PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 15/11 hlm. 25-27
  • Apakah Saudara Meniru Allah Kita yang Tidak Berat Sebelah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Saudara Meniru Allah Kita yang Tidak Berat Sebelah?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Catatan Sikap Tidak Berat Sebelah dari Yehuwa
  • Belajar dari Sikap Tidak Berat Sebelah dari Yehuwa
  • Hargai Sepenuhnya Sifat-Sifat Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Tidak Berat Sebelah
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Tirulah Yehuwa yang Tidak Berat Sebelah
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2021
  • Tirulah Yehuwa Allah Kita yang Tidak Berat Sebelah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 15/11 hlm. 25-27

Apakah Saudara Meniru Allah Kita yang Tidak Berat Sebelah?

SIKAP tidak berat sebelah​—di manakah dapat ditemukan? Ada satu Pribadi yang sama sekali tidak berat sebelah, bebas dari prasangka, pilih kasih, dan diskriminasi. Ia adalah Allah Yehuwa, Pencipta umat manusia. Akan tetapi, sehubungan dengan manusia, Charles Lamb, seorang penulis Inggris pada abad ke-19, dengan terus terang menulis, ”Singkat kata, saya adalah seonggok prasangka​—terdiri dari perasaan suka dan tidak suka.”

Sehubungan dengan sikap tidak berat sebelah, sifat ini sangat kurang dalam hubungan antarmanusia. Berabad-abad yang lalu, Raja Salomo yang bijaksana dari Israel mengamati bahwa ”orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka”. (Pengkhotbah 8:9) Kebencian ras, konflik nasional, dan perselisihan antarkeluarga terus berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, apakah realistis untuk percaya bahwa manusia, dengan kesanggupan mereka sendiri, dapat membentuk suatu masyarakat yang tidak berat sebelah?

Upaya yang penuh kesadaran dibutuhkan untuk mengendalikan sikap kita dan untuk menyingkirkan prasangka apa pun yang berurat-berakar dalam diri kita. (Efesus 4:22-24) Tanpa menyadarinya kita mungkin cenderung memiliki sikap-sikap yang dibentuk oleh lingkungan sosial dan pendidikan kita dan yang berakar dalam keluarga, ras, dan latar belakang nasional kita. Kecenderungan yang tampaknya tidak kentara ini sering berurat-berakar dan menonjolkan sikap-sikap yang mengarah kepada sikap berat sebelah. Lord Francis Jeffrey, seorang pakar hukum dan redaktur dari Skotlandia, bahkan mengakui, ”Tidak ada hal yang sedemikian lamanya tidak disadari oleh manusia selain daripada jangkauan dan kekuatan prasangkanya.”

Lenaa adalah salah seorang yang mengakui bahwa dibutuhkan upaya yang penuh kesadaran untuk memerangi kecenderungan menjadi berat sebelah. Untuk memadamkan perasaan yang timbul karena prasangka dalam diri sendiri, ia mengatakan, ”dibutuhkan banyak upaya karena apa yang diajarkan kepada kita semasa kecil memiliki pengaruh yang sangat kuat”. Lena juga mengakui bahwa dibutuhkan pengingat yang terus-menerus.

Catatan Sikap Tidak Berat Sebelah dari Yehuwa

Yehuwa adalah contoh yang sempurna dari sikap tidak berat sebelah. Sejak halaman awal dari Alkitab, kita membaca bagaimana Ia memanifestasikan sikap tidak berat sebelah-Nya dalam berurusan dengan manusia. Kita dapat belajar banyak dari contoh dan pengingat yang sangat bagus ini.

Yehuwa menunjukkan sikap tidak berat sebelah dalam memanuver segala sesuatu supaya rasul Petrus yang adalah orang Yahudi mengumumkan kabar baik kepada Kornelius dan orang-orang Kafir lainnya pada tahun 36 M. Pada waktu itu Petrus mengatakan, ”Allah tidak berat sebelah, tetapi dalam setiap bangsa orang yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran dapat diterima olehnya.”​—Kisah 10:34, 35.

Dalam semua urusan-Nya dengan keluarga manusia, Yehuwa telah dengan konsisten mempertunjukkan sikap tidak berat sebelah-Nya. Kristus Yesus berkata mengenai Bapaknya, ”Dia membuat mataharinya terbit atas orang-orang yang fasik dan yang baik dan menurunkan hujan atas orang-orang yang adil-benar dan yang tidak adil-benar.” (Matius 5:45) Lebih jauh lagi dalam memuji-muji Yehuwa sebagai Allah yang tidak berat sebelah, Petrus memberi kesaksian, ”Ia sabar terhadap kamu karena ia tidak menginginkan seorang pun dibinasakan tetapi menginginkan semuanya mencapai pertobatan.”​—2 Petrus 3:9.

Pada zaman Nuh, sewaktu ’kejahatan manusia besar di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata’, Yehuwa memutuskan agar dunia umat manusia itu dibinasakan. (Kejadian 6:5-7, 11, 12) Akan tetapi, atas perintah Allah dan dengan disaksikan orang-orang sezamannya, Nuh membangun sebuah bahtera. Sementara ia dan putra-putranya membangun bahtera, Nuh juga ”seorang pemberita keadilbenaran”. (2 Petrus 2:5) Meskipun mengetahui kecenderungan hati yang fasik dari generasi itu, Yehuwa dengan tidak berat sebelah menyampaikan berita yang jelas kepada mereka. Ia menggugah pikiran dan hati mereka dengan menyuruh Nuh membangun dan mengabar. Cukup banyak kesempatan bagi mereka untuk memberi tanggapan, tetapi sebaliknya mereka ”tidak memperhatikan hingga banjir itu datang dan menyapu bersih mereka semua”.​—Matius 24:39.

Sungguh teladan yang sangat bagus mengenai sikap tidak berat sebelah dari Yehuwa! Pada hari-hari terakhir yang kritis ini, sikap tersebut menggerakkan hamba-hamba Allah untuk memberitakan kabar baik Kerajaan dengan sikap tidak berat sebelah yang sama. Lagi pula, mereka tidak menahan diri dari menyatakan hari pembalasan Yehuwa. Dengan disaksikan umum, mereka mempersembahkan berita Yehuwa tanpa sikap berat sebelah agar didengar semua orang.​—Yesaya 61:1, 2.

Janji-janji Yehuwa kepada para patriakh yakni Abraham, Ishak, dan Yakub membuat halnya jelas bahwa Ia adalah Allah yang tidak berat sebelah. Melalui garis keluarga mereka yang spesifik akan datang Pribadi yang dilantik yang olehnya ”semua bangsa di bumi akan mendapat berkat”. (Kejadian 22:18; 26:4; 28:14) Kristus Yesus terbukti sebagai Pribadi yang dilantik tersebut. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, Yehuwa menyediakan jalan keselamatan bagi segenap umat manusia yang taat. Ya, manfaat korban tebusan Kristus tersedia tanpa berat sebelah.

Pada zaman Musa, sikap tidak berat sebelah dari Yehuwa dimanifestasikan dengan cara yang paling menarik sehubungan dengan putri-putri Zelafehad. Lima wanita ini menghadapi suatu dilema berkenaan warisan ayah mereka di Tanah Perjanjian. Halnya demikian karena merupakan kebiasaan di Israel bahwa warisan tanah diteruskan melalui anak laki-laki. Akan tetapi, Zelafehad meninggal tanpa memiliki seorang putra untuk menerima warisan. Oleh karena itu, kelima anak perempuan Zelafehad mengajukan ke hadapan Musa permohonan mereka agar diperlakukan dengan tidak berat sebelah, dengan berkata, ”Mengapa nama ayah kami harus hapus dari tengah-tengah kaumnya, oleh karena ia tidak mempunyai anak laki-laki? Berilah kami tanah milik di antara saudara-saudara ayah kami.” Yehuwa mendengarkan permohonan mereka dan menginstruksikan Musa, ”Apabila seseorang mati dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka haruslah kamu memindahkan hak atas milik pusakanya kepada anaknya yang perempuan.”​—Bilangan 27:1-11.

Sungguh suatu pola sikap tidak berat sebelah yang pengasih! Untuk memastikan bahwa warisan suku tidak beralih kepada suku lain apabila anak-anak perempuan menikah, mereka dituntut untuk menikah hanya dalam ”lingkungan salah satu kaum dari suku ayah mereka”.​—Bilangan 36:5-12.

Pemahaman lebih jauh mengenai sikap tidak berat sebelah dari Yehuwa terlihat pada zaman hakim dan nabi Samuel. Yehuwa menugaskannya untuk mengurapi seorang raja baru dari suku Yehuda dalam keluarga Isai orang Betlehem. Tetapi Isai memiliki delapan putra. Siapa yang akan diurapi menjadi raja? Samuel terkesan oleh perawakan fisik Eliab. Akan tetapi, Yehuwa tidak digoyahkan oleh penampilan luar. Ia memberi tahu Samuel, ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi . . . Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Daud, putra bungsu Isai, dipilih.​—1 Samuel 16:1, 6-13.

Belajar dari Sikap Tidak Berat Sebelah dari Yehuwa

Para penatua Kristen meniru Yehuwa dengan baik dengan memandang sifat-sifat rohani rekan-rekan seiman. Adalah mudah untuk menghakimi seseorang berdasarkan standar kita sendiri, membiarkan perasaan pribadi kita menutupi kemampuan kita untuk menilai. Seperti dinyatakan seorang penatua, ”Saya mencoba untuk berurusan dengan orang lain dengan cara yang menyenangkan Yehuwa, tidak berdasarkan gagasan yang sudah saya anut lebih dahulu.” Betapa bermanfaat bagi semua hamba Yehuwa untuk menggunakan Firman-Nya sebagai standar mereka!

Contoh-contoh Alkitab yang telah disebutkan membantu kita untuk memberantas perasaan-perasaan yang masih tersisa berupa prasangka ras atau nasionalistis. Dengan meniru sikap tidak berat sebelah dari Yehuwa, kita melindungi sidang Kristen terhadap prasangka, diskriminasi, dan sikap pilih kasih.

Rasul Petrus belajar bahwa ”Allah tidak berat sebelah”. (Kisah 10:34) Sikap pilih kasih adalah musuh dari sikap tidak berat sebelah dan melanggar prinsip kasih dan persatuan. Yesus memohon kepada mereka yang miskin, lemah, dan rendah, dan ia meringankan beban mereka. (Matius 11:28-30) Ia sangat berbeda dari para pemimpin agama Yahudi, yang memerintah atas orang-orang, membebani mereka dengan tanggungan berat berupa peraturan-peraturan. (Lukas 11:45, 46) Pastilah dengan melakukan ini dan menunjukkan sikap pilih kasih kepada orang kaya dan terkemuka tidak selaras dengan ajaran Kristus.—Yakobus 2:1-4, 9.

Dewasa ini, para penatua Kristen tunduk kepada kekepalaan Kristus dan menunjukkan sikap tidak berat sebelah kepada semua umat Yehuwa yang berbakti. Seraya mereka ’menggembalakan kawanan Allah dalam pemeliharaan mereka’, mereka menghindari sikap pilih kasih karena status ekonomi, perbedaan kepribadian, atau ikatan keluarga. (1 Petrus 5:2) Dengan meniru Allah yang tidak berat sebelah dan mengindahkan peringatan-Nya akan tindakan pilih kasih, para penatua Kristen meningkatkan semangat tidak berat sebelah dalam sidang.

Sidang Kristen dari Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu persaudaraan internasional. Ini adalah bukti hidup bahwa suatu masyarakat yang bebas—prasangka dan tidak berat sebelah dapat menjadi kenyataan di bawah pengarahan Yesus Kristus. Saksi-Saksi telah ”mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas”. (Efesus 4:24) Ya, mereka belajar dari contoh sempurna Yehuwa, Allah yang tidak berat sebelah, dan memiliki prospek kehidupan kekal dalam dunia baru yang bebas dari semua sikap berat sebelah.—2 Petrus 3:13.

[Catatan Kaki]

a Bukan nama sebenarnya.

[Gambar di hlm. 26]

Rasul Petrus belajar bahwa Allah tidak berat sebelah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan