PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w98 1/6 hlm. 24-27
  • Peristiwa yang Membahagiakan—Wisuda Kelas Gilead ke-104

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Peristiwa yang Membahagiakan—Wisuda Kelas Gilead ke-104
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Nasihat Praktis agar Tetap Berbahagia
  • Berminat pada Orang-Orang Mendatangkan Kebahagiaan
  • Kunci Kebahagiaan di Negeri Asing
  • Semangat Kerelaan Menghantarkan Orang-Orang ke Gilead
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Dari Siswa yang Sukses Menjadi Utusan Injil yang Sukses
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Mewisuda Siswa-Siswa Firman Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Gilead Mengirim Utusan Injil ”ke Bagian yang Paling Jauh di Bumi”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
w98 1/6 hlm. 24-27

Peristiwa yang Membahagiakan—Wisuda Kelas Gilead ke-104

”INI adalah hari yang membahagiakan, dan kita semua bersukacita.” Dengan kata-kata itu, Carey Barber, anggota Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa, membuka acara yang membawa sukacita, wisuda kelas ke-104 Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal pada tanggal 14 Maret 1998. Hadirin yang berjumlah 4.945 diundang untuk mengawali acara itu dengan melantunkan nyanyian Kerajaan nomor 208, berjudul ”Nyanyian Sukacita”.

Nasihat Praktis agar Tetap Berbahagia

Bagian pembukaan dari acara tersebut, rangkaian lima khotbah pendek berdasarkan Alkitab, menyediakan beberapa nasihat praktis sehubungan dengan cara mempertahankan semangat sukacita yang mewarnai hari wisuda.

Khotbah yang pertama disampaikan oleh Joseph Eames dari Departemen Penulisan. Ia membahas tema ”Tirulah Semangat Orang-Orang yang Loyal”, didasarkan pada kisah Alkitab di 2 Samuel pasal 15 dan 17, tentang Absalom, putra Daud, yang berkomplot merebut kerajaan yang Allah berikan kepada ayahnya dengan memicu pemberontakan. Akan tetapi, masih ada orang-orang yang tetap loyal kepada Raja Daud, pribadi yang Yehuwa lantik. Pelajaran apa yang dapat ditarik para utusan injil dari contoh ini? ”Ke mana pun saudara ditugasi sebagai utusan injil, dengan loyal galakkan semangat kerja sama dan respek terhadap wewenang teokratis. Bantu yang lain-lain melakukan hal yang sama,” demikian Saudara Eames menyimpulkan.

Yang tampil berikutnya pada acara tersebut adalah David Sinclair, yang menjabarkan sepuluh persyaratan, yang terdapat di Mazmur 15 (NW), untuk menjadi tamu di ’kemah Yehuwa’. Khotbahnya yang berjudul ”Teruslah Menjadi Tamu di Kemah Utusan Injil Saudara”, menganjurkan para wisudawan untuk menerapkan mazmur ini dalam tugas utusan injil mereka, tempat mereka akan menjadi tamu. Saudara Sinclair menandaskan pentingnya hidup menurut standar-standar ilahi setiap waktu. Hasilnya? Mazmur 15:5 menyatakan, ”Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.”

John Barr, anggota Badan Pimpinan, membawakan khotbah berikutnya dan memberikan perhatian pada pengaruh yang menguatkan dari bernyanyi di perhimpunan Kristen. Namun, nyanyian apa yang paling riang yang dilantunkan di seluruh dunia dewasa ini? Ini adalah kabar baik Kerajaan Mesianis Allah. Apa yang dihasilkan oleh segenap nyanyian, atau pengabaran tentang Kerajaan ini? Dalam bait kedua dari nyanyian nomor 208 dikatakan, ”Injil Kerajaan yang diberitakan, banyak yang memihak Yehuwa. Mereka nyanyikan kidung pujian, suarakan ke seluruh dunia!” Ya, setiap hari kira-kira 1.000 murid baru dibaptis. Saudara Barr menyimpulkan, ”Bukankah luar biasa, saudara-saudara, bila memikirkan bahwa saudara sedang diutus ke daerah-daerah untuk bertemu dengan orang-orang yang sudah menunggu untuk mendengarkan nyanyian pujian saudara?”

”Dengarkan Suara Utusan Injil yang Berpengalaman” adalah judul khotbah berikutnya yang disampaikan James Mantz dari Departemen Penulisan. Ia menunjukkan bahwa beberapa hal hanya dapat dipelajari melalui pengalaman pribadi. (Ibrani 5:8) Meskipun demikian, Amsal 22:17 menganjurkan kita untuk ’memasang telinga kita pada amsal-amsal orang bijak’, atau orang-orang yang telah berpengalaman. Para wisudawan dapat belajar banyak dari para utusan injil senior. ”Mereka tahu caranya tawar-menawar barang dengan pemilik toko setempat. Mereka tahu kawasan mana di kota itu yang harus dihindari karena bahaya moral dan fisik. Mereka tahu hal-hal apa yang sensitif bagi masyarakat setempat. Para utusan injil yang sudah berpengalaman mengetahui apa yang saudara butuhkan agar berbahagia dan sukses dalam tugas saudara,” kata Saudara Mantz.

Dengan menyampaikan tema ”Hargai Tugas Teokratis Saudara”, Wallace Liverance, panitera Sekolah Gilead, menjelaskan bahwa beberapa utusan injil, seperti rasul Paulus, Timotius, dan Barnabas, menerima tugas dari Allah melalui roh kudus atau semacam pernyataan mukjizat, sedangkan para utusan injil yang dilatih di sekolah Gilead ditugasi ke suatu tempat di ladang seluas dunia oleh ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:​45-​47) Ia membandingkan tugas para utusan injil dengan tempat-tempat yang ditetapkan Gideon bagi anak buahnya yang bertempur melawan orang-orang Midian. (Hakim 7:​16-​21) ”Hargailah tugas utusan injil teokratis saudara. Sama seperti para prajurit Gideon ’tinggal berdiri, masing-masing di tempatnya’, pandanglah tugas saudara sebagai tempat saudara. Berimanlah bahwa Yehuwa dapat menggunakan saudara sama seperti Ia menggunakan ketiga ratus prajurit Gideon,” demikian desak Saudara Liverance.

Berminat pada Orang-Orang Mendatangkan Kebahagiaan

Menara Pengawal pernah berkomentar, ”Daripada memupuk minat dan kehidupan kita di seputar perkara-perkara yang dihasilkan manusia serta peralatan elektronik dan mekanik di dunia ini, perkara-perkara yang belum tentu tahan lama, alangkah jauh lebih baik dan lebih bijaksana apabila kita memperlihatkan minat yang sungguh-sungguh pada orang-orang dan belajar menemukan sukacita yang tulus dalam melakukan berbagai hal bagi orang lain.” Selaras dengan hal itu, Saudara Mark Noumair, salah seorang instruktur Sekolah Gilead, membahas dengan sekelompok siswa mengenai pengalaman dinas pengabaran mereka dan memberikan komentar, ”Memperlihatkan minat pada orang-orang lain dapat membuat saudara menjadi utusan injil yang baik.”

Kunci Kebahagiaan di Negeri Asing

Apa saja kunci keberhasilan dan kebahagiaan dalam dinas utusan injil? Saudara Charles Woody dari Departemen Dinas dan Saudara Harold Jackson, mantan utusan injil di Amerika Latin serta asisten Panitia Pengajaran, mewawancarai anggota-anggota Panitia Cabang yang sedang menghadiri kelas kesembilan sekolah bagi personel kantor cabang. Berikut ini adalah contoh nasihat yang mereka berikan:

Albert Musonda dari Zambia mengamati, ”Sewaktu para utusan injil mengambil inisiatif untuk menyapa saudara-saudara, itu menghasilkan semangat yang membina karena saudara-saudara akan merasa dekat dengan sang utusan injil, dan sang utusan injil pun akan merasa dekat dengan mereka.”

Rolando Morales dari Guatemala menyarankan apabila para utusan injil yang baru ditawari minuman oleh orang-orang yang ramah, mereka dapat dengan ramah dan bijaksana menjawab, ”Saya masih baru di negara ini. Saya ingin sekali meminumnya, tetapi saya belum memiliki kekebalan tubuh seperti Anda. Mungkin lain kali saya dapat menerimanya, dan saya akan senang sekali mencicipinya.” Apa manfaat dari jawaban semacam itu? ”Orang-orang tidak akan merasa tersinggung, dan para utusan injil telah bersikap ramah pada orang-orang lain.”

Apa yang dapat membantu para utusan injil bertekun dalam tugas mereka? Saudara Paul Crudass, lulusan Gilead kelas ke-79, yang telah melayani di Liberia selama 12 tahun terakhir, membuat pengamatan ini, ”Saya tahu bahwa orang-tua akan merindukan anak-anak mereka. Tetapi, ada saatnya ketika seorang utusan injil berupaya keras menyesuaikan diri dengan negara, lingkungan, budaya, dan orang-orang. Ia mungkin merasa ingin berhenti dari dinasnya. Jika ia menerima surat dari rumah yang bunyinya, ’Kami sangat merindukanmu; kami tidak tahu apa yang harus kami perbuat tanpamu’, itu mungkin cukup memberi alasan baginya untuk mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumah. Maka, penting agar sanak saudara yang hadir hari ini mengingat hal itu.”

Setelah wawancara, khotbah terakhir dalam acara itu disampaikan oleh Theodore Jaracz, anggota Badan Pimpinan. Tema khotbahnya: ”Tetap Jadikan Kerajaan Hal yang Utama Dalam Kehidupan Saudara”. Bagaimana para utusan injil dapat tetap terfokus dan tidak tersimpangkan dari dinas mereka? Ia menganjurkan mereka untuk memiliki jadwal pelajaran Alkitab pribadi, yang akan membantu mereka menjaga kepentingan Kerajaan di tempat utama dalam kehidupan. Ada juga pengingat yang tepat waktu ini, ”Beberapa utusan injil telah melalaikan pelajaran pribadi karena mereka disibukkan oleh peralatan elektronik atau mekanik, surat elektronik (E-mail), dan komputer. Kita hendaknya memiliki akal sehat untuk berlaku seimbang dalam menggunakan alat apa pun dan tidak memboroskan banyak waktu untuk sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran Firman Allah kita secara pribadi.”

Setelah khotbah Saudara Jaracz, dilakukan penyerahan ijazah dan pembacaan surat penghargaan dari para siswa. Seorang saudara yang mewakili para siswa mengungkapkan perasaan dari setiap orang dengan cara ini, ”Kami melihat bukti nyata dari kasih yang Yesus katakan akan menjadi ciri murid-muridnya, dan ini telah meyakinkan kami bahwa tidak soal di mana pun kami berada, kami memiliki organisasi yang hangat, pengasih, bagaikan seorang ibu yang mendukung kami. Dengan dukungan semacam itu, kami siap pergi ke ujung-ujung bumi.” Demikianlah penutup yang menggugah dari hari wisuda yang membahagiakan bagi kelas Gilead ke-104.

[Kotak di hlm. 24]

Statistik Kelas

Jumlah negeri yang diwakili: 9

Jumlah negeri yang ditugaskan: 16

Jumlah siswa: 48

Jumlah pasangan suami-istri: 24

Rata-rata umur: 33

Rata-rata lamanya dalam kebenaran: 16

Rata-rata lamanya dalam dinas sepenuh waktu: 12

[Gambar di hlm. 25]

Lulusan Kelas ke-104 Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal

Dalam daftar di bawah, baris dihitung dari depan ke belakang, dan nama-nama didaftarkan dari kiri ke kanan dalam setiap baris

(1) Romero, M.; Howarth, J.; Blackburne-Kane, D.; Hohengasser, E.; West, S.; Thom, S. (2) Colon, W.; Glancy, J.; Kono, Y.; Drews, P.; Tam, S.; Kono, T. (3) Tam, D.; Zechmeister, S.; Gerdel, S.; Elwell, J.; Dunec, P.; Tibaudo, H. (4) Taylor, E.; Hildred, L.; Sanches, M.; Anderson, C.; Bucknor, T.; Hohengasser, E. (5) Howarth, D.; Ward, C.; Hinch, P.; McDonald, Y.; Sanches, T.; Thom, O. (6) Drews, T.; Tibaudo, E.; Elwell, D.; Dunec, W.; Blackburne-Kane, D.; Ward, W. (7) Anderson, M.; Zechmeister, R.; McDonald, R.; Bucknor, R.; Glancy, S.; Gerdel, G. (8) Romero, D.; Hinch, R.; Hildred, S.; Taylor, J.; Colon, A.; West, W.

[Gambar di hlm. 26]

Saudara-saudara yang menjadi instruktur kelas ke-104: (dari kiri) W. Liverance, U. Glass, K. Adams, M. Noumair

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan