PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w97 15/1 hlm. 18-22
  • Apa yang Allah Tuntut dari Kita?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa yang Allah Tuntut dari Kita?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Perintah-perintah-Nya Tidak Membebani”
  • Memperoleh Pengetahuan tentang Allah
  • Menyelaraskan Diri dengan Standar-Standar Allah
  • Memperlihatkan Respek akan Kehidupan dan Darah
  • Melayani Bersama dengan Umat Yehuwa yang Terorganisasi
  • ”Inilah Arti Kasih Akan Allah”
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
  • Allah Selalu Mengasihi Kita
    Cara agar Tetap Dikasihi Allah
  • Pandangan Allah tentang Kehidupan
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Tirulah Cara Allah Memandang Kehidupan
    Cara agar Tetap Dikasihi Allah
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
w97 15/1 hlm. 18-22

Apa yang Allah Tuntut dari Kita?

”Inilah arti kasih akan Allah, bahwa kita menjalankan perintah-perintahnya; namun perintah-perintahnya tidak membebani.”—1 YOHANES 5:3.

1, 2. Mengapa tidak mengherankan bahwa Allah mempunyai tuntutan-tuntutan bagi orang-orang yang ingin menyembah Dia dengan cara yang diperkenan?

”SAYA cukup puas dengan agama saya!” Bukankah itu yang sering dikatakan orang kepada kita? Namun sebenarnya, pertanyaan yang harus diajukan adalah, ”Apakah agama saya menyenangkan Allah?” Ya, Allah mempunyai tuntutan-tuntutan bagi mereka yang ingin menyembah Dia dengan cara yang diperkenan. Apakah itu mengherankan kita? Tidak juga. Seandainya saudara memiliki rumah yang indah, yang baru saudara renovasi dengan biaya besar. Apakah saudara akan memperbolehkan sembarang orang tinggal di sana? Tentu saja tidak! Siapa pun yang nantinya akan menghuni rumah itu harus memenuhi tuntutan-tuntutan saudara.

2 Demikian pula, Allah Yehuwa telah menyediakan bumi ini sebagai rumah bagi keluarga manusia. Di bawah pemerintahan Kerajaan-Nya, bumi segera akan ”direnovasi”—diubah menjadi firdaus yang indah. Yehuwa akan melaksanakan hal ini. Dengan pengorbanan-Nya yang besar, Ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan untuk mewujudkan hal itu. Maka Allah pasti memiliki tuntutan-tuntutan bagi orang-orang yang akan tinggal di sana!—Mazmur 115:16; Matius 6:9, 10; Yohanes 3:16.

3. Bagaimana Salomo meringkaskan apa yang Allah harapkan dari kita?

3 Bagaimana kita dapat mengetahui apa tuntutan-tuntutan Allah? Yehuwa mengilhami Raja Salomo yang bijaksana untuk meringkaskan apa yang Ia harapkan dari kita. Setelah mengingat kembali segala sesuatu yang telah ia kejar—termasuk kekayaan, proyek-proyek pembangunan, minat akan musik, dan cinta asmara—Salomo akhirnya menyadari hal ini, ”Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”—Pengkhotbah 12:13.

”Perintah-perintah-Nya Tidak Membebani”

4-6. (a) Apa arti secara harfiah dari kata Yunani yang diterjemahkan ”membebani”? (b) Mengapa kita dapat mengatakan bahwa perintah-perintah Allah tidak membebani?

4 ’Berpegang pada perintah-perintah-Nya.’ Pada dasarnya, itulah yang Allah harapkan dari kita. Apakah itu berlebihan? Sama sekali tidak. Rasul Yohanes memberi tahu kita sesuatu yang sangat menenteramkan hati sehubungan dengan perintah, atau tuntutan Allah. Ia menulis, ”Inilah arti kasih akan Allah, bahwa kita menjalankan perintah-perintahnya; namun perintah-perintahnya tidak membebani.”—1 Yohanes 5:3.

5 Kata Yunani yang diterjemahkan ”membebani” secara harfiah berarti ”berat”. Itu dapat menunjuk kepada sesuatu yang susah dijalani atau sulit dipenuhi. Di Matius 23:4, kata itu digunakan untuk menggambarkan ”tanggungan-tanggungan yang berat”, peraturan dan tradisi buatan manusia, yang ditanggungkan ke atas orang-orang oleh para penulis dan orang Farisi. Apakah saudara mengerti makna dari apa yang disimpulkan rasul Yohanes yang lanjut usia? Perintah Allah bukan beban yang berat, juga tidak terlalu sulit untuk kita jalankan. (Bandingkan Ulangan 30:11.) Sebaliknya, apabila kita mengasihi Allah, maka memenuhi tuntutan-tuntutan-Nya akan membuat kita bahagia. Itu memberi kita kesempatan berharga untuk mempertunjukkan kasih kita kepada Yehuwa.

6 Untuk memperlihatkan kasih kita akan Allah, kita perlu mengetahui secara spesifik apa yang Ia harapkan dari kita. Mari kita membahas lima dari antara tuntutan-tuntutan Allah. Seraya kita melakukan hal itu, ingatlah apa yang Yohanes tulis, ’Perintah-perintah Allah tidak membebani.’

Memperoleh Pengetahuan tentang Allah

7. Keselamatan kita bergantung pada hal apa?

7 Tuntutan pertama adalah memperoleh pengetahuan tentang Allah. Pertimbangkanlah kata-kata Yesus yang dicatat di Yohanes pasal 17. Latarnya adalah malam terakhir dari kehidupan Yesus sebagai manusia. Yesus telah menggunakan banyak waktu dari malam tersebut untuk mempersiapkan para rasulnya akan kepergiannya. Ia prihatin akan masa depan mereka—masa depan mereka yang abadi. Sambil menengadah ke langit, ia berdoa untuk mereka. Di ayat 3, kita membaca, ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” Ya, keselamatan mereka bergantung pada apakah mereka ”memperoleh pengetahuan” tentang Allah dan juga Kristus. Hal itu berlaku bagi kita juga. Untuk mendapatkan keselamatan, kita harus memperoleh pengetahuan demikian.

8. Apa artinya ”memperoleh pengetahuan” tentang Allah?

8 Apa artinya ”memperoleh pengetahuan” tentang Allah? Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ”memperoleh pengetahuan” berarti ”mengetahui, menyadari”, atau ”mengerti sepenuhnya”. Perhatikan juga bahwa terjemahan ”memperoleh pengetahuan” menyiratkan bahwa hal ini adalah proses yang berlangsung terus. Jadi memperoleh pengetahuan tentang Allah berarti mengenal Dia tidak asal saja tetapi secara intim, memperkembangkan persahabatan yang penuh pengertian dengan Dia. Hubungan yang berlangsung terus dengan Allah mendatangkan pengetahuan yang terus bertambah tentang Dia. Proses ini dapat berlangsung selamanya, karena kita tidak akan pernah mengetahui segala-galanya tentang Yehuwa.—Roma 11:33.

9. Apa yang dapat kita pelajari tentang Yehuwa dari buku ciptaan?

9 Bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan tentang Allah? Ada dua buku yang dapat membantu kita. Yang pertama adalah buku ciptaan. Segala sesuatu yang telah Yehuwa ciptakan—makhluk hidup maupun benda mati—memberi kita pemahaman tertentu tentang pribadi macam apa Allah itu. (Roma 1:20) Pertimbangkan beberapa contoh. Deru air terjun yang megah, debur ombak di kala badai, pemandangan langit yang berbintang di malam yang cerah—tidakkah hal-hal itu mengajarkan kepada kita bahwa Yehuwa adalah Allah yang ”maha kuat”? (Yesaya 40:26) Anak yang tertawa seraya ia memperhatikan anak anjing yang mengejar ekornya sendiri atau anak kucing yang sedang bermain dengan gulungan benang wol—tidakkah hal itu memperlihatkan secara tidak langsung bahwa Yehuwa, ”Allah yang bahagia”, memiliki rasa humor? (1 Timotius 1:11) Cita rasa makanan yang lezat, harumnya bunga di padang, warna-warni yang cerah dari kupu-kupu yang mungil, suara burung yang bernyanyi di musim semi, pelukan yang hangat dari orang yang kita kasihi—dari hal-hal itu tidakkah kita memahami bahwa Pencipta kita adalah Allah kasih, yang ingin agar kita menikmati kehidupan?—1 Yohanes 4:8.

10, 11. (a) Apa berbagai hal tentang Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya yang tidak dapat kita pelajari dari buku ciptaan? b) Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa hanya ditemukan dalam Alkitab?

10 Akan tetapi, apa yang dapat kita pelajari tentang Yehuwa dari buku ciptaan ini hanya terbatas. Misalnya: Siapa nama Allah? Mengapa Ia menciptakan bumi dan menaruh umat manusia di sana? Mengapa Allah mengizinkan kejahatan? Apa yang dijanjikan masa depan bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita harus melihat ke buku lain yang menyampaikan pengetahuan tentang Allah—Alkitab. Pada halaman-halamannya, Yehuwa menyingkapkan berbagai hal tentang diri-Nya, termasuk nama-Nya, kepribadian-Nya, dan maksud-tujuan-Nya—keterangan yang tidak dapat kita peroleh dari sumber lain mana pun.—Keluaran 34:6, 7; Mazmur 83:19; Amos 3:7.

11 Dalam Alkitab, Yehuwa juga menyampaikan pengetahuan yang sangat penting mengenai pribadi-pribadi lain yang perlu kita ketahui. Seperti misalnya, siapakah Yesus Kristus, dan apa peranannya dalam perwujudan maksud-tujuan Yehuwa? (Kisah 4:12) Siapakah Setan si Iblis? Dengan cara-cara apa ia menyesatkan orang? Bagaimana agar kita jangan sampai disesatkan olehnya? (1 Petrus 5:8) Jawaban yang menyelamatkan kehidupan atas pertanyaan-pertanyaan ini hanya ditemukan dalam Alkitab.

12. Bagaimana saudara akan menjelaskan mengapa memperoleh pengetahuan tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya bukan merupakan beban?

12 Apakah memperoleh pengetahuan demikian tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya itu merupakan beban? Sama sekali tidak! Dapatkah saudara ingat bagaimana perasaan saudara pada waktu saudara pertama kali mengetahui bahwa nama Allah adalah Yehuwa, bahwa Kerajaan-Nya akan memulihkan Firdaus di bumi ini, bahwa Ia memberikan Putra yang Ia kasihi sebagai tebusan untuk dosa-dosa kita, dan juga kebenaran-kebenaran berharga lainnya? Bukankah hal itu seperti dibukanya selubung ketidaktahuan dan melihat segala sesuatu dengan jelas untuk pertama kalinya? Memperoleh pengetahuan tentang Allah bukan beban. Itu suatu sukacita!—Mazmur 1:1-3; 119:97.

Menyelaraskan Diri dengan Standar-Standar Allah

13, 14. (a) Seraya kita memperoleh pengetahuan tentang Allah, perubahan-perubahan apa yang kita perlu adakan dalam kehidupan kita? (b) Allah menuntut agar kita menjauh dari praktek-praktek najis apa?

13 Seraya kita memperoleh pengetahuan tentang Allah, kita mulai menyadari bahwa kita perlu mengadakan perubahan-perubahan dalam kehidupan kita. Hal ini membawa kita kepada tuntutan kedua. Kita harus menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah mengenai tingkah laku yang benar dan menerima kebenaran-Nya. Apa kebenaran itu? Apakah yang kita percayai dan kita lakukan benar-benar penting bagi Allah? Banyak orang dewasa ini tampaknya tidak berpikir demikian. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Gereja Inggris pada tahun 1995 menyebutkan bahwa hidup bersama tanpa menikah hendaknya tidak dipandang sebagai dosa. ”Ungkapan ’hidup dalam dosa’ itu memalukan dan tidak membantu,” kata seorang uskup gereja.

14 Maka, apakah ”hidup dalam dosa” tidak lagi merupakan dosa? Yehuwa memberi tahu kita dengan sangat gamblang, bagaimana perasaan-Nya terhadap tingkah laku demikian. Firman-Nya, Alkitab, menyatakan, ”Hendaklah pernikahan terhormat di antara semua, dan tempat tidur pernikahan tanpa kecemaran, karena Allah akan menghakimi orang yang melakukan percabulan dan pezina.” (Ibrani 13:4) Seks pranikah mungkin bukan dosa dalam pandangan para pemimpin agama yang liberal dan para pengunjung gereja, tetapi itu adalah dosa yang serius di mata Allah! Demikian pula dengan perzinaan, inses, dan homoseksualitas. (Imamat 18:6; 1 Korintus 6:9, 10) Allah menuntut agar kita menjauh dari praktek-praktek demikian, yang Ia pandang najis.

15. Bagaimana tuntutan-tuntutan Allah melibatkan cara kita memperlakukan orang lain maupun apa yang kita percayai?

15 Akan tetapi, tidaklah cukup hanya menjauh dari praktek-praktek yang Allah pandang sebagai dosa. Tuntutan Allah juga melibatkan cara kita memperlakukan orang lain. Dalam keluarga, Ia ingin suami dan istri memiliki kasih dan respek terhadap satu sama lain. Allah menuntut agar orang-tua mengurus kebutuhan materi, rohani dan emosi anak-anak mereka. Ia memberi tahu anak-anak agar menaati orang-tua mereka. (Amsal 22:6; Kolose 3:18-21) Dan bagaimana dengan kepercayaan kita? Allah Yehuwa ingin kita menghindari kepercayaan dan kebiasaan yang berasal dari ibadat palsu atau yang bertentangan dengan kebenaran yang murni yang diajarkan dalam Alkitab.—Ulangan 18:9-13; 2 Korintus 6:14-17.

16. Jelaskan mengapa menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah mengenai tingkah laku yang benar dan menerima kebenaran-Nya bukan merupakan beban.

16 Apakah menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah mengenai tingkah laku yang benar dan menerima kebenaran-Nya itu merupakan beban bagi kita? Tidak jika kita merenungkan manfaat-manfaatnya—perkawinan yang di dalamnya suami dan istri saling mengasihi dan mempercayai sebaliknya daripada perkawinan yang hancur karena ketidaksetiaan; rumah tempat anak-anak merasa dikasihi dan diinginkan oleh orang-tua mereka sebaliknya daripada keluarga yang anak-anaknya merasa tidak dikasihi, diabaikan, dan tidak diinginkan; hati nurani yang bersih dan kesehatan yang baik sebaliknya daripada perasaan bersalah dan tubuh yang digerogoti AIDS atau penyakit hubungan seksual lainnya. Pasti, tuntutan-tuntutan Yehuwa tidak merampas apa pun yang kita butuhkan untuk menikmati kehidupan!—Ulangan 10:12, 13.

Memperlihatkan Respek akan Kehidupan dan Darah

17. Bagaimana Yehuwa memandang kehidupan dan darah?

17 Seraya saudara menyesuaikan diri dengan standar-standar Allah, saudara akan menghargai betapa berharganya kehidupan itu sesungguhnya. Mari kita sekarang membahas tuntutan Allah yang ketiga. Kita harus memperlihatkan respek akan kehidupan dan darah. Bagi Yehuwa kehidupan itu suci. Memang seharusnya demikian, karena Ia adalah Sumber kehidupan. (Mazmur 36:10) Ya, bahkan kehidupan bayi yang belum dilahirkan yang masih di dalam perut ibunya berharga bagi Yehuwa! (Keluaran 21:22, 23) Darah mewakili kehidupan. Oleh karena itu, darah juga suci di mata Allah. (Imamat 17:14) Maka, tidaklah mengherankan jika Allah mengharapkan kita untuk memandang kehidupan dan darah sebagaimana Ia memandangnya.

18. Apa yang dituntut dari kita berkenaan pandangan Yehuwa sehubungan dengan kehidupan dan darah?

18 Apa yang dituntut dari kita berkenaan respek akan kehidupan dan darah? Sebagai orang Kristen, kita tidak mempertaruhkan kehidupan kita tanpa perlu sekadar untuk kesenangan. Kita harus sadar akan keselamatan dan oleh karena itu kita memastikan bahwa mobil kita dan rumah kita tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan. (Ulangan 22:8) Kita tidak menggunakan tembakau, mengunyah sirih, atau menggunakan obat bius yang dapat membuat ketagihan ataupun menyimpangkan pikiran untuk kesenangan. (2 Korintus 7:1) Karena kita mendengarkan Allah pada waktu Ia mengatakan ’jauhkan diri dari darah’, kita tidak membiarkan darah ditransfusikan ke dalam tubuh kita. (Kisah 15:28, 29) Meskipun kita mengasihi kehidupan, kita tidak akan berupaya menyelamatkan kehidupan kita sekarang dengan melanggar hukum Allah dan dengan demikian membahayakan prospek kita untuk kehidupan abadi!—Matius 16:25.

19. Jelaskan bagaimana kita memperoleh manfaat dari menunjukkan respek akan kehidupan dan darah.

19 Apakah memperlakukan kehidupan dan darah sebagai perkara suci itu merupakan beban bagi kita? Sama sekali tidak! Pikirkan hal ini. Apakah bebas dari kanker paru-paru akibat merokok itu merupakan beban? Apakah bebas dari kecanduan mental dan fisik terhadap obat-obat bius yang membahayakan itu merupakan beban? Apakah terhindar dari AIDS, hepatitis, atau penyakit lain akibat transfusi darah merupakan beban? Jelaslah, menghindari kebiasaan dan praktek yang mencelakakan adalah demi manfaat kita.—Yesaya 48:17.

20. Bagaimana satu keluarga memperoleh manfaat karena memiliki pandangan Allah mengenai kehidupan?

20 Pertimbangkan pengalaman ini. Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita Saksi yang sedang hamil kira-kira tiga setengah bulan mengalami pendarahan pada suatu malam dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah dokter memeriksanya, tanpa sengaja ia mendengar dokter itu mengatakan kepada salah seorang perawat bahwa mereka harus mengakhiri kehamilan. Karena mengetahui bagaimana Yehuwa memandang kehidupan dari bayi yang belum dilahirkan, ia dengan tegas menolak aborsi, dengan mengatakan kepada dokter itu, ”Kalau bayi itu masih hidup, biarkan dia di sana!” Ia terus mengalami pendarahan beberapa kali, tetapi beberapa bulan kemudian ia melahirkan secara prematur bayi laki-laki yang sehat, yang sekarang berusia 17 tahun. Ia menjelaskan, ”Putra kami telah diberi tahu tentang semua ini, dan dia mengatakan dia merasa senang bahwa dia tidak dibuang ke tempat sampah. Dia tahu bahwa satu-satunya alasan dia hidup adalah karena kami melayani Yehuwa.” Pastilah, memiliki pandangan Allah mengenai kehidupan sama sekali bukan beban bagi keluarga ini!

Melayani Bersama dengan Umat Yehuwa yang Terorganisasi

21, 22. (a) Bersama siapa Yehuwa mengharapkan kita melayani Dia? (b) Bagaimana umat Allah yang terorganisasi dapat dikenali?

21 Kita tidak sendirian dalam mengadakan perubahan-perubahan yang perlu untuk menyelaraskan kehidupan kita dengan standar-standar Allah. Yehuwa memiliki umat di bumi ini, dan Ia mengharapkan kita melayani Dia bersama dengan mereka. Hal ini membawa kita kepada tuntutan keempat. Kita harus melayani Yehuwa bersama organisasi-Nya yang dituntun oleh roh.

22 Namun, bagaimana umat Allah yang terorganisasi dapat dikenali? Menurut standar-standar yang terdapat dalam Alkitab, mereka memiliki kasih sejati di antara mereka sendiri, mereka sangat merespek Alkitab, mereka menghormati nama Allah, mereka mengabarkan tentang Kerajaan-Nya, dan mereka bukan bagian dari dunia yang fasik ini. (Matius 6:9; 24:14; Yohanes 13:34, 35; 17:16, 17) Hanya ada satu organisasi agama di bumi ini yang memiliki semua tanda kekristenan sejati ini—Saksi-Saksi Yehuwa!

23, 24. Bagaimana kita dapat mengilustrasikan bahwa melayani Yehuwa bersama dengan umat-Nya yang terorganisasi bukan merupakan beban?

23 Apakah melayani Yehuwa bersama dengan umat-Nya yang terorganisasi itu merupakan beban? Tentu tidak! Sebaliknya, adalah suatu hak istimewa yang berharga untuk memiliki kasih dan dukungan dari keluarga saudara dan saudari Kristen di seluas dunia. (1 Petrus 2:17) Bayangkan saudara luput dari sebuah kapal yang karam dan sedang berada di tengah lautan, berjuang untuk tetap terapung. Pada waktu saudara merasa tidak tahan lebih lama lagi, ada tangan yang terulur kepada saudara dari sebuah perahu penyelamat. Ya, ada orang-orang lain yang luput! Dalam perahu penyelamat, saudara dan yang lainnya bergiliran mendayung ke pantai, sambil mengangkat orang-orang yang luput lainnya di sepanjang perjalanan.

24 Bukankah kita berada dalam situasi yang serupa? Kita telah ditarik dari ”lautan” dunia yang fasik dan berbahaya ini ke dalam ”perahu penyelamat” dari organisasi Yehuwa di bumi. Di dalamnya, kita melayani bersisi-sisian seraya kita menuju ”pantai” dunia baru yang adil-benar. Jika tekanan kehidupan menyebabkan kita letih di sepanjang perjalanan, betapa bersyukurnya kita atas bantuan dan penghiburan dari rekan-rekan Kristen sejati!—Amsal 17:17.

25. (a) Kewajiban apa yang kita miliki terhadap orang-orang yang masih berada dalam ”lautan” dunia yang fasik ini? (b) Apa tuntutan Allah yang akan dibahas dalam artikel berikutnya?

25 Bagaimana dengan orang-orang lain—orang-orang yang berhati jujur yang masih berada dalam ”lautan” tersebut? Kita berkewajiban untuk menolong mereka masuk ke dalam organisasi Yehuwa, bukan? (1 Timotius 2:3, 4) Mereka membutuhkan bantuan untuk mempelajari apa yang Allah tuntut. Hal ini membawa kita kepada tuntutan kelima dari Allah. Kita harus menjadi pemberita yang loyal dari Kerajaan Allah. Apa yang tercakup dalam hal ini akan dibahas dalam artikel berikutnya.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Mengapa perintah-perintah Allah tidak membebani?

◻ Bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang Allah?

◻ Mengapa menyelaraskan diri dengan standar-standar Allah mengenai tingkah laku yang benar dan menerima kebenaran-Nya bukan merupakan beban?

◻ Apa yang dituntut dari kita berkenaan pandangan Allah sehubungan dengan kehidupan dan darah?

◻ Bersama siapa Allah mengharapkan kita melayani Dia, dan bagaimana mereka dapat dikenali?

[Gambar di hlm. 18]

Kita belajar tentang Yehuwa dari buku ciptaan dan dari Alkitab

[Keterangan]

Buaya: Atas kebaikan Australian International Public Relations; beruang: Safari-Zoo of Ramat-Gan, Tel Aviv

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan