PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Perkara yang Dikhususkan”
  • Perkara yang Dikhususkan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perkara yang Dikhususkan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Binasa, Pembinasaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Teruslah Beribadah kepada Yehuwa Meski Pemerintah Melarang Kegiatan Kita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2019
  • Kanaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Siapa Yang Akan Diselamatkan?
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Perkara yang Dikhususkan”

PERKARA YANG DIKHUSUSKAN

Dalam beberapa terjemahan modern (TB, JB, NE, NW) kata Ibrani kheʹrem digunakan untuk sesuatu yang telah dibaktikan kepada Allah, yang tidak dapat dibatalkan ataupun ditebus, dan dengan demikian dipisahkan untuk penggunaan suci, artinya tidak boleh digunakan secara umum atau secara najis; tetapi kata ini paling sering digunakan sehubungan dengan hal-hal yang dipisahkan untuk dibinasakan sama sekali. Ini bisa berlaku atas seseorang (Im 27:29) atau harta miliknya (Ezr 10:8); seekor binatang, ladang, atau barang apa pun yang dibaktikan untuk penggunaan suci (Im 27:21, 28); atau atas seluruh kota dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (Ul 13:15-17; Yos 6:17). Dalam beberapa ayat yang dikutip atau disebutkan dalam artikel ini, istilah bahasa aslinya diterjemahkan menjadi ”dibinasakan’’ atau ’membinasakan’. Koehler dan Baumgartner mendefinisikan kheʹrem sebagai ”sesuatu atau orang yang dikhususkan (untuk kebinasaan atau penggunaan suci dan karena itu dipisahkan agar tidak digunakan secara najis)”, dan bentuk kausatif kata kerja kha·ramʹ didefinisikan sebagai ”menyingkirkan (dengan melarangkan . . . mengasingkan dari masyarakat dan kehidupan, mengkhususkan untuk kebinasaan)”. (Lexicon in Veteris Testamenti Libros, Leiden, 1958, hlm. 334) Karena itu, dengan kata lain, hal-hal yang dikhususkan itu menjadi ”tabu” bagi orang Israel. Kata bahasa Arab yang terkait masih memiliki arti yang serupa sampai sekarang. Bagi orang-orang Arab yang beragama Islam, Mekah dan Medinah dianggap wilayah suci (bhs. Arab, haram); dan harem (bhs. Arab, harim) milik seorang syekh sejak dahulu merupakan daerah terlarang bagi semua orang kecuali pemilik harem itu atau sida-sidanya.

Pengkhususan suci pertama kali dinyatakan dalam deklarasi Hukum. Di Keluaran 22:20 kita membaca, ”Orang yang mempersembahkan korban kepada allah mana pun selain kepada Yehuwa, harus dibinasakan [bentuk kata kha·ramʹ; ”dikhususkan bagi Yehuwa untuk dibasmi”, Rbi8, ctk.].” Ketetapan ini diterapkan tanpa kecuali atas semua orang Israel sendiri, seperti dalam kasus penyembahan berhala yang dilakukan di Syitim, yang mengakibatkan kematian sekitar 24.000 orang dari bangsa itu. (Bil 25:1-9) Memiliki sesuatu yang dikhususkan untuk kebinasaan dapat menyebabkan si pemilik juga dikhususkan untuk kebinasaan. Jadi, mengenai patung-patung keagamaan bangsa-bangsa Kanaan, Allah memperingatkan orang Israel, ”Jangan membawa hal [patung] yang memuakkan ke dalam rumahmu sehingga engkau pun menjadi sesuatu yang dikhususkan untuk kebinasaan [kheʹrem], seperti itu. Engkau harus benar-benar jijik dan benci terhadapnya, karena itu dikhususkan untuk kebinasaan.”—Ul 7:25, 26.

Pengkhususan suci tidak selalu berarti pembinasaan. Barang-barang, binatang, dan bahkan ladang dapat dikhususkan bagi Yehuwa sehingga menjadi hal-hal yang kudus untuk penggunaan suci oleh para imam atau dalam dinas di bait. Akan tetapi, orang-orang yang dikhususkan harus dibunuh. Sesuatu yang dikhususkan tidak dapat ditebus dengan harga berapa pun, dan inilah perbedaan utama antara sesuatu yang dikhususkan dan sesuatu yang disucikan.—Im 27:21, 28, 29; bdk. dengan ayat 19, 27, 30, 31; Bil 18:14; Yos 6:18, 19, 24; Yeh 44:29; Ezr 10:8.

Orang Kanaan. Pada masa penaklukan Kanaan, gagasan pengkhususan suci sangat menonjol. Sebelum memasuki negeri itu secara resmi, ketika raja negeri Arad, orang Kanaan, menyerang Israel di Negeb, Yehuwa berkenan atas ikrar orang Israel untuk membinasakan kota-kota kerajaannya. (Bil 21:1-3) Selanjutnya, setelah Sihon dan Og menyerang Israel, kerajaan mereka, di sebelah Timur S. Yordan, dibinasakan, yang mengakibatkan semua orang di kota-kota mereka dibinasakan dan hanya binatang peliharaan atau jarahan lain yang diselamatkan. (Ul 2:31-35; 3:1-7) Di Dataran Moab, tepat sebelum Israel menyeberangi S. Yordan, Yehuwa menandaskan kembali pentingnya mempraktekkan ibadat yang bersih dan menghindari semua pengaruh yang merusak. Ia memerintahkan agar tujuh bangsa di Tanah Perjanjian beserta semua sarana penyembahan berhala mereka dikhususkan untuk dibinasakan oleh orang Israel, yang akan bertindak sebagai eksekutor (Ul 7:1-6, 16, 22-26), kecuali kota-kota yang jauh letaknya dan bukan milik bangsa-bangsa ini yang boleh memutuskan apakah mereka akan mengupayakan perdamaian. Tujuannya adalah ”agar mereka tidak mengajar kamu melakukan semua perkara yang memuakkan, yang mereka lakukan bagi allah-allah mereka, sehingga kamu berbuat dosa terhadap Yehuwa, Allahmu”. (Ul 20:10-18) Jika sebagian di antara mereka dibiarkan tetap hidup, Israel pasti akan tertular dan terkontaminasi oleh agama palsu mereka. Pemusnahan mereka dapat menyelamatkan kehidupan orang Israel sendiri; tetapi, yang lebih penting, hal itu akan memelihara kemurnian ibadat kepada Penguasa Universal, Allah Yehuwa. Pengkhususan yang sama juga berlaku atas anggota keluarga mereka yang murtad atau atas para calon penduduk kota Israel mana pun yang akan didirikan di Tanah Perjanjian.—Ul 13:6-17.

Di sebelah Barat S. Yordan, Yerikho menjadi kota pertama yang dikhususkan untuk kebinasaan, dan tidak ada sesuatu pun yang tidak dibinasakan, kecuali barang-barang dari logam yang akan digunakan untuk bait. Karena beriman, Rahab bersama keluarganya dikecualikan. Meskipun mendapat peringatan keras dari Yosua bahwa ketidaktaatan terhadap perintah tentang pengkhususan itu dapat mengakibatkan seluruh bangsa itu dikhususkan untuk kebinasaan, Akhan mengambil beberapa dari antara barang-barang yang dikhususkan sehingga menjadikan dirinya ”perkara yang dikhususkan untuk kebinasaan”. Hanya dengan kematiannya seluruh bangsa itu dibebaskan, tidak ikut dikhususkan untuk kebinasaan.—Yos 6:17-19; 7:10-15, 24-26.

Orang Gibeon. Setelah itu, sejumlah besar kota dibinasakan. (Yos 8:26, 27; 10:28-42; 11:11, 12) Mengenai kota-kota itu dikatakan, ”Tidak ada satu kota pun yang berdamai dengan putra-putra Israel selain orang-orang Hewi yang mendiami Gibeon. Semua yang lainnya direbut mereka dengan berperang. Sebab inilah haluan yang ditempuh Yehuwa, yaitu dengan membiarkan hati mereka menjadi keras sehingga menyatakan perang melawan Israel, agar ia membinasakan mereka, dan mereka tidak mendapat belas kasihan, melainkan agar mereka dimusnahkan, tepat seperti yang Yehuwa perintahkan kepada Musa.”—Yos 11:19, 20.

Kegagalan Asiria. Sanherib, orang Asiria, menyombongkan diri bahwa tidak ada allah yang dapat menyelamatkan bangsa-bangsa yang dibinasakan oleh bapak-bapak leluhurnya. (2Taw 32:14) Tetapi allah-allah palsu orang Asiria tidak dapat melakukan hal yang sama terhadap Yerusalem, dan Allah yang benar, Yehuwa, membuktikan bahwa ancaman Sanherib kosong belaka. Meskipun demikian, karena kedegilan dan pemberontakan rakyatnya, negeri Yehuda akhirnya memang dibinasakan Allah, dan negeri itu hancur di tangan Nebukhadnezar. (Yer 25:1-11; Yes 43:28) Setelah itu, Babilon pun dibinasakan dengan tuntas.—Yer 50:21-27; 51:1-3; bdk. Pny 18:2-8.

Di Ayat-Ayat Lain. Setelah Israel menetap di negeri Kanaan, orang Israel yang tinggal di Yabes-gilead dibinasakan karena tidak mendukung tindakan terpadu untuk menghukum suku Benyamin atas kefasikannya. (Hak 21:8-12) Raja Saul tidak melaksanakan sepenuhnya ketentuan pengkhususan atas Amalek dan rajanya, dengan memberikan dalih bahwa hal-hal yang tidak dimusnahkan akan dipersembahkan sebagai korban kepada Yehuwa. Ia diberi tahu bahwa ”menaati lebih baik daripada korban” dan bahwa kedudukannya sebagai raja akan diberikan kepada orang lain. (1Sam 15:1-23) Raja Ahab dari kerajaan Israel melakukan kesalahan yang sama sehubungan dengan Ben-hadad II, raja Siria. (1Raj 20:42) Penduduk Gunung Seir dibinasakan oleh orang Ammon dan Moab.—2Taw 20:22, 23.

Pengkhususan untuk penggunaan suci disebutkan dalam beberapa nubuat. Maleakhi 4:5, 6 menubuatkan pekerjaan ”nabi Elia sebelum kedatangan hari Yehuwa yang hebat dan membangkitkan rasa takut”, agar Yehuwa ”tidak datang dan memukul bumi dengan membinasakannya [Ibr., kheʹrem, Rbi8, ctk.]”. (Bdk. Mat 24:21, 22.) Daniel 11:44 menggambarkan ”raja utara” simbolis keluar dengan kemurkaan yang hebat ”untuk memusnahkan dan membinasakan banyak orang”. Yehuwa, karena kemarahan-Nya, digambarkan membinasakan ”semua bangsa”. (Yes 34:2; bdk. Pny 19:15-21.) ”Putri Zion” yang berkemenangan dikatakan mengkhususkan keuntungan yang diperoleh dengan tidak benar dan sumber daya bangsa-bangsa musuh bagi ”Tuan yang benar atas seluruh bumi”. (Mi 4:13) Dinubuatkan bahwa Yerusalem, yang diselamatkan dari semua musuhnya, akan dihuni dan bahwa sejak itu ”tidak ada lagi yang akan dipisahkan untuk dibinasakan”.—Za 14:11; bdk. Pny 22:3.

Semua ayat di atas menandaskan pernyataan ilahi di Ulangan 7:9, 10, ”Maka engkau tahu benar bahwa Yehuwa, Allahmu, adalah Allah yang benar, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih kepada mereka yang mengasihinya dan yang menjalankan perintahnya sampai seribu generasi, tetapi yang melakukan pembalasan terhadap orang yang membencinya dengan membinasakan dia. Ia tidak akan ragu-ragu terhadap orang yang membencinya; ia langsung akan melakukan pembalasan terhadapnya.” Putra Allah, yang memberikan kehidupannya sebagai tebusan, menyatakan, ”Dia yang memperlihatkan iman akan Putra memiliki kehidupan abadi; dia yang tidak taat kepada Putra tidak akan melihat kehidupan, tetapi murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yoh 3:36) ”Kambing-kambing” yang dikutuk dalam perumpamaan yang mengandung nubuat di Matius 25:31-46 jelas adalah orang-orang seperti itu yang terus ditimpa murka Allah dan yang karena itu dikhususkan untuk kebinasaan abadi.

Dalam Septuaginta, kata kheʹrem umumnya diterjemahkan dengan kata Yunani a·naʹthe·ma.—Lihat IKRAR; KUTUK.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan