PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w15 15/3 hlm. 19-24
  • Belajar dari Perumpamaan tentang Talenta

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Belajar dari Perumpamaan tentang Talenta
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SEORANG PRIA MEMBERI BUDAK-BUDAKNYA BANYAK UANG
  • MENGGUNAKAN TALENTA PADA ZAMAN AKHIR
  • KAPAN SANG MAJIKAN DATANG?
  • BUDAK YANG JAHAT DAN MALAS
  • Ilustrasi mengenai Talenta
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Mempertanggungjawabkan Penggunaan Dana Kristus
    Keamanan Seluas Dunia di Bawah ”Raja Damai”
  • Perumpamaan tentang Talenta—Pentingnya Selalu Rajin
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Apakah Saudara Memperhatikan Peringatan dari Yesus?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
w15 15/3 hlm. 19-24
Budak pertama berbisnis dengan lima talenta, budak kedua dengan dua talenta, dan budak ketiga mengubur satu talentanya dan tidur

Belajar dari Perumpamaan tentang Talenta

”Kepada seorang ia memberikan lima talenta, kepada yang lain dua, kepada yang lain lagi satu.”​—MAT. 25:15.

APA JAWABAN SAUDARA?

  • Mengapa Yesus menceritakan parabel tentang talenta?

  • Kapan Sang Majikan akan datang untuk mengadakan perhitungan?

  • Apa saja yang bisa kita pelajari dari parabel ini?

1, 2. Mengapa Yesus menceritakan parabel tentang talenta?

YESUS menceritakan parabel tentang talenta agar para pengikut terurapnya memahami tugas mereka. Tapi, parabel ini sebenarnya berlaku untuk semua murid Yesus. Jadi, tidak soal kita berharap hidup di surga atau di bumi, kita perlu mengerti makna parabel ini.

2 Kapan Yesus menceritakan parabel ini kepada murid-muridnya? Pada waktu ia memberitahukan tanda bahwa ia telah menjadi Raja dan bahwa zaman akhir telah dimulai. (Mat. 24:3) Jadi, parabel tentang talenta adalah bagian dari tanda itu, dan sedang digenapi pada zaman kita.

3. Apa yang kita pelajari dari parabel-parabel di Matius pasal 24 dan 25?

3 Selain parabel tentang talenta, Yesus juga menceritakan tiga parabel lain yang menjadi bagian dari tanda zaman akhir. Keempat parabel ini menunjukkan sifat-sifat yang harus dimiliki para pengikutnya. Kita bisa membacanya di Matius 24:45 sampai 25:46. Parabel pertama adalah tentang budak yang setia, yaitu sekelompok kecil murid terurap yang bertanggung jawab untuk mengajar umat Yehuwa. Mereka harus setia dan bijaksana. Parabel berikutnya adalah tentang sepuluh perawan. Dalam parabel ini, Yesus memperingatkan kaum terurap untuk siap dan siaga, karena mereka tidak tahu hari atau jamnya ia akan datang. Selanjutnya, Yesus menceritakan parabel tentang talenta untuk mengajar kaum terurap bahwa mereka harus rajin melakukan tugas Kristen mereka. Lalu, Yesus menceritakan parabel tentang domba dan kambing, yang ditujukan kepada orang-orang yang berharap untuk hidup di bumi. Ia menekankan bahwa mereka harus loyal membantu saudara-saudara terurapnya, dan melakukannya sebaik mungkin.a Artikel ini akan menjelaskan makna dari parabel tentang talenta.

SEORANG PRIA MEMBERI BUDAK-BUDAKNYA BANYAK UANG

4, 5. Siapa yang dimaksud dengan pria dalam parabel itu? Berapa nilai satu talenta?

4 Baca Matius 25:14-30. Dalam parabel tentang talenta, Yesus bercerita tentang seorang pria yang melakukan perjalanan. Sebelumnya, Yesus pernah menceritakan parabel lain tentang seorang pria yang melakukan perjalanan untuk menjadi raja.b (Luk. 19:12) Sejak dulu, publikasi kita menjelaskan bahwa pria di kedua parabel itu menggambarkan Yesus, yang naik ke surga pada tahun 33 M. Saat itu, Yesus tidak langsung menjadi Raja. Ia menunggu sampai tahun 1914, ketika ”musuh-musuhnya ditempatkan sebagai tumpuan bagi kakinya”.​—Ibr. 10:12, 13.

5 Yesus mengatakan bahwa pria di parabel ini punya delapan talenta. Itu uang yang sangat banyak.c Sebelum pergi, ia memberikan uang itu kepada budak-budaknya. Ia menyuruh mereka menggunakannya untuk berbisnis. Seperti pria itu, Yesus juga memiliki sesuatu yang berharga sebelum ia naik ke surga. Apa itu? Itu adalah pekerjaan yang ia lakukan selama di bumi.

6, 7. Apa yang digambarkan oleh talenta?

6 Bagi Yesus, pengabaran sangatlah penting. Karena Yesus rajin mengabar, banyak orang menjadi murid. (Baca Lukas 4:43.) Tapi, ia tahu bahwa masih banyak yang akan menerima kabar baik. Maka, ia memberi tahu murid-muridnya, ”Layangkanlah pandanganmu dan lihatlah ladang-ladang, yang sudah putih dan siap untuk dipanen.” (Yoh. 4:35-38) Petani yang baik tidak akan menelantarkan ladang yang siap dipanen. Yesus juga seperti itu. Maka, sebelum kembali ke surga, Yesus memerintahkan para pengikutnya, ’Pergilah dan buatlah orang-orang menjadi murid.’ (Mat. 28:18-20) Dengan begitu, Yesus memberi mereka harta berharga, yaitu tugas penting untuk mengabar.​—2 Kor. 4:7.

7 Seperti pria yang memberikan talenta kepada budak-budaknya, Yesus memberi para pengikutnya yang terurap tugas untuk membuat murid. (Mat. 25:14) Jadi, talenta menggambarkan tugas untuk mengabar dan membuat murid.

8. Meski setiap budak menerima jumlah uang yang berbeda, apa yang diharapkan sang majikan?

8 Yesus berkata bahwa sang majikan memberikan lima talenta kepada budak pertama, dua talenta kepada budak kedua, dan satu talenta kepada budak ketiga. (Mat. 25:15) Meski setiap budak diberi jumlah yang berbeda, sang majikan berharap agar ketiganya menggunakan uang itu untuk berbisnis dengan rajin. Demikian pula, Yesus mengharapkan para pengikut terurapnya untuk memberikan yang terbaik dalam pengabaran. (Mat. 22:37; Kol. 3:23) Pada Pentakosta 33 M, para pengikut Yesus mulai membuat murid dari segala bangsa. Kalau kita membaca buku Kisah, kita bisa melihat betapa rajinnya mereka.d​—Kis. 6:7; 12:24; 19:20.

MENGGUNAKAN TALENTA PADA ZAMAN AKHIR

9. (a) Apa yang dilakukan kedua budak pertama dengan uang mereka, dan apa yang dapat kita simpulkan dari hal ini? (b) Apa yang harus dilakukan oleh mereka yang berharap untuk hidup di bumi?

9 Dua budak pertama, yang menggunakan uang majikan mereka dengan baik, menggambarkan saudara-saudari terurap yang setia pada zaman akhir. Terutama sejak tahun 1919, mereka telah memberikan yang terbaik dalam pengabaran. Kedua budak dalam parabel itu menerima jumlah yang berbeda. Ini tidak berarti bahwa ada dua golongan kaum terurap yang setia. Kedua budak itu menghasilkan keuntungan, jadi keduanya sama-sama rajin. Tapi, apakah hanya kaum terurap yang harus rajin mengabar dan mengajar? Tidak. Melalui parabel tentang domba dan kambing, Yesus mengajarkan bahwa mereka yang berharap untuk hidup di bumi punya hak istimewa untuk membantu saudara-saudara terurapnya dalam pengabaran. Ya, umat Yehuwa adalah ”satu kawanan”, dan mereka semua bekerja keras untuk mengabar dan membuat murid.​—Yoh. 10:16.

10. Pekerjaan apa yang menjadi bagian penting dari tanda zaman akhir?

10 Yesus ingin agar semua pengikutnya bekerja keras untuk membuat lebih banyak murid. Itulah yang dilakukan murid-muridnya pada abad pertama. Pada zaman akhir, ketika parabel Yesus tentang talenta sedang digenapi, apakah para pengikutnya juga melakukan pekerjaan ini? Tentu saja. Orang yang mendengar kabar baik dan menjadi murid belum pernah sebanyak sekarang! Berkat kerja keras semua pengikut Yesus, ratusan ribu orang dibaptis setiap tahun. Dan, mereka juga ikut serta dalam pengabaran. Semua kegiatan ini dan hasil-hasil baiknya menunjukkan bahwa pengabaran adalah bagian penting dari tanda zaman akhir yang Yesus beri tahukan. Yesus pasti sangat senang!

Umat Yehuwa melakukan berbagai pekerjaan untuk membuat murid

Yesus memberi hamba-hambanya harta yang berharga, yaitu tugas penting untuk mengabar (Lihat paragraf 10)

KAPAN SANG MAJIKAN DATANG?

11. Dari mana kita tahu bahwa Sang Majikan akan datang pada kesengsaraan besar?

11 Yesus berkata, ”Setelah waktu yang lama datanglah majikan budak-budak itu dan mengadakan perhitungan dengan mereka.” (Mat. 25:19) Sang Majikan, Yesus, akan melakukan ini menjelang akhir kesengsaraan besar. Dari mana kita tahu? Dalam nubuatnya di Matius pasal 24 dan 25, Yesus beberapa kali mengatakan bahwa ia akan datang. Misalnya, ia mengatakan bahwa orang-orang ”akan melihat Putra manusia datang di atas awan-awan langit”. Ini terjadi saat Yesus melakukan penghakiman pada kesengsaraan besar. Ia juga memperingatkan para pengikutnya di zaman akhir agar tetap berjaga-jaga. Ia berkata, ”Kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu akan datang” dan, ”Pada jam yang tidak kamu sangka, Putra manusia akan datang.” (Mat. 24:30, 42, 44) Jadi, dalam parabel tentang talenta, kedatangan sang majikan juga menggambarkan kedatangan Yesus untuk menghakimi orang-orang dan membinasakan dunia Setan.e

12, 13. (a) Apa yang dikatakan sang majikan kepada kedua budaknya, dan mengapa? (b) Kapan kaum terurap akan menerima pemeteraian akhir? (Lihat juga kotak ”Dinilai Layak Sewaktu Meninggal”.) (c) Upah apa yang akan diterima oleh mereka yang mendukung kaum terurap?

12 Ketika sang majikan pulang dari perjalanannya, ia melihat bahwa kedua budak yang diberi lima talenta dan dua talenta sudah mendapat keuntungan dua kali lipat. Ia berkata kepada mereka, ”Baik sekali, budak yang baik dan setia! Engkau setia atas sedikit perkara. Aku akan mengangkat engkau untuk mengurus banyak perkara.” (Mat. 25:21, 23) Apa yang akan dilakukan Sang Majikan, Yesus, sewaktu ia datang nanti?

13 Sesaat sebelum kesengsaraan besar, Allah akan memberikan pemeteraian akhir kepada kaum terurap yang setia yang masih ada di bumi. (Pny. 7:1-3) Lalu sebelum Armagedon, Yesus akan mengupahi mereka dengan mengangkat mereka ke surga. Namun, bagaimana dengan mereka yang berharap untuk hidup di bumi, yaitu yang mendukung kaum terurap dalam pengabaran? Pada waktu itu, mereka sudah dianggap sebagai domba. Dan, mereka akan mendapat upah berupa kehidupan di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah.​—Mat. 25:34.

BUDAK YANG JAHAT DAN MALAS

14, 15. Apakah Yesus memaksudkan bahwa banyak dari kaum terurap akan menjadi jahat dan malas? Jelaskan.

14 Dalam parabel itu, ada juga budak yang mendapat satu talenta. Budak itu tidak menggunakannya untuk mendapat keuntungan bagi sang majikan atau menyimpannya di bank untuk mendapat bunga. Ia malah mengubur uang itu. Sang majikan berkata bahwa budak itu jahat dan malas. Ia mengambil talenta budak jahat itu dan memberikannya kepada budak yang pertama. Lalu, ia melempar budak jahat itu ke luar, ”ke dalam kegelapan”, dan di sanalah budak itu menangis pedih.​—Mat. 25:24-30; Luk. 19:22, 23.

15 Sewaktu Yesus berkata bahwa satu dari ketiga budak itu jahat dan malas, ia tidak memaksudkan bahwa sepertiga dari kaum terurap akan menjadi seperti budak itu. Kita bisa tahu itu dengan membandingkan parabel ini dengan dua parabel lainnya. Dalam parabel tentang budak yang setia dan bijaksana, Yesus menceritakan tentang seorang budak jahat yang menganiaya budak lainnya. Yesus tidak memaksudkan bahwa di antara budak yang setia dan bijaksana, ada yang akan menjadi jahat. Sebaliknya, ia hanya memperingatkan pria-pria terurap itu agar tidak menjadi seperti budak jahat itu. Lalu, dalam parabel tentang sepuluh perawan, Yesus menceritakan tentang lima perawan bodoh. Itu tidak berarti bahwa setengah dari kaum terurap akan menjadi bodoh. Sebaliknya, Yesus memperingatkan tentang apa yang akan terjadi jika mereka tidak siap dan siaga.f Demikian pula, dalam parabel tentang talenta, Yesus tidak memaksudkan bahwa banyak dari kaum terurap pada zaman akhir akan menjadi jahat dan malas. Ia hanya memperingatkan kaum terurap agar tidak menjadi seperti budak yang malas itu, tapi terus rajin mengabar.​—Mat. 25:16.

16. (a) Dua pelajaran apa yang kita dapatkan dari parabel tentang talenta? (b) Setelah membahas artikel ini, apa yang kita pahami dari parabel tentang talenta? (Lihat kotak ”Memahami Parabel tentang Talenta”.)

16 Dua pelajaran apa yang kita dapatkan dari parabel tentang talenta? Pertama, Yesus memberi murid-murid terurapnya harta yang berharga, yaitu tugas penting untuk mengabar dan membuat murid. Kedua, Yesus ingin agar kita semua rajin mengabar. Jika kita terus mengabar dengan setia dan tetap taat serta loyal kepada Yesus, ia pasti akan memberi kita upah.​—Mat. 25:21, 23, 34.

a Menara Pengawal 15 Juli 2013, halaman 21-22, paragraf 8-10, menjelaskan siapa budak yang setia dan bijaksana. Artikel sebelumnya di majalah ini menjelaskan siapa para perawan. Parabel tentang domba dan kambing dijelaskan di Menara Pengawal 15 Oktober 1995, halaman 23-28, dan di artikel berikutnya dari majalah ini.

b Lihat kotak ”Persamaan Parabel tentang Talenta dengan Parabel tentang Mina”.

c Pada zaman Yesus, satu talenta sama dengan upah pekerja selama 20 tahun.

d Tidak lama setelah para rasul meninggal, kemurtadan mulai merajalela di sidang-sidang. Selama ratusan tahun, pengabaran nyaris terhenti. Namun, pada masa ”panen”, atau zaman akhir, pengabaran dimulai lagi. (Mat. 13:24-30, 36-43) Lihat Menara Pengawal 15 Juli 2013, halaman 9-12.

e Lihat Menara Pengawal 15 Juli 2013, halaman 7-8, paragraf 14-18.

f Lihat paragraf 13 dari artikel ”Apakah Saudara ’Tetap Berjaga-jaga’?” di majalah ini.

Persamaan Parabel tentang Talenta dengan Parabel tentang Mina

Sang majikan mengadakan perhitungan dengan budak-budaknya

Parabel tentang talenta sangat mirip dengan parabel tentang mina. Kedua parabel bercerita tentang seorang majikan yang mempunyai beberapa budak. Sebelum melakukan perjalanan, ia memberi mereka uang dan menyuruh mereka berbisnis dengan uang itu. Sewaktu kembali, ia menanyakan berapa banyak keuntungan yang telah mereka hasilkan. (Mat. 25:14-30; Luk. 19:12-27) Dalam kedua parabel itu, sang majikan menggambarkan (1) Yesus. Budak-budak menggambarkan (2) murid-muridnya yang terurap. Uang menggambarkan (3) tugas penting untuk membuat murid. Kedua parabel ini memperingatkan orang Kristen terurap agar tidak menjadi jahat dan malas.

Dinilai Layak Sewaktu Meninggal

Sejak abad pertama, murid-murid yang terurap telah diberi talenta, atau tugas untuk mengabar. Mereka akan dihakimi berdasarkan seberapa rajin mereka melakukannya. Kaum terurap yang mati setia sebelum kesengsaraan besar sudah menerima pemeteraian akhir sewaktu mereka meninggal. Tapi dalam parabel tentang talenta, Yesus khususnya berbicara tentang perhitungan dengan kaum terurap yang masih hidup di bumi pada kesengsaraan besar.

Memahami Parabel tentang Talenta

Kapan Sang Majikan Mengupahi Budak-budaknya?

Sang majikan memuji kedua budak yang setia

Penjelasan lama: Pada tahun 1919, Yesus mengupahi budak-budak terurapnya di bumi dengan memberi mereka lebih banyak tugas.

Penjelasan baru: Sewaktu Yesus datang nanti, ia akan mengupahi budak-budak terurapnya yang setia dengan mengangkat mereka ke surga.

Siapa Budak yang Jahat dan Malas Itu?

Sang majikan memerintahkan agar budak yang jahat dilempar keluar

Penjelasan lama: Budak yang jahat dan malas menggambarkan kaum terurap yang hidup sekitar tahun 1914 yang tidak mau mengabar.

Penjelasan baru: Yesus tidak menubuatkan bahwa akan ada sekelompok kaum terurap yang menjadi jahat dan malas. Sebaliknya, ia memperingatkan orang Kristen terurap tentang apa yang akan terjadi jika mereka bersikap seperti itu.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan