PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w87_s-43 hlm. 3-6
  • Penyembuhan Mukjizat​—Apakah dari Allah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Penyembuhan Mukjizat​—Apakah dari Allah?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-43)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Perbedaan-Perbedaan yang Penting
  • ’Anda Kurang Iman!’
  • Penyembuhan—Karunia yang Telah Lewat
  • Alasan untuk Hati-Hati
  • Bila Seorang Kristen Sakit
  • Apakah Penyembuhan Iman Diperkenan Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • ’Penyembuhan Mukjizat’ Dewasa Ini​—Apakah dari Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Penyembuhan Secara Mukjizat atas Umat Manusia Sudah Dekat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Bagaimana Iman Dapat Membantu yang Sakit
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-43)
w87_s-43 hlm. 3-6

Penyembuhan Mukjizat​—Apakah dari Allah?

SUDAH 38 tahun lamanya pria itu sakit. ”Maukah engkau sembuh?” tanya Yesus. Jika saudara adalah pria ini, tidakkah saudara dengan penuh semangat akan menjawab ya? Yesus mengatakan kepadanya, ”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Pengaruh dari kata-kata itu? ”Pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.”—Yohanes 5:5-9.

Perbuatan yang hebat ini, yaitu penyembuhan mujizat, hanya salah satu dari banyak penyembuhan yang Yesus lakukan selama pelayanannya di bumi. (Matius 11:4, 5) Para pelaku penyembuh mujizat dewasa ini mengaku bahwa Allah masih tetap melakukan penyembuhan sedemikian, dan mereka didukung oleh surat-surat pujian dari ribuan orang yang mengaku telah disembuhkan oleh mereka.

Perbedaan-Perbedaan yang Penting

Suatu penyelidikan dalam Alkitab menyingkapkan beberapa perbedaan penting antara penyembuhan yang dilaporkan dalam Alkitab dan yang dilaporkan oleh para pelaku penyembuh mujizat dewasa ini. Yesus dan murid-muridnya, misalnya, tidak pernah memungut biaya untuk penyembuhan yang mereka lakukan. Yesus mengajarkan, ”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Matius 10:8) Jadi mereka mengikuti teladan yang diberikan Elisa yang menolak hadiah dari seorang pria bernama Naaman yang telah disembuhkan dari penyakit kustanya oleh Elisa. (2 Raja 5:1, 14-16) Maka, bila para pelaku penyembuh mujizat memungut biaya untuk jasa mereka, mereka melanggar contoh yang ada dalam Alkitab.

Juga patut diperhatikan bahwa penyembuhan pada jaman Alkitab terjadi seketika itu juga atau dalam waktu singkat. Ketika rasul Petrus melihat seorang laki-laki ”yang lumpuh sejak lahirnya”, ia mengatakan kepada orang tersebut, ”Demi nama Yesus Kristus orang Nazaret itu, berjalanlah!” Kisah itu menyatakan, ”Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang [yang lumpuh] itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari.” (Kisah 3:1-8) Silakan saudara membaca sendiri contoh-contoh lain di Kisah 5:15, 16 dan 14:8-10.

Tetapi, penyembuhan yang dilakukan secara mujizat pada jaman sekarang, sering memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan untuk dapat berhasil! Patut diperhatikan pula kenyataan bahwa para pelaku penyembuh mujizat cenderung untuk memusatkan perhatian pada penyakit-penyakit yang disebabkan karena organ-organ tubuh tertentu tidak berfungsi, seperti misalnya buta, lumpuh, atau tuli—penyakit-penyakit yang kadang-kadang mempunyai alasan kejiwaan. Ahli bedah Paul Brand, mengatakan, ”Apabila telah dipastikan bahwa penyakit itu menyangkut organ-organ tubuh yang tidak mungkin pulih—kaki buntung, hilangnya biji mata, atau kebotakan—mujizat-mujizat jarang terjadi.” Tetapi Yesus menyembuhkan ”segala penyakit dan kelemahan”, termasuk cacat yang jelas menyangkut struktur organ tubuh, seperti misalnya tangan yang mati sebelah dan telah mengecil.—Matius 9:35; Markus 3:3-5.

’Anda Kurang Iman!’

Menyedihkan sekali bahwa banyak orang yang menderita sakit yang memilukan pergi menghadiri ’kampanye-kampanye penyembuhan’ tetapi pulang ke rumah tetap dalam keadaan sakit seperti semula. Para pelaku penyembuh mujizat memberikan dalih untuk kegagalan sedemikian dengan mengatakan, ’Mereka kurang iman!’ Namun, hal ini mempunyai nada penipuan. Seperti dikatakan Dr. William Nolen, ”Berbeda dengan dokter biasa, seorang penyembuh mujizat tidak perlu memikul tanggung jawab bila ia tidak berhasil menyembuhkan. Saya pun akan senang jika ada pilihan untuk dapat mengemukakan dalih sedemikian pada waktu saya menghadapi pasien yang tidak dapat saya sembuhkan.”

Nabi-nabi Allah, Yesus atau murid-murid Yesus tidak pernah harus memberikan dalih bahwa orang yang sakit itu tidak sembuh karena ia kurang iman. Memang, kurang iman mungkin telah membatasi jumlah orang yang datang untuk disembuhkan. Tetapi bagi mereka yang benar-benar datang, mereka selalu dapat disembuhkan sama sekali!—Markus 6:5, 6.

Sesungguhnya, dalam beberapa kasus orang-orang yang jelas kurang iman telah disembuhkan. Naaman, panglima tentara Siria, misalnya, tidak percaya sepenuhnya bahwa ia dapat disembuhkan dari penyakit kusta dengan cara yang dikatakan oleh nabi Elisa. Baru setelah ia sembuh ia mengakui, ”Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.” (2 Raja 5:11-13, 15) Dalih-dalih lemah dari para ahli penyembuhan mujizat dengan demikian sama sekali kosong.

Penyembuhan—Karunia yang Telah Lewat

Tetapi tidakkah benar bahwa karunia penyembuhan mujizat suatu hal yang umum di kalangan orang-orang Kristen yang mula-mula? (1 Korintus 12:9) Ya, namun ada alasan yang baik untuk mujizat-mujizat yang terjadi pada waktu dulu. Selama satu setengah milenium, bangsa Israel jasmani menjadi umat pilihan Allah; tetapi pada abad pertama Tarikh Masehi, Israel ditolak karena kurang iman dan diganti oleh sidang Kristen yang baru. Orang-orang Kristen yang mula-mula itu membutuhkan bantuan yang luar biasa untuk menguatkan iman mereka dan membuktikan kepada dunia luar bahwa mereka mendapat dukungan dari Allah Yehuwa.

Jadi, karunia-karunia mujizat, termasuk penyembuhan, diberikan kepada sidang Kristen yang masih bayi. Ini dimaksudkan sebagai ”tanda” bagi orang-orang yang tidak percaya dan sebagai sarana untuk membina iman orang-orang yang percaya. (1 Korintus 14:22) Tetapi, hampir dua ribu tahun kemudian Kekristenan bukan bayi lagi. (Bandingkan 1 Korintus 13:9-13.) Alkitab sudah lama selesai ditulis dan diedarkan dalam jumlah jutaan. Jadi orang-orang Kristen sejati dewasa ini dengan mudah dapat mengarahkan orang-orang yang tidak percaya kepada halaman-halamannya untuk mendukung apa yang mereka ajarkan. Pertunjukan-pertunjukan mujizat tidak diperlukan lagi.

Paulus selanjutnya menyatakan bahwa karunia-karunia yang bersifat adimanusiawi akan ”berakhir”. (1 Korintus 13:8) Karunia-karunia sedemikian diberikan hanya secara langsung oleh atau di hadapan rasul-rasul Kristus Yesus. (Kisah 8:18-20; 10:44-46; 19:6) Setelah kematian rasul-rasul pertunjukan-pertunjukan mujizat berhenti.

Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature oleh McClintock dan Strong (Jilid VI, halaman 320) menyatakan bahwa merupakan ”suatu pernyataan yang tak dapat dibantah bahwa selama seratus tahun pertama setelah kematian rasul-rasul kita hanya mendengar sedikit atau tidak mendengar apa-apa tentang perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan oleh orang-orang Kristen yang mula-mula”.

Alasan untuk Hati-Hati

Yesus Kristus memperingatkan bahwa akan tiba masanya manakala banyak orang akan mengatakan kepadanya, ”Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?” Namun Yesus akan mengatakan kepada mereka, ”Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:22, 23) Maka, apa yang membuat mereka nampaknya sukses dalam melakukan ”banyak mujizat” jika bukan roh Allah?

Dalam beberapa kasus, telah terjadi penipuan secara terang-terangan. Misalnya, The Herald, sebuah surat kabar dari Zimbabwe, melaporkan tentang tiga orang yang menurut pengakuan seorang pelaku penyembuh mujizat yang terkenal, telah disembuhkan. Surat kabar itu menyatakan hal ini sebagai penipuan, ”Seorang anak masih tetap tidak dapat mendengar ataupun berbicara; seorang anak lain tidak pernah tuli atau bisu; dan seorang wanita yang tuli, masih tetap tidak dapat mendengar.”

Kadang-kadang penyembuhan mujizat nampaknya memberikan pengaruh yang menenangkan atas si penderita. Dalam kasus lain—terutama bila suatu jangka waktu yang panjang berlalu sebelum kesembuhan itu nyata—nampaknya mekanisme penyembuhan alamiah dari tubuh memegang peranan. Dalam buku Science and the Paranormal, Dr. William Nolen menyatakan bahwa ”kira-kira 80 persen dari pasien-pasien yang datang kepada [seorang dokter biasa] mempunyai penyakit-penyakit yang terbatas masanya—yaitu, penyakit yang dapat sembuh sendiri secara spontan”. Jadi seraya waktu berlalu, seorang ahli penyembuhan mujizat dengan mudah dapat menyatakan bahwa dialah yang telah menyembuhkan orang itu.

Akhirnya, Alkitab memperingatkan bahwa, ”Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang” dalam usahanya untuk memperdayakan. (2 Korintus 11:14) Di 2 Tesalonika 2:9, 10, Paulus selanjutnya menjelaskan, ”Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib [”segala macam mujizat”, The Jerusalem Bible], tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa.” Jadi hati-hatilah! Penyembuhan mujizat sering melibatkan kuasa hantu-hantu! ”Aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat,” Paulus memperingatkan. ”Kamu tidak dapat minum dari cawan [Yehuwa] dan juga dari cawan roh-roh jahat.”—1 Korintus 10:20, 21.

Bila Seorang Kristen Sakit

Memang, bila seseorang sakit, penyembuhan secara mujizat nampaknya suatu kemungkinan yang menarik. Tetapi perhatikan bahwa Epafroditus, rekan sekerja rasul Paulus, menderita sakit sampai hampir mati. (Filipi 2:25-27) Rekan karib Paulus, Timotius, juga ”sering sakit-sakit”. (1 Timotius 5:23) Namun, Paulus tidak menyembuhkan salah seorang pun dari kedua orang ini secara mujizat. Dan ketika Paulus sendiri membutuhkan pengobatan, ia mungkin menggunakan jasa dari Lukas, ’tabib yang kekasih’ yang mengadakan perjalanan bersamanya.—Kolose 4:14.

Demikian pula dewasa ini, seorang Kristen yang sakit dapat meminta bantuan dari dokter atau spesialis yang memenuhi syarat, dan tidak mencoba-coba mencari penyembuhan dengan petunjuk hantu-hantu atau bantuan dukun yang begitu umum di banyak negeri dewasa ini. Ia juga dapat berdoa bukan untuk penyembuhan mujizat, tetapi memohonkan hikmat agar dapat menghadapi penyakitnya. (Yakobus 1:5) Ia juga dapat memohon agar Yehuwa ”membantu dia di ranjangnya waktu sakit”.—Mazmur 41:4.

Memang benar-benar dapat mengecilkan hati bila ilmu pengetahuan kedokteran tidak dapat menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sekalipun demikian, bahkan pada waktu sakit seorang Kristen harus berusaha untuk ”menentukan hal-hal yang lebih penting”, dengan tidak membiarkan kekuatiran untuk kesehatan sama sekali mengaburkan perhatian untuk hal-hal rohani. (Filipi 1:10, NW) Ia dapat menguatkan diri dengan harapan untuk hidup di bawah Kerajaan Allah manakala ”tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: ’Aku sakit.’”—Yesaya 33:24; 65:17-19.

Sesungguhnya, harapan akan suatu dunia baru yang benar ini jauh lebih berharga daripada janji-janji kosong para ahli penyembuhan mujizat. Pikirkan tentang Peter, seorang buta yang tinggal di Akumadan, Ghana. Selama 26 tahun ia bergabung dengan berbagai macam gereja yang biasa mengadakan penyembuhan mujizat dengan harapan bahwa kebutaannya dapat disembuhkan. Namun, tidak ada ahli penyembuhan mujizat manapun yang dapat mencelikkan matanya. Kemudian, ketika masih bergabung dengan sebuah gereja yang biasa mengadakan penyembuhan mujizat, ia dihubungi oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

Saksi-Saksi itu menjelaskan dari Alkitab bahwa di bawah Kerajaan Allah akan ada penyembuhan total dari semua penyakit. Ini membuka mata pengertian Peter. Penuh dengan penghargaan untuk kebenaran-kebenaran Alkitab yang menakjubkan, ia menjadi pemberita Kerajaan Allah sepenuh waktu dan telah melayani dalam dinas itu selama lebih dari tiga tahun! Ia menantikan masa manakala secara aksara, ”mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka”.—Yesaya 35:5, 6.

Dengan bantuan Firman Allah ribuan orang lain juga telah membebaskan diri dari kepercayaan yang keliru kepada para pelaku penyembuh mujizat.

[Gambar di hlm. 4]

Para pelaku penyembuh mujizat jarang dapat menyembuhkan orang-orang yang mempunyai problem dengan sistem organ tubuh

[Gambar di hlm. 6]

Seorang Kristen yang sakit berdoa memohonkan kekuatan untuk dapat bertekun. Ia juga menantikan dunia baru, di mana ”tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: ’Aku sakit’”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan