PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/2 hlm. 3-4
  • Kecantikan Bisa Saja Hanya di Kulit

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kecantikan Bisa Saja Hanya di Kulit
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Sesuatu yang Lebih Daripada Kecantikan
  • Jerat dari Kecantikan Fisik
  • Ketampanan
  • Kecantikan yang Paling Penting
    Sedarlah!—2004
  • Kecantikan Sejati​—Anda Dapat Memilikinya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Kecantikan Fisik
    Sadarlah!—2016
  • Daftar Isi
    Sedarlah!—2004
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/2 hlm. 3-4

Kecantikan Bisa Saja Hanya di Kulit

HAWA, wanita pertama dan satu-satunya yang diciptakan Allah, kemungkinan adalah wanita paling cantik yang pernah hidup. Tetapi ia dan suaminya, Adam, memberontak melawan Yehuwa. Jadi Hawa kehilangan hubungannya yang akrab dengan Allah dan ikut mendatangkan tragedi yang menyedihkan atas umat manusia. Setelah itu, Hawa pasti masih tetap cantik, tetapi kecantikannya hanya di kulit saja.

Kecantikan adalah karunia dari Allah, dan ada yang mewarisi kecantikan yang lebih besar dibanding orang lain. Beberapa orang ingin diri mereka lebih cantik—atau tampan—daripada kenyataan yang sebenarnya, dan banyak orang menggunakan banyak waktu dan uang untuk memanfaatkan ketampanan atau kecantikan mereka. Tetapi sebagaimana diperlihatkan oleh contoh Hawa, dalam jangka panjang kecantikan itu sendiri tidak akan ada artinya jika tidak disertai sifat-sifat lain. Sifat-sifat lain apa? Suatu pengalaman pada jaman Raja Salomo dulu membantu kita menjawab pertanyaan itu.

Sesuatu yang Lebih Daripada Kecantikan

Buku Kidung Agung dalam Alkitab menceritakan tentang gadis muda desa yang cantik, seorang Sulam, yang jatuh cinta kepada gembala muda setempat. Kecantikannya menarik perhatian raja, dan ia memerintahkan orang untuk membawanya ke Yerusalem dengan harapan akan memperistrinya. Suatu kesempatan yang luar biasa bagi seorang wanita muda! Di sana ia dapat menggunakan kecantikannya untuk memperoleh kekuasaan, kekayaan dan pengaruh dalam kerajaan. Tetapi gadis muda itu tanpa ragu-ragu menampik rayuan raja. Ia menolak kebesaran dan kekayaan Yerusalem dan tetap setia kepada gembala mudanya. Dalam kasus dia, kecantikannya tidak hanya di kulit saja. Ia tidak picik, licik, atau serakah. Sebaliknya, ia memiliki kecantikan di dalam atau kecantikan batin yang tidak dimiliki ibu leluhurnya, Hawa.—Kidung Agung 1:15; 4:1; 8:4, 6, 10.

Jerat dari Kecantikan Fisik

Kecantikan fisik, meskipun diinginkan, dapat mendatangkan kesulitan-kesulitan yang tidak pernah akan ditimbulkan oleh kecantikan batin. Sebagai contoh, hampir 4.000 tahun yang lalu, sang datuk Yakub mempunyai seorang anak perempuan bernama Dina yang pasti sangat cantik. Ketika ia secara tidak bijaksana sering bergaul dengan ”perempuan-perempuan di negeri itu,” seorang pria muda bernama Sikhem begitu tertarik kepadanya sehingga ia memperkosanya.—Kejadian 34:1, 2.

Selain itu, kecantikan luar, jika tidak disertai dengan kecantikan batin, dapat mengakibatkan seseorang menilai dirinya terlalu tinggi. Raja Daud mempunyai seorang anak bernama Absalom, dan mengenai dirinya kita membaca, ”Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom.” (2 Samuel 14:25) Tetapi ketampanan fisik Absalom menyembunyikan kebusukan di dalam: Ia sombong, ambisius, dan kejam. Pria muda ini dengan lihai menggunakan ketampanan pribadinya untuk mengumpulkan pengikut di Israel dan kemudian memberontak melawan ayahnya sang raja. Akhirnya ia dibunuh, tetapi sebelumnya pria yang sangat tampan ini telah mengobarkan perang saudara dalam kerajaan.

Ketampanan

Seperti yang ditunjukkan oleh kasus Absalom, Alkitab berbicara mengenai pria-pria yang tampan maupun wanita-wanita yang cantik. Sebuah contoh mengenai seorang pria yang tidak terjerat oleh ketampanannya ialah Yusuf, adik tiri Dina. (Kejadian 30:20-24) Ketika Yusuf masih muda, saudara-saudaranya karena iri hati menjualnya sebagai budak untuk dibawa ke Mesir. Di sana ia dibeli oleh seorang perwira militer bernama Potifar, dan karena jujur dan rajin, ia menjadi pengawas seluruh rumah tangga Potifar. Sementara itu, ”Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”—Kejadian 39:6.

Istri Potifar mengembangkan nafsu birahi kepada Yusuf dan dengan tidak tahu malu berupaya merayunya. Tetapi pria muda itu menunjukkan bahwa ia memiliki ketampanan batin maupun fisik. Ia menolak berbuat dosa terhadap majikannya, Potifar, dan lari dari perempuan itu. Akibatnya ia dijebloskan ke dalam penjara. Mengapa? Istri Potifar yang kecewa berdusta, menuduh Yusuf telah mencoba memperkosanya! Tetapi bahkan pengalaman pahit ini tidak membuat Yusuf kecil hati, dan teladannya di bawah tekanan yang sangat berat selalu menganjurkan orang-orang berhati tulus.

Seperti ditunjukkan oleh contoh-contoh ini, kecantikan batin—kecantikan dalam kepribadian, teristimewa jika didasarkan atas iman kepada Allah—jauh lebih penting daripada penampilan fisik yang menarik. Orang-orang muda yang memikirkan perkawinan perlu waspada akan hal ini. Majikan yang mencari karyawan harus mengingat ini. Dan kita semua perlu ingat bahwa tidak soal kita telah diberkati dengan kecantikan fisik atau tidak, kita dapat memupuk kecantikan batin yang jauh lebih penting ini. Tetapi hal ini mencakup apa saja? Dan bagaimana kita dapat memperkembangkannya? Kita akan membahas ini dalam artikel berikut.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan