PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 15/4 hlm. 3-4
  • Impian akan Perdamaian Dunia—Gambaran yang Tidak Mulus

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Impian akan Perdamaian Dunia—Gambaran yang Tidak Mulus
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Bahan Terkait
  • Siapa yang Dapat Mendatangkan Perdamaian yang Tahan Lama?
    Sedarlah!—1996
  • Perang Nuklir​—Siapa Saja Pengancamnya?
    Sedarlah!—2004
  • 1986​—Tahun ”untuk Menjaga Perdamaian”?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-29)
  • Manusia Mencari Pemecahan
    Sedarlah!—1988 (No. 26)
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 15/4 hlm. 3-4

Impian akan Perdamaian Dunia—Gambaran yang Tidak Mulus

OPTIMISME atas prospek untuk perdamaian dunia sedang meluap-luap. Dalam tulisannya untuk The Toronto Star, Carol Goar menulis, ”Perjanjian-perjanjian perdamaian bermunculan di mana-mana dari Afganistan sampai ke Angola. Konflik-konflik regional yang beberapa bulan yang lalu tampaknya sulit diatasi sekarang memperlihatkan tanda-tanda akan mereda. Dan Perserikatan Bangsa Bangsa sedang mengalami kelahiran kembali yang membesarkan hati.” Hal ini, kata Goar, melahirkan ”epidemi harapan seluas dunia”. Sebuah tajuk rencana dalam USA Today juga menyatakan, ”Perdamaian bertunas di seluruh dunia.”

Yang khusus patut diperhatikan belakangan ini adalah apa yang dilukiskan UN Chronicle sebagai ”upaya saling mendekati yang terus berlangsung antara Uni Soviet dan Amerika Serikat”. Penarikan pasukan-pasukan, peristiwa-peristiwa yang mengejutkan di Eropa Timur, pembicaraan mengenai pengurangan pasukan dan persenjataan—perkembangan-perkembangan ini telah membangkitkan harapan bahwa negara-negara adidaya mungkin akhirnya akan menghentikan perlombaan senjata. Dalam suatu dunia dengan anggaran belanja untuk militer yang dilaporkan menguras ekonomi sebanyak lebih dari 850 ribu juta dollar setahun, ini adalah prospek yang benar-benar menggembirakan.

Tetapi, betapa besarkah kemungkinan impian manusia untuk perdamaian dunia akan terwujud? Bahkan para pengamat yang paling optimis mengakui bahwa langkah pengurangan persenjataan menuju penyingkiran persenjataan merupakan suatu loncatan yang amat jauh. Perlucutan senjata nuklir menuntut sikap saling percaya dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi, sayang sekali, negara-negara adidaya mempunyai sejarah yang panjang dari perasaan saling tidak percaya. Sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab, ini adalah zaman manakala manusia terbukti ”tidak mau berdamai [”melanggar gencatan senjata”, King James Version]”.—2 Timotius 3:3.

Lagi pula, tidak semua orang yakin bahwa disingkirkannya senjata nuklir akan mendatangkan perdamaian. Sekalipun bangsa-bangsa dapat diyakinkan agar memusnahkan timbunan senjata nuklir mereka, senjata-senjata konvensional masih dapat membunuh dengan cukup efisien. Perang Dunia I dan Perang Dunia II memberikan kesaksian yang suram akan fakta ini. Selain itu, teknologi yang dibutuhkan untuk membuat lagi senjata-senjata nuklir masih ada—siap dan menunggu tanda-tanda pertama ketegangan politik. Beberapa orang, seperti ilmuwan politik Richard Ned Lebow, bahkan menyatakan, ”Kelihatannya menyimpan beberapa senjata nuklir akan membuat orang tetap berhati-hati.”

Tetapi selama senjata nuklir masih ada, bayangan yang mengerikan dari kehancuran oleh nuklir akan membuat pernyataan apapun mengenai tercapainya perdamaian menjadi bahan ejekan; demikian pula problem-problem nonmiliter yang terus ada yang merampas perdamaian dari kehidupan jutaan orang setiap hari. Sekretaris Jenderal PBB Javier Pérez de Cuéllar berbicara tentang ”keadaan yang menyedihkan dari jutaan sesama warga kita yang tuna wisma atau tinggal di gubuk-gubuk yang benar-benar tidak memadai. Problemnya terus makin memburuk”. UN Chronicle selanjutnya melaporkan bahwa keadaan ekonomi yang buruk menimpa ”dua per tiga dari seluruh umat manusia, dalam beberapa kasus dengan tingkat kemiskinan dan keputusasaan yang tidak berbeda dari penderitaan yang diakibatkan oleh peperangan”. Dan bagaimana dengan keadaan para pengungsi yang diperkirakan berjumlah 12 juta orang di seluruh dunia? Apakah pengurangan persenjataan atau bahkan perlucutan senjata secara total akan mendatangkan perdamaian dalam kehidupan mereka?

Jelas, impian manusia akan perdamaian dunia merupakan gambaran yang tidak mulus—bersifat dangkal, picik, terbatas. Apakah ada prospek yang lebih baik untuk perdamaian? Ya, memang ada. Dalam terbitan sebelumnya dari majalah ini, kita melihat bahwa Alkitab memberikan harapan yang pasti untuk perdamaian.a Tidak lama lagi Yesus Kristus, sebagai Raja dari Kerajaan Allah, akan mewujudkan perdamaian yang jauh melebihi apa yang diharapkan oleh manusia. Tetapi apa arti sebenarnya dari perdamaian ini bagi umat manusia? Artikel berikut akan membahas ini.

[Catatan Kaki]

a Lihat ”Siapa yang Akan Membimbing Umat Manusia Menuju Perdamaian?” dalam terbitan 1 April 1990 dari majalah ini.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan