PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • be pel. 35 hlm. 206-hlm. 208 par. 2
  • Pengulangan untuk Menandaskan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pengulangan untuk Menandaskan
  • Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Terkait
  • Menggunakan Ulangan dan Isyarat
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Pokok-Pokok Utama Ditonjolkan
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Gagasan Utama Dibuat Jelas
    Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar
  • Menandaskan Tema dan Pokok-Pokok Utama
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
Lihat Lebih Banyak
Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
be pel. 35 hlm. 206-hlm. 208 par. 2

PELAJARAN 35

Pengulangan untuk Menandaskan

Apa yang perlu Saudara lakukan?

Nyatakan lebih dari satu kali pokok-pokok yang khususnya Saudara ingin agar diingat hadirin.

Mengapa Penting?

Selain menjadi alat bantu untuk mengingat, pengulangan dapat digunakan secara efektif untuk menonjolkan gagasan-gagasan utama dan membantu hadirin Saudara memahaminya dengan jelas.

PENGAJARAN yang efektif mencakup menggunakan pengulangan. Sewaktu sebuah pokok penting dinyatakan lebih dari satu kali, kemungkinan besar hadirin akan mengingatnya. Jika gagasan itu dinyatakan kembali dengan cara yang sedikit berbeda, hadirin bahkan dapat memahaminya dengan lebih jelas.

Jika pendengar Saudara tidak mengingat apa yang Saudara katakan, kata-kata Saudara tidak akan mempengaruhi apa yang mereka percayai atau cara hidup mereka. Mereka kemungkinan besar akan terus memikirkan pokok-pokok yang Saudara beri penandasan khusus.

Yehuwa, Instruktur Agung kita, menyediakan pola bagi kita dalam menggunakan pengulangan. Ia memberikan Sepuluh Perintah kepada bangsa Israel. Dengan menggunakan malaikat sebagai juru bicara-Nya, Ia membuat bangsa itu mendengar perintah-perintah tersebut di Gunung Sinai. Belakangan, Ia memberikannya kepada Musa dalam bentuk tertulis. (Kel. 20:1-17; 31:18; Ul. 5:22) Di bawah pengarahan Yehuwa, Musa menyatakan kembali perintah-perintah itu kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian, dan melalui roh kudus, Musa mencatatnya, sebagaimana terdapat di Ulangan 5:6-21. Perintah yang diberikan kepada Israel antara lain mencakup tuntutan agar mereka mengasihi dan melayani Yehuwa dengan segenap hati, jiwa, dan tenaga hidup mereka. Hal itu pun dinyatakan berulang-ulang. (Ul. 6:5; 10:12; 11:13; 30:6) Mengapa? Karena, seperti yang Yesus katakan, itu adalah ”perintah yang terbesar dan yang pertama”. (Mat. 22:34-38) Melalui nabi Yeremia, Yehuwa mengingatkan rakyat Yehuda lebih dari 20 kali sehubungan dengan betapa seriusnya menaati-Nya dalam segala hal yang Ia perintahkan kepada mereka. (Yer. 7:23; 11:4; 12:17; 19:15) Dan melalui Yehezkiel, Allah menyatakan lebih dari 60 kali bahwa bangsa-bangsa ”akan mengetahui bahwa akulah Yehuwa”.—Yeh. 6:10; 38:23.

Dalam catatan tentang pelayanan Yesus, kita juga melihat penggunaan pengulangan yang efektif. Misalnya, ada empat Injil—masing-masing meliput peristiwa-peristiwa penting yang dilaporkan dalam salah satu Injil atau lebih, tetapi melihat peristiwa-peristiwa itu dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Dalam pengajarannya sendiri, Yesus membahas pokok ajaran dasar yang sama pada lebih dari satu peristiwa, tetapi dengan cara yang berbeda. (Mrk. 9:34-37; 10:35-45; Yoh. 13:2-17) Dan, sewaktu berada di Gunung Zaitun beberapa hari menjelang kematiannya, Yesus menggunakan pengulangan untuk menandaskan nasihat yang sangat penting ini, ”Tetaplah berjaga-jaga sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu akan datang.”—Mat. 24:42; 25:13.

Dalam Dinas Pengabaran. Sewaktu Saudara memberikan kesaksian kepada orang-orang, Saudara berharap mereka akan mengingat apa yang Saudara katakan. Menggunakan pengulangan secara efektif dapat membantu mencapai tujuan itu.

Sering kali, pengulangan pada saat suatu permasalahan sedang dibahas akan membantu mengesankan hal itu dalam pikiran seseorang. Jadi, setelah membacakan sebuah ayat, Saudara dapat menandaskannya dengan menunjuk ke bagian kunci ayat tersebut dan bertanya, ”Apakah Anda memperhatikan bagaimana kata-kata ini dirangkaikan?”

Kalimat terakhir dalam sebuah percakapan juga dapat digunakan secara efektif. Sebagai contoh, Saudara dapat mengatakan, ”Pokok utama yang saya harap akan Anda ingat dari percakapan kita adalah . . . ” Kemudian, nyatakan kembali pokok itu dengan sederhana. Misalnya seperti ini, ”Maksud-tujuan Allah adalah bahwa bumi diubah menjadi suatu firdaus. Maksud-tujuan itu pasti akan terwujud.” Atau mungkin seperti ini, ”Alkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa kita sedang hidup di hari-hari terakhir dari sistem ini. Jika kita ingin selamat melampauinya, kita perlu mempelajari apa yang Allah tuntut dari kita.” Atau, barangkali bisa seperti ini, ”Sebagaimana sudah kita lihat, Alkitab memberikan nasihat praktis tentang caranya mengatasi problem dalam kehidupan keluarga.” Dalam keadaan tertentu, Saudara dapat cukup sekadar mengulangi kutipan dari Alkitab sebagai pokok yang mesti diingat. Tentu saja, dibutuhkan pemikiran di muka agar dapat melakukan hal itu secara efektif.

Pada kunjungan kembali, termasuk pada pengajaran Alkitab, penggunaan pengulangan dapat mencakup pertanyaan tinjauan.

Apabila seseorang merasa sulit untuk memahami atau menerapkan nasihat Alkitab, Saudara mungkin perlu membahas pokok itu lebih dari satu kali. Berupayalah menyorotinya dari berbagai sudut pandang. Pembahasan tidak harus panjang lebar, tetapi hendaknya menggugah si pelajar untuk terus memikirkan hal itu. Ingatlah, Yesus menggunakan pengulangan seperti itu dalam membantu murid-muridnya mengatasi keinginan untuk mendapat tempat pertama.—Mat. 18:1-6; 20:20-28; Luk. 22:24-27.

Sewaktu Menyampaikan Khotbah. Jika Saudara menyampaikan khotbah dari mimbar, tujuan Saudara bukanlah sekadar menyajikan informasi. Saudara ingin agar hadirin memahaminya, mengingatnya, dan menerapkannya. Untuk mencapai hal itu, manfaatkanlah pengulangan.

Akan tetapi, jika Saudara mengulangi pokok-pokok utama terlalu sering, Saudara dapat kehilangan perhatian hadirin Saudara. Pilihlah dengan cermat pokok-pokok yang patut mendapat penandasan khusus. Biasanya, itu adalah pokok-pokok utama yang menjadi dasar pengembangan khotbah Saudara, tetapi itu dapat juga mencakup gagasan-gagasan lain yang memiliki nilai khusus bagi hadirin Saudara.

Agar dapat menggunakan pengulangan, pertama-tama Saudara dapat merangkakan pokok-pokok utama Saudara pada kata pengantar. Lakukan itu dengan pernyataan singkat yang memberikan tinjauan luas tentang apa yang akan Saudara bahas, dengan pertanyaan, atau contoh-contoh singkat yang menyajikan problem yang hendak dipecahkan. Saudara dapat menyatakan jumlah pokok utamanya dan mengurutkannya. Kemudian, kembangkan tiap-tiap pokok itu dalam isi khotbah Saudara. Penandasan dapat diberikan dalam isi khotbah Saudara dengan menyatakan kembali tiap-tiap pokok utama sebelum berlanjut ke pokok berikutnya. Atau, hal itu dapat dicapai dengan menggunakan contoh yang mencakup penerapan pokok utama tersebut. Penandasan lebih lanjut dapat diberikan pada pokok-pokok utama Saudara dengan menggunakan kata penutup yang menyatakan kembali hal itu, menyorotinya dengan menggunakan kontras, menjawab pertanyaan yang diajukan, atau dengan singkat memaparkan solusi atas problem yang disajikan.

Selain hal-hal di atas, seorang pembicara yang berpengalaman mengamati dengan cermat ragam hadirinnya. Jika beberapa di antara mereka merasa sulit untuk memahami gagasan tertentu, sang pembicara akan mengetahuinya. Jika pokok tersebut penting, ia akan mengulasnya kembali. Akan tetapi, mengulangi kata-kata yang sama mungkin tidak dapat mencapai sasaran yang ia tuju. Mengajar mencakup lebih dari itu. Pembicara harus bisa fleksibel. Ia mungkin perlu membuat tambahan secara impromtu pada khotbahnya. Belajar mengenali kebutuhan hadirin dengan cara ini akan sangat menentukan keefektifan Saudara sebagai pengajar.

KAPAN MELAKUKANNYA

  • Segera setelah menyatakan suatu pokok penting atau setelah mengembangkan sepenuhnya sebuah gagasan utama.

  • Pada akhir percakapan atau khotbah Saudara.

  • Sewaktu Saudara mengamati bahwa pendengar Saudara merasa sulit untuk memahami beberapa pokok kunci.

  • Lebih dari sekali, mungkin selang beberapa hari atau minggu pada kunjungan kembali dan pengajaran Alkitab.

LATIHAN: (1) Seraya Saudara mengakhiri percakapan dengan seseorang yang Saudara jumpai untuk pertama kali dalam dinas pengabaran, ulangilah satu pokok penting saja yang Saudara bahas dan yang Saudara ingin agar diingat oleh orang tersebut. (2) Seraya Saudara mengakhiri percakapan pada kunjungan kembali, nyatakan kembali satu atau dua pokok kunci dari pembahasan Saudara untuk diingat oleh peminat itu.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan