PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Mikaya”
  • Mikaya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mikaya
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Ahab
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Imla
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Yehosyafat
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Apa Jawabannya?
    Sedarlah!—2009
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Mikaya”

MIKAYA

[Siapa Seperti Yehuwa?].

1. Istri Raja Rehoboam, putri Uriel dari Gibeah, dan ibu dari raja Yehuda, Abiya. Ia juga disebut ”Maaka”.—2Taw 11:18, 20; 13:1, 2.

2. Putra Imla dan nabi Yehuwa di kerajaan Israel di utara pada masa pemerintahan Raja Ahab. (1Raj 22:8) Pada waktu Yehosyafat, raja Yehuda, mengunjungi Ahab, raja Israel tersebut mengajaknya bergabung dalam kampanye militer melawan orang Siria untuk mendapatkan kembali Ramot-gilead. Yehosyafat menerima ajakan itu, tapi ia meminta agar firman Yehuwa ditanyakan terlebih dahulu. Oleh karena itu, Ahab memanggil 400 nabi dan bertanya kepada mereka, ”Bolehkah aku pergi berperang melawan Ramot-gilead, atau haruskah aku menahan diri?” Mereka mengiakan, dengan mengatakan bahwa Yehuwa akan menyerahkan kota itu ke tangan sang raja. Akan tetapi, Yehosyafat ingin kepastian lebih jauh, lalu Ahab dengan rasa enggan memanggil Mikaya, nabi yang selalu menubuatkan hal yang buruk baginya. Utusan yang dikirim oleh Ahab mendesak Mikaya untuk menyampaikan kepada Ahab perkataan yang sama seperti perkataan nabi-nabi lainnya. Mula-mula Mikaya berbuat seperti itu, tetapi Ahab menyuruhnya bersumpah untuk mengatakan ’kebenaran demi nama Yehuwa’. Oleh karena itu, Mikaya mengatakan, ”Aku melihat semua orang Israel berpencar di gunung-gunung, seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”—1Raj 22:1-17; 2Taw 18:1-16.

Mikaya selanjutnya menceritakan penglihatan yang ia dapatkan sehubungan dengan Yehuwa duduk di atas takhta surgawi-Nya dan pertanyaan yang Ia ajukan kepada makhluk-makhluk roh yang berkumpul, ”Siapa yang akan membujuk Ahab, raja Israel, agar dia maju dan tewas di Ramot-gilead?” Salah satu di antara roh-roh itu merelakan diri untuk pergi dan menjadi ”roh penipu” dalam mulut semua nabi Ahab. Yehuwa menjawab, ”Engkau akan membujuknya, dan terlebih lagi, engkau akan keluar sebagai pemenang. Pergi dan lakukanlah seperti itu.” Kemudian Mikaya memberi tahu Ahab bahwa Allah telah menaruh roh penipu ke dalam mulut semua nabinya, ”tetapi Yehuwa sendiri telah menyatakan malapetaka mengenai dirimu”. Lalu, Zedekia, nabi palsu, menampar pipi Mikaya dan dengan nada mencemooh ia bertanya, ”Bagaimana mungkin roh Yehuwa berpindah dari diriku untuk berbicara kepadamu?” Mikaya dengan berani menjawab, ”Lihat! Engkau akan mengetahuinya pada hari engkau masuk ke ruangan yang paling dalam untuk bersembunyi.” Lalu Ahab memerintahkan agar Mikaya dimasukkan ke rumah tahanan, dan di sana sang nabi akan diberi roti dan air dengan jatah yang dikurangi sampai sang raja kembali dengan selamat. Akan tetapi, Ahab tidak pernah kembali, karena sewaktu pertempuran di Ramot-gilead berlangsung, ”seorang pria melengkungkan busur tanpa sasaran tertentu” tetapi panahnya mengenai raja Israel sehingga akhirnya ia mati. Kata-kata terakhir yang diucapkan Mikaya kepada Ahab adalah: ”Jika engkau memang kembali dengan selamat, Yehuwa tidak berbicara kepadaku.” Kematian sang raja membuktikan bahwa Mikaya memang nabi Yehuwa.—1Raj 22:18-37; 2Taw 18:17-34.

3. Salah satu di antara para pembesar yang diutus Raja Yehosyafat ke seluruh Yehuda sebagai guru, bersama orang-orang Lewi dan para imam. Mereka membawa ”buku hukum Yehuwa” sewaktu mereka mengajar orang-orang di semua kota Yehuda.—2Taw 17:7-9.

4. Ayah dari Akhbor (Abdon) yang bersama orang-orang lain diutus oleh Raja Yosia untuk meminta petunjuk Yehuwa berkenaan dengan perkataan dari buku Hukum yang baru ditemukan. Ia juga disebut Mikha.—2Raj 22:12, 13; 2Taw 34:20, 21.

5. ”Putra Gemaria putra Syafan.” Mikaya hadir di ruang makan ayahnya, Gemaria, pada waktu Barukh membacakan di hadapan umum gulungan yang berisi perkataan Yehuwa melalui Yeremia tentang Israel, Yehuda, dan semua bangsa. Setelah mendengar berita ini, Mikaya melaporkan apa yang telah ia dengar kepada sekretaris dan para pembesar Raja Yehoyakim.—Yer 36:2, 9-13.

6. Nenek moyang dari imam Zakharia, yang termasuk di antara para peniup terompet pada upacara peresmian tembok Yerusalem yang dibangun kembali. Ia juga disebut Mika.—Neh 11:22; 12:31, 35.

7. Seorang imam yang termasuk di antara para peniup terompet pada salah satu di antara dua ”paduan suara ucapan syukur” yang berpartisipasi dalam arak-arakan peresmian tembok Yerusalem yang dibangun kembali pada zaman Nehemia.—Neh 12:40, 41.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan