka? Dalam sebuah catatan yang ditulis dengan tangan tertanggal 22-23 Juni (terlihat di bawah), dari penjara di Raymond Street, Brooklyn, New York, Saudara Rutherford menulis, ”Mungkin tidak ada pria lain mana pun di bumi yang lebih diistimewakan dan lebih berbahagia daripada ketujuh saudara yang sekarang ada dalam penjara. Mereka sadar bahwa mereka sama sekali bebas dari perbuatan jahat yang disengaja, dan bersukacita karena menderita bersama Kristus karena melayani Dia dengan loyal.”

[Kotak di hlm. 70]

Korban Penganiayaan Didalangi para Pemimpin Agama

Pada pertengahan tahun 1918, J. F. Rutherford dan ketujuh rekannya berada dalam penjara—korban tentangan yang didalangi para pemimpin agama. Namun kedelapan pria tersebut bukan satu-satunya sasaran kebencian demikian. Selama tahun-tahun permulaan, C. T. Russell yang terutama menjadi sasaran serangan pemimpin agama dan wartawan. Sekarang Siswa-Siswa Alkitab sendiri menjadi korban. ”The Golden Age” (sekarang ”Sedarlah!”) 29 September 1920, menerbitkan suatu laporan yang jelas dan panjang lebar mengenai penganiayaan hebat yang mereka alami di Amerika Serikat. Laporan tersebut berisi seperti sesuatu yang terjadi pada zaman Inkwisisi.g Catatan berikut termasuk di dalamnya:

”Pada tanggal 22 April 1918, di Wynnewood, Oklahoma, Claud Watson pertama-tama dipenjarakan dan kemudian sengaja dilepaskan ke suatu gerombolan massa yang terdiri atas para imam, pengusaha bisnis dan orang-orang lain yang memukulinya sampai jatuh, menyuruh seorang negro mencambukinya dan, saat ia mulai sadar, mencambukinya lagi. Mereka kemudian menuangkan ter dan bulu-bulu di sekujur tubuhnya, menggosokkan ter pada rambut dan kulit kepalanya.”

”Pada tanggal 29 April 1918, di Walnut Ridge, Arkansas, W. B. Duncan, berumur 61 tahun, Edward French, Charles Franke, Tn. Griffin dan Ny. D. Van Hoesen dipenjarakan. Sel mereka diserbu oleh segerombolan orang yang menggunakan bahasa yang sangat kotor dan cabul, mencambuk, menuangkan ter dan bulu-bulu, dan membawa mereka ke luar kota. Duncan dipaksa berjalan sepanjang empat puluh dua kilometer ke rumahnya dan hampir mati. Griffin menjadi benar-benar buta dan mati akibat penganiayaan itu beberapa bulan kemudian.”

”Pada tanggal 30 April 1918, . . . di Minerva, Ohio, S. H. Griffin mula-mula dipenjarakan dan diserahkan kepada suatu gerombolan, kemudian dikuliahi selama lima belas menit oleh rohaniwan dari gerombolan tersebut, lalu dipukuli berulang-ulang, dimaki-maki, ditendang, diinjak-injak, diancam akan digantung dan ditenggelamkan, dibawa ke luar kota, diludahi, dijegal berkali-kali, ditusuk-tusuk dengan payung, dilarang naik mobil, disuruh berjalan lagi sepanjang sepuluh kilometer ke Malvern, Ohio, ditangkap lagi, dipenjarakan demi keamanan di Carrollton dan akhirnya dibawa pulang oleh para petugas keamanan yang berani dan setia yang, setelah memeriksa literaturnya, mengatakan dengan beberapa kata, ’Kami tidak menemukan kesalahan apa pun pada diri orang ini.’”

[Catatan Kaki]

g Halaman 712-17.

[Gambar di hlm. 64]

Pada tanggal 31 Oktober 1916, Charles Taze Russell yang berusia 64 tahun meninggal di atas kereta api di Pampa, Texas; banyak surat kabar melaporkan pemakamannya

[Gambar di hlm. 66]

J. F. Rutherford memiliki penampilan yang berwibawa, tingginya 188 cm dan beratnya kira-kira 102 kg

[Gambar di hlm. 69]

Penjara di Raymond Street, Brooklyn, New York, tempat Saudara Rutherford dan beberapa rekan dekatnya ditahan selama tujuh hari segera setelah dijatuhkannya hukuman

[Gambar di hlm. 71]

Thomas (Bud) Sullivan mengunjungi kantor pusat pada tahun 1918 dan belakangan melayani sebagai anggota Badan Pimpinan dari Saksi-Saksi Yehuwa

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan