PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Syusyan”
  • Syusyan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Syusyan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Susa
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Puri
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Media-Persia​—Kuasa Dunia yang Keempat dalam Sejarah Alkitab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-49)
  • Imperium Media-Persia
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Syusyan”

SYUSYAN

Kota kuno yang puing-puingnya terhampar di antara S. Karkheh dan S. Ab-i-Diz di sebelah timur S. Syaur, kira-kira 350 km di sebelah timur Babilon. Ada empat gundukan besar di situs itu. Desa Syus modern terletak di kaki akropolis, yaitu gundukan yang utama. Syusyan atau bagian yang berbenteng dari kota itu, ”Puri Syusyan”, menjadi latar salah satu penglihatan yang diterima nabi Daniel (Dan 8:2), juga tempat berlangsungnya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam buku Ester (Est 1:2, 5, 6; 2:3, 5, 8, 21; 3:2, 15; 8:14; 9:12-15), dan tempat Nehemia melayani sebagai juru minuman pada masa pemerintahan Artahsasta (Longimanus, putra Xerxes I).—Neh 1:1; 2:1; lihat ELAM No. 1; PERSIA (Beberapa ibu kota Persia); PURI.

Ada bukti bahwa Syusyan (yang juga disebut Susa; Ezr 4:9) adalah ibu kota Elam kuno. Pada abad ketujuh SM, Raja Asenapar (Asyurbanipal) dari Asiria menaklukkan Syusyan dan memindahkan penduduk kota itu ke Samaria. (Ezr 4:9, 10) Di bawah kekuasaan Persia, Syusyan menjadi kota kerajaan. Pada abad keempat SM, Syusyan jatuh ke tangan Aleksander Agung dan akhirnya mengalami kemunduran. Dewasa ini, di lokasi itu hanya terdapat gundukan puing.

Para arkeolog telah menemukan puing-puing sebuah istana, yang diduga mulai dibangun oleh Raja Darius I dari Persia dan dirampungkan oleh putranya, Xerxes I (diduga adalah Ahasweros, suami Ester). Panel-panel dari batu-batu bata yang berwarna serta berglasir dan kepala pilar-pilar dari batu menjadi petunjuk kemegahan istana itu pada zaman dahulu. Sebuah inskripsi Darius I tentang pembangunan istana itu menyatakan, ”Inilah istana hadish yang kudirikan di Susa. Hiasannya dibawa dari jauh. Tanah digali sampai dalam sekali, hingga aku mencapai dasar yang berbatu-batu. Pada waktu penggalian selesai, kerikil dicurahkan dan dipadatkan, satu bagian dalamnya enam puluh kaki, bagian lain tiga puluh kaki. Di atas kerikil itu, aku mendirikan istana. Dan, bahwa tanah itu digali dan kerikil dicurahkan dan batu bata dari lumpur dicetak, ini dilakukan orang Babilonia. Kayu aras dibawa dari gunung yang bernama Lebanon; orang Asiria membawanya ke Babilon, dan dari Babilon, orang Karia dan orang Ionia membawanya ke Susa. Kayu jati dibawa dari Gandara dan dari Karmania. Emas yang digunakan di sini dibawa dari Sardis dan dari Baktria. Batu berharga—lapis lazuli dan karnelia—dibawa dari Sogdiana. Batu turkuois dibawa dari Khorasmia. Perak dan tembaga dibawa dari Mesir. Hiasan untuk dinding dibawa dari Ionia. Gading dibawa dari Etiopia, dari India, dan dari Arakhosia. Pilar-pilar batu dibawa dari tempat yang bernama Abiradus di Elam. Para perajin yang menangani batu itu adalah orang Ionia dan orang Sardis. Para tukang emas yang menempa emas adalah orang Media dan orang Mesir. Yang menatahnya orang Sardis dan orang Mesir. Yang mengerjakan (membubuhkan gambar-gambar pada) batu bata adalah orang Babilonia. Yang menghiasi dinding adalah orang Media dan orang Mesir. Di Susa orang-orang diperintahkan untuk menghasilkan karya yang menakjubkan; hasilnya ternyata sangat menakjubkan.”—History of the Persian Empire, karya A. T. Olmstead, 1948, hlm. 168; lihat ARKEOLOGI (Persia).

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan