PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 15/9 hlm. 8-9
  • Petrus Mengabar pada Hari Pentakosta

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Petrus Mengabar pada Hari Pentakosta
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Masing-Masing Mendengar Bahasanya Sendiri
  • Pelajaran bagi Kita
  • ”Dipenuhi Kuasa Kudus”
    ”Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah”
  • Apa Itu ”Kunci-Kunci Kerajaan”?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Ia Belajar Pengampunan dari Tuannya
    Tirulah Iman Mereka
  • Ia Loyal Menghadapi Berbagai Ujian
    Tirulah Iman Mereka
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 15/9 hlm. 8-9

Mereka Melakukan Kehendak Yehuwa

Petrus Mengabar pada Hari Pentakosta

PAGI hari itu terasa hangat di musim semi tahun 33 M. Suasana diliputi kegembiraan! Kumpulan orang Yahudi dan proselit yang ramai membanjiri jalan-jalan Yerusalem. Mereka datang dari tempat-tempat seperti Elam, Mesopotamia, Kapadokia, Mesir, dan Roma. Alangkah menakjubkan menyaksikan mereka dalam busana daerah dan mendengar bahasa mereka yang beraneka ragam! Beberapa telah menempuh perjalanan sejauh hampir dua ribu kilometer untuk hadir pada kesempatan istimewa ini. Peristiwa apakah itu? Pentakosta​—sebuah festival Yahudi yang membawa sukacita yang menandai akhir panen barli.​—Imamat 23:15-21.

Asap mengepul dari persembahan di atas mezbah di bait, dan orang-orang Lewi menyanyikan nyanyian Halel (Mazmur 113 sampai 118). Tepat sebelum pukul 9.00 pagi, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Dari langit, terdengar ”bunyi yang gaduh sama seperti tiupan angin kencang”. Bunyi tersebut memenuhi seluruh rumah tempat kira-kira 120 murid Yesus Kristus berkumpul. Kisah Alkitab mengatakan, ”Lidah-lidah seolah-olah dari api terlihat oleh mereka dan dibagi-bagikan, dan hinggap di atas mereka masing-masing, dan mereka semua dipenuhi dengan roh kudus dan mulai berbicara dengan bahasa-bahasa yang berbeda, tepat seperti yang dikaruniakan roh itu kepada mereka untuk diucapkan.”​—Kisah 2:1-4.

Masing-Masing Mendengar Bahasanya Sendiri

Tidak lama kemudian, murid-murid berduyun-duyun keluar dari rumah itu. Yang mengagumkan, mereka dapat berbicara dalam beraneka ragam bahasa dari kumpulan tersebut! Bayangkan betapa terkejutnya seorang pengunjung dari Persia dan seorang penduduk asli Mesir sewaktu mendengar bahasa mereka sendiri digunakan oleh orang-orang Galilea. Dapat dimaklumi, kumpulan tersebut merasa takjub. ”Apa maksud hal ini?” mereka bertanya. Beberapa mulai mencemooh para murid, dengan mengatakan, ”Mereka penuh anggur manis.”—Kisah 2:12, 13.

Kemudian rasul Petrus berdiri dan menyapa kumpulan tersebut. Ia menjelaskan bahwa karunia lidah yang menakjubkan ini adalah penggenapan dari janji Allah melalui nabi Yoel, ”Aku akan mencurahkan sebagian dari rohku ke atas setiap jenis daging.” (Kisah 2:14-21; Yoel 2:28-32) Ya, Allah baru saja mencurahkan roh kudus-Nya ke atas murid-murid Yesus. Ini jelas merupakan bukti bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati dan sekarang berada di surga di sebelah kanan Allah. ”Karena itu,” kata Petrus, ”hendaklah segenap rumah Israel mengetahui dengan pasti bahwa Allah telah menjadikan dia Tuan dan juga Kristus, Yesus ini yang kamu pantek.”—Kisah 2:22-36.

Bagaimana reaksi para pendengar? ”Tertikamlah hati mereka,” kisah tersebut mengatakan, ”dan mereka mengatakan kepada Petrus dan rasul-rasul lainnya, ’Pria-pria, saudara-saudara, apa yang harus kami lakukan?’” Petrus menjawab, ”Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis.” Kira-kira 3.000 orang melakukan seperti itu! Kemudian, ”mereka terus mengabdikan diri mereka dalam pengajaran rasul-rasul”.—Kisah 2:37-42.

Dengan mengambil pimpinan pada peristiwa penting ini, Petrus menggunakan kunci pertama dari ”kunci-kunci kerajaan surga” yang Yesus janjikan akan diberikan kepadanya. (Matius 16:19) Kunci-kunci ini menyediakan hak istimewa khusus bagi orang-orang dari kelompok yang berbeda. Kunci pertama ini memungkinkan orang-orang Yahudi untuk menjadi orang Kristen yang diurapi dengan roh. Belakangan, kunci yang kedua dan ketiga menyediakan kesempatan yang sama masing-masing bagi orang-orang Samaria dan orang-orang Kafir.—Kisah 8:14-17; 10:44-48.

Pelajaran bagi Kita

Meskipun kumpulan orang-orang Yahudi dan proselit memikul tanggung jawab bersama atas kematian dari Putra Allah, Petrus menyapa mereka dengan respek, memanggil mereka ”saudara-saudara”. (Kisah 2:29) Tujuannya adalah untuk menggerakkan mereka agar bertobat, tidak untuk menghukum mereka. Karena itu, pendekatannya bersifat positif. Ia mempersembahkan fakta-fakta dan mendukung pandangannya dengan kutipan-kutipan dari Alkitab.

Orang-orang yang memberitakan kabar baik dewasa ini maju dengan baiknya mengikuti teladan Petrus. Mereka perlu berupaya membangun dasar yang sama dengan pendengar mereka dan kemudian secara bijaksana bertukar pikiran dengan mereka dari Alkitab. Sewaktu kebenaran Alkitab dipersembahkan dengan cara yang positif, orang-orang yang berhati benar akan menanggapi.—Kisah 13:48.

Gairah dan keberanian Petrus pada hari Pentakosta secara mencolok berbeda dengan penyangkalannya terhadap Yesus kira-kira tujuh minggu sebelumnya. Pada peristiwa itu Petrus dilemahkan oleh rasa takut akan manusia. (Matius 26:69-75) Tetapi Yesus telah membuat permohonan demi dia. (Lukas 22:31, 32) Tidak diragukan lagi, penampakan diri Yesus kepada Petrus setelah kebangkitan menguatkan sang rasul. (1 Korintus 15:5) Sebagai hasilnya, iman Petrus tidak gugur. Dalam waktu singkat, ia dengan berani mengabar. Maka, ia tidak hanya mengabar pada hari Pentakosta tetapi selama sisa hidupnya.

Bagaimana seandainya jika kita bersalah dalam cara tertentu, seperti halnya Petrus? Marilah kita menunjukkan pertobatan, berdoa memohon pengampunan, dan bertindak untuk mendapatkan bantuan rohani. (Yakobus 5:14-16) Kemudian kita akan maju dengan keyakinan bahwa dinas suci kita diperkenan oleh Yehuwa, Bapak surgawi kita yang berbelaskasihan.—Keluaran 34:6.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan