PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w86_s-26 hlm. 2-4
  • ”Segala Makhluk Sama-Sama Mengeluh”​—Mengapa?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Segala Makhluk Sama-Sama Mengeluh”​—Mengapa?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pembebasan Secara Politik
  • Pembebasan Dari Diskriminasi Nasional dan Ras
  • Emansipasi Kaum Wanita
  • Pembebasan​—Betapa Didambakan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
  • Menggunakan Kemerdekaan Kristen Dengan Benar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
  • Bagaimana Seharusnya Perasaan Orang-Orang Kristen Terhadap Pembebasan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
  • Tahun Yobel Yehuwa​—Waktu bagi Kita untuk Bersukacita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-32)
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
w86_s-26 hlm. 2-4

”Segala Makhluk Sama-Sama Mengeluh”​—Mengapa?

PRIA dan wanita pertama memalingkan diri dari Allah. Tetapi dengan mendapatkan ”pembebasan” yang mereka inginkan, akibatnya mereka harus mengatur urusan-urusan mereka sedapat-dapatnya. Tidak lama kemudian mereka menyadari bahwa usaha mereka yang paling baik masih jauh dari cukup. Karena tidak berpengalaman dan pengetahuan yang terbatas, timbul problem-problem.

Itulah sebabnya mengapa banyak dari kita telah menjadi korban dari diskriminasi atau ketidakadilan. Itulah sebabnya kita semua harus diperbudak oleh ketidaksempurnaan manusia, mengapa kita menjadi sakit, menderita sakit jasmani dan mental, yang tidak normal, dan mencucurkan air mata kesedihan. Atau, seperti dikatakan dalam bahasa Alkitab, itulah sebabnya ”sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit.”—Roma 8:22.

Usaha manusia yang pertama untuk mendapat kemerdekaan ternyata telah memperbudak dia. Kini, selama 60 abad ia telah berusaha memerdekakan diri dari akibat-akibat buruknya. Namun dengan hasil apa?

Pembebasan Secara Politik

Manusia telah mencoba segala bentuk pemerintahan. Pemerintahan yang menindas atau tidak adil, atau yang gagal memenuhi kebutuhan rakyat yang paling utama, telah disingkirkan atau bahkan digulingkan dengan kekerasan dan digantikan oleh yang lain—tetapi dengan hasil-hasil yang meragukan.

Wartawan Lance Morrow, ketika berbicara tentang revolusi-revolusi politik, menyatakan, ”Sejarah telah memperlihatkan terlalu banyak drama perubahan yang bersifat utopia (suatu khayalan tentang sesuatu yang sempurna dan sangat diinginkan namun tidak praktis) yang berakhir dengan [pemerintahan] yang juga bersifat totaliter, kejam, sama seperti resim-resim yang mereka singkirkan—kemenangan dari semangat fanatisme yang penuh harap atas pengalaman.”

Mengganti satu pemerintahan yang tidak sempurna dengan pemerintahan lain sama sekali bukan cara yang ideal untuk mewujudkan pembebasan sejati. Jadi, Raja Salomo yang bijaksana diilhami ilahi untuk menulis, ”Orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.” (Pengkhotbah 8:9) Jelaslah, ”segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai pemerintahan yang sempurna mewujudkan pembebasan dari pemerintahan yang tidak sempurna.

Pembebasan Dari Diskriminasi Nasional dan Ras

Prasangka ras atau nasional secara langsung bertentangan dengan kebenaran Alkitab bahwa Allah ’telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia dari satu orang saja’ dan bahwa ”Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.” (Kisah 17:26; 10:34, 35) Namun mereka yang berusaha untuk mendapat perlakuan yang sama sering telah gagal mendapatkannya, bahkan di kalangan bangsa-bangsa yang mengaku diri Kristen.

Misalnya, pikirkan mengenai orang-orang kulit hitam. Ada orang-orang yang disebut Kristen yang mengaku bahwa warna kulit hitam adalah akibat dari kutukan ilahi atas Kanaan dan keturunannya, sehingga mereka direndahkan kepada kedudukan sebagai budak. Dalam hal ini mereka salah. Bangsa kulit hitam bukan keturunan dari Kanaan tetapi dari Kus dan kemungkinan dari Put. Dan tidak ada kutukan atas salah satu dari mereka.—Kejadian 9:24, 25; 10:6.

Meskipun kenyataan ini, orang-orang kulit hitam sering kali mendapati diri mereka ditindas secara sosial dan ekonomi bahkan oleh sesama kulit hitam. Mereka mendambakan pembebasan. Namun gerakan pembebasan mereka, walaupun disertai dengan aksi-aksi dan barisan-barisan protes, tidak membuahkan banyak hasil. Karena tidak dapat mengubah hati sepenuhnya, mereka gagal untuk menghapus prasangka ras, ketidaktahuan agama, dan tidak adanya kasih akan sesama.

Jadi ”segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai diskriminasi ras dihapus oleh Kerajaan Allah melalui Kristus.

Emansipasi Kaum Wanita

Selama berabad-abad, kaum wanita mendapat perlakuan yang buruk dan sering dianggap warga kelas dua. Ini bukan kesalahan dari Pencipta mereka. Ia tidak menciptakan wanita dengan maksud agar pria menganggapnya sebagai obyek seks belaka. Pria juga tidak diperintahkan untuk berlaku sewenang-wenang atasnya. Sebagai istri dari pria, ia harus menjadi ’penolongnya,’ sebagai ”pelengkap bagi dia,” (NW) ”satu daging” dengan dia.—Kejadian 1:26-28; 2:18-24.

Keinginan Hawa untuk bebas dari wewenang Allah yang pengasih telah menghasilkan bukan kemerdekaan melainkan penindasan yang keras. Karena menyadari ini sebelumnya, Allah menubuatkan, ”Engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” (Kejadian 3:16) Bagi banyak wanita, kekuasaan pria yang tidak sempurna sangat tidak menyenangkan, dan sejumlah gerakan kaum wanita telah berusaha untuk melepaskan diri dari itu.

Namun Gerakan Emansipasi Wanita, meskipun telah menghasilkan perubahan ke arah yang baik, telah gagal karena hal itu bertentangan dengan kemerdekaan yang seimbang yang dijanjikan Allah. ”Segala makhluk [akan tetap] sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit” sampai Kerajaan Allah mengajar semua pria untuk mengasihi ”isterinya sama seperti tubuhnya sendiri” dan memperlakukan ’perempuan tua sebagai ibu dan perempuan muda sebagai adik dengan penuh kemurnian.’—Efesus 5:28; 1 Timotius 5:2.

Sebelum menjelaskan bagaimana saat tersebut akan tiba, kita harus menghadapi pertanyaan penting lain. Bagaimana seharusnya pandangan orang-orang Kristen terhadap gerakan-gerakan pembebasan dewasa ini?

[Blurb di hlm. 3]

Menggantikan satu pemerintahan yang tidak sempurna dengan pemerintahan lain yang juga tidak sempurna bukan penyelesaian untuk mewujudkan pembebasan sejati

[Blurb di hlm. 3]

Pembangkangan sipil, aksi-aksi, dan barisan-barisan protes tidak mengubah hati

[Blurb di hlm. 4]

Gerakan Emansipasi Wanita telah gagal karena bertentangan dengan kemerdekaan yang seimbang yang Allah janjikan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan