PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 1/6 hlm. 20-25
  • Kami Diberi Sebutir Mutiara yang Bernilai Sangat Tinggi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kami Diberi Sebutir Mutiara yang Bernilai Sangat Tinggi
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pengalaman yang Tak Terlupakan
  • Kebudayaan Baru
  • Belajar Bahasa Spanyol dan Mulai Bekerja
  • Ujian-Ujian Awal di Madrid
  • Pengalaman-Pengalaman Menakjubkan di Madrid
  • Pelayanan yang Menghasilkan Buah bersama Tentara
  • Suatu Pengajaran Alkitab yang Luar Biasa
  • Undangan yang Mengejutkan
  • Harus Meninggalkan Penugasan Utusan Injil Kami
  • Pengabaran di Lingkungan Narkotik dan Kekerasan
  • Keputusan yang Sulit
  • ”Karena Kami Mendapat Pelayanan Ini . . . , Kami Tidak Menyerah”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Kehidupan yang Penuh Kejutan dalam Dinas Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • ’Berbahagialah Semua Orang yang Terus Menanti-nantikan Yehuwa’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Madrid​—Ibu Kota yang Dibangun bagi Seorang Raja
    Sedarlah!—2003
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 1/6 hlm. 20-25

Kami Diberi Sebutir Mutiara yang Bernilai Sangat Tinggi

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH RICHARD GUNTHER

Ketika itu bulan September 1959. Kami sedang berada di atas sebuah kapal Italia bernama Julio Caesar mengarungi Samudra Atlantik dari New York menuju Cádiz, Spanyol. Lembaga Menara Pengawal telah menugaskan saya, dan istri saya, Rita, serta Paul dan Evelyn Hundertmark, pasangan suami-istri utusan injil lainnya, ke negeri Iberia itu. Kami akan menghadapi banyak situasi sulit. Namun bagaimana kisahnya sehingga kami memutuskan untuk memulai karier utusan injil?

SAYA dan Rita dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa pada tahun 1950 di New Jersey, AS. Tak lama kemudian, kami memutuskan bahwa pada suatu saat akan ada dalam genggaman kami sebutir mutiara yang bernilai sangat tinggi. Kami bergabung dalam sebuah sidang yang memiliki cukup saudara dan saudari untuk melayani daerah tersebut. Maka kami merasa berkewajiban menawarkan diri untuk melayani di tempat yang lebih membutuhkan pemberita. Di sebuah kebaktian internasional dari Saksi-Saksi Yehuwa di New York City pada musim panas tahun 1958, kami melamar untuk dinas utusan injil.

Tidak lama setelah itu, kami diundang ke Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal, dan dalam waktu satu tahun kami sedang dalam persiapan pergi ke Spanyol sebagai utusan injil. Karena sibuk dalam banyak pengaturan dan larut dalam kegembiraan, kami tidak menyadari pada waktu itu apa yang telah diberikan kepada kami. Yesus pernah mengatakan tentang sebutir mutiara yang bernilai sangat tinggi. (Matius 13:45, 46) Meskipun hak istimewa utusan injil kami bukan pokok dari perumpamaannya, bagi kami hak istimewa kami untuk melayani sebagai utusan injil sebanding dengan sebutir mutiara semacam itu. Meninjau kembali, kami sekarang lebih sepenuhnya menghargai pemberian berharga berupa dinas dalam organisasi Yehuwa ini.

Pengalaman yang Tak Terlupakan

Pada waktu itu kursus utusan injil Gilead diadakan di daerah pedesaan yang sangat indah di sekitar daerah Finger Lakes Negara Bagian New York. Di sana, kami menghabiskan waktu selama enam bulan yang menakjubkan, benar-benar asyik dengan pembahasan Alkitab dan pergaulan Kristen yang sejati, terpisah dari urusan-urusan dan kesukaran-kesukaran dunia. Teman-teman sekelas kami berasal dari banyak bagian dunia, termasuk Australia, Bolivia, Inggris, Selandia Baru dan Yunani. Namun, tidak lama kemudian tibalah hari wisuda. Pada bulan Agustus 1959, kami mengucapkan salam perpisahan dengan berlinang air mata ketika kami berlayar menuju penugasan utusan injil kami masing-masing. Satu bulan kemudian kami menginjakkan kaki di tanah Spanyol.

Kebudayaan Baru

Kami mendarat di pelabuhan sebelah selatan Algeciras, menyusuri Batu Gibraltar yang sangat besar. Malam itu kami berempat, saya dan Rita beserta suami-istri Hundertmark, naik kereta api ke Madrid. Kami pergi ke Hotel Mercador, menunggu di sana sampai dihubungi oleh para anggota kantor cabang rahasia milik Lembaga. Spanyol berada di bawah pemerintahan diktaktor Jenderal Francisco Franco. Ini berarti bahwa satu-satunya agama yang diakui secara sah di negara tersebut adalah Gereja Katolik Roma. Menjalankan agama lain di depan umum adalah ilegal, dan pekerjaan pengabaran Saksi-Saksi Yehuwa dari rumah ke rumah dilarang. Bahkan pertemuan-pertemuan agama dilarang, sehingga Saksi-Saksi Yehuwa, yang berjumlah kira-kira 1.200 di 30 sidang di Spanyol pada waktu itu, tidak dapat berhimpun di Balai Kerajaan seperti di negeri-negeri lainnya. Kami harus berhimpun secara rahasia di rumah-rumah pribadi.

Belajar Bahasa Spanyol dan Mulai Bekerja

Tantangan pertama kami adalah mempelajari bahasa setempat. Bulan pertama kami menghabiskan 11 jam sehari mempelajari bahasa Spanyol—4 jam setiap pagi di kelas, kemudian 7 jam belajar sendiri. Bulan kedua jadwalnya sama di pagi hari, namun sore hari dibaktikan untuk pengabaran dari rumah ke rumah. Dapatkah saudara bayangkan? Sementara belum menguasai bahasa tersebut dan hanya dengan menghafal kata pengantar yang tertulis pada sebuah kartu, saya dan Rita melakukan pekerjaan dari rumah ke rumah, semuanya kami lakukan berdua!

Saya ingat ketika mengetuk pintu di Vallecas, sebuah daerah kaum buruh di Madrid. Seraya memegang kartu di tangan, jika seandainya saya lupa apa yang harus dikatakan, saya mengatakan dalam bahasa Spanyol, ”Selamat pagi. Kami sedang melakukan pekerjaan Kristen. Alkitab mengatakan (kami akan membacakan sebuah ayat). Kami senang menawarkan kepada Anda buku kecil ini.” Nah, wanita tersebut hanya memandang, kemudian menerima buku kecil tersebut. Waktu kami mengadakan kunjungan kembali, ia mengundang kami masuk, dan ketika kami berbicara, ia hanya memandang. Kami memulai suatu pembahasan Alkitab bersamanya sebisa kami, dan selama pembahasan, ia hanya mendengarkan dan memandang. Setelah beberapa waktu ia akhirnya mengatakan kepada kami bahwa ia tidak mengerti apa yang kami katakan pada kunjungan pertama kami tetapi ia mendengar kata Dios (Allah) dan bahwa ini sudah cukup baginya untuk mengetahui bahwa itu adalah sesuatu yang baik. Pada waktunya, ia mempelajari cukup banyak pengetahuan Alkitab dan dibaptis, menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa.

Mempelajari bahasa Spanyol sangat sukar bagi saya. Sewaktu mengadakan perjalanan ke kota, saya biasa menghafal kata-kata sambung. Apa yang saya hafal satu minggu saya lupa minggu berikutnya! Hal ini sangat mengecilkan hati. Sering kali saya hampir menyerah. Karena saya berbicara bahasa Spanyol dengan buruk, saudara-saudara Spanyol harus sangat sabar seraya saya mengambil pimpinan di antara mereka. Pada satu kebaktian distrik, seorang saudara memberikan kepada saya secarik pengumuman dengan tulisan tangan untuk dibacakan dari panggung. Karena sulit membaca tulisan tangannya, saya mengumumkan demikian, ”Silakan membawa muletas (tongkat-tongkat penopang) kalian ke stadion besok.” Seharusnya berbunyi, ”Silakan membawa maletas (kopor-kopor) kalian ke stadion besok.” Tentu saja, kumpulan orang banyak tertawa, dan tentu saja saya merasa malu.

Ujian-Ujian Awal di Madrid

Beberapa tahun pertama di Madrid ini secara emosi sangat sulit bagi saya dan Rita. Kami sangat merindukan rumah dan teman-teman kami. Setiap kali kami menerima surat dari Amerika Serikat, kami akan menjadi sangat rindu pulang ke rumah. Periode-periode nostalgia itu sangat berat, namun berlalu. Bagaimanapun, kami telah melepaskan rumah, keluarga, dan teman-teman untuk menerima sebagai gantinya sebutir mutiara yang lebih tinggi nilainya. Kami perlu menyesuaikan diri.

Sewaktu kami pertama kali tinggal di Madrid, kami tinggal di sebuah rumah indekos yang sangat buruk. Kami mendapat kamar sendiri dan makanan tiga kali sehari. Kamar itu sempit dan gelap, dan kasur-kasurnya terbuat dari jerami. Sewa satu bulannya menghabiskan tunjangan bulanan kami yang terbatas jumlahnya. Kami biasanya makan siang di sana pada tengah hari, dan wanita pemilik penginapan biasanya meninggalkan makan malam kami di dalam oven agar tetap hangat sehingga pada larut malam akan ada sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi, karena menyelusuri jalan dalam pekerjaan pengabaran sepanjang hari dan malam, kami akan merasa sangat lapar. Jika kami tidak memiliki sisa tunjangan lagi, kami akan menghabiskan uang pribadi kami yang terbatas untuk membeli coklat batangan yang termurah yang dapat kami beli. Akan tetapi, situasi ini segera berubah, karena kunjungan pengawas zona Lembaga. Ia melihat keadaan kami yang menyedihkan dan mengatakan bahwa kami dapat mencari sebuah apartemen kecil untuk digunakan sebagai rumah utusan injil. Wah, ini akan berarti jauh lebih baik daripada mandi berdiri di bak mandi di atas lantai di dapur. Sekarang kami mendapat kamar mandi dengan pancuran air, sebuah lemari es untuk menyimpan makanan, dan sebuah panggangan listrik untuk menyiapkan makanan kami. Kami sangat bersyukur atas perhatian tersebut.

Pengalaman-Pengalaman Menakjubkan di Madrid

Pengabaran dari rumah ke rumah dilakukan dengan sangat hati-hati. Kesibukan sehari-hari di Madrid merupakan suatu keuntungan, menutupi kami sehingga kami tidak terlalu menarik perhatian. Kami berupaya berdandan dan bertindak seperti orang-orang lainnya sehingga kami tidak mencolok mata sebagai orang asing. Metode pengabaran dari rumah ke rumah kami adalah memasuki sebuah gedung apartemen, mengetuk pintu, berbicara kepada seseorang, dan kemudian meninggalkan gedung, jalan, dan daerah tersebut. Selalu ada kemungkinan bahwa penghuni rumah akan menelepon polisi, dan oleh karena itu tidaklah bijaksana untuk berlama-lama di suatu lingkungan. Kenyataannya, bahkan meskipun Paul dan Evelyn Hundertmark sudah berhati-hati menggunakan metode ini, mereka ditahan dan diusir dari negeri tersebut pada tahun 1960. Mereka pergi ke negara tetangga, Portugal, melayani di sana selama beberapa tahun, karena Paul mengurus kantor cabang bawah tanah. Sekarang ia menjadi pengawas kota di San Diego, Kalifornia.

Akan tetapi, bagi kami penyamarataan terjadi. Hanya beberapa bulan kemudian, enam utusan injil yang ditugaskan ke Portugal diperintahkan untuk meninggalkan negeri tersebut! Ini mendatangkan perkembangan yang menyenangkan karena Eric dan Hazel Beveridge, yang adalah teman sekelas kami di Gilead, kini di instruksikan untuk meninggalkan Portugal dan datang ke Spanyol. Maka kami datang sekali lagi pada bulan Februari 1962, ke Hotel Mercador—kali ini untuk menyambut Eric dan Hazel sewaktu mereka tiba.

Selama hari-hari awal di Madrid ini, saya dan Rita mempunyai pengalaman pribadi dengan kemunafikan agama. Kami belajar Alkitab dengan sepasang suami-istri, Bernardo dan Maria, yang tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari potongan barang-barang bekas apa saja sebagai bahan bangunan yang dapat Bernardo temukan. Kami belajar bersama mereka pada larut malam, dan setelah belajar, mereka akan menawarkan kepada kami roti, anggur dan beberapa potong keju atau apa saja yang mereka miliki. Saya memperhatikan bahwa keju tersebut seperti keju Amerika. Suatu malam setelah belajar, mereka membawa ke luar kaleng tempat menyimpan keju. Tertulis di atasnya dengan huruf-huruf besar, dalam bahasa Inggris, ”Dari rakyat Amerika untuk rakyat Spanyol—bukan untuk dijual”. Bagaimana keluarga yang miskin ini mendapat keju tersebut? Gereja Katolik digunakan oleh pemerintah untuk membagikannya kepada orang-orang miskin. Tetapi sang imam menjualnya!

Pelayanan yang Menghasilkan Buah bersama Tentara

Segera sesuatu yang menakjubkan terjadi yang ternyata menjadi berkat yang limpah bagi kami dan bagi banyak orang lain. Kami menerima pemberitahuan dari kantor cabang yang meminta kami untuk mengunjungi seorang pemuda yang bernama Walter Kiedaisch, yang ditempatkan di pangkalan Angkatan Udara AS di Torrejón, yang terletak beberapa mil dari Madrid. Kami mengunjungi dia dan istrinya, memulai pengajaran Alkitab bersama mereka dan pasangan Angkatan Udara lainnya di sana.

Selama waktu itu, saya memimpin kira-kira lima pengajaran Alkitab dengan personel Angkatan Udara AS, semuanya dalam bahasa Inggris, tentunya. Dari antara mereka, tujuh orang belakangan dibaptis, dan setelah kembali ke Amerika Serikat, empat dari antara mereka menjadi penatua sidang.

Inilah masa ketika ada sangat sedikit cara untuk mendapatkan buku-buku, majalah-majalah, dan Alkitab ke dalam negeri tersebut karena larangan atas pekerjaan kami. Akan tetapi, beberapa lektur dibawa masuk melalui turis-turis dan melalui orang-orang Amerika yang menjadi penghubung kami. Saya ditugaskan oleh kantor cabang untuk mengelola depot lektur secara rahasia. Itu berada di ruang penyimpanan di belakang sebuah toko alat-alat tulis di Vallecas. Istri sang pemilik adalah salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa. Meskipun bukan seorang Saksi, sang pemilik merespek pekerjaan kami, dan bahkan dengan risiko yang besar atas dirinya sendiri dan usahanya, ia mengizinkan saya menggunakan tempat di bagian belakang untuk menyiapkan paket-paket lektur untuk dikirim ke kota-kota di seluruh negeri. Karena ruangan ini selalu harus tampak seperti apa adanya—ruangan yang berdebu dan kacau penuh dengan kardus—saya harus membuat kursi kerja dan rak buku yang dapat dirakit dan siap untuk bekerja dalam waktu singkat dan kemudian disembunyikan dengan cepat juga. Pada akhir hari itu, saya akan menunggu sampai tidak ada orang di toko dan kemudian cepat keluar dengan paket-paket saya.

Benar-benar suatu hak istimewa untuk ambil bagian dalam membagikan makanan rohani, seperti majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! serta lektur lainnya, ke sidang-sidang di seluruh negeri. Itu merupakan saat-saat yang menyenangkan.

Rita menikmati sukacita memimpin 16 pengajaran Alkitab di rumah, kira-kira separuh dari mereka menjadi Saksi-Saksi yang terbaptis dari Yehuwa. Dolores adalah seorang wanita muda yang telah menikah yang menghabiskan musim dingin di tempat tidur karena penyakit jantung. Pada musim semi ia dapat bangun dan sedikit aktif. Iman Dolores kuat, maka ketika tiba waktunya untuk kebaktian distrik kami di Toulouse, Prancis, ia sangat ingin pergi. Ia diperingatkan oleh dokter bahwa hal itu bisa jadi tidak bijaksana karena kondisi jantungnya. Dengan mengenakan pakaian rumah dan sandal serta tanpa kopor, ia pergi ke stasiun kereta api untuk mengucapkan selamat jalan kepada suami, ibunya, dan orang-orang lain yang pergi. Dengan berlinang air mata, ia tidak tahan melepas kepergian mereka tanpa dirinya, maka ia naik ke kereta dan berangkat, ia pergi ke Prancis! Rita tidak mengetahui bahwa ini telah terjadi. Namun di sana di kebaktian, betapa mengejutkan ketika ia melihat Dolores, tersenyum lebar!

Suatu Pengajaran Alkitab yang Luar Biasa

Kami tidak bisa mengakhiri kisah penugasan kami di Madrid ini tanpa menyertakan Don Benigno Franco, ”el profesor”. Seorang Saksi setempat membawa saya mengunjungi seorang pria yang sudah lanjut usia yang tinggal bersama istrinya di sebuah gedung apartemen yang sangat buruk. Saya memulai pengajaran Alkitab dengannya. Setelah belajar selama kira-kira satu setengah tahun, ia meminta untuk dibaptis dan menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa.

Pria yang lanjut usia ini, Don Benigno Franco, adalah sepupu dari Francisco Franco, diktator Spanyol pada waktu itu. Tampaknya Don Benigno adalah seorang yang selalu menyukai kebebasan. Selama Perang Sipil rakyat Spanyol, ia bersimpati dengan Republik dan melawan sepupunya—jenderal yang memenangkan peperangan dan mendirikan kediktatoran Katolik. Maka sejak tahun 1939, hak Don Benigno untuk bekerja telah dihapus, dan mata pencahariannya dibatasi. Maka demikianlah sepupu dari Jenderal Francisco Franco, diktator militer Spanyol, menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa.

Undangan yang Mengejutkan

Pada tahun 1965 kantor cabang Spanyol mengundang kami untuk mulai berkeliling dalam pekerjaan wilayah di Barcelona. Ini berarti meninggalkan semua saudara yang penuh kasih yang dengannya kami telah menjadi sangat akrab di Madrid. Sekarang dimulai bukan hanya suatu pengalaman baru tetapi juga, bagi saya, suatu ujian. Pengalaman tersebut menakutkan karena saya selalu ragu-ragu akan kemampuan saya. Saya tahu benar bahwa Yehuwalah yang memungkinkan saya menjadi efektif dalam dinas pengabaran ini.

Mengunjungi sebuah sidang setiap minggu berarti tinggal di rumah saudara-saudara. Kami tidak memiliki tempat tinggal yang permanen, dan hampir setiap dua minggu, kami pindah ke rumah lain. Ini khususnya sulit bagi seorang wanita. Namun segera José dan Roser Escudé, yang tinggal di Barcelona, mengundang kami untuk tinggal bersama mereka selama beberapa hari berturut-turut. Hal ini sangat pengasih di pihak mereka, karena berarti bahwa kami akan mendapat tempat yang permanen untuk menyimpan barang-barang kami dan tempat yang tetap untuk pulang ke rumah pada hari Minggu malam.

Saya dan Rita menggunakan empat tahun berikutnya dalam pekerjaan wilayah di Propinsi Catalonia, yang terletak di Pantai Mediterania. Semua perhimpunan Alkitab kami diadakan secara rahasia di rumah-rumah pribadi, dan pengabaran dari rumah ke rumah juga dilakukan dengan bijaksana sehingga kami tidak akan menarik perhatian. Kadang-kadang kami mengatur seluruh sidang bersama pada hari Minggu untuk ”piknik” di hutan, khususnya ketika mengadakan kebaktian wilayah.

Kami akan selalu mengagumi banyak saudara rohani yang berbakti yang menempuh risiko kehilangan pekerjaan dan kebebasan mereka, mengerahkan diri mereka sendiri untuk menjaga sidang bersatu dan aktif. Banyak dari antara mereka yang mengambil pimpinan dalam meluaskan pekerjaan ke kota-kota kecil. Ini membentuk dasar untuk peningkatan yang pesat di Spanyol setelah larangan dicabut dan kebebasan beragama diberikan pada tahun 1970.

Harus Meninggalkan Penugasan Utusan Injil Kami

Pada waktu kami sudah sepuluh tahun berada di Spanyol, kenikmatan berkat istimewa kami untuk melayani Yehuwa ini dibatasi karena situasi orang-tua kami. Acap kali, kami hampir harus meninggalkan penugasan kami dan pulang ke rumah mengurus ayah dan ibu saya. Akan tetapi, syukur atas dukungan saudara dan saudari yang penuh kasih di dalam sidang yang dekat dengan orang-tua saya, kami dapat terus berada di Spanyol. Ya, hak istimewa melayani selama tahun-tahun dalam pekerjaan utusan injil itu sebagian besar dimungkinkan oleh orang-orang lain yang ambil bagian bersama kami dalam menaruh kepentingan Kerajaan Allah di tempat pertama.

Akhirnya, pada bulan Desember 1968, kami pulang ke rumah untuk mengurus ibu saya. Pada bulan itu juga ayah saya meninggal, dan ibu saya kini tinggal sendirian. Karena secara relatif masih bisa bebas melayani sepenuh waktu, kami menerima penugasan melayani dalam pekerjaan wilayah, namun kali ini di Amerika Serikat. Selama 20 tahun berikutnya kami melayani wilayah-wilayah berbahasa Spanyol. Meskipun kami telah kehilangan mutiara utusan injil yang bernilai sangat tinggi, kami mendapat mutiara lainnya di tangan kami.

Pengabaran di Lingkungan Narkotik dan Kekerasan

Sekarang kami sedang melayani bersisi-sisian dengan banyak saudara dan saudari yang tinggal di bagian-bagian kota yang kejahatannya meningkat. Nah, minggu pertama itu juga dalam pekerjaan wilayah di Brooklyn, New York, tas tangan Rita dijambret.

Pada satu kesempatan saya dan Rita berada dalam sebuah kelompok untuk ikut serta dalam pekerjaan pengabaran dari rumah ke rumah di bagian lain dari New York City. Mengelilingi suatu sudut jalan, kami mengamati beberapa orang berjajar di depan sebuah lubang pada dinding sebuah gedung yang tidak terpakai. Ketika kami berjalan beberapa langkah di jalan itu, kami memperhatikan seorang pemuda yang berdiri di sisi jalan memandangi kami. Ada pemuda lainnya di sudut sana mengawasi mobil polisi. Kami telah berjalan masuk ke tengah-tengah transaksi obat bius! Pengintai pertama terkejut, tetapi kemudian ia melihat majalah Menara Pengawal dan merasa lega. Bagaimanapun juga, bisa saja seorang petugas polisi! Ia kemudian berteriak dalam bahasa Spanyol, ”¡Los Atalayas! ¡Los Atalayas!” (Menara Pengawal! Menara Pengawal!) Mereka mengetahui siapa kami, mengenali kami karena majalah tersebut, dan segala sesuatu berjalan baik. Seraya saya lewat di dekatnya, saya mengatakan, ”¿Buenos dias, como está?” (Selamat pagi, bagaimana kabarnya?) Ia menjawab sambil meminta saya untuk mendoakannya!

Keputusan yang Sulit

Pada tahun 1990 tampak jelas bahwa saya harus menemani ibu saya setiap hari. Kami telah berupaya keras untuk tetap berada dalam pekerjaan keliling, namun hikmat menentukan bahwa tidak mungkin memenuhi kedua kewajiban ini. Kami sudah pasti menginginkan agar Ibu mendapat perawatan yang penuh kasih. Namun sekali lagi kami perlu melepas sebutir mutiara yang bernilai sangat tinggi, sesuatu yang sangat berharga bagi kami. Semua mutiara harfiah di dunia ini dan semua yang dapat mutiara-mutiara ini lakukan untuk seseorang sangat kecil dibandingkan dengan mutiara pelayanan sebagai utusan injil atau sebagai pengawas keliling dalam organisasi Yehuwa.

Saya dan Rita kini berusia 60-an tahun. Kami merasa sangat puas dan menikmati pelayanan bersama sidang berbahasa Spanyol setempat. Seraya kami mengenang kembali tahun-tahun kami dalam dinas kepada Yehuwa, kami bersyukur kepada-Nya karena mempercayakan beberapa mutiara yang bernilai sangat tinggi kepada kami.

[Gambar di hlm. 23]

Bersama Rita serta Paul dan Evelyn Hundertmark (kanan) di luar arena adu banteng di Madrid

[Gambar di hlm. 24]

Melayani sebuah sidang pada suatu ”piknik” di hutan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan