PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w93 15/5 hlm. 8-11
  • Mengapa Melayani Yehuwa?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Melayani Yehuwa?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Perlu Motif yang Sepatutnya
  • Melayani dengan Motif-Motif yang Benar
  • Kewajiban dan Hak Istimewa
  • Rasa Terima Kasih Memberi Motivasi
  • Memuji Yehuwa dan Pemerintahan-Nya
  • Sukacita dan Kepuasan
  • Mengapa Saudara Melayani Allah?
  • Pujilah Nama Suci Yehuwa!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Setiakah Saudara Mengumumkan Kerajaan Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 29)
  • Siapa yang Akan Memuji Sang Raja?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 29)
  • Selagi Muda, Layanilah Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
w93 15/5 hlm. 8-11

Mengapa Melayani Yehuwa?

”HARI Yehuwa sudah di ambang pintu! ’Sengsara besar’ sudah dekat, dan saudara tidak akan selamat jika saudara tidak melayani Allah.” Jika seseorang berkata demikian kepada saudara, bagaimana reaksi saudara?—Zefanya 2:2, 3; Matius 24:21, Bode.

Benar, kita harus terus mengingat hari Yehuwa, dan keselamatan melampaui sengsara besar yang mendekat memang bergantung pada dinas yang setia kepada Allah. Namun apakah fakta-fakta ini hendaknya menjadi alasan utama bagi kita untuk memberi dinas suci kepada Allah Yehuwa? Mengapa saudara melayani Yehuwa?

Perlu Motif yang Sepatutnya

Jika seseorang tidak melayani Allah dengan motif yang benar, ia mungkin akan mundur jika harapannya tidak terwujud dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, beberapa orang mengharapkan Yesus Kristus kembali pada tahun 1843 atau 1844, tahun-tahun yang berlalu tanpa terpenuhinya harapan mereka. Sehubungan hal ini, menarik memperhatikan apa yang ditulis oleh George Storrs, penerbit Bible Examiner dan belakangan menjadi kenalan dari Charles Taze Russell, presiden pertama Lembaga Menara Pengawal. Dalam Bible Examiner bulan September 1846, Storrs menulis,

”Kewajiban untuk melayani Allah terletak jauh lebih tinggi daripada sekadar fakta bahwa hari Tuhan hampir berlalu. . . . Reaksi yang akan terjadi jika tahun ’46 dan ’47 berlalu begitu saja, tanpa menyaksikan terjadinya kedatangan yang kedua, akan sangat mengecewakan, melebihi apa pun. Pengalaman membuktikan hal ini—yang saya maksudkan pengalaman tahun ’43 dan ’44. Di manakah sekarang mayoritas orang yang mengaku ’terpanggil untuk melayani Allah’ sebagaimana seharusnya mereka karena seruan telah tiba waktunya bagi kedatangan Tuhan? Dan saya ulangi —DI MANA!!! Sangat langka, sekitar satu di antara sepuluh orang dari mereka sekarang didapati masih berjalan dalam iman untuk menghormati pengakuan Kristen mereka. Mengapa yang lain-lain berhenti? Karena mereka digerakkan oleh motif yang salah. Sifat mementingkan diri merupakan hal utama yang menarik dan menggerakkan mereka. Mereka bagaikan pedosa yang merasa maut sudah di ambang pintu ketika terkapar di tempat tidur atau dalam badai di laut. Jika ia harus mati, ia akan menjadi Kristen. Jika ia tahu keadaannya sudah tidak berbahaya lagi, ia akan menjadi tidak peduli sebagaimana sebelumnya.”

Melayani dengan Motif-Motif yang Benar

Sifat mementingkan diri serta takut akan pembinasaan mungkin menggerakkan seseorang untuk sekadar melakukan kehendak Allah. Yang lain-lain mungkin sangat terpikat oleh harapan kehidupan dalam Firdaus sehingga mereka bersedia melayani Allah hanya karena alasan itu. Namun, jika orang-orang tergerak terutama karena motif-motif semacam itu berpikir bahwa hari Yehuwa dan sengsara besar tidak begitu dekat, mereka mungkin tidak akan cenderung untuk melayani Allah dengan bergairah.

Tentu, bukanlah mementingkan diri untuk bersukacita akan janji dan berkat yang telah Allah nyatakan sebelumnya. Ia ingin kita bahagia akan prospek yang tersedia di hadapan kita sebagai pengikut dari Putra-Nya, Yesus Kristus. ”Bersukacitalah dalam pengharapan,” kata rasul Paulus, dan menambahkan, ”sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12:12) Bersama dengan doa, ”sukacita karena [Yehuwa]” membantu kita bertahan menanggung cobaan dan dengan sabar menantikan penggenapan janji-janji Allah. (Nehemia 8:11) Sementara itu, kita memiliki banyak alasan untuk melayani Yehuwa. Apa beberapa di antaranya?

Kewajiban dan Hak Istimewa

Sebagai Penguasa Universal, Yehuwa berhak dan menuntut pengabdian eksklusif. (Keluaran 20:4, 5) Jadi setiap orang Kristen memiliki tingkat tanggung jawab yang sama kepada Allah tidak soal sengsara besar mulai besok, tahun depan, atau waktu yang akan datang. Ia merasa wajib melayani Yehuwa dengan tidak mementingkan diri karena mengasihi Allah dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. (Markus 12:30) Beberapa orang Kristen masa awal menyangka bahwa hari Yehuwa sudah sangat dekat, tetapi harapan mereka tidak terpenuhi, dan mereka mati tanpa melihat kejadian itu. (1 Tesalonika 5:1-5; 2 Tesalonika 2:1-5) Namun, jika mereka setia sampai mati, para pengikut yang terurap dari Kristus itu pada akhirnya akan menerima imbalan berupa kebangkitan kepada kehidupan surgawi.—Wahyu 2:10.

Saksi-Saksi yang terbaptis dari Yehuwa hendaknya melayani Dia dalam kesetiaan karena mereka telah dengan sukarela menerima tanggung jawab untuk melakukan kehendak-Nya. Pikirkan! Seperti para malaikat kudus, kita dapat melakukan kehendak Penguasa Universal. (Mazmur 103:20, 21) Yesus begitu menghargai hak istimewa demikian sehingga ia berkata, ”MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” (Yohanes 4:34) Jika kita memiliki semangat yang sama, kita dengan bergairah akan mengumumkan puji-pujian bagi Yehuwa dan memberi tahu orang-orang lain tentang maksud-tujuan-Nya, sebagaimana disingkapkan dalam Alkitab. Dengan cara ini, kita juga memperoleh hak istimewa untuk membantu orang-orang lain secara rohani. Tentu, melakukan kehendak Allah karena mengasihi-Nya merupakan suatu hak istimewa yang menakjubkan, tidak soal kapan hari Yehuwa mulai.

Rasa Terima Kasih Memberi Motivasi

Rasa terima kasih atas kasih Allah dalam menyediakan korban tebusan berupa Putra-Nya hendaknya juga menggerakkan kita untuk melayani Yehuwa. Pada suatu waktu, kita diasingkan dari Allah Yehuwa karena dosa. Akan tetapi, Yesus berkata, ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia [umat manusia] ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Dalam hal ini Yehuwa mengambil inisiatif, sebagaimana Paulus menulis, ”Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8) Rasa terima kasih karena pernyataan kasih Allah ini hendaknya menggerakkan kita untuk melayani Dia sepenuh hati.

Penghargaan akan persediaan rohani dan jasmani dari Yehuwa memberi alasan lebih lanjut bagi kita untuk melayani-Nya dengan setia. Firman Allah merupakan suatu pedoman yang pasti—suatu terang bagi jalan kita. Publikasi-publikasi yang disediakan melalui ”hamba yang setia dan bijaksana” membantu kita menyelaraskan kehidupan kita dengan kehendak ilahi. (Matius 24:45-47; Mazmur 119:105) Dan karena kita mencari dahulu Kerajaan, Yehuwa juga menyediakan kebutuhan materi kita. (Matius 6:25-34) Apakah saudara memperlihatkan penghargaan saudara atas perkara-perkara ini?

Rasa terima kasih atas pemberian Allah berupa kemerdekaan dari agama palsu menambah alasan lain untuk melayani Yehuwa dengan setia. Pelacur agama Babel Besar ”duduk di tempat yang banyak airnya”, yang berarti ”bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa”. (Wahyu 17:1, 15) Namun, ia tidak duduk di atas hamba-hamba Yehuwa, tidak mempengaruhi dan menguasai mereka secara agama. Misalnya, mereka menolak doktrin agama palsu tentang kekekalan jiwa. Mereka tahu bahwa manusia diciptakan sebagai ”suatu jiwa yang hidup”, bahwa orang-orang mati ”tidak tahu apa-apa”, dan bahwa akan ada kebangkitan. (Kejadian 2:7, NW; Pengkhotbah 9:5, 10; Kisah 24:15) Jadi, mereka tidak takut kepada orang mati dan tidak menyembahnya. Apakah rasa terima kasih atas kemerdekaan rohani seperti itu membuat saudara menolak kemurtadan dan berpegang pada ibadat sejati kepada Yehuwa?—Yohanes 8:32.

Penghargaan akan dukungan Yehuwa sehari-hari hendaknya meningkatkan tekad kita untuk melayani-Nya dengan loyal. Sang pemazmur Daud mengatakan, ”Terpujilah [Yehuwa]! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita.” (Mazmur 68:20) Di tempat lain sang pemazmur berkata, ”Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun [Yehuwa] menyambut aku.” (Mazmur 27:10) Ya, seseorang yang setia melayani Yehuwa dapat menyerahkan beban simbolisnya, seperti kesusahan dan pencobaan, kepada Allah. Apakah saudara memperlihatkan penghargaan atas dukungan Yehuwa yang tidak habis-habisnya dengan melayani-Nya dengan setia?—Mazmur 145:14.

Memuji Yehuwa dan Pemerintahan-Nya

Suatu keinginan untuk memuliakan Yehuwa hendaknya juga menggerakkan kita untuk melayani-Nya. Makhluk-makhluk surgawi digambarkan sedang memuliakan Allah dengan berkata, ”Ya Tuhan [”Yehuwa”, NW] dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Wahyu 4:11) Raja Daud memuji Allah dengan berkata, ”Ya [Yehuwa], punyaMulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, . . . Ya [Yehuwa], punyaMulah kerajaan . . . Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; . . . ya Allah kami, kami bersyukur kepadaMu dan memuji namaMu yang agung itu.” (1 Tawarikh 29:10-13) Sebagai hamba-hamba Yehuwa, apakah kita tidak merasa berkewajiban untuk memuliakan Dia dengan kata-kata dan perbuatan seraya menantikan penggenapan janji-janji-Nya?—1 Korintus 10:31.

Suatu desakan kuat untuk berbicara tentang Kerajaan Allah merupakan alasan lain lagi untuk melayani Yehuwa. Motif yang sehat itu dinyatakan dengan baik dalam kata-kata sang pemazmur, ”Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepadaMu, ya [Yehuwa], dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaanMu, dan akan membicarakan keperkasaanMu, untuk memberitahukan keperkasaanMu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaanMu. KerajaanMu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahanMu tetap melalui segala keturunan.” (Mazmur 145:10-13) Mengumumkan berita Kerajaan adalah tugas umat Kristen dan pekerjaan yang paling penting yang sedang dilakukan pada zaman kita. (Matius 24:14; 28:19, 20) Apakah saudara memiliki keinginan yang berkobar untuk memuji Yehuwa dan memberi tahu orang-orang lain tentang Kerajaan-Nya?

Penyucian nama Yehuwa dan pembenaran kedaulatan-Nya hendaknya merupakan perkara yang begitu penting bagi kita sehingga kita ingin melayani-Nya dengan setia. Kita dapat berdoa demi penyucian nama Yehuwa dan bagi pembenaran kedaulatan-Nya. (Matius 6:9) Kita dapat bertindak selaras dengan doa-doa kita dengan ambil bagian dalam pelayanan Kristen secara tetap tentu dan dengan membagikan kebenaran tentang perkara-perkara yang sangat penting itu.—Yehezkiel 36:23; 39:7.

Sukacita dan Kepuasan

Dengan melayani Yehuwa dengan setia, kita memperoleh kepuasan karena membuat hati-Nya bersukacita dan karena membuktikan Iblis sebagai pendusta. Meskipun Setan menuduh manusia melayani Allah karena alasan-alasan yang mementingkan diri, dinas kita yang loyal kepada Yehuwa, yang dibaktikan karena kasih, membuktikan bahwa pernyataan pencela itu adalah palsu. (Ayub 1:8-12) Ini memberi kita alasan yang baik untuk terus melakukan apa yang dikatakan dalam Amsal 27:11, ”Anakku, hendaklah engkau bijak, sukakanlah hatiku, supaya aku dapat menjawab orang yang mencela aku.” Lagi pula, bila kita melayani Yehuwa dengan loyal meski apa pun yang Setan lakukan untuk menghalangi kita, haluan kita untuk mempertahankan integritas kemungkinan besar akan menguatkan rekan-rekan seiman.—Filipi 1:12-14.

Sukacita dan kepuasan dari ambil bagian dalam penuaian rohani hendaknya juga mendorong kita untuk melayani Yehuwa dengan setia. Yesus mendapatkan kebahagiaan dalam menolong orang-orang, khususnya secara rohani. Matius 9:35-38 berkata, ”Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kataNya kepada murid-muridNya: ’Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’” Jika pekerjaan penuaian berjalan lebih lama dari yang kita harapkan, ini akan memberi kita lebih banyak kesempatan untuk memperoleh sukacita dan kepuasan dalam membantu orang-orang lain secara rohani. Ini juga satu cara untuk memperlihatkan kasih akan sesama yang dituntut dari diri kita.—Matius 22:39.

Mengapa Saudara Melayani Allah?

Kita telah memeriksa hanya beberapa dari banyak alasan yang mendorong seseorang melayani Yehuwa dengan setia. Sungguh baik untuk benar-benar memeriksa alasan pribadi kita dalam melayani Allah, karena kita masing-masing harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya. (Roma 14:12; Ibrani 4:13) Dan orang-orang yang tetap memiliki motif-motif yang mementingkan diri tidak akan menikmati perkenan ilahi.

Apa yang dapat diharapkan jika kita terutama peduli akan penyucian nama Yehuwa dan memberikan dinas suci kepada Allah dengan motif-motif yang tidak mementingkan diri? Ya, Yehuwa akan memberkati kita dan pelayanan kita! (Amsal 10:22) Kita juga akan menerima kehidupan kekal karena kita telah melayani Yehuwa dengan setia.

[Gambar di hlm. 9]

Ribuan melayani Yehuwa di Jepang

[Gambar di hlm. 10]

Melayani Yehuwa di Pantai Gading

[Keterangan Gambar di hlm. 8]

ENAM KHOTBAH, oleh George Storrs (1855)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan