PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • be pel. 17 hlm. 139-hlm. 142 par. 1
  • Penggunaan Mikrofon

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Penggunaan Mikrofon
  • Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Terkait
  • Perbaikan Suara dan Penggunaan Mikrofon
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Volume Suara yang Cocok
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Penerjemahan Acara Pertemuan Regional 2020 ”Teruslah Bersukacita”!
    Bagaimana Sumbangan Saudara Digunakan
  • Perhimpunan Dinas Memperlengkapi Kita untuk setiap Pekerjaan Baik
    Pelayanan Kerajaan Kita—1994
Lihat Lebih Banyak
Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
be pel. 17 hlm. 139-hlm. 142 par. 1

PELAJARAN 17

Penggunaan Mikrofon

Apa yang perlu Saudara lakukan?

Jika mikrofon digunakan sebagai penguat suara pada perhimpunan di sidang Saudara, gunakanlah dengan cara yang benar.

Mengapa Penting?

Apa yang dikatakan akan bermanfaat bagi orang lain hanya jika hal itu dapat didengar dengan jelas.

SAUDARA-SAUDARI Kristen kita mengorbankan banyak waktu dan upaya untuk menghadiri perhimpunan Kristen. Agar memperoleh manfaat dari apa yang dikatakan, mereka harus dapat mendengar dengan jelas.

Pada zaman Israel dahulu, peralatan penguat suara elektris masih belum ada. Sewaktu Musa berbicara kepada bangsa Israel di Dataran Moab sebelum memasuki Tanah Perjanjian, bagaimana seluruh hadirin, yang jumlahnya jutaan, dapat mendengar? Musa mungkin menggunakan sistem penyambung lidah, maksudnya, ia menggunakan pria-pria yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, yang secara berantai menyampaikan kata-kata Musa hingga ke seluruh perkemahan. (Ul. 1:1; 31:1) Tidak lama setelah orang-orang Israel mulai menaklukkan negeri di sebelah barat Sungai Yordan, Yosua mengumpulkan bangsa itu di hadapan Gunung Gerizim dan Gunung Ebal, tampaknya orang-orang Lewi berdiri di lembah yang memisahkan kedua gunung itu. Di sanalah seluruh bangsa itu mendengar dan menanggapi berkat dan laknat ilahi yang diperhadapkan kepada mereka. (Yos. 8:33-35) Barangkali, pada kesempatan itu digunakan pula sistem penyambung lidah, tetapi akustik yang bagus di daerah itu pasti juga membantu.

Kira-kira 1.500 tahun kemudian sewaktu ”sekumpulan orang yang sangat besar jumlahnya berkumpul” di Laut Galilea untuk mendengarkan Yesus, ia naik ke sebuah perahu, menjauh dari pantai, dan duduk untuk berbicara kepada kumpulan orang itu. (Mrk. 4:1, 2) Mengapa Yesus berbicara dari perahu? Tampaknya, karena suara manusia akan tersampaikan dengan sangat jernih di atas permukaan perairan yang tenang.

Hingga awal abad ke-20 ini, volume dan kejernihan suara pembicara sering kali menentukan seberapa banyak hadirin dapat mendengar apa yang dikatakan. Akan tetapi, mulai tahun 1920-an, hamba-hamba Yehuwa dapat memanfaatkan peralatan penguat suara elektris di kebaktian mereka.

Peralatan Tata Suara. Peralatan itu dapat menguatkan volume suara pembicara hingga berkali-kali lipat tetapi mutu dan nada suara sang pembicara tidak berubah. Si pembicara tidak perlu menegangkan pita suaranya. Para pendengar tidak harus berjuang untuk menangkap apa yang dikatakan. Sebaliknya, mereka dapat berkonsentrasi untuk menyimak buah pikiran si pembicara.

Banyak yang telah dilakukan untuk memastikan agar perlengkapan tata suara yang baik tersedia di kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa. Selain itu, banyak Balai Kerajaan menggunakan perlengkapan tata suara untuk menguatkan suara pengkhotbah, pemimpin perhimpunan, atau pembaca. Dan, beberapa sidang juga menyediakan mikrofon untuk digunakan oleh hadirin sewaktu memberi komentar selama perhimpunan. Jika sidang Saudara memiliki peralatan itu, belajarlah untuk menggunakannya dengan baik.

Beberapa Petunjuk Dasar. Untuk menggunakan peralatan itu dengan baik, ingatlah petunjuk berikut ini: (1) Umumnya, mikrofon hendaknya berjarak 10 hingga 15 sentimeter dari mulut Saudara. Jika jarak mikrofon terlalu dekat, suara Saudara akan pecah. Jika jaraknya terlalu jauh, suara Saudara tidak akan terdengar jelas. (2) Posisi mikrofon hendaknya tepat di depan Saudara, bukan di samping. Jika Saudara menggerakkan kepala ke kanan atau ke kiri, berbicaralah hanya sewaktu wajah Saudara menghadap mikrofon. (3) Gunakan volume dan intensitas suara yang sedikit lebih besar daripada yang Saudara gunakan dalam percakapan sehari-hari. Tetapi, Saudara tidak perlu berteriak. Peralatan tata suara akan menguatkan suara Saudara hingga terdengar oleh hadirin yang terjauh dari Saudara. (4) Jika Saudara hendak berdehem atau batuk atau bersin, pastikan untuk menjauh dari mikrofon.

Sewaktu Menyampaikan Ceramah. Sewaktu Saudara naik ke panggung dan menghadap mimbar, seorang saudara akan menyesuaikan posisi mikrofon. Berdirilah secara wajar dengan wajah menghadap hadirin sewaktu ia melakukannya. Letakkan catatan Saudara di mimbar, dan pastikan mikrofon tidak menghalangi pandangan Saudara terhadap catatan itu.

Sewaktu Saudara mulai berbicara, dengarkan mutu suara Saudara yang keluar dari pengeras suara. Apakah volumenya terlalu keras, atau apakah kata-kata tertentu menghasilkan suara letupan (popping)? Saudara mungkin perlu sedikit mundur antara 2 hingga 5 sentimeter. Sewaktu Saudara melirik catatan Saudara, ingatlah bahwa Saudara hendaknya berbicara dan membaca hanya sewaktu wajah Saudara menghadap mikrofon atau sedikit di atasnya, bukan di bawah mikrofon.

Sewaktu Membawakan Pembacaan. Sebaiknya peganglah Alkitab atau publikasi Saudara dengan tegak sehingga wajah Saudara menghadap hadirin. Karena mikrofon mungkin akan diarahkan tepat di hadapan Saudara, Saudara mungkin perlu memegang materi pembacaan Saudara di salah satu sisi. Itu berarti kepala Saudara hendaknya sedikit miring ke salah satu sisi mikrofon. Jadi, sewaktu membaca, suara Saudara akan langsung tertuju ke mikrofon.

Sebagian besar saudara yang membawakan pembacaan pada Pelajaran Menara Pengawal berdiri dan menghadap mikrofon dengan kepala tegak. Posisi ini memungkinkan mereka lebih leluasa untuk bernapas dan berekspresi. Ingatlah bahwa pembacaan paragraf merupakan bagian penting dalam perhimpunan. Manfaat yang diperoleh hadirin banyak bergantung dari mendengarkan pembacaan bahan.

Sewaktu Memberi Komentar. Jika sidang Saudara menggunakan mikrofon sewaktu hadirin diundang untuk berpartisipasi, ingatlah bahwa Saudara masih dituntut untuk berbicara dengan jelas, disertai volume suara yang cukup. Sewaktu memberi komentar, berupayalah menaruh publikasi atau Alkitab di tangan Saudara. Ini memungkinkan Saudara untuk melihat bahannya dengan jelas seraya Saudara berbicara dengan mikrofon.

Di beberapa sidang, para saudara ditugasi membawakan mikrofon bagi hadirin yang hendak berkomentar. Jika di sidang Saudara terdapat pengaturan seperti itu, apabila Saudara ditunjuk untuk berkomentar, acungkan tangan Saudara cukup lama sehingga sang pembawa mikrofon dapat melihat di mana Saudara duduk dan dapat segera menuju tempat Saudara. Jika Saudara harus memegang mikrofon itu, bersiap-siaplah untuk menyongsongnya. Jangan memulai komentar Saudara sebelum posisi mikrofon tepat. Seusai memberi komentar, segera kembalikan mikrofon itu.

Sewaktu Mengadakan Pertunjukan. Menggunakan mikrofon untuk pertunjukan membutuhkan perencanaan khusus. Jika mikrofon itu terpasang pada tiangnya, Saudara akan lebih leluasa menggunakan kedua tangan untuk membuka Alkitab dan catatan. Menggunakan mikrofon genggam dapat membuat Saudara lebih leluasa bergerak, tetapi Saudara perlu mengatur agar partner Saudaralah yang memegang mikrofon itu. Dengan demikian, tangan Saudara akan leluasa untuk membuka Alkitab. Saudara dan lawan bicara Saudara hendaknya berlatih sehingga lawan bicara Saudara tahu cara memegang mikrofon dengan sepatutnya. Ingatlah juga bahwa saat berada di panggung, Saudara hendaknya tidak membelakangi hadirin, khususnya sewaktu Saudara sedang berbicara.

Untuk pertunjukan dalam Perhimpunan Dinas, bisa jadi ada sejumlah partisipan, dan mereka mungkin berpindah-pindah posisi di panggung. Oleh karena itu, mungkin dibutuhkan beberapa mikrofon. Mikrofon-mikrofon ini hendaknya diletakkan di tempatnya jauh sebelumnya atau disediakan bagi para partisipan sewaktu hendak naik ke panggung. Memastikan mikrofon selalu siap dan diletakkan di tempat yang aman membutuhkan perencanaan yang matang. Melatih pertunjukan jauh di muka memberi kesempatan untuk memberikan petunjuk kepada para partisipan tentang cara menggunakan mikrofon dengan efektif. Apabila acara latihan tidak dapat diadakan di panggung, sebaiknya para pemeran berlatih dengan menggunakan benda yang menyerupai mikrofon untuk berlatih posisi yang tepat. Setelah pertunjukan, para partisipan hendaknya mengembalikan mikrofon ke tempatnya dengan hati-hati, juga jangan sampai tersandung kabel mikrofon lain sewaktu meninggalkan panggung.

Memberikan perhatian pada penggunaan mikrofon berkaitan langsung dengan salah satu tujuan utama perhimpunan kita, yakni, saling berbagi manfaat melalui pembahasan Firman Allah. (Ibr. 10:24, 25) Dengan belajar menggunakan mikrofon secara efektif, kita secara pribadi dapat turut mencapai tujuan yang penting ini.

CARA MELAKUKANNYA

  • Beri jarak 10 hingga 15 sentimeter antara mikrofon dan mulut Saudara.

  • Pastikan untuk mulai berbicara apabila mulut Saudara sudah menghadap mikrofon.

  • Gunakan volume dan intensitas suara yang sedikit lebih besar daripada yang Saudara gunakan sewaktu sedang bercakap-cakap.

  • Jika Saudara perlu berdehem, palingkan kepala Saudara dari mikrofon.

LATIHAN: Jika Balai Kerajaan Saudara menggunakan mikrofon, perhatikanlah cara para pembicara yang berpengalaman menggunakan mikrofon, baik yang disangga tiang maupun yang digenggam. Kenalilah cara yang hendaknya ditiru atau dihindari, beserta alasannya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan