PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w97 1/7 hlm. 3
  • Apakah Penyembuhan Secara Mukjizat Masih Ada?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Penyembuhan Secara Mukjizat Masih Ada?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Bahan Terkait
  • Penyembuhan Secara Mukjizat atas Umat Manusia Sudah Dekat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Bagaimana Iman Dapat Membantu yang Sakit
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • ’Penyembuhan Mukjizat’ Dewasa Ini​—Apakah dari Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Apakah Penyembuhan Iman Diperkenan Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
w97 1/7 hlm. 3

Apakah Penyembuhan Secara Mukjizat Masih Ada?

”TERIMALAH Yesus dan sembuhlah!” Slogan-slogan seperti ini mendorong Alexandre, seorang anggota dari salah satu gereja Evangelis, untuk percaya bahwa menggunakan obat-obatan guna menyembuhkan penyakitnya menunjukkan kurangnya iman. Ia yakin bahwa imannyalah yang semata-mata akan mendatangkan penyembuhan secara mukjizat yang ia butuhkan. Benedita, seorang Katolik yang bersemangat, sangat tersentuh ketika ia mendengar adanya mukjizat yang mendatangkan kesembuhan di tempat suci Aparecida do Norte, di negara bagian São Paulo, Brasil. Dengan menggunakan kata-kata bertuah yang diajarkan oleh bibinya, Benedita berdoa kepada Bunda Kita Aparecida, Santo Antonius, dan ”santo-santo” lainnya untuk mendapatkan kuasa guna menyembuhkan orang sakit.

Tampaknya, bahkan di pengujung abad ke-20 ini, banyak orang masih mempercayai penyembuhan secara mukjizat​—tetapi mengapa? Kemungkinan, beberapa merasa frustrasi karena para dokter tidak sanggup berbuat banyak untuk menyembuhkan penyakit, rasa nyeri, dan penderitaan dari orang-orang yang mereka kasihi, terutama anak-anak mereka. Orang-orang yang menderita penyakit kronis mungkin merasa bahwa mengingat mahalnya harga obat-obatan modern, tidak ada ruginya untuk mengupayakan penyembuhan iman. Beberapa menyaksikan di televisi berbagai gereja dan orang-perorangan menawarkan penyembuhan terhadap AIDS, depresi, kanker, gangguan mental, tekanan darah tinggi, dan banyak penyakit lainnya. Tidak soal mereka beriman terhadap pernyataan-pernyataan semacam itu atau tidak, para pemirsa akan berpaling kepada mereka sebagai jalan keluar terakhir. Ada juga orang-orang yang, karena percaya bahwa penyakit mereka disebabkan oleh roh-roh jahat, mungkin merasa bahwa obat-obat biasa tidak cukup manjur untuk membantu mereka.

Di lain pihak, ada pula orang-orang yang menentang dengan keras, bahkan mengutuk, gagasan penyembuhan secara mukjizat oleh ”santo-santo” yang sudah meninggal atau oleh para penyembuh yang masih hidup. Menurut Jornal da Tarde, imunolog Dráusio Varella merasa bahwa kepercayaan tersebut ”mempermainkan iman orang-orang yang kurang waspada dan yang putus asa”. Ia menambahkan, ”Karena berharap kepada mukjizat, banyak orang mungkin meninggalkan perawatan medis yang penting gara-gara ulah para penipu ini.” Dan The New Encyclopædia Britannica menjelaskan, ”Penyembuhan nonortodoks di masa lampau berkaitan dengan tempat-tempat suci serta upacara agama, dan ilmu pengetahuan kedokteran cenderung menghubungkan semua penyembuhan semacam itu dengan proses yang wajar dari sugesti yang berfungsi di bawah kondisi yang mendukung.” Namun, ada banyak orang yang percaya bahwa mereka benar-benar disembuhkan oleh mukjizat. Bagi orang-orang ini, penyembuhan tersebut efektif!

Orang-orang yang mengenal Alkitab mengetahui bahwa Yesus Kristus menyembuhkan orang sakit dalam banyak kesempatan, melakukan hal ini dengan ’kuasa dari Allah’. (Lukas 9:42, 43) Oleh karena itu, boleh jadi mereka bertanya-tanya, ’Apakah Kuasa Allah masih bekerja dan menyebabkan penyembuhan secara mukjizat dewasa ini?’ Jika demikian, mengapa upaya-upaya penyembuhan gagal mendatangkan hasil yang dijanjikan? Apakah karena sang pasien tidak memiliki cukup iman atau karena sumbangannya tidak cukup besar? Apakah dapat dibenarkan bila seorang Kristen mengupayakan penyembuhan secara mukjizat sewaktu ia menderita penyakit yang parah atau yang mungkin tidak dapat disembuhkan? Dan apakah penyembuhan secara mukjizat yang tidak pernah gagal seperti dipertunjukkan oleh Yesus akan pernah terjadi lagi? Saudara dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting ini dalam artikel berikut.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan