PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w17 September hlm. 23-27
  • ”Firman Allah . . . Mengerahkan Kuasa”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Firman Allah . . . Mengerahkan Kuasa”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2017
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • DALAM HIDUP KITA
  • DALAM DINAS
  • SAAT MENYAMPAIKAN KHOTBAH
  • Mendapat Manfaat dari Pembacaan Alkitab Setiap Hari
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Cara Membuat Pembacaan Alkitab Saudara Lebih Bermanfaat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2023
  • Berpegang Teguh pada Firman Allah
    Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
  • Teruslah Genggam Erat-Erat Firman Allah
    Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2017
w17 September hlm. 23-27
Seorang pria duduk sendiri sambil minum bir; Saksi Yehuwa mengabar kepadanya; pria itu datang berhimpun

”Firman Allah . . . Mengerahkan Kuasa”

”Firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa.”​—IBR. 4:12.

NYANYIAN: 114, 113

BAGAIMANA KITA BISA MENGGUNAKAN KUASA FIRMAN ALLAH . . .

  • dalam hidup kita?

  • dalam dinas?

  • saat menyampaikan khotbah?

1. Apa yang membuat Saudara yakin akan kuasa Firman Allah? (Lihat gambar di awal artikel.)

UMAT Allah yakin bahwa Firman Yehuwa, yaitu kata-kata-Nya kepada manusia, ”hidup dan mengerahkan kuasa”. (Ibr. 4:12) Kita pasti bisa melihat kuasa Alkitab dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Sebelum menjadi Saksi Yehuwa, ada yang mencuri, memakai narkoba, atau melakukan seks bebas. Yang lain mungkin adalah orang kaya atau terkenal, tapi mereka merasa kehidupan mereka hampa. (Pkh. 2:3-11) Kita pasti senang karena banyak orang yang dulu putus asa sekarang punya tujuan hidup dan harapan. Kita telah membaca banyak pengalaman yang bagus seperti ini di Menara Pengawal dalam seri artikel ”Alkitab Mengubah Kehidupan”. Dan bahkan setelah menjadi orang Kristen, orang-orang masih harus terus mendekat kepada Yehuwa dengan bantuan Alkitab.

2. Apa pengaruh kuasa Firman Allah terhadap orang-orang di abad pertama?

2 Tidaklah mengherankan jika banyak orang bisa membuat perubahan besar setelah belajar Alkitab. Saudara-saudari kita di abad pertama yang punya harapan ke surga juga membuat perubahan seperti ini. (Baca 1 Korintus 6:9-11.) Sewaktu Paulus bercerita tentang orang-orang yang tidak akan mewarisi Kerajaan Allah, dia berkata, ”Demikianlah beberapa orang di antara kamu dahulu.” Firman Allah dan roh kudus-Nya membantu orang-orang itu membuat perubahan. Tapi bahkan setelah menjadi orang Kristen, masih ada yang melakukan kesalahan besar, dan ini membuat persahabatan mereka dengan Yehuwa menjadi renggang. Misalnya, Alkitab memberi contoh tentang seorang saudara terurap yang harus dipecat. Tapi belakangan, dia membuat perubahan agar bisa bergabung lagi dengan sidang Kristen. (1 Kor. 5:1-5; 2 Kor. 2:5-8) Kita pasti tersentuh saat melihat saudara-saudari berhasil membuat banyak perubahan karena kuasa Firman Allah.

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

3 Firman Allah punya kuasa yang sangat besar. Ini adalah hadiah dari Yehuwa kepada kita. Jadi, kita mau menggunakannya dengan baik. (2 Tim. 2:15) Artikel ini akan membahas bagaimana kita bisa menggunakan kuasa Firman Allah (1) dalam hidup kita, (2) dalam dinas, dan (3) saat menyampaikan khotbah. Semua ini akan membantu kita menunjukkan bahwa kita menyayangi dan menghargai Yehuwa, yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi kita.​—Yes. 48:17.

DALAM HIDUP KITA

4. (a) Apa yang bisa kita lakukan agar Firman Allah memengaruhi kita? (b) Apa yang sudah Saudara lakukan agar bisa membaca Alkitab?

4 Agar Firman Allah bisa memengaruhi kehidupan kita, kita perlu membacanya secara teratur. Jadi, kita perlu berusaha membacanya setiap hari. (Yos. 1:8) Kebanyakan dari kita punya jadwal yang padat. Tapi, jangan sampai itu semua, bahkan tanggung jawab kita, membuat kita tidak membaca Alkitab. (Baca Efesus 5:15, 16.) Kita mungkin bisa membacanya pada pagi, siang, atau malam hari. Kita pasti setuju dengan sang pemazmur yang menulis, ”Betapa kucintai hukummu! Sepanjang hari, itulah yang kupikirkan.”​—Mz. 119:97.

5, 6. (a) Mengapa kita perlu merenung? (b) Bagaimana agar perenungan kita lebih bermakna? (c) Ceritakan bagaimana pembacaan dan perenungan Alkitab telah membantu Saudara.

5 Tapi, membaca Alkitab saja tidak cukup. Kita perlu benar-benar memikirkan dan merenungkan apa yang kita baca. (Mz. 1:1-3) Dengan begitu, barulah kita bisa menerapkan apa yang kita pelajari. Jadi, kita perlu membaca Alkitab, entah dari versi tercetak ataupun elektronik, dan merenungkannya agar itu bisa mengubah kehidupan kita.

Seorang Saksi Yehuwa membaca Alkitab

6 Bagaimana agar perenungan kita lebih bermakna? Sewaktu membaca Alkitab, kita perlu berhenti untuk memikirkan, ’Apa yang saya pelajari tentang Yehuwa dari ayat ini? Apa yang sudah saya terapkan dari ayat ini? Perubahan apa lagi yang perlu saya buat?’ Jika kita merenungkan Firman Allah dan berdoa tentang apa yang kita baca, kita jadi ingin menerapkannya. Dengan begitu, kita akan merasakan kuasa Firman Allah dalam hidup kita.​—2 Kor. 10:4, 5.

DALAM DINAS

7. Bagaimana kita bisa menggunakan Alkitab dengan efektif dalam dinas?

7 Sewaktu kita mengabar dan mengajar, kita perlu sering menggunakan Firman Allah. Seorang saudara berkata, ”Jika kita sedang mengabar dari rumah ke rumah bersama Yehuwa, apakah kita yang akan berbicara terus kepada penghuni rumah atau kita meminta Yehuwa yang berbicara?” Ketika kita membacakan Alkitab kepada seseorang, itu sama seperti Yehuwa sedang berbicara kepada orang itu. Ayat yang dipilih dengan baik jauh lebih bermanfaat daripada apa pun yang bisa kita katakan. (1 Tes. 2:13) Sewaktu kita sedang berdinas, apakah kita berusaha untuk membuka Alkitab sesering mungkin?

8. Mengapa membacakan Alkitab saja tidak cukup?

8 Tapi, sekadar membacakan Alkitab saja tidak cukup. Kebanyakan orang sekarang tidak mengerti Alkitab. Di abad pertama pun, banyak yang tidak mengerti. (Rm. 10:2) Jadi, jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa sang penghuni rumah mengerti ayat yang kita baca. Kita perlu membantunya dengan mengulangi kata-kata kunci dari ayat itu, lalu menjelaskan maknanya. Dengan begitu, Firman Allah bisa menggugah pikiran dan hati orang-orang.​—Baca Lukas 24:32.

9. Apa yang bisa kita lakukan agar orang-orang lebih menghargai Alkitab? Berikan contoh.

9 Kata-kata yang kita ucapkan sebelum kita membuka ayat juga bisa membantu penghuni rumah lebih menghargai Alkitab. Misalnya, kita bisa mengatakan, ”Coba kita lihat apa kata Pencipta kita tentang hal ini.” Atau, jika kita sedang berbicara dengan yang bukan orang Kristen, kita bisa mengatakan, ”Coba kita lihat apa kata Kitab Suci tentang hal ini.” Jika kita bertemu dengan seseorang yang tidak peduli dengan agama, kita bisa bertanya, ”Apakah Anda pernah mendengar kata-kata bijak ini?” Jika kita ingat bahwa setiap orang itu berbeda, kita akan berbuat sebisa-bisanya agar kata pengantar kita menarik bagi setiap orang.​—1 Kor. 9:22, 23.

Saksi Yehuwa menggunakan Alkitab sewaktu menginjil

10. (a) Apa yang dialami seorang saudara? (b) Ceritakan pengalaman Saudara saat merasakan kuasa Firman Allah dalam dinas.

10 Ada banyak pengalaman yang menunjukkan manfaatnya menggunakan Firman Allah dalam dinas. Sebagai contoh, seorang saudara mengunjungi seorang lansia yang sudah berlangganan majalah kita selama bertahun-tahun. Suatu hari, ketika saudara ini memberikan Menara Pengawal terbaru kepadanya, dia juga memutuskan untuk membacakan sebuah ayat. Dia membacakan 2 Korintus 1:3, 4, yang mengatakan, ”Bapak belas kasihan yang lembut dan Allah segala penghiburan . . . menghibur kami dalam semua kesengsaraan kami.” Kata-kata ini sangat menyentuh hati lansia itu. Dia bahkan meminta ayat itu dibacakan lagi. Lalu, dia berkata bahwa dia dan istrinya memang sedang sedih dan sangat ingin dihibur. Karena ayat ini, dia jadi lebih ingin tahu tentang Alkitab. Jika kita menggunakan Firman Allah dalam dinas, manfaatnya sangat besar!​—Kis. 19:20.

SAAT MENYAMPAIKAN KHOTBAH

11. Tanggung jawab apa yang dimiliki seorang pengkhotbah?

11 Kita pasti senang datang ke perhimpunan dan kebaktian. Alasan utama kita datang adalah untuk menyembah Yehuwa. Tapi, kita juga mendapat manfaat dari apa yang diajarkan. Jadi, saudara-saudara yang mengajar melalui khotbah punya tugas yang istimewa dan serius. (Yak. 3:1) Mereka harus memastikan bahwa apa yang mereka ajarkan berasal dari Firman Allah. Jika Saudara mendapat tugas istimewa ini, apa yang bisa Saudara lakukan agar kuasa Alkitab menggugah hati hadirin?

Seorang saudara berkhotbah dengan menggunakan Alkitab

12. Apa yang bisa dilakukan seorang pengkhotbah agar khotbahnya berdasarkan Alkitab?

12 Dalam khotbah apa pun yang kita sampaikan, Alkitab harus menjadi bagian yang terpenting. (Yoh. 7:16) Jadi, Saudara perlu sangat berhati-hati. Jangan sampai pengalaman atau ilustrasi yang Saudara gunakan atau cara Saudara menyampaikan khotbah menjadi lebih menarik daripada Alkitab. Saudara juga perlu ingat bahwa sekadar membaca dari Alkitab tidak sama dengan mengajar dari Alkitab. Malah, jika kita membacakan terlalu banyak ayat, hadirin tidak akan mengingatnya. Jadi, Saudara perlu berhati-hati dalam memilih ayat yang akan Saudara gunakan. Lalu, jangan tergesa-gesa saat membaca ayat itu. Setelah itu, jelaskan ayatnya, berikan ilustrasi, lalu terangkan penerapannya. (Neh. 8:8) Jika khotbah kita berasal dari sebuah rangka, Saudara perlu mempelajari rangka dan ayatnya dengan cermat. Coba pahami hubungan antara rangka dengan ayat yang dicantumkan. Lalu, gunakan ayat itu untuk menjelaskan gagasan yang ada di rangka itu. (Saudara bisa melihat saran-saran yang berguna di pelajaran 21 sampai 23 di buku Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis.) Dan yang terpenting, mintalah bantuan Yehuwa agar Saudara bisa menyampaikan pikiran-pikiran-Nya yang berharga yang ada di Alkitab.​—Baca Ezra 7:10; Amsal 3:13, 14.

13. (a) Ceritakan pengalaman seorang saudari yang tersentuh dengan sebuah ayat yang dia dengar di perhimpunan. (b) Ceritakan pengalaman Saudara ketika tersentuh dengan ayat yang dibahas di perhimpunan.

13 Ada seorang saudari di Australia yang masa kecilnya penuh dengan kejadian tragis. Belakangan, dia menjadi Saksi Yehuwa. Tapi, dia masih tidak bisa percaya bahwa Yehuwa menyayanginya. Lalu, pada sebuah perhimpunan, saudari ini mendengar sebuah ayat yang sangat menyentuh hatinya. Dia merenungkan ayat itu dan melakukan riset sehingga dia membaca ayat-ayat lain. Akhirnya, dia menjadi yakin bahwa Yehuwa menyayanginya.a Apakah Saudara pernah mendengar sebuah ayat di perhimpunan atau kebaktian yang menyentuh hati Saudara?​—Neh. 8:12.

14. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai dan mencintai Firman Allah?

14 Kita pasti bersyukur karena Yehuwa memberi kita Firman-Nya, Alkitab. Dia berjanji bahwa itu akan tetap bertahan, dan Dia memenuhi janji itu. (1 Ptr. 1:24, 25) Jadi, kita pasti ingin membaca Alkitab setiap hari, menerapkannya, dan menggunakannya untuk membantu orang lain. Dengan begitu, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar menghargai dan mencintai pemberian ini serta Pengarangnya, Allah Yehuwa.

a Lihat kotak ”Titik Balik”.

GUNAKAN KUASA FIRMAN ALLAH

dalam hidup kita:

  • Bacalah dengan teratur

  • Renungkan

  • Terapkan yang dipelajari

dalam dinas:

  • Sering-seringlah menggunakan Alkitab

  • Tunjukkan dan jelaskan gagasan utama dari ayat yang dibacakan

  • Katakan sesuatu sebelum membuka ayat agar orang lebih menghargai Alkitab

saat menyampaikan khotbah:

  • Buatlah Alkitab menjadi bagian yang terpenting dari khotbah Saudara

  • Jangan sampai pengalaman, ilustrasi, atau cara Saudara berkhotbah menjadi lebih menarik daripada Alkitab

  • Jangan terburu-buru saat menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan menerangkan penerapan ayat yang Saudara baca

”Titik Balik”

Victoria sudah menjadi Saksi Yehuwa selama bertahun-tahun. Tapi, dia merasa bahwa Allah tidak mungkin bisa menyayanginya. Mengapa akhirnya dia yakin bahwa Allah benar-benar menyayanginya? Beginilah kisahnya.

”Titik balik kehidupan saya terjadi sekitar 15 tahun setelah saya dibaptis. Saat mendengarkan khotbah di Balai Kerajaan . . . , sang pengkhotbah menyebutkan Yakobus 1:23, 24. Ayat itu menyamakan Firman Allah seperti cermin sehingga kita bisa melihat diri kita seperti cara Yehuwa melihat kita. Saya jadi berpikir apakah cara saya melihat diri saya berbeda dengan cara Yehuwa melihat saya. Awalnya, saya tidak peduli. Saya masih merasa bahwa Yehuwa tidak mungkin mau menyayangi saya.

”Beberapa hari kemudian, saya membaca sebuah ayat yang mengubah kehidupan saya, yaitu Yesaya 1:18. Ayat itu mengutip kata-kata Yehuwa, ’Marilah, kamu sekalian, mari kita meluruskan perkara-perkara di antara kita. . . . Walaupun dosa-dosamu seperti bahan berwarna merah marak, itu akan dibuat putih seperti salju.’ Saya merasa seolah-olah Yehuwa langsung berkata kepada saya, ’Ayo Vicky, kita selesaikan masalah di antara kita. Aku sudah kenal kamu dari dulu, Aku tahu dosa-dosamu, Aku tahu isi hatimu, dan Aku sayang kepadamu.’

”Malam itu, saya jadi tidak bisa tidur. Saya masih tidak percaya bahwa Yehuwa bisa menyayangi saya. Tapi, saya mulai memikirkan korban tebusan Yesus. Tiba-tiba, saya sadar bahwa selama ini Yehuwa sangat sabar kepada saya, karena sebenarnya Dia sudah sering menunjukkan bahwa Dia menyayangi saya. Tapi, saya seperti berkata, ’Yehuwa, kasih sayang-Mu tidak cukup besar untuk saya. Korban tebusan Putra-Mu tidak cukup untuk menutupi dosa saya.’ Selama ini, saya seolah-olah menolak tebusan dan mengembalikannya kepada Yehuwa. Tapi sekarang, karena merenungkan tebusan, akhirnya saya mulai merasa disayang oleh Yehuwa.”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan