PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 1/9 hlm. 30-31
  • Tugas Seorang Pria

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tugas Seorang Pria
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Bahan Terkait
  • Memberi Anak-Anak Perhatian yang Mereka Butuhkan
    Sedarlah!—2005
  • Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Membesarkan Anak dengan Disiplin Allah
    Sedarlah!—2004
  • Keluarga Besar Bersatu Padu Melayani Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 1/9 hlm. 30-31

Tugas Seorang Pria

”¡Ropa, zapato, casa, y comida!” Kata-kata ini dikutip dari sebuah lagu lama dari Spanyol yang mencantumkan empat hal dasar yang diharapkan disediakan oleh seorang pria untuk keluarganya: sandang, sepatu, papan dan pangan. Sebagian besar pria yang bertanggung jawab dengan bangga berupaya untuk memikul beban tersebut.

Akan tetapi, jika saudara seorang pria yang berkeluarga, apakah saudara memperhatikan kebutuhan rohani keluarga saudara yang lebih penting daripada kebutuhan materi? Atau apakah saudara, sama seperti kebanyakan pria, yang berpikir bahwa memperhatikan kepentingan rohani di rumah sebenarnya bukan tugas seorang pria? Di beberapa kebudayaan seorang pria bahkan tidak diharapkan akan memberikan waktu untuk mengajar anak-anak mereka tentang Allah dan Alkitab.

Khususnya kepada kaum pria dalam rumah tangga, Firman Allah memberikan tanggung jawab untuk menanamkan kepada keluarganya kasih kepada Allah dan penghargaan yang dalam terhadap standar-standar ilahi. Misalnya, di Efesus 6:4, Alkitab menasihati pria-pria Kristen sebagai berikut, ”Kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan [”Yehuwa”, NW].”

Beberapa orang, meskipun memahami kata-kata ini, mungkin tidak sepenuhnya menghargai bahwa ayat ini khususnya ditujukan kepada sang bapak, pria dalam rumah tangga. Seperti misalnya, orang-orang yang berbicara bahasa Spanyol dan Portugis bisa jadi memahami bahwa kata-kata di Efesus 6:4 ditujukan kepada bapak maupun kepada ibu. Dalam kedua bahasa tersebut kata untuk ”bapa-bapa” dan kata untuk ”para orang-tua” adalah sama. Akan tetapi, dalam ayat 1 dari Efesus pasal 6, rasul Paulus membuat referensi baik kepada ayah dan kepada ibu dengan menggunakan kata Yunani go·neuʹsin, dari kata go·neusʹ, berarti ”orang-tua”. Akan tetapi, dalam ayat 4, kata Yunani yang digunakan adalah pa·teʹres, yang berarti ”bapa-bapa”. Ya, di Efesus 6:4, Paulus menunjukkan kata-katanya secara langsung kepada sang pria dalam keluarga.

Memang, jika tidak ada pria dalam keluarga yang mengambil pimpinan, wanitalah yang harus memikul tanggung jawab. Dengan bantuan Yehuwa banyak ibu telah berhasil membesarkan anak-anak mereka dalam disiplin dan aturan mental dari Yehuwa. Akan tetapi, jika ada seorang pria Kristen, ia yang harus mengambil pimpinan. Jika ia melalaikan tanggung jawab ini, akan lebih sulit bagi anggota keluarga lainnya untuk memelihara program yang baik bagi makanan rohani. Dan pria demikian bertanggung jawab kepada Yehuwa atas kelalaiannya.

Perasaan Yehuwa terhadap hal ini jelas dalam syarat-syarat yang dikemukakan bagi para pengawas dan pelayan sidang dalam sidang Kristen. Alkitab menetapkan bahwa seseorang yang dipilih untuk menduduki jabatan demikian hendaknya ”seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”​—1 Timotius 3:4, 5, 12; Titus 1:6.

Seorang pria yang berkeluarga harus bersedia mengorbankan kesenangan dan kemudahan pribadi demi kesejahteraan rohani anak-anaknya. Kadang-kadang ia harus mengurangi waktu yang ia habiskan untuk berbagai kegiatan lain agar secara tetap tentu dapat melewatkan cukup waktu bersama anak-anaknya. (Ulangan 6:6, 7) Meskipun demikian, ia tidak akan menyerahkan tugas yang diberikan oleh Allah ini kepada orang-orang lain. Kasih dan minatnya terhadap anak-anaknya lebih besar daripada sekadar menyediakan sandang, sepatu, papan dan pangan.

Benar-benar suatu tantangan untuk membesarkan anak-anak ”dalam ajaran dan nasihat Tuhan [”Yehuwa”, NW]”. Itulah sebabnya tanggung jawab utama terletak pada kaum pria. Jika seorang bapak Kristen menjalankan tugasnya dengan baik, ia dapat memandang anak-anaknya yang takut akan Allah sebagai berkat dari Yehuwa. Ia dapat berkata seperti pemazmur, ”Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu.”—Mazmur 127:4, 5.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan