PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w97 15/1 hlm. 5-9
  • Para Utusan Perdamaian Ilahi Berkumpul

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Para Utusan Perdamaian Ilahi Berkumpul
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Betapa Indahnya Kelihatan . . .yang Mengabarkan Berita Damai”
  • ’Kedamaian Allah Lebih Unggul daripada Segala Akal’
  • ”Menjalankan Kesatuan . . . Dalam Ikatan Perdamaian yang Mempersatukan”
  • Saudara Tentunya Tidak Ingin Melewatkannya!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Apakah Anda Akan Menghadirinya?
    Sedarlah!—1996
  • ”Para Pemberita Kerajaan yang Bergairah” Berkumpul dengan Sukacita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Melayani sebagai para Utusan Perdamaian Ilahi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
w97 15/1 hlm. 5-9

Para Utusan Perdamaian Ilahi Berkumpul

”KAMI merasa terbina oleh setiap kebaktian distrik yang kami hadiri,” kata seorang penatua Kristen dari Amerika Serikat. ”Akan tetapi, kebaktian tahun ini rasanya sulit untuk dilukiskan. Setiap hari kami pulang sambil membayangkan bahwa acara esok hari pasti akan melebihi apa yang kami nantikan, dan kami tidak dikecewakan!”

Apabila saudara menghadiri salah satu Kebaktian Distrik ”Para Utusan Perdamaian Ilahi”, tidak diragukan saudara akan sependapat dengan anggota delegasi yang antusias ini. Setiap hari kebaktian perhatian dipusatkan pada aspek yang berbeda dari penugasan yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa sebagai utusan-utusan Allah. Marilah kita membahas acara yang berlangsung selama tiga hari ini.

”Betapa Indahnya Kelihatan . . .yang Mengabarkan Berita Damai”

Ini adalah tema kebaktian hari pertama. Tema tersebut didasarkan pada Yesaya 52:7. Dalam masa-masa yang sulit ini, banyak yang melayani Yehuwa di bawah keadaan-keadaan yang penuh tantangan. Khotbah berjudul ”Mendengar dari Para Pemberita Perdamaian yang Bergairah” memasukkan wawancara dengan beberapa dari antara orang-orang yang setia ini. Mendengarkan pernyataan-pernyataan pribadi mereka benar-benar menganjurkan, dan dengan demikian para hadirin kebaktian diyakinkan bahwa Yehuwa dapat menguatkan mereka pula, bahkan menyediakan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” untuk membantu mereka bertekun.—2 Korintus 4:7.

Tuntutan-tuntutan Yehuwa tidak membebani. (1 Yohanes 5:3) Hal ini dijelaskan dalam khotbah terakhir dari acara pagi, yang mencapai klimaks dengan diterbitkannya brosur 32 halaman berjudul Apa yang Allah Tuntut dari Kita? Alat bantu pengajaran baru yang disertai ilustrasi yang indah ini tidak diragukan lagi akan memainkan peranan penting dalam membantu lebih banyak orang untuk belajar tentang maksud-tujuan Allah. Ungkapan penghargaan atas penggunaan publikasi baru ini terdapat dalam artikel pelajaran ketiga dalam majalah ini dan di halaman 16 dan 17.

Khotbah dengan judul ”Bertekun dalam Pekerjaan yang Baik” menekankan bahwa Yehuwa sangat tanggap terhadap pencobaan-pencobaan yang kita alami. Bertekun berarti mempertahankan pendirian kita dan tidak kehilangan harapan. Yehuwa telah memberikan kepada kita Firman-Nya, roh-Nya, dan organisasi-Nya untuk membantu kita. Dibutuhkan ketekunan untuk mengabar, sebaliknya mengabar membantu kita bertekun, karena hal itu menjaga iman kita tetap hidup. Kita berada begitu dekat dengan garis akhir itu, maka hendaknya kita tidak membiarkan problem-problem memadamkan gairah kita, karena hanya orang-orang yang bertekun sampai ke akhir akan diselamatkan.—Matius 24:13.

Khotbah utama dengan judul, ”Peran Kita Sebagai Para Utusan Perdamaian Ilahi”, menarik perhatian kepada pembebasan orang-orang Yahudi dari penawanan di Babilon dan pemulihan ibadat sejati di Yerusalem pada tahun 537 SM. Peristiwa ini, sang pembicara menjelaskan, hanyalah gambaran pendahuluan dari apa yang akan segera diwujudkan oleh Kerajaan Allah dalam skala seluas dunia. (Mazmur 72:7; Yesaya 9:6) Penugasan kita sekarang adalah untuk memberitakan kabar baik mengenai Kerajaan ini dan untuk hidup selaras dengan berita itu. Kasih akan Allah dan sesama hendaknya mendorong kita untuk terus melakukan pekerjaan ini tanpa henti.—Kisah 5:42.

Acara yang menonjol pada hari Jumat adalah simposium ”Waspadalah Terhadap Jerat-Jerat yang Tersembunyi dari Hiburan”. Dewasa ini, musik, film, video, acara televisi, video games, buku, majalah, dan komik sering kali memperlihatkan pikiran yang dipengaruhi oleh hantu. Oleh karena itu, kita perlu ’merasa muak terhadap apa yang fasik’ dan ’berpegang erat-erat pada apa yang baik’. (Roma 12:9) Ya, kita harus menganggap hiburan yang bejat sebagai sesuatu yang menjijikkan dan kita harus menjauhinya, seraya kita merenungkan perkara-perkara yang murni, bajik, dan patut dipuji. (Filipi 4:8) Publikasi dan alat-alat bantu riset yang disediakan oleh organisasi Yehuwa menggugah pikiran kita dengan pandangan-pandangan yang membina dan melatih kita untuk membedakan yang benar dari yang salah. (Ibrani 5:14) Kita hendaknya berpegang erat-erat pada persediaan-persediaan ini seperti yang akan kita lakukan pada sebuah rakit bila kita berada di tengah lautan yang bergolak.

Khotbah berikutnya berjudul ”Lawanlah Iblis—Jangan Toleran Akan Persaingan”. Tidak lama sebelum memasuki Tanah Perjanjian, ribuan orang Israel terjerat oleh perbuatan amoral. Pinehas tidak mentoleransi persaingan terhadap ibadat sejati. Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap para pelaku kesalahan, dan pengabdiannya yang eksklusif menyenangkan Yehuwa. (Bilangan 25:1-13) Tujuan Setan adalah untuk membuat kita tidak layak memasuki dunia baru Allah. Oleh karena itu, seperti Pinehas, kita harus melawan upaya-upaya Setan untuk mencemarkan kita. Tidak soal sudah menikah atau masih lajang, kita harus ’lari dari percabulan’.—1 Korintus 6:18.

”Dengan Loyal Menjunjung Integritas Firman Allah” adalah khotbah penutup dari kebaktian hari pertama. Banyak penerjemah mengubah atau menghapus beberapa bagian dari Alkitab. Sebagai contoh, untuk menenangkan para pembela hak-hak wanita, para penerjemah dari The New Testament and Psalms: An Inclusive Version mengacu kepada Allah, bukan sebagai Bapak, tetapi sebagai Bapak-Ibu dan kepada Yesus sebagai ”Pribadi Manusia” sebaliknya daripada ”Putra Manusia”. Sebaliknya, Terjemahan Dunia Baru dengan setia berpaut pada naskah dalam bahasa asli sehingga itu berguna untuk memperjelas pandangan kita sehubungan dengan sejumlah subjek Alkitab. Misalnya, sang pembicara mengatakan, ”Terjemahan yang akurat dari Terjemahan Dunia Baru-lah yang memberi dasar bagi kita untuk mengorganisasi kembali sidang-sidang dengan menetapkan badan-badan penatua, agar lebih sesuai dengan pola yang diberikan oleh sidang Kristen abad pertama.” Kita mempertunjukkan loyalitas kita kepada Firman Allah dengan membacanya setiap hari dan menerapkan nasihatnya. Pembicara tersebut juga mengatakan, ”Kita memperlihatkan bahwa kita adalah pendukung Firman Allah yang loyal dengan bergairah mengabarkannya kepada orang lain dan menggunakannya dengan hati-hati seraya kita mengajar orang lain, tidak pernah mencoba untuk membuatnya cocok dengan gagasan-gagasan kita dengan cara menyimpangkan atau melonggarkan apa yang dikatakannya.”

’Kedamaian Allah Lebih Unggul daripada Segala Akal’

Tema ini, yang didasarkan pada Filipi 4:7, disorot pada kebaktian hari kedua. Banyak dari keterangan yang disajikan berhubungan dengan pandangan yang sepatutnya terhadap pelayanan, keluarga, pembaktian, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah pembahasan ayat harian, sebuah simposium dibawakan dengan judul ”Para Utusan yang Membawa Kabar Baik Perdamaian”. Berita kita adalah berita perdamaian, dan itu hendaknya disampaikan dalam cara yang penuh damai. (Efesus 6:15) Tujuan kita adalah untuk memenangkan hati orang, bukan memenangkan perdebatan. Pelatihan serta publikasi-publikasi yang kita terima dari organisasi Yehuwa membantu kita melakukannya tepat seperti itu. Kita hendaknya tidak membiarkan ketidakacuhan atau sikap apatis menghalangi kita. Sebaliknya, kita hendaknya terus ’berupaya sebisa-bisanya’, memiliki rutin yang sehat untuk pelajaran pribadi, menghadiri perhimpunan, dan berpartisipasi dalam pekerjaan pengabaran. (2 Timotius 2:15) Yang tidak boleh diabaikan adalah melakukan apa yang baik kepada orang-orang lain, teristimewa kepada mereka yang ada hubungannya dengan kita dalam iman. (Galatia 6:10) Tentu saja, berupaya sebisa-bisanya tidak berarti mengerahkan diri kita secara berlebihan. Apa pun yang dapat dilakukan seseorang menurut kesanggupan dan keadaannya berkenan kepada Yehuwa.

Umat Allah memberikan waktu, tenaga, dan sumber daya mereka untuk memajukan kepentingan Kerajaan. Khotbah berjudul ”Memberi Dengan Sukacita Dalam Organisasi Yehuwa” menjelaskan bahwa seraya lebih banyak orang seperti domba menyambut berita Kerajaan, diperlukan perlengkapan, tempat perhimpunan, dan fasilitas cabang tambahan. Sumbangan-sumbangan kita memungkinkan organisasi untuk selalu siap siaga membantu apa saja yang diperlukan guna melaksanakan pekerjaan pengabaran seluas dunia. Pemberian yang murah hati juga membawa hormat bagi Yehuwa dan mendatangkan sukacita bagi sang pemberi. Oleh karena itu, sebagai orang-orang Kristen kita tidak boleh mengabaikan aspek yang penting dari ibadat kita ini.—2 Korintus 8:1-7.

Sebagai penutup acara pagi adalah khotbah pembaptisan—yang selalu menjadi acara yang menonjol pada pertemuan-pertemuan besar Saksi-Saksi Yehuwa. Sungguh suatu sukacita melihat orang-orang yang baru membaktikan diri mengikuti jejak kaki Yesus dengan memberi diri dalam pembaptisan air! (Matius 3:13-17) Semua yang mengambil langkah ini telah dididik menurut sumber hikmat terbesar—Alkitab. Lagi pula, mereka telah menemukan tujuan yang sejati dalam kehidupan, dan mereka diberkati dengan perdamaian yang dihasilkan karena mengetahui bahwa mereka melakukan apa yang benar.—Pengkhotbah 12:13.

Nasihat yang terus terang diberikan dalam khotbah ”Biarlah Daya Pengamatan Melindungi Saudara”. Daya pengamatan sangat penting sehubungan dengan urusan-urusan bisnis. Kita hendaknya tidak membawa kegiatan bisnis pribadi ke dalam Balai Kerajaan, juga hendaknya tidak memanfaatkan rekan-rekan Kristen untuk menghasilkan keuntungan finansial. (Bandingkan Yohanes 2:15, 16.) Daya pengamatan juga diperlukan sewaktu menanamkan modal dalam spekulasi bisnis atau sewaktu meminjam atau memberikan pinjaman uang. ”Kegagalan spekulasi bisnis di antara orang-orang Kristen telah mengakibatkan kekecewaan dan bahkan kerugian secara rohani pada beberapa orang yang dengan tergesa-gesa terlibat dalam rencana yang riskan untuk mengembangkan modal,” demikian sang pembicara menyatakan. Meskipun tidak salah bagi orang-orang Kristen untuk melakukan bisnis satu sama lain, pasti bijaksana untuk bersikap waspada. Dan sewaktu perjanjian bisnis dibuat antara dua pihak, persyaratan hendaknya selalu dinyatakan secara tertulis.

Standar Allah bagi pria dan wanita dibahas dalam khotbah ”Laki-Laki dan Perempuan Diciptakan-Nya Mereka”. Peran pria dan wanita telah disimpangkan sepanjang sejarah. ”Banyak orang dengan salah menyamakan kemaskulinan dengan penguasaan yang kasar, ketegaran, atau kejantanan yang berlebihan,” kata sang pembicara. ”Dalam kebudayaan tertentu, merupakan hal yang langka, bahkan memalukan jika pria menangis di depan umum atau bahkan menangis diam-diam. Namun, Yohanes 11:35 menceritakan bahwa sewaktu berada di antara orang banyak di luar kuburan Lazarus, ’Yesus mengeluarkan air mata’.” Bagaimana dengan wanita? Kefemininan selalu dianggap sebagai daya tarik fisik belaka. Tetapi sang pembicara mengajukan pertanyaan, ”Jika seorang wanita berwajah cantik tetapi tidak berakal sehat dan suka membantah, berlidah tajam, atau sombong, apakah ia dapat sungguh-sungguh dianggap cantik, benar-benar feminin?” (Bandingkan Amsal 11:22; 31:26.) Dalam tutur kata, tingkah laku, dan dandanan, para pria dan wanita Kristen berupaya keras untuk mengikuti standar-standar Alkitab. Pembicara tersebut mengatakan, ”Seorang pria yang menunjukkan buah-buah roh akan mudah untuk direspek, dan wanita yang berbuat demikian akan mudah untuk dikasihi.”—Galatia 5:22, 23.

Berikutnya adalah simposium berjudul ”Allah Perdamaian Memperhatikan Saudara”. Banyak orang Kristen merasa khawatir secara finansial. Meskipun demikian, Yehuwa berjanji, ”Aku sama sekali tidak akan membiarkanmu atau dengan cara apa pun meninggalkanmu.” (Ibrani 13:5) Meskipun mengalami kesukaran ekonomi, beberapa telah memperlihatkan keyakinan akan janji ini dengan terjun ke dalam dinas perintis ekstra atau perintis biasa. Yang lain-lain yang tidak dapat merintis sekarang menaruh kepentingan Kerajaan di tempat pertama dengan meraih setiap kesempatan untuk memberikan kesaksian. (Matius 6:33) Semua upaya demikian patut dipuji! Organisasi Yehuwa telah menyediakan banyak publikasi untuk membantu kita dalam pelayanan dan dalam menanggulangi problem-problem kita. Jika kita memperlihatkan penghargaan untuk persediaan-persediaan rohani dari Yehuwa, Ia akan memberkati kita dengan perdamaian pada masa-masa yang penuh pergolakan ekonomi ini.—Mazmur 29:11.

Pada penutup khotbah terakhir hari itu, yang berjudul ”Kejarlah Perdamaian Ilahi Dalam Kehidupan Keluarga”, para hadirin kebaktian merasa senang menerima buku baru, Rahasia Kebahagiaan Keluarga. ”Hendaklah saudara dengan rajin mempelajari buku ini secara pribadi dan sebagai kelompok keluarga,” desak sang pembicara. ”Bersungguh-sungguhlah untuk berupaya menerapkan nasihat Alkitabnya, dan saudara pasti akan dapat meningkatkan perdamaian dan kebahagiaan keluarga saudara.”

”Menjalankan Kesatuan . . . Dalam Ikatan Perdamaian yang Mempersatukan”

Tema yang didasarkan pada Efesus 4:3 ini merupakan tema yang cocok untuk hari terakhir kebaktian tersebut. Saksi-Saksi Yehuwa, yang berasal dari segala bangsa di dunia, telah diajar oleh Allah. Oleh karena itu, mereka mencintai perdamaian. Mereka mengikuti teladan Yesus dan berupaya ”menjalankan kesatuan roh dalam ikatan perdamaian yang mempersatukan”.

Perdamaian yang meresap ke dalam organisasi Allah ditonjolkan dalam simposium ”Mengenali Para Utusan yang Benar”. Nabi-nabi palsu ada di Israel purba. Akan tetapi, para utusan perdamaian Allah—seperti nabi Yesaya, Yehezkiel, dan Yeremia—dengan saksama menubuatkan kejatuhan Yerusalem, jangka waktu pembuangan, dan pembebasan umat Allah pada akhirnya. Situasi serupa terjadi dewasa ini. Ada begitu banyak utusan palsu dalam dunia politik dan agama palsu. Namun, Yehuwa telah membangkitkan Saksi-Saksi-Nya untuk mengumumkan maksud-tujuan-Nya sehubungan dengan sistem perkara ini. Khususnya sejak tahun 1919, hamba-hamba Yehuwa telah digunakan untuk mengumumkan berita Allah. Betapa berbedanya mereka dari para utusan Susunan Kristen yang palsu! Semoga kita dengan sungguh-sungguh melakukan bagian kita dalam pekerjaan ini sampai Yehuwa mengatakan selesai.

Khotbah dengan judul ”Dengarkan dan Taatilah Firman Allah” menekankan bahwa Alkitab adalah sumber pedoman, penghiburan, dan harapan terbesar. (Yesaya 30:20, 21; Roma 15:4) Dunia dewasa ini semakin bersifat serba boleh. Oleh karena itu, lebih daripada sebelumnya, kita perlu mendengarkan nasihat yang berasal dari Firman Allah dan organisasi-Nya. Yehuwa mengetahui kelemahan-kelemahan kita, dan dalam Firman-Nya, Ia dengan jelas menggariskan haluan yang akan mendatangkan manfaat bagi kita. Karena mengetahui bahwa Yehuwa mendukung kita, memberikan kepada kita keyakinan untuk senantiasa melakukan apa pun yang Ia minta untuk kita lakukan.

Khotbah ini mempersiapkan pikiran hadirin untuk mengikuti acara selanjutnya, yaitu drama berkostum lengkap. Judulnya adalah ”Mengapa Menghormati Penyelenggaraan Teokratis?” Dengan menggunakan kisah Alkitab mengenai Gideon sebagai dasar, persembahan ini dengan kuat menekankan suatu pelajaran yang penuh kuasa—kita harus mengikuti pengajaran Allah dan tidak menggantikannya dengan pendapat kita atau berupaya mengesampingkan nasihat teokratis.

Khotbah umum dengan pokok berjudul ”Akhirnya Perdamaian yang Sejati!—Dari Sumber Mana?” Perdamaian yang dijanjikan Allah melampaui apa yang dapat dibayangkan oleh dunia ini. ”Perdamaian sejati berarti perdamaian setiap hari,” kata sang pembicara. ”Perdamaian Allah berarti suatu dunia tanpa penyakit, rasa sakit, kesedihan, dan kematian.” Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yehuwa ”yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi”. (Mazmur 46:10) Bagaimana Ia melakukannya? Dengan menyingkirkan sang penyulut perang, Setan si Iblis. (Penyingkapan 20:1-3) Ini akan membuka jalan bagi orang-orang yang lembut hati untuk ”mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah”.—Mazmur 37:11.

Setelah ikhtisar artikel pelajaran Menara Pengawal untuk minggu itu, khotbah penutup kebaktian dipersembahkan. Dengan judul ”Maju Terus Sebagai Para Utusan Perdamaian Ilahi”, khotbah yang menggugah ini menekankan bahwa pekerjaan pengabaran kita unik dan mendesak. Sekarang bukanlah waktunya untuk santai, berlambat-lambat, atau kembali kepada pandangan-pandangan yang salah. Kita diperlengkapi dengan apa yang kita butuhkan—berita Allah, roh kudus-Nya dan persediaan yang berlimpah dari organisasi teokratis-Nya yang pengasih. Oleh karena itu, sebagai hamba-hamba Yehuwa semoga kita tetap bergerak maju sebagai para utusan perdamaian ilahi!

[Kotak/Gambar di hlm. 9]

Persediaan yang Pengasih bagi Keluarga-Keluarga

Hadirin hari kedua Kebaktian Distrik ”Para Utusan Perdamaian Ilahi” merasa tergetar sewaktu menerima publikasi baru berjudul Rahasia Kebahagiaan Keluarga. Buku ini memuat informasi berdasarkan Alkitab yang akan bermanfaat bagi semua keluarga yang mengasihi Allah.

Seorang penatua dari Connecticut, AS, mengomentari, ”Pada tanggal 15 Juni, kami menerima buku Kebahagiaan Keluarga kami. Sampai tanggal 16 Juni, saya sudah membaca setengah bagian darinya. Pada tanggal 17, untuk pertama kalinya kami menggunakan buku ini untuk pelajaran keluarga kami, dan kami sangat dianjurkan! Pada hari yang sama, saya selesai membaca buku itu. Publikasi yang bagus ini tidak diragukan lagi terbukti berharga bagi semua orang yang mengambil manfaat darinya. Informasi yang terus terang dan terkini yang terdapat dalam buku tersebut memberikan bukti lebih jauh bahwa ’budak yang setia dan bijaksana’ sedang memberikan ’makanan pada waktu yang tepat’ dan sangat tanggap terhadap kebutuhan kita di masa-masa yang sukar ini.”—Matius 24:45-47.

[Gambar di hlm. 7]

Tua maupun muda ingin mengetahui apa yang Allah tuntut

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan