PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ol bag. 4 hlm. 12-14
  • Di Manakah Para Leluhur Kita?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Di Manakah Para Leluhur Kita?
  • Jalan Menuju Kehidupan Abadi—Sudahkah Anda Menemukannya?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Jiwa dan Roh
  • Keadaan Orang Mati
  • Haruskah Anda Takut terhadap Orang Mati?
    Sedarlah!—2009
  • Makhluk-Makhluk Roh Tidak Pernah Hidup dan Mati di Bumi
    Roh Orang Mati—Dapatkah Membantu Anda atau Mencelakakan Anda? Apakah Benar-Benar Ada?
  • Kematian Bukanlah Musuh yang Tak Terkalahkan
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
  • Apa yang Terjadi dengan Jiwa pada Saat Kematian?
    Apa yang Terjadi dengan Kita Bila Kita Meninggal?
Lihat Lebih Banyak
Jalan Menuju Kehidupan Abadi—Sudahkah Anda Menemukannya?
ol bag. 4 hlm. 12-14

BAGIAN 4

Di Manakah Para Leluhur Kita?

Seorang pria memandangi foto leluhurnya

1, 2. Apa yang diyakini banyak orang tentang mereka yang sudah mati?

JUTAAN orang percaya bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi hanyalah peralihan ke alam lain. Banyak orang berpikir bahwa para leluhur yang telah mati pindah dari dunia ini ke alam yang tidak kelihatan, dari dunia manusia ke alam roh.

2 Orang-orang yakin bahwa para leluhur ini, atau arwah mereka, akan menjaga keselamatan dan kemakmuran keluarganya di bumi. Bagi mereka, arwah leluhur adalah teman yang kuat, sanggup mendatangkan panen yang baik, menjaga kesejahteraan, dan memberikan perlindungan. Jika diabaikan atau dibuat tersinggung, mereka akan mendatangkan malapetaka, yakni penyakit, kemiskinan, dan kesengsaraan.

3. Apa yang dilakukan beberapa orang untuk menyembah leluhur?

3 Orang-orang yang masih hidup menjalankan tradisi dan ritual untuk menjaga hubungan baik dengan arwah para leluhur. Kebiasaan ini khususnya terlihat dalam tradisi pemakaman dan penguburan, seperti menunggu jenazah semalam suntuk dan penguburan kedua. Penyembahan leluhur juga ditunjukkan melalui cara-cara lain. Contohnya, sebelum minum minuman beralkohol beberapa orang menuangkannya sedikit ke tanah untuk para leluhur. Selain itu, setelah selesai memasak, beberapa orang menyisakan makanan di panci agar para leluhur punya sesuatu untuk dimakan.

4. Apa yang dipercayai orang-orang tentang jiwa?

4 Ada juga yang percaya bahwa orang memiliki jiwa yang tidak bisa mati, yang tetap hidup setelah tubuh mati. Jika seseorang berbuat baik semasa hidup, konon jiwanya akan ke surga, tetapi jika ia jahat, jiwanya akan dihukum ke neraka. Orang sering menggabungkan gagasan ini dengan kepercayaan tradisional. Misalnya, berita duka di koran kadang berbunyi: ’Telah pergi ke pangkuan-Nya’, atau ’Telah berpulang ke alam baka’. Semua kepercayaan ini didasarkan atas gagasan bahwa jiwa, atau roh, tetap hidup setelah tubuh mati. Apa kata Alkitab tentang hal ini?

Jiwa dan Roh

5, 6. Apa jiwa itu menurut Alkitab?

5 Alkitab menunjukkan bahwa jiwa bukanlah sesuatu yang ada di dalam diri seseorang; jiwa adalah orang itu sendiri. Sebagai contoh, saat Allah menciptakan Adam, ”manusia itu menjadi jiwa yang hidup”. (Kejadian 2:7) Adam tidak diberi jiwa; ia adalah jiwa, manusia seutuhnya.

6 Karena itu, kita membaca bahwa jiwa dilahirkan. (Kejadian 46:18) Jiwa bisa makan atau berpuasa. (Imamat 7:20; Mazmur 35:13) Bisa menangis dan lesu. (Yeremia 13:17; Yunus 2:7) Jiwa dapat diculik, dikejar, dan dibelenggu. (Ulangan 24:7; Mazmur 7:5; 105:18) Beberapa Alkitab menerjemahkan kata dalam bahasa aslinya sebagai ”jiwa” di ayat-ayat itu, sedangkan Alkitab lainnya menggunakan kata ”makhluk” atau ”orang”. Semua punya artinya yang sama.

7. Sebutkan ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa jiwa bisa mati.

7 Karena jiwa adalah orang itu sendiri, saat orang itu mati, jiwanya pun mati. Yehezkiel 18:4 mengatakan, ”Jiwa yang berbuat dosa​—jiwa itulah yang akan mati.” Juga, Kisah 3:23 mengatakan, ”Setiap jiwa [atau, orang] yang tidak mendengarkan Nabi itu akan dibinasakan dari antara umat ini.” Jadi, jiwa itu bukan sesuatu yang tetap hidup ketika tubuh mati.

8. Apa itu roh yang ada dalam tubuh manusia?

8 Roh tidak sama dengan jiwa. Dalam tubuh manusia, roh adalah daya kehidupan yang membuat manusia bisa melakukan kegiatan dalam hidupnya. Roh itu seperti listrik. Listrik membuat kipas angin bisa berputar atau kulkas bisa mendinginkan. Begitu pula, roh kita membuat kita dapat melihat, mendengar, dan berpikir. Tetapi, roh itu tidak dapat melakukan apa pun tanpa mata, telinga, atau otak. Itu sebabnya, mengenai manusia, Alkitab mengatakan, ”Apabila rohnya keluar, ia kembali ke tanah; pada hari itu lenyaplah segala pikirannya.”​—Mazmur 146:4.

9. Apa yang terjadi dengan jiwa dan roh?

9 Oleh karena itu, menurut Alkitab, jiwa ataupun roh tidak meninggalkan tubuh untuk terus hidup di alam roh pada waktu manusia mati.

Keadaan Orang Mati

10. Apa kata Alkitab tentang keadaan orang mati?

10 Kalau begitu, bagaimana keadaan orang mati? Karena Yehuwa adalah Pribadi yang menciptakan manusia, Ia juga tahu apa yang terjadi dengan kita saat kita mati. Firman Allah mengajarkan bahwa orang mati tidak hidup, tidak bisa mendengar, melihat, berbicara, atau berpikir. Alkitab mengatakan,

  • ”Orang mati . . . tidak sadar akan apa pun.”​—Pengkhotbah 9:5.

  • ”Kasih mereka dan kebencian mereka serta kecemburuan mereka sudah lenyap.”​—Pengkhotbah 9:6.

  • ”Tidak ada pekerjaan atau rancangan atau pengetahuan atau hikmat di [kuburan], tempat ke mana engkau akan pergi.”​—Pengkhotbah 9:10.

11. Setelah Adam berdosa, apa yang Yehuwa katakan kepadanya?

11 Pikirkan apa kata Alkitab tentang orang tua kita yang pertama, Adam. Yehuwa membentuk Adam ”dari debu tanah”. (Kejadian 2:7) Kalau Adam menaati hukum Yehuwa, ia bisa hidup bahagia selamanya di bumi. Tetapi, Adam melanggar hukum Yehuwa, dan hukumannya adalah kematian. Ke mana Adam setelah ia mati? Allah mengatakan kepadanya, ”Engkau [akan] kembali ke tanah, karena dari situ engkau diambil. Karena engkau debu dan engkau akan kembali ke debu.”​—Kejadian 3:19.

12. Apa yang terjadi atas Adam saat ia mati?

12 Di manakah Adam sebelum Yehuwa menciptakannya dari debu? Ia tidak ada di alam mana pun. Ia belum ada. Jadi, sewaktu Yehuwa mengatakan bahwa Adam akan ”kembali ke debu”, Ia memaksudkan bahwa Adam akan tidak hidup lagi, seperti debu. Adam tidak hidup di alam roh. Ia tidak ’pergi’ ke alam para leluhur. Ia tidak pergi ke surga atau neraka. Ia kembali ke keadaan tidak hidup; ia tidak ada lagi.

13. Apa yang terjadi saat manusia dan binatang mati?

13 Apakah semua manusia akan seperti itu? Ya, pasti. Alkitab menjelaskan, ”[Manusia ataupun binatang] menuju satu tempat. Mereka semua dari debu, dan mereka semua kembali ke debu.”​—Pengkhotbah 3:19, 20.

14. Di masa depan, apa yang akan terjadi atas orang yang sudah mati?

14 Alkitab berjanji bahwa Allah akan membangunkan orang-orang mati untuk hidup di firdaus di bumi. (Yohanes 5:28, 29; Kisah 24:15) Tetapi, itu terjadi di masa depan. Sekarang ini, mereka masih tidur dalam kematian. (Yohanes 11:11-14) Kita tidak perlu takut atau menyembah mereka, karena mereka tidak dapat menolong ataupun mencelakai kita.

15, 16. Bagaimana Setan membuat orang-orang percaya bahwa orang mati sebenarnya masih ada?

15 Gagasan bahwa orang mati masih hidup adalah dusta yang disebarluaskan Setan Si Iblis. Untuk meyakinkan orang-orang tentang dusta ini, ia dan para hantunya berupaya membuat orang-orang berpikir bahwa penyakit dan masalah lain disebabkan oleh roh-roh orang mati. Memang, beberapa masalah disebabkan oleh para hantu. Dan, memang beberapa masalah tidak disebabkan oleh kekuatan gaib. Tetapi, tidaklah benar bahwa orang yang tidur dalam kematian bisa mencelakai kita.

16 Namun, ada cara lain yang digunakan hantu-hantu untuk membuat orang-orang berpikir bahwa kata-kata Alkitab tentang orang mati itu salah. Mereka membuat orang-orang seolah-olah melihat atau berbicara dengan orang yang sudah mati. Para hantu melakukannya melalui penglihatan, mimpi, dukun, atau cara lainnya. Tetapi, yang mereka hubungi bukanlah orang-orang yang sudah mati, melainkan hantu-hantu yang berpura-pura menjadi orang yang sudah mati. Itulah sebabnya Yehuwa sangat mengutuk para cenayang (dukun) dan mereka yang bertanya kepada orang mati.​—Ulangan 18:10-12; Zakharia 10:2.

Orang Mati Tidak Bisa Menolong Kita

Seorang kepala suku yang terkenal di Afrika Barat meninggal pada 1990. Ia memiliki lima istri dan banyak anak. Ia memiliki dua usaha yang menghasilkan banyak uang.

Saat kepala suku ini meninggal, para anggota keluarga melakukan upacara yang katanya untuk menghormati arwahnya. Istri-istrinya memakai pakaian hitam, membiarkan rambutnya acak-acakan, makan sedikit, dan tidak mandi. Mereka menangis dan meraung selama tujuh hari setelah penguburan. Setelah itu, sesuai dengan kebiasaan setempat, seluruh anggota keluarga berkumpul dengan kerabat untuk penutupan upacara penguburan, yakni pesta makan-minum yang disertai tarian.

Seandainya arwah kepala suku itu bisa menjaga dan memberkati para anggota keluarga yang ia kasihi, tentu ia akan melakukannya! Tetapi itu tidak terjadi. Usahanya bangkrut. Anggota keluarganya saling berebut warisan dan akhirnya mengambil jalan masing-masing. Sekarang, kompleks rumah yang dulu berisi banyak orang hanya ditinggali segelintir.

Orang Mati Tidak Bisa Mengganggu Kita

Seorang pria di kuburan

Di sebuah desa di Nigeria, seorang pria meninggal dan dikuburkan. Belakangan, istri pria itu bermimpi bahwa suaminya meminta arlojinya. Jadi, istrinya membawa arloji itu dan menguburnya dekat jasad suaminya.

Seorang pemuda bernama Dunikan diam-diam mengambil arloji itu dan menggunakannya bertahun-tahun sampai itu rusak. Ia tidak pernah diganggu. Jika orang mati memang bisa mengganggu orang yang masih hidup, ia pasti sudah menghukum pencuri yang mengambil arloji dari kuburan itu!

Kotak: Pengalaman apa yang menunjukkan bahwa orang mati tidak bisa menolong atau mencelakai kita?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan