PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 1/11 hlm. 25-29
  • ’Yehuwa Allahku yang Kupercayai’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ’Yehuwa Allahku yang Kupercayai’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Gairah Orang-Tua Saya yang Patut Dicontoh
  • Teguran Ayah yang Bijaksana
  • Berita dari Surga!
  • Syukur atas Setiap Hak Istimewa Dinas
  • Tetap Aktif selama Masa Perang
  • Suatu Kunjungan dengan Hasil yang Tak Terduga
  • Bertekun meskipun Menghadapi Kesulitan
  • Saudara Knorr Kembali
  • Beberapa Kejutan Baru
  • Melihat ke Belakang
  • Kehidupan yang Tidak Pernah Saya Sesali
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Dinas Sepenuh Waktu​—Hasil yang Saya Nikmati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • Dapatkah Saudara Menyediakan Diri?
    Pelayanan Kerajaan Kita—2001
  • Mungkinkah Ini Karier Terbaik bagi Saudara?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 1/11 hlm. 25-29

’Yehuwa Allahku yang Kupercayai’

SEPERTI DICERITAKAN OLEH WILLI DIEHL

”Mengapa kau ingin melayani di Betel?” Ini pertanyaan yang diajukan ayah saya pada musim semi tahun 1931, ketika saya mengemukakan keinginan saya kepadanya untuk memulai dinas Betel. Orang-tua saya, yang tinggal di Saarland, telah berada dalam kebenaran selama kira-kira 10 tahun, dan mereka telah memberi teladan kepada kami, tiga anak laki-laki mereka. Kebenaran memenuhi seluruh kehidupan mereka, dan saya pun ingin membuat kebenaran memenuhi seluruh kehidupan saya.

NAMUN bagaimana orang-tua saya belajar tentang Yehuwa dan kehendak-Nya yang suci? Karena merasa tidak puas dengan agama yang telah ada, mereka telah lama mencari kebenaran. Mereka mencoba berbagai gereja dan sekte, namun kemudian mendapati tidak satu pun yang benar.

Pada suatu hari ada sebuah selebaran di pintu rumah kami yang mengumumkan tentang khotbah yang akan dibawakan dengan gambar dan film mengenai maksud-tujuan Allah yang berjudul ”Drama-Foto tentang Penciptaan”. Ayah harus bekerja pada waktu ”Drama-Foto” dipertunjukkan, namun ia menganjurkan Ibu untuk pergi melihatnya. ”Mungkin,” katanya ”ada sesuatu di sana.” Setelah melihat pertunjukan tersebut pada malam itu, Ibu sangat antusias. ”Akhirnya saya telah menemukannya!” katanya. ”Datang dan lihatlah sendiri besok sore. Ini kebenaran yang telah lama kita cari.” Ini terjadi pada tahun 1921.

Sebagai orang-orang kristiani yang diurapi oleh roh, orang-tua saya tetap setia sampai mati, Ayah pada tahun 1944, setelah beberapa kali dipenjarakan oleh Nazi, dan Ibu pada tahun 1970. Ia juga lama berada di penjara di bawah rezim Nazi.

Gairah Orang-Tua Saya yang Patut Dicontoh

Sebelum meninggal, orang-tua saya sangat aktif dalam dinas pengabaran. Ibu khususnya bergairah dalam menyebarkan resolusi kebaktian yang diterbitkan dari tahun 1922 sampai 1928. Ecclesiastics Indicted, memuat sebuah resolusi yang diambil pada tahun 1924 yang berisi kritik tajam terhadap kaum pendeta. Dibutuhkan keberanian untuk menyebarkan resolusi tersebut. Para penyiar mulai bergerak pada pukul empat pagi, menyelipkan risalah-risalah itu di bawah pintu-pintu rumah. Meskipun saya baru berumur 12 tahun, orang-tua saya mengizinkan saya untuk ikut ambil bagian. Kami sering memulainya pada pukul lima pagi mengendarai sepeda selama tiga sampai empat jam untuk mencapai daerah yang terpencil. Sepeda kami sembunyikan di semak-semak, dan saya menjaga sepeda-sepeda itu sementara yang lain mengerjakan desa itu. Pada sore hari kami kembali mengayuh sepeda pulang ke rumah, dan pada malam harinya kami berjalan selama satu jam menuju perhimpunan.

Belakangan, seseorang yang lebih muda disuruh menjaga sepeda-sepeda itu dan saya ikut serta dengan para penyiar. Namun tak seorang pun sempat berpikir untuk melatih saya. Mereka hanya memberi tahu saya jalan mana yang harus dikerjakan! Dengan hati berdebar-debar saya mendekati rumah pertama, sambil berharap tidak ada orang di rumah. Celaka, seorang pria membuka pintu. Saya bungkam, dengan ragu-ragu, saya menunjuk kepada buku di dalam tas saya. ”Apakah ini dari Hakim Rutherford?” tanyanya. Saya menjawab dengan terbata-bata. ”Apakah ini baru, yang belum saya miliki?” ”Ya, ini baru,” saya menegaskan. ”Kalau begitu saya harus memilikinya. Berapa harganya?” Peristiwa ini memberi saya keberanian untuk meneruskan pekerjaan.

Pada tahun 1924 orang-orang dewasa sering membicarakan tahun 1925. Kami pernah mengunjungi sebuah keluarga dari Siswa-Siswa Alkitab, dan saya mendengar seorang saudara bertanya, ”Jika Tuhan membawa kami pergi, bagaimana dengan anak-anak kami?” Ibu, dengan bersikap positif seperti biasanya, menjawab, ”Tuhan mengetahui bagaimana harus memelihara mereka.” Pokok ini menarik minat saya. Apa arti semua ini? Tahun 1925 datang dan berlalu, namun tidak ada apa-apa yang terjadi. Akan tetapi, gairah orang-tua saya tidak mereda.

Teguran Ayah yang Bijaksana

Akhirnya, pada tahun 1931, saya memberi tahu Ayah apa yang ingin saya lakukan dengan hidup saya. Sebagai jawaban Ayah bertanya, ”Mengapa kau ingin melayani di Betel?” ”Karena saya ingin melayani Yehuwa,” jawab saya. ”Seandainya kamu diterima di Betel,” lanjutnya. ”Apakah kamu menyadari bahwa saudara-saudara di sana bukanlah malaikat-malaikat? Mereka tidak sempurna dan membuat kesalahan-kesalahan. Saya khawatir ini dapat membuat kamu lari dan bahkan akan berhenti menaruh iman. Pikirkan hal ini baik-baik.”

Saya terkejut mendengar hal semacam itu, namun setelah menimbang-nimbang masalah tersebut selama beberapa hari, saya kembali mengemukakan keinginan untuk bekerja di Betel. ”Katakan sekali lagi mengapa kau ingin pergi ke sana,” kata Ayah. ”Karena saya ingin melayani Yehuwa,” jawab saya mengulangi. ”Anakku, jangan lupakan hal itu. Jika kamu dipanggil, ingat alasan kau pergi. Jika kau melihat ada sesuatu yang salah, jangan terlalu peduli. Bahkan jika kau diperlakukan dengan tidak baik, jangan lari. Jangan lupa mengapa kau ada di Betel: karena kau ingin melayani Yehuwa! Selesaikan saja pekerjaanmu dan percayalah kepada-Nya.”

Maka pada siang hari tanggal 17 November 1931, saya tiba di Betel di Bern, Swiss. Saya menempati sebuah ruangan bersama tiga saudara lain dan bekerja di percetakan, belajar mengoperasikan sebuah mesin cetak kecil dengan menggunakan tangan. Salah satu publikasi pertama yang ditugaskan kepada saya untuk dicetak adalah Menara Pengawal dalam bahasa Rumania.

Berita dari Surga!

Pada tahun 1933 Lembaga menerbitkan The Crisis, sebuah buku kecil yang memuat tiga ceramah radio yang disampaikan oleh Saudara Rutherford di Amerika Serikat. Saudara Harbeck, hamba cabang, memberi tahu keluarga Betel pada waktu makan pagi di suatu hari bahwa buku kecil tersebut akan disebarkan dengan cara yang istimewa. Selebaran iklan akan disebarkan dari sebuah pesawat kecil sewaan yang terbang melintasi kota Bern, sementara para penyiar akan berdiri di jalan-jalan menawarkan buku kecil tersebut kepada umum. ”Siapa di antara kalian saudara-saudara muda yang siap untuk ikut dalam pesawat tersebut?” tanyanya. ”Sebutkan langsung nama kalian.” Saya mengajukan diri, dan Saudara Harbeck kemudian mengumumkan bahwa saya terpilih.

Pada hari besar itu, kami pergi ke bandar udara membawa karton-karton berisi selebaran. Saya duduk di belakang pilot dan menumpukkan selebaran-selebaran itu di atas tempat duduk di samping saya. Instruksi yang diberikan kepada saya jelas: Gulung ratusan selebaran, dan lempar setiap bundel ke luar jendela di satu sisi dengan sekuat tenaga. Kelalaian dapat menyebabkan selebaran-selebaran itu terlilit dalam ekor pesawat terbang sehingga dapat menimbulkan problem. Namun semua berjalan lancar. Saudara-saudara kemudian mengatakan betapa menggetarkan melihat ’berita dari surga’ ini. Hasilnya seperti yang diinginkan, banyak buku kecil ditempatkan, sekalipun ada beberapa orang yang menelepon untuk mengeluhkan selebaran-selebaran yang menutupi taman-taman bunga mereka.

Syukur atas Setiap Hak Istimewa Dinas

Setiap hari saya bersyukur kepada Yehuwa atas sukacita dan kepuasan dalam dinas Betel. Di sidang, saya ditugaskan untuk membuka Balai Kerajaan, menyusun kursi-kursi agar teratur, dan menaruh segelas air segar di atas mimbar pembicara. Saya menganggap hal ini suatu kehormatan besar.

Di Betel, saya akhirnya bekerja mengoperasikan mesin cetak flatbed besar yang digunakan untuk mencetak The Golden Age (sekarang Sedarlah!) bahasa Polandia. Pada tahun 1934 kami mulai menggunakan phonograph (gramofon), dan saya membantu dalam pembuatan phonograph-phonograph tersebut. Saya menemukan sukacita besar sewaktu pergi dari rumah ke rumah sambil memperdengarkan rekaman ceramah Alkitab. Banyak penghuni rumah ingin tahu mengenai alat aneh yang kecil ini, dan sering kali seluruh keluarga berkumpul untuk mendengarkan, tetapi kemudian menghilang satu per satu. Ketika seluruh keluarga telah pergi saya pun pergi melanjutkan.

Tetap Aktif selama Masa Perang

Setelah Perang Dunia I, Saarland, daerah saya, terpisah dari Jerman dan diperintah di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa. Karena itu Saarland mengeluarkan dokumen-dokumen identitasnya sendiri. Pada tahun 1935 suatu plebisit (pemungutan suara umum untuk menentukan status daerah) diadakan untuk menentukan apakah warganya ingin daerah itu dipersatukan lagi dengan Jerman. Saya menyempatkan diri untuk mengunjungi keluarga, karena mengetahui bahwa itu tidak mungkin saya lakukan jika Saarland dikuasai oleh Nazi. Benar, selama bertahun-tahun setelah itu, saya tidak menerima kabar apa pun dari orang-tua atau saudara-saudara saya.

Meskipun Swiss tidak terlibat langsung dalam Perang Dunia II, namun Swiss menjadi benar-benar terisolasi sewaktu Jerman menduduki negara-negara tetangganya satu demi satu. Kami telah mencetak publikasi untuk semua negara Eropa selain Jerman, tetapi sekarang pesanan-pesanan tidak ada yang dapat dipenuhi. Saudara Zürcher hamba cabang pada waktu itu, memberi tahu kami bahwa praktis tidak ada lagi uang yang tersisa, dan ia mengundang kami untuk mencari pekerjaan di luar Betel sampai keadaan normal kembali. Namun, saya diizinkan untuk tinggal karena ada beberapa yang harus dicetak untuk kira-kira seribu penyiar setempat.

Keluarga Betel tidak pernah akan melupakan tanggal 5 Juli 1950. Tepat setelah makan siang datang sebuah truk militer. Para tentara melompat ke luar dan menyerbu masuk Betel. Kami diperintahkan untuk tidak bergerak, dan masing-masing kami dikawal oleh seorang tentara bersenjata. Kami digiring ke dalam ruang makan sementara ruangan-ruangan lain diperiksa. Kalangan berwajib menuduh kami menghasut orang-orang lain untuk menolak dinas militer, namun mereka tidak dapat menemukan satu bukti pun.

Selama tahun-tahun perang, saya melayani sebagai hamba sidang baik di sidang Thun maupun Frutigen. Itu berarti bahwa jadwal akhir pekan saya sangat padat. Setiap hari Sabtu segera setelah makan siang, saya mengendarai sepeda sejauh 50 kilometer menuju Frutigen, di sana saya memimpin Pelajaran Menara Pengawal pada sore harinya. Pada hari Minggu pagi saya menemani para penyiar dalam dinas pengabaran. Kemudian, pada siang hari, saya pergi ke Interlaken untuk memimpin Pelajaran Buku Sidang dan dilanjutkan pada sore harinya memimpin suatu pengajaran Alkitab dengan sebuah keluarga di Spiez. Lalu, pada akhir hari itu, saya memimpin Pelajaran Menara Pengawal di Thun.

Pada tengah malam, setelah semua aktivitas saya selesai, saya bernyanyi dan bersiul dalam perjalanan pulang ke Bern, dengan rasa sangat puas. Mobil-mobil yang melintas sedikit dan saling berjauhan. Pemandangan berbukit, yang tertutup kegelapan masa perang, tampak tenteram dan tidak terusik, kadang-kadang berkilauan di bawah sinar bulan. Setiap akhir pekan di kala itu benar-benar memperkaya kehidupan dan memperbaharui kekuatan saya!

Suatu Kunjungan dengan Hasil yang Tak Terduga

Pada musim gugur tahun 1945, Saudara Knorr mengunjungi kami. Suatu hari ia masuk ke dalam ruang percetakan sewaktu saya sedang berdiri di dekat mesin cetak putar. ”Mari sini!” panggilnya. ”Bagaimana jika Saudara mengikuti Sekolah Gilead?” Saya terkesima. ”Jika Saudara menganggap saya pantas untuk itu, saya senang sekali,” jawab saya. Undangan untuk Saudara Fred Borys, Saudari Alice Berner, dan saya tiba pada musim semi tahun 1946. Namun karena saya lahir di Saarland, saya dianggap tidak bernegara dan karena itu harus memohon sebuah visa khusus ke Washington, D.C., A.S.

Sementara yang lain pergi pada waktunya, saya harus menunggu jawaban atas permohonan saya itu. Ketika sekolah mulai pada tanggal 4 September, saya masih berada di Swiss, dan mulai merasa kehilangan harapan. Kemudian Konsulat menelepon, memberi kabar bahwa visa saya telah tiba. Saya segera berupaya mengurus perjalanan dan akhirnya mendapat tempat di sebuah kapal tentara yang berlayar dari Marseilles menuju New York. Suatu pengalaman yang bukan main! Kapal Athos II terlalu penuh. Saya ditempatkan di sebuah dipan dalam ruangan terbuka. Pada hari kedua dalam pelayaran itu, suatu ledakan di ruang mesin menyebabkan kapal tidak dapat bergerak. Para penumpang dan awak sama-sama merasa khawatir, takut kalau-kalau kami akan tenggelam. Ini memberi kesempatan yang menakjubkan bagi saya untuk memberi kesaksian mengenai harapan kebangkitan.

Dibutuhkan waktu dua hari untuk memperbaiki kapal, dan setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan kecepatan yang berkurang. Kami sampai di New York 18 hari kemudian, namun hanya boleh berlabuh dan tidak boleh turun karena ada pemogokan di dermaga. Setelah diadakan perundingan, kami akhirnya dapat meninggalkan kapal. Saya mengirim telegram ke Lembaga mengabarkan situasi ini, dan sewaktu saya meninggalkan bagian bea-cukai dan imigrasi, seorang pria bertanya, ”Apakah Anda Tn. Diehl?” Ia adalah salah seorang asisten Saudara Knorr dan ia menyuruh saya melanjutkan perjalanan dengan kereta api malam ke Ithaca, dekat Sekolah Gilead, dan saya tiba di sana pada pukul delapan lewat sedikit keesokan paginya. Betapa tergetarnya saya ketika berada di sana pada akhirnya, dapat menghadiri kelas Internasional pertama Gilead!

Bertekun meskipun Menghadapi Kesulitan

Wisuda dari kelas kedelapan Gilead diadakan pada tanggal 9 Februari 1947, dan ketegangan semakin memuncak. Ke mana kami akan diutus? Bagi saya, ”tali pengukur” jatuh di percetakan Lembaga yang baru diresmikan di Wiesbaden, Jerman. (Mazmur 16:6) Saya kembali ke Bern untuk mengurus surat-surat yang diperlukan, tetapi tentara A.S. yang menduduki Jerman hanya memberikan izin masuk bagi orang-orang yang pernah tinggal di kota itu sebelum perang. Karena tidak tinggal di sana sebelumnya, saya membutuhkan penugasan baru dari kantor pusat Brooklyn. Penugasannya berupa pekerjaan wilayah di Swiss yang saya terima dengan kepercayaan penuh kepada Yehuwa. Namun suatu hari ketika sedang menunggu penugasan ini, saya diminta untuk memperlihatkan seluruh gedung Betel kepada tiga saudari yang sedang berkunjung. Salah seorang dari mereka seorang perintis bernama Marthe Mehl.

Pada bulan Mei 1949, saya memberi tahu Bern mengenai rencana saya untuk menikahi Marthe dan keinginan kami untuk tetap dalam dinas sepenuh waktu. Reaksinya? Tidak ada hak istimewa diberikan selain merintis biasa. Ini kami mulai di Biel, setelah pernikahan kami pada bulan Juni 1949. Saya tidak diizinkan untuk menyampaikan khotbah, dan kami juga tidak dapat memperoleh akomodasi untuk para delegasi yang akan menghadiri kebaktian yang akan datang, sekalipun kami telah mendapat rekomendasi untuk memperoleh hak istimewa ini dari pengawas wilayah kami. Banyak saudara yang tidak lagi menyapa kami, memperlakukan kami seperti orang-orang yang dipecat, sekalipun kami masih berstatus perintis.

Akan tetapi, kami tahu bahwa menikah bukanlah tidak berdasarkan Alkitab, maka kami meminta perlindungan dalam doa dan menaruh kepercayaan kepada Yehuwa. Sebenarnya, perlakuan ini tidak mencerminkan pandangan Lembaga. Ini hanya merupakan akibat penerapan yang keliru dari garis pedoman organisasi.

Saudara Knorr Kembali

Pada tahun 1951, Saudara Knorr kembali mengunjungi Swiss. Setelah ia menyampaikan sebuah khotbah, saya diberi tahu bahwa ia ingin berbicara kepada saya. Meskipun saya merasa agak cemas, namun saya senang ia ingin bertemu dengan saya. Ia bertanya apakah kami bersedia menerima penugasan di sebuah rumah misionaris yang diusulkan yaitu di Jenewa. Tentu saja kami sangat senang, meskipun kami merasa sedih juga meninggalkan Biel. Keesokan harinya datang permintaan lebih lanjut dari Saudara Knorr. Apakah kami bersedia melanjutkan pekerjaan wilayah, karena di Swiss pekerjaan ini membutuhkan perhatian ekstra? Kami langsung menyetujuinya. Saya selalu bersikap mau menerima penugasan apa pun yang disodorkan.

Aktivitas kami dalam pekerjaan wilayah di Swiss bagian timur sangat diberkati. Kami mengadakan perjalanan dari satu sidang ke sidang lain dengan kereta api, sambil membawa dua koper berisi semua harta milik kami. Saudara-saudara sering menjemput kami di stasiun dengan sepeda, karena hanya sedikit yang memiliki mobil pada masa itu. Bertahun-tahun kemudian seorang saudara memberikan sebuah mobil kepada kami, dan ini mempermudah dinas kami.

Beberapa Kejutan Baru

Betapa menggetarkan ketika pada tahun 1964 istri saya dan saya diundang untuk menghadiri kelas Gilead ke-40, kelas terakhir dari kursus ekstensif selama sepuluh bulan, yang sekarang telah dipersingkat menjadi delapan bulan. Marthe harus belajar bahasa Inggris dalam waktu singkat, tetapi ia dapat melakukannya dengan menakjubkan. Tersebar spekulasi mengenai ke mana kami akan dikirim. Sikap saya adalah, ’Saya tidak peduli ke mana saya ditugaskan, asalkan tidak di belakang meja!’

Namun justru itu yang ditugaskan! Pada hari wisuda tanggal 13 September 1965, saya dilantik sebagai hamba cabang di Swiss. Betel merupakan pengalaman baru bagi Marthe. Bagi saya, itu berarti kembali melayani di ”Rumah Allah”, bukan di percetakannya, tempat saya melayani dari tahun 1931 sampai 1946, tetapi di kantornya. Banyak hal baru yang saya pelajari, tetapi dengan bantuan Yehuwa saya sanggup melakukannya.

Melihat ke Belakang

Selama 60 tahun dalam dinas sepenuh waktu, saya benar-benar menaruh kepercayaan kepada Yehuwa, tepat seperti yang diperintahkan Ayah. Yehuwa telah mencurahkan berkat yang berlimpah-limpah. Marthe menjadi sumber anjuran yang menakjubkan pada masa susah atau pada waktu saya kewalahan menangani penugasan-penugasan yang diberikan, sungguh-sungguh seorang teman yang loyal dengan keyakinan mutlak kepada Yehuwa.

Terpujilah Yehuwa atas banyak hak istimewa dinas yang telah saya nikmati! Saya masih melayani sebagai koordinator Panitia Cabang di Thun dan beberapa kali saya mengadakan perjalanan sebagai pengawas zona. Tidak soal pekerjaan apa pun yang ditugaskan, saya selalu mengharapkan bimbingan Yehuwa. Meskipun saya memiliki kesalahan dan kekurangan, namun saya sangat yakin bahwa Yehuwa telah mengampuni saya melalui Kristus. Semoga saya terus menyenangkan Dia. Semoga Ia pun terus membimbing langkah kaki saya, sebagaimana saya tak henti-hentinya bersandar kepada-Nya sebagai ”Allahku, yang kupercayai”.​—Mazmur 91:2.

[Gambar di hlm. 27]

Saudara Diehl pada awal kariernya di Betel

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan