PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w13 1/7 hlm. 5
  • Dapatkah Agama Dipercaya Soal Perang?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Dapatkah Agama Dipercaya Soal Perang?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • APA YANG ALKITAB AJARKAN?
  • BAGAIMANA DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA?
  • Tragedi di Rwanda​—Siapa yang Bertanggung Jawab?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Apa yang Telah Terjadi dengan Kasih kepada Sesama?
    Sedarlah!—1998
  • Mengambil Bagian dari Penghiburan yang Yehuwa Sediakan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Mungkinkah Semua Orang Akan Saling Mengasihi?
    Mungkinkah Semua Orang Akan Saling Mengasihi?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
w13 1/7 hlm. 5

Dapatkah Agama Dipercaya Soal Perang?

Alberto pernah menjadi tentara selama hampir sepuluh tahun. Ia mengingat, ”Pastor memberkati kami dengan mengatakan, ’Tuhan beserta kalian.’ Saya jadi bingung, ’Bukannya Alkitab mengatakan, ”Jangan membunuh”? Kenapa saya diberkati padahal saya akan pergi membunuh?’”

Ray bertugas di angkatan laut selama Perang Dunia II. Suatu kali, ia bertanya kepada seorang pendeta, ”Pak Pendeta datang ke kapal dan berdoa supaya kami menang. Bukankah pihak musuh juga melakukan yang sama?” Pendeta itu menjawab bahwa Tuhan bekerja secara misterius.

Kalau Anda tidak puas dengan jawaban semacam itu, Anda tidak sendirian.

APA YANG ALKITAB AJARKAN?

Yesus mengatakan bahwa salah satu perintah Allah yang terbesar adalah ”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri”. (Markus 12:31) Apakah Yesus mengatakan bahwa sesama kita adalah orang dari tempat tertentu atau bangsa tertentu saja? Tidak. Ia memberi tahu para muridnya, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” (Yohanes 13:34, 35) Ya, kasih di antara mereka akan sangat luar biasa sehingga bisa menjadi ciri khas mereka. Mereka lebih baik menyerahkan nyawa mereka ketimbang mengambil nyawa orang lain.

Orang Kristen zaman dahulu mengikuti kata-kata Yesus. The Encyclopedia of Religion mengatakan, ”Para bapak gereja yang mula-mula, termasuk Tertulian dan Origenes, menyatakan bahwa orang Kristen dilarang mengambil nyawa manusia, suatu prinsip yang membuat mereka tidak mau menjadi tentara Romawi.”

BAGAIMANA DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA?

Saksi-Saksi Yehuwa ada di hampir semua negeri. Jadi, bisa saja ada sejumlah Saksi Yehuwa yang tinggal di dua negeri yang sedang bertikai. Namun, mereka berupaya sebisanya untuk mempertahankan kasih, tanda pengenal mereka.

Apakah para pemimpin agama terbukti mengajarkan kasih Kristen yang sejati?

Misalnya, selama konflik antara suku Hutu dan Tutsi di Rwanda pada 1994, Saksi-Saksi Yehuwa tetap netral. Mereka sering mempertaruhkan nyawa demi menyembunyikan saudara seiman dari suku lain. Ketika milisi Interahamwe Hutu menangkap dua Saksi Hutu yang menyembunyikan saudara-saudara Tutsi, milisi itu mengatakan, ”Kamu harus mati karena kamu telah membantu orang Tutsi melarikan diri.” Tragisnya, kedua Saksi Hutu itu akhirnya dibunuh.​—Yohanes 15:13.

Apa pendapat Anda: Apakah tindakan Saksi-Saksi Yehuwa selaras dengan kata-kata Yesus tentang kasih yang rela berkorban?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan