PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Kolose, Surat kepada Orang-Orang”
  • Kolose, Surat kepada Orang-Orang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kolose, Surat kepada Orang-Orang
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Mengenal Buku Kolose
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Buku Alkitab Nomor 51​—Kolose
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Mempertahankan Iman kepada Allah dan Kristus
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Onesimus
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Kolose, Surat kepada Orang-Orang”

KOLOSE, SURAT KEPADA ORANG-ORANG

Surat yang terilham dari rasul Paulus kepada orang-orang Kristen di Kolose, biasanya ditempatkan sebagai buku ke-12 dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen. Paulus mengidentifikasi dirinya sebagai penulis surat terilham ini dalam kata-kata pembukaannya, ”Dari Paulus, rasul Kristus Yesus melalui kehendak Allah, dan Timotius, saudara kita, kepada orang-orang kudus dan saudara-saudara yang setia dalam persatuan dengan Kristus di Kolose.” (Kol 1:1, 2) Bahwa sang rasul adalah penulisnya juga diteguhkan dalam salam penutup, yang ditulis dengan tangannya sendiri.—Kol 4:18.

Ada cukup banyak persamaan antara surat Kolose dan surat Efesus, surat Paulus lainnya. Meskipun hal itu bisa terjadi karena waktu penulisannya yang berdekatan dan keadaan di kedua kota itu yang mungkin mirip, persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa apabila Paulus diakui sebagai penulis surat Efesus, ia pun harus diakui sebagai penulis surat Kolose. (Misalnya, bdk. Kol 1:24-29 dengan Ef 3:1-7; Kol 2:13, 14 dengan Ef 2:1-5, 13-16; Kol 2:19 dengan Ef 4:16; Kol 3:8-10, 12, 13 dengan Ef 4:20-25, 31, 32; Kol 3:18-25; 4:1 dengan Ef 5:21-23; 6:1-9.) Selain itu, fakta bahwa surat kepada orang-orang Kolose dan surat-surat Paulus lainnya termasuk dalam Papirus Chester Beatty No. 2 (P46, dari sekitar tahun 200 M) dengan jelas memperlihatkan bahwa orang-orang Kristen masa awal menganggap surat Kolose sebagai salah satu tulisan Paulus yang terilham.

Tampaknya ada dua faktor yang memotivasi Paulus untuk menulis suratnya kepada orang-orang Kolose. Salah satunya, Epafras telah membawa kepada sang rasul laporan tentang keadaan rohani sidang itu. Ada keterangan yang menimbulkan kekhawatiran; tetapi ada kabar baik juga, karena Paulus mengatakan Epafras ”mengungkapkan kepada kami kasihmu yang bersifat rohani”. (Kol 1:7, 8) Meskipun ada problem-problem di sidang itu, situasinya tidak kritis dan ada juga banyak hal yang patut dipuji. Selain itu, budak Filemon, Onesimus, akan segera kembali kepada majikannya di Kolose. Jadi, Paulus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirimkan suratnya ke sidang di sana melalui Onesimus dan temannya, Tikhikus.—Kol 4:7-9.

Tempat dan Waktu Penulisan. Di mana Paulus berada sewaktu ia menulis surat kepada orang-orang Kolose tidak dinyatakan secara langsung. Ada yang berpendapat di Efesus. Akan tetapi, surat ini menunjukkan bahwa sang rasul berada di penjara (Kol 1:24; 4:10, 18), dan tidak ada catatan dalam Alkitab bahwa ia pernah dipenjarakan di Efesus. Komentar-komentar yang dibuat Paulus di Kolose 4:2-4, 11 tampaknya paling cocok dengan keadaan sang rasul selama pemenjaraannya yang pertama di Roma (± 59-61 M). Memang, Paulus pernah dipenjarakan di Kaisarea (Kis 23:33-35), dan Feliks memerintahkan agar sang rasul diberi sedikit kelonggaran. (Kis 24:23) Namun, tampaknya kelonggaran ini tidak sebesar kemerdekaan Paulus sewaktu pemenjaraannya yang pertama di Roma, ketika ia tinggal selama dua tahun di rumah sewaannya sendiri dan dapat memberitakan Kerajaan Allah kepada orang-orang yang mengunjunginya di sana.—Kis 28:16, 23, 30, 31.

Faktor lain yang tampaknya menunjukkan bahwa surat ini ditulis di Roma adalah bahwa Onesimus berada di tempat Paulus menulisnya dan bermaksud pergi bersama Tikhikus untuk menyampaikannya ke Kolose. Pastilah Roma, dengan penduduknya yang padat, merupakan tempat perlindungan yang sangat ideal bagi seorang budak pelarian. Surat kepada orang-orang Kolose tampaknya ditulis menjelang akhir pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, atau sekitar tahun 60-61 M, sewaktu ia juga menyusun surat kepada Filemon. Tikhikus dan Onesimus menyampaikan bukan saja surat kepada orang-orang Kolose melainkan juga surat sang rasul kepada Filemon. (Flm 10-12) Mengingat Paulus, dalam suratnya kepada Filemon, menyatakan harapan (ay. 22) akan dibebaskan, dapat disimpulkan bahwa, seperti surat kepada Filemon, surat kepada orang-orang Kolose juga ditulis menjelang akhir pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma.

Melawan Pandangan yang Salah. Filsafat yang menyesatkan sedang dikembangkan oleh guru-guru palsu di Kolose. Mereka menitikberatkan pentingnya menjalankan Hukum Musa, dan juga mendesak praktek hidup bertapa. Sang rasul memperingatkan orang-orang Kristen di Kolose untuk berhati-hati agar tidak ada yang membawa mereka pergi ”sebagai mangsanya melalui filsafat dan tipu daya kosong menurut ajaran turun-temurun dari manusia, menurut hal-hal dasar dari dunia dan bukan menurut Kristus”. (Kol 2:8) Paulus juga mendesak rekan-rekan seimannya agar tidak membiarkan seorang pun menghakimi mereka dalam hal makan dan minum ”atau berkenaan dengan suatu perayaan atau perayaan bulan baru atau sabat; sebab perkara-perkara itu adalah bayangan dari perkara-perkara yang akan datang, sedangkan kenyataannya ada pada Kristus”. (Kol 2:16, 17) Sang rasul memahami apa sebenarnya kerendahan hati yang pura-pura itu dan mengecam hidup bertapa, dengan mengatakan, ”Hal-hal itu sendiri memang tampak berhikmat, dengan bentuk ibadat yang ditetapkan sendiri dan kerendahan hati yang pura-pura, perlakuan keras terhadap tubuh; tetapi tidak ada nilainya dalam memerangi keinginan daging untuk memuaskan diri.”—Kol 2:20-23.

Paulus menekankan kedudukan lebih unggul yang diberikan Allah kepada Kristus. (Kol 1:13-20) Kebenaran ini akan menangkal filsafat kafir, tradisi Yahudi, dan praktek lain lagi, yaitu ”bentuk ibadat kepada malaikat”. (Kol 2:18) Alkitab tidak mengatakan apakah orang-orang yang terlibat dalam praktek itu berpura-pura menjalankan bentuk ibadat yang konon dijalankan oleh para malaikat, dan berpikir bahwa mereka meniru sikap hormat para malaikat, atau malah beribadat kepada makhluk-makhluk roh itu.

[Kotak di hlm. 1291]

POKOK-POKOK PENTING KOLOSE

Surat yang menandaskan penghargaan akan kedudukan Kristus yang Allah berikan sebagai sarana untuk melawan pandangan dan kebiasaan yang keliru

Ditulis oleh Paulus menjelang akhir pemenjaraannya yang pertama di Roma

Penghargaan akan kedudukan Kristus (1:1–2:12)

Pujian karena memiliki iman sehubungan dengan Kristus dan karena kasih kepada semua orang kudus yang ikut ambil bagian bersama mereka dalam harapan surgawi

Kedudukan terkemuka yang diberikan kepada Kristus: Dia adalah gambar Allah, yang sulung dari antara semua ciptaan, pribadi yang melaluinya segala perkara lain diciptakan, kepala sidang jemaat, yang sulung dari antara orang mati

Melalui Kristus, perukunan kembali dengan Allah terlaksana

Segala harta berupa hikmat dan pengetahuan sejati tersembunyi di dalam Kristus

Teruslah berjalan dalam persatuan dengan dia; jangan biarkan siapa pun membawamu pergi sebagai mangsanya melalui filsafat manusia

Hukum Musa telah disingkirkan oleh Allah melalui Kristus (2:​13-23)

Secara kiasan, Allah memakukan perjanjian Hukum pada tiang siksaan tempat Kristus mati

Tuntutan-tuntutan Hukum adalah bayangan; kenyataannya ada pada Kristus

Jangan biarkan seorang pun menyebabkan kamu tidak menerima hadiah itu dengan membujuk kamu untuk mengikuti segala perintah dan ajaran manusia sebaliknya dari berpegang erat kepada Kristus sebagai kepala

Kenakanlah kepribadian baru, tunduk kepada wewenang Kristus (3:​1-17)

Pikirkanlah perkara-perkara yang ada di atas, bukan perkara-perkara yang ada di bumi

Matikanlah semua hasrat daging yang najis; singkirkan sikap dan tutur kata yang salah

Kenakanlah keibaan hati, kebaikan hati, kerendahan hati, kelemahlembutan, kepanjangsabaran, kasih

Biarlah kedamaian Kristus berkuasa dalam hati

Lakukanlah semuanya dengan nama Tuan Yesus, sambil bersyukur kepada Allah melalui dia

Hubungan dengan orang lain hendaknya dipengaruhi oleh penghargaan akan Allah dan Kristus (3:18–4:18)

Para istri, suami, anak, budak, majikan harus memenuhi tanggung jawab bukan sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia, melainkan dengan takut akan Yehuwa, mengakui bahwa Kristus yang ada di surga adalah Majikan kita

Bertekunlah dalam doa; berjalan dengan hikmat

Salam-salam pribadi kepada sesama hamba Tuan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan