PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w99 1/2 hlm. 6-7
  • Bagaimana Memperlihatkan Kerendahan Hati yang Sejati?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Memperlihatkan Kerendahan Hati yang Sejati?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Teladan Kerendahan Hati Kristus
  • Bagaimana Orang yang Rendah Hati Bereaksi
  • Kerendahan Hati Itu Pengasih dan Pemaaf
  • Pupuklah Kerendahan Hati yang Sejati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Berbahagialah Orang yang Rendah Hati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Untuk Apa Mengenakan Kerendahan Hati?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • ’Kenakanlah Kerendahan Hati’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
w99 1/2 hlm. 6-7

Bagaimana Memperlihatkan Kerendahan Hati yang Sejati?

KERENDAHAN HATI yang sejati sangat bernilai di mata Allah. Yakobus menulis, ”Allah menentang orang yang angkuh, tetapi dia memberikan kebaikan hati yang tidak layak diterima kepada orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6) Di sini, Yakobus boleh jadi mengutip beberapa gagasan yang dinyatakan dalam Kitab-Kitab Ibrani. ”TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.” ”Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi.” ”Apabila [Allah] menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.”​—Mazmur 138:6; Yesaya 2:11; Amsal 3:34.

Rasul Petrus juga menganjurkan kerendahan hati. Ia menulis, ”Kamu semua kenakanlah ikat pinggang kerendahan pikiran terhadap satu sama lain, karena Allah menentang orang yang angkuh, tetapi ia memberikan kebaikan hati yang tidak layak diterima kepada orang yang rendah hati.”​—1 Petrus 5:5.

Teladan Kerendahan Hati Kristus

Saudara mungkin bertanya: Di mana letak kebajikan atau keuntungannya bila saya bersikap rendah hati? Bagi seseorang yang berupaya menjadi orang Kristen sejati, jawabannya sangat fundamental​—bersikap rendah hati adalah bersikap seperti Kristus. Yesus memperlihatkan kerendahan hatinya dengan menerima tugas yang unik untuk datang ke bumi dari alam surgawi dan menjadi manusia yang lebih rendah daripada malaikat. (Ibrani 2:7) Meskipun ia adalah Putra Allah, ia bertekun menghadapi penghinaan yang secara bertubi-tubi dilancarkan kepadanya oleh musuh-musuh agamanya. Ia tetap tenang menjalani pencobaannya, meskipun ia sanggup memanggil berlegiun-legiun malaikat untuk membantunya.​—Matius 26:53.

Akhirnya, Yesus digantung secara amat hina di tiang siksaan, namun tetap setia kepada Bapaknya. Oleh karena itu, Paulus dapat menulis mengenai dia, ”Peliharalah sikap mental ini dalam kamu yang juga ada dalam Kristus Yesus, yang, walaupun ia ada dalam bentuk Allah, tidak mempertimbangkan suatu perebutan, yakni bahwa ia harus sama dengan Allah. Tidak, tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil bentuk seorang budak dan menjadi sama seperti manusia. Lebih daripada itu, ketika ia mendapati diri dalam wujud sebagai manusia, ia merendahkan dirinya dan menjadi taat sampai mati, ya, mati pada tiang siksaan.”​—Filipi 2:​5-8.

Jadi, bagaimana kita dapat memperlihatkan kerendahan hati yang sejati? Dalam situasi yang kita hadapi sehari-hari, bagaimana kita dapat bereaksi secara rendah hati, bukan secara sombong?

Bagaimana Orang yang Rendah Hati Bereaksi

Mari kita perhatikan kerendahan hati dalam bidang pekerjaan, tidak soal dalam pekerjaan duniawi atau dinas Kristen. Agar pekerjaan berjalan dengan sukses, mungkin dibutuhkan para pengawas, manajer, dan penyelia. Harus ada yang membuat keputusan. Bagaimana reaksi saudara? Apakah saudara bernalar, ”Apa hak dia menyuruh saya melakukan sesuatu? Saya sudah lebih lama bekerja di sini daripada dia.” Ya, jika saudara sombong, saudara akan merasa jengkel sewaktu diperintah. Di pihak lain, orang yang rendah hati berupaya untuk ”tidak melakukan apa pun karena sifat suka bertengkar atau karena menganggap diri paling penting, tetapi dengan kerendahan pikiran menganggap orang lain lebih tinggi”.​—Filipi 2:3.

Bagaimana reaksi saudara sewaktu diberi saran oleh seseorang yang lebih muda atau oleh seorang wanita? Jika saudara rendah hati, paling tidak saudara akan mempertimbangkannya. Jika saudara sombong, saudara akan merasa kesal atau langsung menolaknya. Apakah saudara lebih suka mendapat pujian dan sanjungan yang menyebabkan kebinasaan, atau, nasihat yang membangun untuk membina saudara?​—Amsal 27:9; 29:5.

Sewaktu ditimpa kesengsaraan, dapatkah saudara menghadapinya dengan tabah? Kerendahan hati akan membuat saudara sanggup menanggung situasi yang sulit dan bertekun, seperti halnya Ayub. Jika saudara sombong, saudara akan cenderung frustrasi dan boleh jadi memberontak di bawah keadaan yang memedihkan hati dan sewaktu sedang tersinggung.​—Ayub 1:22; 2:10; 27:​2-5.

Kerendahan Hati Itu Pengasih dan Pemaaf

Ada orang yang sulit mengatakan, ”Maaf. Ini kesalahan saya. Andalah yang benar.” Mengapa? Karena gengsinya terlalu tinggi! Namun, sering kali permintaan maaf yang tulus dapat langsung menghentikan pertengkaran antara suami dan istri.

Apakah saudara bersedia memaafkan orang yang menyinggung perasaan saudara? Atau, karena gengsi, apakah saudara memendam kekesalan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, tidak mau bertegur sapa dengan orang yang saudara anggap telah menyinggung perasaan saudara? Apakah saudara bahkan menunjukkan sikap bermusuhan yang berkepanjangan sebagai balas dendam? Sikap semacam ini telah membuat beberapa orang sampai hati melakukan pembunuhan. Dalam kasus lain, metode balas dendamnya berupa perusakan nama baik. Namun sebaliknya, orang yang rendah hati bersikap pengasih dan pemaaf. Mengapa? Karena kasih tidak mencatat kerugian. Yehuwa tidak segan-segan mengampuni bangsa Israel seandainya mereka mau mengekang kesombongan mereka. Pengikut Yesus yang rendah hati mau memaafkan, bukan satu kali saja, melainkan berulang-kali!​—Yoel 2:​12-14; Matius 18:​21, 22; 1 Korintus 13:5.

Orang yang rendah hati ’ambil pimpinan dalam memperlihatkan hormat kepada orang lain’. (Roma 12:10) Alkitab versi New International Version berbunyi, ”Hormatilah satu sama lain melebihi dirimu sendiri.” Apakah saudara memuji orang lain dan menghargai kesanggupan serta bakat mereka? Atau, apakah saudara selalu mencari-cari cacat untuk merusak reputasi mereka? Ya, apakah saudara bersedia memuji orang lain dengan tulus? Jika saudara sulit melakukannya, barangkali problem saudara adalah kurang percaya diri dan kesombongan.

Orang yang sombong tidak sabar. Orang yang rendah hati bersikap panjang sabar. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara merasa kesal setiap kali saudara mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan? Reaksi semacam itu merupakan kebalikan dari sikap panjang sabar. Jika saudara rendah hati, saudara tidak akan terlalu memikirkan diri sendiri. Ingatlah apa yang terjadi sewaktu murid-murid Yesus terlalu memikirkan diri sendiri​—dengan sengit mereka berbantah-bantahan tentang siapa yang paling penting di antara mereka. Mereka lupa bahwa mereka semua adalah ”budak-budak yang tidak berguna”!​—Lukas 17:10; 22:24; Markus 10:​35-37, 41.

Penulis asal Prancis, Voltaire, melukiskan kerendahan hati sebagai ”kesahajaan jiwa . . . obat penawar kesombongan”. Ya, kerendahan hati adalah kerendahan pikiran. Orang yang rendah hati bersahaja, tidak sok gengsi. Ia bersikap penuh respek dan sopan.

Tetapi, untuk apa berupaya bersikap rendah hati? Karena kerendahan hati mendatangkan perkenan Allah dan membantu kita memperoleh bimbingan ilahi. Kerendahan hati Daniel merupakan salah satu alasan mengapa Yehuwa menganggap nabi itu sebagai orang yang ”sangat dikasihi” dan mengutus seorang malaikat kepadanya dalam suatu penglihatan! (Daniel 9:23; 10:​11, 19) Kerendahan hati menghasilkan banyak manfaat. Hal itu menghasilkan sahabat-sahabat sejati yang mengasihi saudara. Yang lebih penting lagi, hal itu menghasilkan berkat dari Yehuwa. ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”​—Amsal 22:4.

[Gambar di hlm. 7]

Permintaan maaf yang rendah hati dapat mempermudah kehidupan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan