PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • od bab 15 hlm. 157-161
  • Mendapat Manfaat dari Pengaturan Allah tentang Kekepalaan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mendapat Manfaat dari Pengaturan Allah tentang Kekepalaan
  • Diorganisasi untuk Melakukan Kehendak Yehuwa
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • KEPADA SIAPA SAJA KITA HARUS TUNDUK?
  • Apa yang Dituntut Ketundukan Ilahi dari Diri Kita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Ketundukan Ilahi​—Mengapa dan oleh Siapa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Kekepalaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Apa Maknanya Menjadi Kepala Keluarga?
    Sedarlah!—2004
Lihat Lebih Banyak
Diorganisasi untuk Melakukan Kehendak Yehuwa
od bab 15 hlm. 157-161

BAB 15

Mendapat Manfaat dari Pengaturan Allah tentang Kekepalaan

KALAU kita ingin diorganisasi untuk melakukan kehendak Yehuwa, kita harus tunduk kepada Allah, Penguasa Alam Semesta. Kita mengakui Putra-Nya sebagai Kepala atas sidang Kristen dan mengikuti prinsip kekepalaan di bidang lainnya. Ketundukan seperti itu bermanfaat bagi kita.

2 Ketundukan kepada pihak yang diberi wewenang diperkenalkan kepada manusia di Taman Eden. Itu terlihat dalam perintah Allah di Kejadian 1:28 dan 2:16, 17. Semua makhluk yang lebih rendah harus tunduk kepada manusia. Adam dan Hawa harus tunduk pada kehendak dan wewenang Allah, dan itu akan menghasilkan perdamaian dan ketertiban. Prinsip kekepalaan belakangan disebutkan di 1 Korintus 11:3. Rasul Paulus menulis, ”Saya ingin kalian tahu bahwa kepala setiap laki-laki adalah Kristus, kepala setiap perempuan adalah laki-laki, dan kepala Kristus adalah Allah.” Jadi dalam pengaturan ini, semuanya punya kepala, kecuali Yehuwa.

3 Sekarang, kebanyakan orang tidak tahu tentang pengaturan kekepalaan atau tidak mau mengikutinya. Kenapa? Masalahnya dimulai di Eden. Saat itu, orang tua dari semua manusia sengaja tidak mau tunduk pada kekepalaan Allah. (Kej. 3:4, 5) Tapi, mereka tidak menjadi lebih bebas. Sebaliknya, mereka dikuasai makhluk roh yang jahat, Setan si Iblis. Pemberontakan pertama itu membuat manusia jauh dari Allah. (Kol. 1:21) Akibatnya, sebagian besar manusia sekarang terus dikuasai oleh si jahat.​—1 Yoh. 5:19.

4 Dengan mempelajari kebenaran dalam Firman Allah dan menjalankannya, kita tidak lagi berada di bawah pengaruh Setan. Sebagai Saksi yang terbaptis, kita menerima Yehuwa sebagai Penguasa kita. Kita setuju dengan Raja Daud, yang mengakui Yehuwa sebagai ”kepala atas semua”. (1 Taw. 29:11) Dengan rendah hati kita berkata, ”Ketahuilah bahwa Yehuwa itu Allah. Dialah yang membuat kita, dan kita ini milik-Nya. Kita adalah umat-Nya dan domba yang Dia gembalakan.” (Mz. 100:3) Karena Yehuwa menciptakan segalanya, kita mengakui bahwa Dia mulia, dan sudah sepantasnya kita tunduk kepada-Nya. (Why. 4:11) Sebagai pelayan dari Allah yang benar, kita meniru Yesus Kristus, yang memberikan teladan sempurna tentang ketundukan kepada Allah.

5 Apa yang Yesus pelajari dari hal-hal yang dia derita di bumi? Ibrani 5:8 menjawab, ”Meskipun dia adalah putra, dia belajar ketaatan dari hal-hal yang dia derita.” Yesus tetap tunduk kepada Bapaknya di surga, bahkan sewaktu mengalami kesulitan. Yesus juga tidak bertindak menurut keinginannya sendiri. Dia tidak berbicara dari pikirannya sendiri dan tidak berupaya memuliakan dirinya sendiri. (Yoh. 5:19, 30; 6:38; 7:16-18) Selama pelayanannya, Yesus senang melakukan kehendak Bapaknya, meski hal ini membuat dia ditentang dan dianiaya. (Yoh. 15:20) Yesus tunduk kepada Allah dan ”merendahkan dirinya” bahkan sampai ”mati di tiang siksaan”. Karena Yesus tunduk sepenuhnya kepada Yehuwa, ada banyak hal baik yang dihasilkan, yaitu keselamatan abadi bagi manusia, kedudukan yang lebih tinggi bagi dirinya, dan kemuliaan bagi Bapaknya.​—Flp. 2:5-11; Ibr. 5:9.

KEPADA SIAPA SAJA KITA HARUS TUNDUK?

6 Kalau kita tunduk kepada Allah dengan melakukan kehendak-Nya, kita akan terhindar dari banyak kekhawatiran dan kekecewaan yang dialami orang yang tidak mau tunduk kepada Yehuwa. Musuh kita, Setan si Iblis, terus berupaya melahap kita. Kita akan dibebaskan dari si jahat jika kita melawannya dan merendahkan diri di hadapan Yehuwa dengan tunduk kepada-Nya.​—Mat. 6:10, 13; 1 Ptr. 5:6-9.

7 Dalam sidang Kristen, kita mengakui kekepalaan Kristus dan wewenang yang dia berikan kepada ”budak yang setia dan bijaksana”. Ini memengaruhi sikap dan tingkah laku kita terhadap satu sama lain. Kalau kita tunduk pada pengaturan Allah di sidang, kita akan taat pada Firman Allah dalam seluruh ibadah kita. Ini mencakup pelayanan kita, kehadiran dan peranan kita di perhimpunan, hubungan kita dengan para penatua, dan dukungan kita terhadap pengaturan lain dalam organisasi.​—Mat. 24:45-47; 28:19, 20; Ibr. 10:24, 25; 13:7, 17.

8 Kalau kita tunduk kepada Allah, sidang akan damai, aman, dan tertib. Sifat-sifat Yehuwa terlihat melalui umat-Nya yang setia. (1 Kor. 14:33, 40) Pengalaman kita bersama organisasi Yehuwa membuat kita punya perasaan yang sama seperti Raja Daud. Setelah melihat perbedaan hamba Yehuwa dengan orang jahat, Daud berseru dengan sukacita, ”Bahagialah umat yang Allahnya Yehuwa!”​—Mz. 144:15.

9 Dalam perkawinan dan keluarga, ”kepala setiap perempuan adalah laki-laki”. Kepala dari laki-laki adalah Kristus, dan kepala dari Kristus adalah Allah. (1 Kor. 11:3) Istri harus tunduk kepada suami, dan anak-anak kepada orang tua. (Ef. 5:22-24; 6:1) Jika setiap anggota keluarga menaati prinsip kekepalaan, keluarga akan damai.

10 Suami harus menjadi kepala yang pengasih, seperti Kristus. (Ef. 5:25-29) Kalau dia tidak menyalahgunakan wewenangnya atau melepaskan tanggung jawabnya, istri dan anaknya senang tunduk kepadanya. Istri adalah penolong, atau pelengkap, suaminya. (Kej. 2:18) Kalau dia dengan sabar mendukung dan menghormati suaminya, dia akan disayang oleh suaminya, dan dia memuliakan Allah. (1 Ptr. 3:1-4) Kalau suami dan istri mengikuti nasihat Alkitab tentang kekepalaan, mereka memberikan teladan ketundukan kepada Allah bagi anak-anak mereka.

Prinsip kekepalaan memengaruhi seluruh kehidupan kita

11 Ketundukan kita kepada Allah juga memengaruhi pandangan kita terhadap ”pemerintah”, yang ”mendapat kedudukan mereka masing-masing dari Allah”. (Rm. 13:1-7) Sebagai warga negara yang taat hukum, orang Kristen membayar pajak. Mereka memberikan ”milik Kaisar kepada Kaisar, tapi milik Allah kepada Allah”. (Mat. 22:21) Selain itu, pengaturan untuk mengerjakan daerah dinas harus sesuai dengan hukum yang berlaku tentang penggunaan data pribadi. Karena tunduk dan taat kepada pemerintah dalam segala hal yang tidak bertentangan dengan hukum Yehuwa yang benar, kita bisa berfokus pada pengabaran.​—Mrk. 13:10; Kis. 5:29.

12 Prinsip kekepalaan memengaruhi seluruh kehidupan kita. Kita beriman bahwa pada saatnya nanti, semua manusia akan tunduk kepada Allah Yehuwa. (1 Kor. 15:27, 28) Sungguh bahagia orang yang dengan senang hati mengakui kekuasaan Yehuwa dan tetap tunduk kepada-Nya untuk selamanya!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan