PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w85_s-18 hlm. 24-28
  • Para Penatua, Lakukanlah Tanggung Jawab Penggembalaan Dengan Serius

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Para Penatua, Lakukanlah Tanggung Jawab Penggembalaan Dengan Serius
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-18)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Gembala-Gembala Menerima Petunjuk
  • Bahaya yang Dihadapi Domba-Domba
  • Membantu Domba-Domba dengan Cara-Cara Lain
  • Penggembalaan Adalah Hal yang Serius
  • Para Gembala, Tirulah Gembala-Gembala Terbesar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • ”Gembalakanlah Kawanan Domba Allah”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Gembalakan dengan Lemah Lembut Domba-Domba Yehuwa yang Berharga
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Mereka dengan Penuh Kasih Sayang Menggembalakan Domba Kecil itu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-18)
w85_s-18 hlm. 24-28

Para Penatua, Lakukanlah Tanggung Jawab Penggembalaan Dengan Serius

”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu.”—1 PETRUS 5:2.

1. Mengapa cocok sekali bahwa domba digunakan untuk melambangkan umat manusia yang diperkenan Allah?

COCOK sekali bahwa domba digunakan untuk melambangkan orang-orang yang diperkenan Allah Yehuwa! Domba adalah binatang jinak yang menyambut suara dari gembalanya dan segera mengikuti dia. Umat Allah yang seperti domba juga membiarkan diri dipimpin oleh Gembala yang Baik, Yesus Kristus. Mereka mengenal dia, menyambut suaranya, dan dengan sukacita menerima kepemimpinannya. (Yohanes 10:11-16) Tentu, tanpa gembala yang baik, domba aksara cepat menjadi takut dan tidak berdaya. Maka, tidak mengherankan, bahwa Yesus Kristus merasa kasihan terhadap orang-orang yang ”lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”.—Matius 9:36.

2. Bagaimana pandangan Yehuwa terhadap orang-orang yang seperti domba yang menderita di bawah ”gembala-gembala Israel” yang tidak pengasih?

2 Allah Yehuwa sangat berminat kepada kesejahteraan rohani dari orang-orang berhati jujur yang disebut di Alkitab sebagai ”domba-domba”. Misalnya, melalui nabi Yehezkiel, Allah menyatakan celaka atas ”gembala-gembala Israel”, orang-orang yang bertanggung jawab yang memberi makan diri sendiri tetapi melalaikan domba-domba. Namun Yehuwa tidak akan membiarkan orang-orang yang seperti domba menderita tanpa kelepasan, karena Ia mengatakan, ”Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan.”—Yehezkiel 34:2-16.

3. Bagaimana Yesus Kristus memperlihatkan perhatian kepada domba-domba?

3 Gembala yang Baik, Yesus Kristus, juga mempunyai perhatian yang sama terhadap orang-orang yang seperti domba. Maka, sebelum naik ke surga, Yesus menyatakan keinginannya agar domba-domba mendapat perhatian yang selayaknya. Ia mengatakan kepada rasul Petrus, ’Berilah makan anak-anak dombaku, gembalakanlah domba-domba kecilku, berilah makan domba-domba kecilku.’ (Yohanes 21:15-17, NW) Dan untuk memastikan pada domba-domba, Yesus memberikan ”gembala-gembala” untuk membangun ”tubuh Kristus”.—Efesus 4:11, 12.

4. Rasul Paulus menganjurkan ”para penatua” yang dilantik dengan roh untuk melakukan apa?

4 Karena Allah maupun Kristus mempunyai kasih dan perhatian yang sedemikian dalamnya untuk orang-orang yang seperti domba, menjadi gembala bawahan dari domba-domba Allah adalah penugasan yang penuh tanggung jawab. Maka rasul Paulus mendesak ”para penatua” dari Efesus yang dilantik oleh roh untuk ”menggembalakan jemaat Allah”, memberikan perhatian yang sepatutnya kepadanya. (Kisah 20:17, 28) Jadi bagaimana para penatua yang dilantik dapat melaksanakan tanggung jawab ini dengan sepatutnya?

Gembala-Gembala Menerima Petunjuk

5. Nasihat apa diberikan Petrus kepada sesama pengawas?

5 Rasul Petrus, yang diharapkan untuk memberi makan domba-domba Yesus, mengatakan kepada sesama pengawas, ”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.” (1 Petrus 5:1-3) Marilah kita melihat bagaimana para penatua, yang dilantik oleh roh suci, dapat mentaati nasihat ini dengan memuaskan.

6. Dengan sikap bagaimana hendaknya para penatua melayani ”kawanan domba Allah”?

6 Petrus mendesak sesama penatua, ”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela.” Mereka yang mendapat hak kehormatan untuk melayani sebagai gembala rohani hendaknya tidak melakukan hal itu dengan enggan, merasa harus mengurus domba-domba. Mereka tidak boleh merasa terpaksa, seolah-olah hal itu suatu bentuk pekerjaan yang membosankan atau seolah-olah orang-orang lain mendorong mereka untuk menggembalakan kawanan. Tetapi, para penatua hendaknya melayani dengan semangat sukarela. (Bandingkan Mazmur 110:3.) Jika seseorang rela berbuat baik untuk orang-orang lain, ia biasanya melakukannya dengan sepenuh hati, berusaha keras dan meninggalkan urusan-urusannya sendiri demi melayani kepentingan mereka. Seorang penatua yang rela dengan senang memberikan waktu dan tenaganya. Ia tahu bahwa kadang-kadang domba-domba mungkin tersesat, dan ia ingin membantu mereka, dengan meniru perhatian Allah kepada orang-orang yang seperti domba. Ya, begitu besar perhatian Yehuwa kepada orang-orang Israel yang tersesat sehingga kata-kataNya ialah, ”Aku telah berkata: ’Ini Aku, ini Aku!’ kepada bangsa yang tidak memanggil namaKu”!—Yesaya 65:1.

7, 8. (a) Apa artinya melaksanakan pekerjaan penggembalaan bukan karena mau mencari keuntungan? (b) Melayani dengan pengabdian diri berarti berbuat apa?

7 Petrus mengatakan bahwa pekerjaan penggembalaan harus dilakukan ”jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri”. Para penatua yang dilantik tidak ingin menjadi beban bagi domba-domba. Itulah sikap rasul Paulus, karena ia mengatakan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika, ”Kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.” Ia juga mengingatkan mereka, ”Kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.”—1 Tesalonika 2:9; 2 Tesalonika 3:7, 8.

8 Demikian pula, gembala-gembala yang setia dari kawanan domba Allah dewasa ini tidak dengan serakah menginginkan apa yang dimiliki domba-domba atau berusaha menarik keuntungan yang tidak patut sehingga merugikan mereka. (Lukas 12:13-15; Kisah 20:33-35) Paulus memperlihatkan bahwa mereka yang memenuhi syarat untuk menjadi pengawas ’tidak boleh mata duitan’. (Titus 1:7, BIS) Tetapi, mereka harus melayani dengan pengabdian diri, mempunyai minat yang sungguh-sungguh dalam pekerjaan mereka dan memberikan faedah kepada domba-domba yang dipercayakan dalam pemeliharaan mereka. (Filipi 2:4) Dengan demikian, gembala-gembala ini memperlihatkan perhatian yang tidak mementingkan diri terhadap domba-domba sama seperti yang diperlihatkan Allah Yehuwa dan PutraNya, Yesus Kristus.

9. Mengapa seorang gembala Kristen tidak boleh ’memerintah atas orang-orang yang dipercayakan kepadanya’?

9 Petrus juga mengatakan bahwa para penatua harus menggembalakan domba Yehuwa ’jangan seolah-olah mau memerintah atas orang-orang yang dipercayakan kepada mereka, tetapi hendaklah menjadi teladan bagi kawanan domba itu’. Seorang gembala yang pengasih bersikap hati-hati agar ia tidak menyalahgunakan wewenangnya dengan mempunyai sikap meninggikan diri dan mau memerintah atas domba-domba. Semangat angkuh tidak bersifat Kristen dan harus dihindari oleh semua yang ingin menyenangkan Yehuwa. Amsal 21:4 mengatakan, ”Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.” Dan Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” (Matius 20:25-27) Memang, para penatua harus ingat bahwa orang-orang dalam kawanan itu adalah domba-domba Allah dan tidak boleh diperlakukan dengan kasar.

10. (a) Apa yang dilakukan beberapa gembala dari orang-orang pada jaman Yehezkiel? (b) Bagaimana para pengawas yang loyal menjadi teladan yang baik untuk kawanan itu?

10 Kepada gembala-gembala yang melayani diri sendiri pada jaman Yehezkiel, Yehuwa mengatakan, ”Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman.” Allah selanjutnya mengatakan bahwa gembala-gembala yang kasar itu ’mendesak semua yang lemah sehingga mereka keluar kandang’. (Yehezkiel 34:4, 20, 21) Namun tidak demikian halnya dengan gembala-gembala yang pengasih dari ”kawanan domba Allah” dewasa ini. Mereka tidak memamerkan wewenang mereka dan berhati-hati agar tidak menjadi sandungan bagi domba-domba. (Bandingkan Markus 9:42.) Tetapi, penatua-penatua sedemikian memberikan bantuan dan anjuran yang pengasih. Selain itu, mereka dengan sungguh-sungguh bersandar kepada Yehuwa dan berusaha keras untuk menjadi teladan yang baik ’dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian’. (1 Timotius 4:12) Hasilnya, domba-domba merasa puas dan aman, karena mengetahui bahwa mereka dipelihara oleh gembala-gembala yang pengasih dan takut akan Allah.

Bahaya yang Dihadapi Domba-Domba

11. Mengapa gembala-gembala jaman modern harus memelihara kawanan domba Allah dengan begitu baik sehingga domba-domba akan merasa aman?

11 Orang-orang yang seperti domba dewasa ini harus merasa aman, ditenangkan hatinya oleh perhatian yang baik yang diberikan para penatua demi untuk melindungi kawanan itu. (Yesaya 32:1, 2) Hal ini terutama demikian karena orang-orang Kristen menghadapi banyak bahaya dalam ”masa yang sukar” ini yang menandai ”hari-hari terakhir”. (2 Timotius 3:1-5) Penulis mazmur Daud juga menghadapi bahaya, tetapi ia dapat mengatakan, ”[Yehuwa] adalah gembalaku. . . . Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.” (Mazmur 23:1-4) Gembala-gembala jaman modern dari kawanan domba Allah harus memelihara domba-domba itu dengan demikian baiknya sehingga, seperti Daud, orang-orang bersifat domba ini merasa dekat sekali dengan Yehuwa. Mereka hendaknya juga merasa aman sebagai bagian dari organisasi Allah.

12. Dari kecenderungan apa pada jaman sekarang domba-domba harus dilindungi, dan bagaimana para penatua dapat membantu dalam hal ini?

12 Satu bahaya yang membuat orang-orang dari kawanan domba Allah perlu dilindungi ialah kecenderungan dewasa ini ke arah tingkah laku yang tidak berprinsip dan imoral. Sebagian besar karena bentuk-bentuk hiburan yang ada sekarang, melalui televisi ataupun sarana-sarana lain, banyak orang telah memperkembangkan suatu gaya hidup yang secara langsung bertentangan dengan standar-standar yang ditetapkan dalam Firman Allah. Dewasa ini, sikap ”serba boleh” dari dunia, dengan tingkah lakunya yang buruk sekali dalam hal seks, harus dilawan dengan nasihat Alkitab yang benar yang disediakan dalam sidang. Jadi gembala-gembala dari kawanan ini harus mengetahui benar apa yang diajarkan Alkitab mengenai soal-soal moral. Selain itu, mereka harus selalu mengingatkan domba-domba itu tanggung jawab mereka untuk tetap bersih bagi dinas Yehuwa.—Titus 2:13, 14.

13. (a) Terhadap bahaya apa surat Yudas memberikan nasihat yang baik? (b) Sikap apa harus diambil para penatua terhadap orang-orang yang murtad?

13 Ada juga bahaya dari orang-orang yang murtad. Ingat bahwa 19 abad yang lalu, ’orang-orang fasik’ tertentu, yakni guru-guru palsu menyusup ke dalam sidang. Merekalah ”noda” yang berbahaya, gembala-gembala palsu yang memberi makan diri sendiri, orang-orang yang bersifat kebinatangan yang menimbulkan perpecahan dan kurang rohani. Surat Yudas memberikan nasihat bagus yang memungkinkan para penatua dan semua orang yang setia, agar ”berjuang untuk mempertahankan iman”. (Yudas 3, 4, 12, 19) Tidak diragukan lagi, para penatua harus mengambil sikap yang tegas sehubungan dengan siapapun yang berusaha menimbulkan perpecahan, karena Paulus menulis, ”Supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!” (Roma 16:17) Karena itu gembala-gembala mempunyai tanggung jawab untuk melindungi kawanan terhadap hal-hal ini atau ’serigala-serigala lain yang menyamar seperti domba’.—Matius 7:15.

Membantu Domba-Domba dengan Cara-Cara Lain

14, 15. Bagaimana para penatua dapat membantu saudara-saudara seiman mereka yang tidak memperlakukan satu sama lain dengan baik?

14 Dalam menggembalakan ”kawanan domba Allah” bisa jadi dituntut agar domba-domba dibantu dalam berbagai problem yang mungkin timbul dalam sidang. Kadang-kadang, domba-domba mungkin bahkan mulai berkelahi dengan domba-domba. Karena kejadian-kejadian kecil, ada yang mungkin mulai memperlakukan satu sama lain dengan tidak ramah. Pribadi-pribadi ini bahkan mungkin memfitnah satu sama lain dan akhirnya tidak bergaul lagi dengan bekas sesama rekan dalam dinas Yehuwa, sehingga mengakibatkan kerugian rohani yang besar atas diri mereka sendiri.—Amsal 18:1.

15 Gembala-gembala rohani harus sangat waspada untuk membantu saudara-saudara seiman sedemikian. Misalnya, para penatua mungkin perlu menunjukkan betapa salahnya memfitnah satu sama lain dan bagaimana semua orang Kristen yang loyal harus berusaha memelihara persatuan sidang. (Imamat 19:16-18; Mazmur 133:1-3; 1 Korintus 1:10) Para penatua mungkin dapat membantu dengan menunjuk kepada peringatan Paulus, ”Jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.”—Galatia 5:13-15; Yakobus 3:13-18.

16. Apa yang harus dilakukan para penatua jika mereka memperhatikan adanya kecenderungan yang tidak sehat dalam sidang?

16 Para penatua, ingatlah bahwa si Iblis berkeliaran ”sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. (1 Petrus 5:8) Semua orang Kristen yang sejati harus berjuang, bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan kekuatan roh-roh jahat. (Efesus 6:10-13) Gembala-gembala yang setia tentu tidak ingin domba-dombanya dikalahkan oleh Setan. Jadi jika ada orang-orang yang seperti domba mulai tidak menghadiri perhimpunan-perhimpunan Kristen, para penatua yang menaruh perhatian harus berusaha mengetahui alasannya dan memberikan bantuan rohani yang dibutuhkan. Gembala-gembala harus tahu keadaan dari kawanan itu dan waspada terhadap kecenderungan-kecenderungan apapun yang tidak sehat dalam sidang. (Amsal 27:23) Jika mereka memperhatikan ada kecenderungan untuk melalaikan dinas pengabaran, mengabaikan pelajaran pribadi, atau terlalu sibuk mengejar rekreasi atau hal-hal yang bersifat materi, maka pria-pria yang bertanggung jawab ini harus berusaha memperbaiki keadaan. Dengan meniru Yehuwa dan Gembala yang Baik, Yesus Kristus, para penatua yang memelihara ”kawanan domba Allah” dengan sepatutnya memberikan bantuan pribadi atau, kadang-kadang, memberikan nasihat yang dibutuhkan di perhimpunan. (Galatia 6:1) Dengan cara ini dan cara-cara lain, para penatua yang pengasih membuktikan bahwa mereka menganggap serius tanggung jawab penggembalaan mereka.—Kisah 20:28.

Penggembalaan Adalah Hal yang Serius

17. Apa yang dituntut untuk dapat memenuhi syarat sebagai penatua?

17 Penggembalaan ”kawanan domba Allah” sebagai penatua adalah pekerjaan yang sulit. Standar-standar tinggi yang harus dipenuhi agar dapat memenuhi syarat untuk hak kehormatan sedemikian diuraikan dengan jelas di 1 Timotius 3:1-7, Titus 1:5-9, dan 1 Petrus 5:1-4. Tidak setiap saudara dapat melayani dalam kedudukan ini, karena hanya pria-pria yang rohani dapat dengan benar memikul tanggung jawab tersebut. (1 Korintus 2:6-16) Banyak orang yang sekarang tidak melayani sebagai penatua dapat memenuhi syarat untuk hak kehormatan ini, tetapi pertama-tama mereka harus ’berupaya meraih jabatan pengawas’. (NW) Mereka haruslah siswa yang rajin dari Firman Allah sehingga mereka mempunyai pengertian yang dalam tentangnya. Sesungguhnya, mereka harus memperlihatkan diri layak diusulkan karena memenuhi persyaratan-persyaratan Alkitab yang dilantik sebagai penatua, gembala-gembala yang cocok dari ”kawanan domba Allah”.

18. Bagaimana perasaan Paulus terhadap sidang-sidang, dan apakah orang-orang lain juga mempunyai perasaan yang sama seperti dia?

18 Yang melayani di bawah Allah Yehuwa ialah kepala dari sidang Kristen, Gembala yang Baik, Yesus Kristus. (Yohanes 10:11; 1 Korintus 11:3; Efesus 5:22, 23) Dan tentunya betapa senang Yesus memiliki gembala-gembala bawahan dari kawanan yang membimbing dan melindungi domba-domba! Pria-pria rohani ini memenuhi persyaratan bagi penatua-penatua Kristen. Selain itu, mereka mempunyai perhatian besar yang sama terhadap domba-domba seperti diperlihatkan oleh rasul Paulus, yang menulis, ”Di samping semuanya itu, setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat. Bila ada yang jatuh ke dalam dosa, hati saya turut hancur.” (2 Korintus 11:23-29, BIS) Paulus mengadakan banyak sekali perjalanan, dan setiap hari ia merasa ’cemas akan keadaan semua jemaat’, sama seperti pengawas-pengawas keliling dewasa ini. Demikian pula, para penatua yang dilantik dalam setiap sidang merasa cemas untuk domba-domba dalam kawanan yang dipercayakan kepada pemeliharaan mereka sebagai gembala rohani.

19. Apa hasilnya seraya Ibrani 13:17 diterapkan dan para penatua terus menganggap serius tanggung jawab penggembalaan mereka?

19 Menggembalakan ”kawanan domba Allah” berarti kerja keras, tetapi menghasilkan banyak berkat. Karena itu, gembala-gembala kawanan, hati-hatilah dalam menjaga hak kehormatan saudara yang berharga. Peliharalah baik-baik domba-domba Allah. Dan semoga semua orang yang seperti domba bekerja sama sepenuhnya dengan gembala-gembala bawahan yang dilantik oleh roh kudus. ”Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya.” (Ibrani 13:17) Seraya semua orang yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Yehuwa bekerja sama dengan bersatu, berkat-berkat dan manfaat rohani yang besar akan terus dihasilkan dari dinas yang setia dari para penatua Kristen yang menganggap serius tanggung jawab penggembalaan mereka.

Dapatkah Saudara Menjelaskan?

◻ Mengapa gembala-gembala rohani harus melayani dengan sukarela?

◻ Mengapa para penatua tidak boleh mencari keuntungan?

◻ Mengapa salah jika para penatua memerintah atas kawanan domba Allah?

◻ Mengapa para pengawas harus menjadi teladan bagi kawanan itu?

◻ Apa beberapa bahaya yang ada sehingga para gembala harus melindungi ”kawanan domba Allah”?

[Gambar di hlm. 26]

Seperti gembala yang penuh perhatian dari jaman purba, penatua jaman modern dengan penuh kasih ’menggembalakan kawanan domba Allah’

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan