PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/11 hlm. 18-22
  • Peranan Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Peranan Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Umat Kristiani Tidak ’Melawan Wewenang’
  • Menaati Undang-Undang
  • Perlu Ditakuti
  • ”Pemerintah Adalah Hamba Allah”
  • Perlunya Iman
  • Bila Negara Tidak Mau Membantu
  • Pandangan Kristen terhadap Wewenang
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Pandangan Kristen berkenaan Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Wewenang Siapa yang Harus Saudara Akui?
    Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi
  • Respek terhadap Wewenang—Mengapa Sangat Penting?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/11 hlm. 18-22

Peranan Kalangan Berwenang yang Lebih Tinggi

”Pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia.”​—ROMA 13:4.

1, 2. Bagaimana banyak orang dalam Susunan Kristen terlibat dalam kegiatan revolusioner?

DUA tahun yang lalu suatu rapat para uskup di London membangkitkan perasaan marah yang dituangkan dalam sebuah tajuk rencana New York Post. Ini adalah Konferensi Lambeth, yang dihadiri oleh lebih dari 500 uskup dari persekutuan Gereja Anglikan. Kemarahan dikobarkan oleh resolusi yang dikeluarkan oleh konferensi itu yang menyatakan pengertian terhadap orang-orang ”yang, setelah menggunakan semua cara lain, memilih perjuangan bersenjata sebagai satu-satunya jalan menuju keadilan”.

2 Surat kabar Post mengatakan bahwa hal ini, sebenarnya, merupakan sokongan terhadap terorisme. Akan tetapi, para uskup hanya mengikuti kecenderungan yang makin umum. Sikap mereka tidak berbeda dengan sikap imam Katolik di Ghana yang mengusulkan perang gerilya sebagai sarana yang paling cepat, paling pasti, dan paling aman untuk memerdekakan Afrika; atau sikap uskup Metodis di Afrika yang bersumpah akan melancarkan ”perang kemerdekaan sampai ke akhir”; atau sikap banyak utusan injil Susunan Kristen yang berjuang bersama kaum pemberontak melawan pemerintah-pemerintah yang sah di Asia dan Amerika Selatan.

Umat Kristiani Tidak ’Melawan Wewenang’

3, 4. (a) Prinsip-prinsip apa yang dilanggar oleh mereka yang disebut Kristiani namun memajukan revolusi? (b) Apa yang didapati oleh seseorang tentang Saksi-Saksi Yehuwa?

3 Pada abad pertama, Yesus berkata tentang para pengikutnya, ”Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” (Yohanes 17:14) Setiap orang yang mengaku beragama Kristen namun menganjurkan revolusi benar-benar adalah bagian dari dunia. Ia bukan pengikut Yesus; ia juga tidak ”takluk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi”. (Roma 13:1, NW) Ada baiknya ia mengindahkan peringatan rasul Paulus bahwa ”barangsiapa melawan pemerintah [”wewenang”, NW], ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.​—Roma 13:2.

4 Berbeda dengan banyak orang dalam Susunan Kristen, Saksi-Saksi Yehuwa tidak melibatkan diri dengan kekerasan bersenjata. Seorang pria di Eropa mendapati hal ini benar. Ia menulis, ”Ketika melihat apa yang telah dihasilkan oleh agama dan politik, saya bertekad untuk menggulingkan tata sosial yang ada. Saya bergabung dengan kelompok teroris dan mendapat pelatihan untuk menggunakan berbagai jenis senjata; saya ikut dalam banyak perampokan bersenjata. Kehidupan saya selalu dalam bahaya. Seraya waktu berjalan, nyatalah bahwa kami sudah kalah sebelum berperang. Saya menjadi orang yang frustrasi, diliputi perasaan sama sekali tidak berdaya dalam kehidupan. Kemudian seorang Saksi mengetuk pintu kami. Wanita itu menceritakan kepada saya tentang Kerajaan Allah. Saya berkeras bahwa hal ini hanya membuang waktu saya dan menyarankan agar istri saya mendengarkan. Istri saya melakukan hal itu, dan pengajaran Alkitab di rumah dimulai. Akhirnya, saya setuju untuk ikut mendengarkan pengajaran itu. Kata-kata tidak dapat menyatakan betapa lega perasaan saya ketika mengerti kekuatan yang mendorong manusia kepada kejahatan. Janji Kerajaan yang menakjubkan telah memberi saya harapan yang menguatkan dan tujuan dalam kehidupan.”

5. Mengapa umat Kristiani tetap tunduk dengan tenang kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi, dan sampai kapan halnya demikian?

5 Umat Kristiani adalah duta-duta atau utusan dari Allah dan dari Kristus. (Yesaya 61:​1, 2; 2 Korintus 5:20; Efesus 6:​19, 20) Maka, mereka tetap netral dalam konflik-konflik dunia ini. Meskipun beberapa sistem politik tampaknya secara ekonomi lebih sukses daripada sistem politik lainnya, dan ada yang memberikan lebih banyak kebebasan daripada yang lainnya, umat Kristiani tidak mempromosikan atau meninggikan satu sistem di atas yang lain. Mereka tahu bahwa semua sistem tidak sempurna. ”Ketetapan Allah” ialah bahwa sistem-sistem ini tetap ada sampai Kerajaan-Nya mengambil alih. (Daniel 2:44) Maka, umat Kristiani tetap tunduk dengan tenang kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi sambil memajukan kesejahteraan kekal orang lain dengan memberitakan kabar baik Kerajaan.​—Matius 24:14; 1 Petrus 3:​11, 12.

Menaati Undang-Undang

6. Mengapa banyak undang-undang manusia adalah baik meskipun ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”?

6 Pemerintah-pemerintah nasional menetapkan sistem undang-undang, dan kebanyakan dari undang-undang tersebut baik. Apakah ini mengherankan kita, mengingat fakta bahwa ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”? (1 Yohanes 5:19) Tidak. Yehuwa memberi bapak kita yang pertama, Adam, suatu hati nurani, dan perasaan batin tentang apa yang benar dan salah ini dalam banyak hal tercermin dalam undang-undang manusia. (Roma 2:13-16) Hammurabi, seorang pembuat undang-undang di Babel purba, memberikan kata pengantar untuk kaidah hukumnya sebagai berikut, ”Pada waktu itu [mereka] menunjuk saya untuk memajukan kesejahteraan rakyat, saya, Hammurabi, pangeran yang saleh, takut akan Allah, agar keadilan berlaku di negeri ini, untuk menghancurkan orang jahat dan kejahatan, agar mereka yang kuat tidak menindas yang lemah.”

7. Jika seseorang melanggar hukum, siapa yang berhak menghukum dia, dan mengapa?

7 Kebanyakan pemerintah akan mengatakan bahwa tujuan undang-undang mereka sama: memajukan kesejahteraan warga negara dan tata tertib dalam masyarakat. Maka, mereka menghukum perbuatan anti sosial, seperti pembunuhan dan pencurian, dan menetapkan peraturan, seperti batas kecepatan dan ketentuan tentang parkir. Siapapun yang dengan sengaja melanggar hukum mereka berarti menentang wewenang, dan ”akan mendatangkan hukuman atas dirinya”. Hukuman dari siapa? Tidak harus dari Allah. Kata Yunani yang di sini diterjemahkan hukuman dapat memaksudkan prosedur sipil dan bukan hukuman dari Yehuwa. (Bandingkan 1 Korintus 6:7.) Jika seseorang melanggar hukum, kalangan berwenang yang lebih tinggi berhak menghukum dia.

8. Bagaimana tanggapan sidang jika seorang anggota melakukan kejahatan yang serius?

8 Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai reputasi yang baik dalam hal tidak melawan kalangan berwenang manusia. Jika seseorang di sidang melanggar hukum, sidang tidak akan membantu dia menghindari hukuman yang sah. Jika ada yang mencuri, membunuh, memfitnah, memalsukan pajak, memperkosa, menggelapkan uang, menggunakan obat-obat bius dengan tidak sah, atau dengan cara lain menentang wewenang yang sah, ia akan menghadapi disiplin yang keras dari sidang​—dan ia tidak boleh merasa ditindas bila ia dihukum oleh wewenang duniawi.​—1 Korintus 5:​12, 13; 1 Petrus 2:​13-17, 20.

Perlu Ditakuti

9. Sarana bantuan apa yang memang dimiliki umat Kristiani bila mereka diancam oleh unsur-unsur yang menentang hukum?

9 Paulus melanjutkan pembahasannya tentang kalangan berwenang yang lebih tinggi, dengan berkata, ”Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah [”mereka yang memerintah”, NW], hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah [”wewenang”, NW]? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.” (Roma 13:3) Bukan umat Kristiani yang loyal yang harus takut mendapat hukuman dari yang berwenang, melainkan mereka yang berbuat salah, mereka yang ”berbuat jahat”, melakukan tindak kriminal. Bila diancam oleh unsur-unsur yang melanggar hukum, Saksi-Saksi Yehuwa dengan sepatutnya dapat memperoleh perlindungan polisi atau militer dari yang berwenang.​—Kisah 23:​12-22.

10. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa ”beroleh pujian” dari yang berwenang?

10 Kepada orang Kristiani yang menaati undang-undang kalangan berwenang yang lebih tinggi, Paulus berkata, ”Kamu akan beroleh pujian dari padanya.” Sebagai contoh dari ini, perhatikan beberapa surat yang diterima oleh Saksi-Saksi Yehuwa di Brasil setelah kebaktian distrik mereka. Dari ketua penanggung jawab departemen olahraga kota praja, ”Pujian tertinggi layak diberikan untuk tingkah laku kalian yang tertib. Benar-benar menghibur dalam dunia yang kacau dewasa ini untuk mengetahui bahwa begitu banyak orang masih mempercayai dan menyembah Allah.” Dari direktur sebuah stadion kota praja, ”Meskipun jumlah hadirin sangat besar, tidak ada huru-hara yang menodai peristiwa itu, syukur kepada organisasi yang tanpa cela.” Dari kantor wali kota, ”Kami ingin memakai kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepada kalian atas ketertiban dan disiplin kalian yang luar biasa serta spontan dan kami berharap agar kalian selalu sukses pada kesempatan lain di masa mendatang.”

11. Mengapa pemberitaan kabar baik sama sekali tidak dapat dikatakan perbuatan jahat?

11 Istilah ”berbuat baik” memaksudkan tindakan menaati undang-undang kalangan berwenang yang lebih tinggi. Selain itu, pekerjaan pengabaran kita, yang diperintahkan oleh Allah, bukan manusia, bukanlah perbuatan jahat​—suatu hal yang seharusnya diakui kalangan berwenang politik. Ini adalah pelayanan kepada umum yang meningkatkan mutu moral dari mereka yang menyambutnya. Karena itu, kami berharap agar kalangan berwenang yang lebih tinggi melindungi hak kita untuk mengabar kepada orang-orang lain. Paulus memohon kepada kalangan berwenang agar dapat meneguhkan pengabaran kabar baik secara sah. (Kisah 16:35-40; 25:​8-12; Filipi 1:7) Baru-baru ini, Saksi-Saksi Yehuwa juga telah mengupayakan dan memperoleh pengakuan sah atas pekerjaan mereka di Jerman Timur, Hungaria, Polandia, Rumania, Benin, dan Myanmar (Birma).

”Pemerintah Adalah Hamba Allah”

12-14. Bagaimana kalangan berwenang yang lebih tinggi bertindak sebagai hamba Allah (a) pada zaman Alkitab? (b) pada zaman modern?

12 Berbicara mengenai wewenang duniawi, Paulus melanjutkan, ”Pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”​—Roma 13:4.

13 Kalangan berwenang nasional kadang-kadang menjadi hamba Allah dalam hal-hal spesifik. Kores adalah suatu contoh ketika ia memanggil orang Yahudi agar kembali dari Babel dan membangun kembali rumah Allah. (Ezra 1:​1-4; Yesaya 44:28) Artahsasta bertindak sebagai hamba Allah ketika ia mengutus Ezra dengan sumbangan untuk membangun kembali rumah itu dan belakangan ketika ia menugaskan Nehemia agar membangun kembali tembok-tembok Yerusalem. (Ezra 7:​11-26; 8:​25-30; Nehemia 2:​1-8) Kalangan berwenang yang lebih tinggi dari Roma juga melakukan hal serupa ketika melepaskan Paulus dari gerombolan di Yerusalem, melindunginya ketika mengalami karam kapal, dan mengatur agar ia tinggal di rumah sendiri di Roma.​—Kisah 21:​31, 32; 28:​7-10, 30, 31.

14 Demikian pula, kalangan berwenang duniawi bertindak sebagai hamba Allah pada zaman modern. Pada tahun 1959, misalnya, Mahkamah Agung Kanada memutuskan bahwa salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa di Quebec yang dituduh menerbitkan fitnahan yang bersifat menghasut dan merusak nama baik, tidak bersalah​—dengan demikian melawan prasangka perdana menteri Quebec pada waktu itu, Maurice Duplessis.

15. Dengan cara umum apa kalangan berwenang bertindak sebagai hamba Allah, dan ini memberi mereka hak apa?

15 Selanjutnya, secara umum, pemerintah-pemerintah nasional bertindak sebagai hamba Allah dengan memelihara ketertiban umum sampai Kerajaan Allah mengambil alih tanggung jawab itu. Menurut Paulus, untuk tujuan itu yang berwenang ”menyandang pedang”, yang melambangkan haknya untuk menjatuhkan hukuman. Biasanya, ini berarti pemenjaraan atau denda. Di beberapa negeri ini dapat termasuk hukuman mati.a Sebaliknya, banyak negara memutuskan untuk meniadakan hukuman mati, dan itu juga hak mereka.

16. (a) Karena kalangan berwenang adalah hamba Allah, apa yang oleh umat Allah dianggap layak mereka lakukan? (b) Jenis pekerjaan apa yang tidak akan diterima seorang Kristiani, dan mengapa tidak?

16 Fakta bahwa kalangan berwenang yang lebih tinggi adalah hamba Allah menjelaskan alasan mengapa Daniel, ketiga orang Ibrani, Nehemia, dan Mordekhai dapat menerima jabatan dengan tanggung jawab dalam pemerintah Babel dan Persia. Dengan demikian mereka dapat mengajukan permohonan kepada wewenang Negara demi kebaikan umat Allah. (Nehemia 1:11; Ester 10:3; Daniel 2:​48, 49; 6:​1, 2) Dewasa ini beberapa orang Kristiani juga bekerja dalam dinas pemerintah. Akan tetapi karena mereka terpisah dari dunia, mereka tidak bergabung dengan partai-partai politik, mengupayakan kedudukan politik, atau menerima jabatan untuk membuat kebijaksanaan dalam organisasi-organisasi politik.

Perlunya Iman

17. Keadaan apa dapat menggerakkan beberapa orang yang bukan Kristiani untuk menentang wewenang?

17 Akan tetapi, bagaimana jika yang berwenang bersikap toleran terhadap korupsi atau bahkan penindasan? Apakah umat Kristiani patut berupaya mengganti wewenang tersebut dengan wewenang lain yang tampaknya lebih baik? Ketidakadilan dan korupsi dalam pemerintah bukan hal baru. Pada abad pertama, Kerajaan Roma menyetujui ketidakadilan seperti perbudakan. Pejabat-pejabat yang korup juga ditoleransi. Alkitab menyebut tentang para pemungut cukai yang menipu, seorang hakim yang lalim, dan seorang gubernur yang mengharapkan suap.​—Lukas 3:​12, 13; 18:​2-5; Kisah 24:​26, 27.

18, 19. (a) Bagaimana reaksi umat Kristiani terhadap penyalahgunaan wewenang atau korupsi di pihak para pejabat pemerintah? (b) Bagaimana umat Kristiani memperbaiki kehidupan orang-perseorangan seperti ditunjukkan oleh seorang sejarawan dan kotak di bawah ini?

18 Umat Kristiani bisa saja berupaya mengakhiri kebobrokan pada zaman dulu, tetapi mereka tidak melakukannya. Misalnya, Paulus tidak memberitakan akhir dari perbudakan, dan ia tidak mengatakan kepada para pemilik budak yang adalah orang-orang Kristiani agar membebaskan budak-budak mereka. Sebaliknya, ia menasihati budak-budak dan para pemilik budak agar memperlihatkan belas kasihan Kristen bila berurusan dengan satu sama lain. (1 Korintus 7:​20-24; Efesus 6:​1-9; Filemon 10-16; lihat juga 1 Petrus 2:18.) Demikian pula, umat Kristiani tidak melibatkan diri dalam kegiatan revolusioner. Mereka terlalu sibuk memberitakan ”Kabar Baik tentang damai.” (Kisah 10:​36, BIS) Pada tahun 66 M., pasukan Roma mengepung Yerusalem dan kemudian mengundurkan diri. Sebaliknya daripada tetap tinggal dengan para pemberontak yang membela kota itu, umat Kristiani Ibrani ”melarikan diri ke pegunungan”, menaati petunjuk Yesus.​—Lukas 21:​20, 21.

19 Umat Kristiani pada masa awal hidup dengan menerima keadaan dan berupaya memperbaiki kehidupan orang-perseorangan dengan membantu mereka mengikuti prinsip-prinsip Alkitab. Sejarawan John Lord, dalam bukunya The Old Roman World, menulis, ”Kemenangan sejati dari Kekristenan terlihat dalam hal ia menghasilkan orang-orang yang baik dari mereka yang menganut doktrin-doktrinnya, dan bukan mengubah dari luar lembaga-lembaga yang populer, atau pemerintah, atau undang-undang.” Tidakkah umat Kristiani dewasa ini patut bertindak serupa dengan itu?

Bila Negara Tidak Mau Membantu

20, 21. (a) Bagaimana salah satu wewenang dunia gagal bertindak sebagai hamba Allah demi kebaikan? (b) Bagaimana seharusnya reaksi Saksi-Saksi Yehuwa bila dianiaya dengan persetujuan Negara?

20 Pada bulan September 1972, penganiayaan yang keji dilancarkan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa di suatu negeri di Afrika Tengah. Ribuan dirampok semua harta bendanya dan harus mengalami kekejaman lain, termasuk pemukulan, siksaan, dan pembunuhan. Apakah kalangan berwenang yang lebih tinggi memenuhi kewajibannya untuk melindungi Saksi-Saksi? Tidak! Sebaliknya, mereka menganjurkan kekerasan tersebut, sehingga umat Kristiani yang tidak berbahaya ini terpaksa melarikan diri ke negeri-negeri tetangga demi keselamatan mereka.

21 Apakah Saksi-Saksi Yehuwa tidak perlu marah dan mengadakan perlawanan terhadap penyiksa-penyiksa demikian? Tidak. Umat Kristiani harus dengan sabar menanggung penghinaan demikian, bertindak dengan rendah hati meniru Yesus, ”Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23) Mereka ingat bahwa ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, ia memarahi seorang murid yang membela dia dengan pedang, dan belakangan ia mengatakan kepada Pontius Pilatus, ”KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.”​—Yohanes 18:36; Matius 26:52; Lukas 22:​50, 51.

22. Teladan apa yang diberikan beberapa Saksi di Afrika ketika mereka menderita penganiayaan yang hebat?

22 Sambil mengingat teladan Yesus, Saksi-Saksi Afrika itu dengan tabah mengikuti nasihat Paulus, ”Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan [”Yehuwa”, NW].” (Roma 12:​17-19; bandingkan Ibrani 10:​32-34.) Saudara-saudara kita di Afrika benar-benar suatu teladan yang membangkitkan semangat bagi kita semua dewasa ini! Bahkan bila yang berwenang menolak untuk bertindak secara terhormat, umat Kristiani sejati tidak meninggalkan prinsip-prinsip Alkitab.

23. Pertanyaan-pertanyaan apa yang masih akan dibahas?

23 Akan tetapi, apa yang dapat diharapkan kalangan berwenang yang lebih tinggi dari umat Kristiani? Dan apakah ada batas dalam tuntutan yang dapat mereka buat secara sah? Hal ini akan dibahas dalam artikel berikut.

[Catatan Kaki]

a Kaidah Taurat yang diberikan ilahi di Israel purba berisi hukuman mati bagi kejahatan yang sangat besar.​—Keluaran 31:14; Imamat 18:29; 20:​2-6; Bilangan 35:30.

Dapatkah Saudara Menjelaskan?

◻ Dengan cara apa saja seseorang dapat ”melawan” kalangan berwenang yang lebih tinggi?

◻ Apa ”ketetapan Allah” sehubungan dengan wewenang dunia?

◻ Dalam hal apa kalangan berwenang ’perlu ditakuti’?

◻ Bagaimana pemerintah manusia bertindak sebagai ”hamba Allah”?

[Kotak di hlm. 21]

Sepucuk Surat dari seorang Kepala Polisi

SEPUCUK surat dengan kepala surat ”Pelayanan Umum untuk Negara Bagian Minas Gerais” sampai di kantor cabang Lembaga Menara Pengawal di Brasil. Surat ini dari kepala polisi di kota Conquista. Apakah ada problem? Biarlah surat itu menjelaskannya. Bunyinya:

”Dengan hormat:

”Saya ingin memperkenalkan diri kepada anda melalui surat ini. Sudah kira-kira tiga tahun saya menjabat sebagai kepala polisi di kota Conquista, Minas Gerais. Dalam pekerjaan, saya selalu berupaya bekerja dengan sungguh-sungguh, tetapi saya biasa mengalami problem dalam memelihara ketenangan di penjara. Para penghuninya, walaupun mendapat pelatihan dalam pekerjaan tertentu, masih resah.

”Beberapa bulan yang lalu, Senhor O— datang ke kota kami dan memperkenalkan diri sebagai salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Ia mulai memberitakan Alkitab kepada beberapa tahanan, mengajar mereka membaca dan menulis dan memperlihatkan kepada mereka dasar-dasar kesehatan serta keterampilan sosial maupun menceritakan kepada mereka tentang Alkitab. Cara penginjil ini bekerja memperlihatkan pengabdian, kasih, dan sikap rela berkorban. Tingkah laku para penghuni penjara segera berubah secara mencolok menjadi lebih baik, sehingga sangat mengherankan dan dihargai oleh mereka yang melihatnya.

”Mengingat apa yang terjadi di penjara kami, saya dengan resmi ingin menyampaikan penghargaan kami kepada Lembaga Alkitab dan Risalat Menara Pengawal untuk pekerjaan baik yang dilakukan oleh penginjil yang baik itu dalam masyarakat kami.”

Mengenai wewenang pemerintah, rasul Paulus berkata, ”Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.” (Roma 13:3) Hal ini tentu benar dalam kasus di atas. Benar-benar suatu kesaksian tentang kuasa Firman Allah untuk mengubah orang, yang telah dicapai oleh kabar baik hanya dalam waktu beberapa bulan, suatu hal yang tidak dapat dihasilkan oleh sistem hukuman penjara selama bertahun-tahun!​—Mazmur 19:​8-10.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan