PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w02 15/12 hlm. 23-25
  • Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah
  • Saran Praktis dalam Memandang Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah
  • Bersukacitalah karena Harapan Kerajaan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Semangat Kerelaan Menghantarkan Orang-Orang ke Gilead
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Bersukacitalah dalam Yehuwa dan Bersorak-soraklah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Termotivasi untuk Melayani
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
w02 15/12 hlm. 23-25

Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah

DI NEW YORK, AS, cuaca pada tanggal 14 September 2002 hangat dan cerah. Pada hari itu, sebanyak 6.521 orang dari berbagai bangsa berkumpul di Pusat Pendidikan Patterson dan di dua kompleks lain milik Saksi-Saksi Yehuwa di kawasan itu. Mereka berkumpul untuk menyaksikan wisuda Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal kelas ke-113. Para siswa datang dari 14 negeri dan selama lima bulan terakhir telah mempersiapkan diri untuk dinas utusan injil di 19 negeri tempat mereka ditugasi.

Carey Barber, yang berusia 98 tahun dan adalah anggota Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa, menjadi ketua dalam acara ini. Ia menarik perhatian kepada sejarah Sekolah Gilead yang hampir 60 tahun itu, yang telah memperlengkapi ribuan orang untuk pergi dalam ladang utusan injil. Saudara Barber berkata, ”Tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa hasil yang sangat besar telah diperoleh dari pelatihan lanjutan mereka. Secara harfiah, ratusan ribu orang yang lembut hati di seluruh bumi telah membaktikan kehidupan mereka kepada Yehuwa dan telah menjunjung ibadat sejati dan dinas suci kepada-Nya berkat bantuan yang telah diberikan oleh para utusan injil yang terlatih.”

Sebelum mengikuti Gilead, kebanyakan siswa tersebut telah mempertunjukkan minat untuk meluaskan pelayanan mereka. Sepasang suami istri telah menghabiskan lebih dari satu tahun untuk mempelajari bahasa Mandarin guna mencapai populasi besar etnis Cina di tempat asal mereka di Kanada. Pasangan lain mulai mempelajari sendiri bahasa Albania dan akhirnya pindah ke Albania untuk membantu peminat Alkitab yang semakin banyak di sana. Siswa-siswa lain di kelas tersebut datang ke Gilead dari Hongaria, Guatemala, dan Republik Dominika, negeri tempat mereka telah pindah untuk melayani di daerah yang sangat membutuhkan pengajar Firman Allah.

Kini, sebelum berangkat ke berbagai tempat tugas di Afrika, Eropa Timur, Amerika Tengah dan Selatan, dan Timur Jauh, semua lulusan dianjurkan untuk bersandar pada Allah dalam segala sesuatu yang mereka lakukan.

Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah

Setelah kata-kata sambutannya, Saudara Barber memperkenalkan Maxwell Lloyd, seorang anggota Panitia Cabang Amerika Serikat. Ia menonjolkan tema ”Pandanglah Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah”. Saudara Lloyd menarik perhatian kepada teladan Daud dan Putra Allah, Yesus. (1 Samuel 24:6; 26:11; Lukas 22:42) Setelah mengingatkan para siswa bahwa pelajaran Alkitab mereka selama lima bulan telah melatih mereka untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandangan Allah, sang pembicara bertanya, ”Sewaktu memimpin pengajaran Alkitab dengan orang-orang di daerah tugas Saudara yang baru, apakah Saudara akan membantu mereka bernalar tentang segala sesuatu dari sudut pandangan Allah?” Dan, sehubungan dengan menasihati orang lain, ia menyarankan para siswa, ”Jangan katakan, ’Menurut sudut pandangan saya, saya rasa . . . ’ Sebaliknya, bantulah mereka memahami apa pandangan Allah. Dengan mengikuti haluan ini, Saudara akan terbukti sebagai berkat sejati bagi mereka yang berada di daerah tugas Saudara.”

Pembicara berikutnya adalah Gerrit Lösch, seorang anggota Badan Pimpinan. Seraya membahas tema ”Aku Menyertai Engkau”, ia menarik perhatian kepada berbagai peristiwa manakala Yehuwa mengatakan kepada hamba-hamba-Nya yang setia, ”Aku menyertai engkau.” (Kejadian 26:23, 24; 28:15; Yosua 1:5; Yeremia 1:7, 8) Pada zaman kita, kita dapat memiliki keyakinan yang sama akan Yehuwa jika kita tetap setia. Saudara Lösch menyatakan, ”Apakah Saudara khawatir tentang apakah Saudara akan menemukan orang-orang yang mau belajar Alkitab dengan Saudara? Ingatlah, Yehuwa berkata, ’Aku menyertai engkau.’ Apakah Saudara khawatir soal berkecukupan secara materi? Yehuwa berkata, ’Aku tidak akan membiarkan engkau atau meninggalkan engkau.’” (Ibrani 13:5) Saudara Lösch mengakhiri dengan mengingatkan para siswa bahwa Yesus berjanji untuk menyertai para pengikutnya yang setia dalam pekerjaan menjadikan murid.—Matius 28:20.

”Apakah Saudara Akan Menemukan Keamanan dalam Api Pencobaan?” adalah tema yang disampaikan instruktur Gilead Lawrence Bowen. Ia mengomentari bahwa gara-gara sengketa yang timbul di Eden, semua orang yang berhasrat memberikan pengabdian yang eksklusif kepada Yehuwa telah dihadapkan kepada berbagai kesulitan dan, kadang-kadang, pencobaan yang bagaikan kobaran api. Ia menganjurkan para lulusan untuk mengikuti teladan Yesus, yang menemukan keamanan sejati dengan sepenuhnya bersandar pada Yehuwa dan menerima ujian yang bagaikan kobaran api yang Yehuwa izinkan guna menyempurnakan ketaatan Putra-Nya. (Ibrani 5:8, 9) Yehuwa dapat diumpamakan seperti seorang pemurni emas yang menggunakan kadar panas yang tepat untuk memisahkan kotoran. Tentu saja, iman yang teruji oleh api menghasilkan keamanan yang jauh lebih besar daripada emas yang dimurnikan. Mengapa? ”Karena iman yang dimurnikan dapat teguh menghadapi tekanan apa pun,” kata Saudara Bowen, ”dan akan memperlengkapi kita untuk bertekun sampai ’ke akhir’.”—Matius 24:13.

Instruktur Gilead lainnya, Mark Noumair, bertanya, ”Apakah Saudara akan Menjadi Pribadi yang Disukai?” Temanya berfokus pada kata-kata di 1 Samuel 2:26, yang melukiskan Samuel sebagai pribadi yang ”disukai, baik dari sudut pandangan Yehuwa maupun manusia”. Setelah mempertimbangkan teladan Samuel, Saudara Noumair, yang telah melayani selama lebih dari satu dekade dalam dinas utusan injil di Afrika, menyatakan, ”Saudara pun dapat menjadi sangat disukai di mata Allah dengan loyal berpaut pada pekerjaan yang telah Allah berikan untuk Saudara lakukan. Ia telah memberi Saudara tugas utusan injil yang berharga.” Lalu, Saudara Noumair menganjurkan para lulusan untuk memandang tugas mereka sebagai amanah suci dari Allah dan untuk mengikuti cara berpikir Allah dalam melaksanakan tugas mereka.

Selama sekolah, para siswa memiliki banyak kesempatan pada akhir pekan untuk membagikan kepada orang lain di daerah itu ”perkara-perkara yang besar dari Allah” yang dipaparkan dalam Alkitab. (Kisah 2:11) Sebenarnya, mereka dapat berbicara tentang perkara-perkara tersebut dalam sepuluh bahasa yang berbeda. Wallace Liverance, instruktur Gilead lainnya, mewawancarai sekelompok siswa yang menceritakan pengalaman mereka di bawah tema ”’Perkara-Perkara yang Besar dari Allah’ Menggugah Orang Bertindak”. Ia berkomentar, ”Roh kudus mendorong mereka yang ada di sebuah kamar atas pada hari Pentakosta untuk berbicara tentang ’perkara-perkara yang besar dari Allah’. Dewasa ini, roh yang sama bekerja dalam diri semua hamba Allah yang setia.” Beberapa siswa bahkan telah termotivasi untuk mempelajari bahasa-bahasa baru dengan tujuan memberikan kesaksian kepada lebih banyak orang.

Saran Praktis dalam Memandang Segala Sesuatu dari Sudut Pandangan Allah

Setelah khotbah-khotbah pembukaan, Gary Breaux dan William Young, yang adalah anggota keluarga Betel Amerika Serikat, mewawancarai para anggota panitia cabang yang berbeda di negeri-negeri tempat para utusan injil melayani saat ini, dan sepasang suami istri yang telah berada dalam dinas utusan injil selama 41 tahun. Kesimpulannya adalah ”Mereka yang tidak banyak menuntut, bertahan lebih lama. Mereka memusatkan perhatian pada alasan mereka datang. Mereka tahu bahwa mereka datang untuk memberitakan kabar baik dan untuk membantu orang-orang mengenal Yehuwa.”

David Splane, anggota lain Badan Pimpinan, menutup acara ini dengan sebuah khotbah bertema ”Saudara Tidak Pergi Jauh!” Apa yang ia maksudkan, mengingat fakta bahwa ke-46 lulusan kini akan dikirim ke negeri-negeri di seputar bola bumi? Ia menjelaskan, ”Tidak soal di mana Saudara berada di bumi ini, Saudara akan selalu berada di rumah Allah asalkan Saudara setia.” Ya, semua orang Kristen yang setia, tidak soal di mana mereka berada, sedang melayani dalam bagian dari bait, atau rumah, rohani Allah yang agung, yang mulai ada sewaktu Yesus dibaptis pada abad pertama. (Ibrani 9:9) Sungguh menghibur bagi mereka yang hadir untuk mengetahui bahwa Yehuwa dekat dengan semua hamba-Nya yang setia di bumi! Sebagaimana Yehuwa berminat pada Yesus sewaktu ia berada di bumi, demikian pula Ia berminat pada kita semua dan dinas kita kepada-Nya, tidak soal di mana kita mungkin berada. Jadi, dalam hal ibadat, kita tidak pernah jauh dari satu sama lain dan dari Yehuwa serta Yesus.

Setelah penyampaian salam yang diterima dari seputar dunia, pengumuman tentang penugasan para siswa, dan pembacaan sepucuk surat yang ditulis kelas itu yang menyatakan penghargaan atas pelatihan yang diterima di Gilead, sang ketua menutup acara yang sukses tersebut. Ia menganjurkan para utusan injil yang baru ini untuk terus melakukan pekerjaan baik mereka dan untuk bersukacita dalam dinas kepada Yehuwa.—Filipi 3:1.

[Kotak di hlm. 23]

STATISTIK KELAS

Jumlah negeri yang diwakili: 14

Jumlah negeri yang ditugaskan: 19

Jumlah siswa: 46

Rata-rata usia: 35,0

Rata-rata tahun dalam kebenaran: 17,2

Rata-rata tahun dalam dinas sepenuh waktu: 13,7

[Gambar di hlm. 24]

Lulusan Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal Kelas ke-113

Pada daftar di bawah ini, baris dinomori dari depan ke belakang, dan nama diurutkan dari kiri ke kanan pada setiap baris.

(1) Ligthart, M.; Hosoi, S.; Berktold, A.; Liem, C.; Aoki, J. (2) Baglyas, J.; Bouqué, S.; Bossi, A.; Alton, J.; Escobar, I.; Escobar, F. (3) Stoica, A.; Stoica, D.; Freimuth, S.; Karlsson, M.; LeBlanc, R. (4) Bianchi, R.; Bianchi, S.; Kaminski, L.; Joseph, L.; Paris, S.; LeBlanc, L. (5) Paris, M.; Skidmore, B.; Horton, J.; Horton, L.; Skidmore, G. (6) Liem, B.; Alton, G.; Quirici, E.; Langlois, M.; Steininger, S.; Aoki, H. (7) Langlois, J.; Steininger, M.; Bossi, F.; Kaminski, J.; Bouqué, J.; Ligthart, E.; Hosoi, K. (8) Baglyas, J.; Quirici, M.; Karlsson, L.; Freimuth, C.; Berktold, W.; Joseph, R.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan