Mempersembahkan Kabar Kesukaan—Dng Imbauan
(Tercetak sebagai km No. 124)
1 Apakah pantas bagi rohaniwan kabar kesukaan untuk mengimbau orang agar menerima kebenaran? Pantas sekali! (Kis. 18:4) Rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa ia telah diimbau untuk menjadi orang beriman oleh ibu dan neneknya. (2 Tim. 3:14) Mengimbau seseorang berarti menggerakkan dia dng memohon, dng sungguh-sungguh bertukar pikiran dengannya mengenai suatu kepercayaan, suatu kedudukan, atau suatu haluan tindakan.
2 Rasul Paulus memanfaatkan dng baik seni mengimbau. Ketika ia berada di Atena, ”sangat sedih hatinya krn ia melihat, bahwa kota itu penuh dng patung-patung berhala”. (Kis. 17:16) Namun, ketika ia berdiri di tengah-tengah Areopagus, Paulus tidak dng kasar memberi tahu orang-orang yg hadir bahwa sia-sia beribadat kpd patung. Menghindari konfrontasi emosi yg keras, ia dng cakap menarik perhatian mereka kpd ”sebuah mezbah dng tulisan: Kpd Allah yg tidak dikenal”. Ia kemudian memberikan kesaksian yg ampuh, dng hasil-hasil yg baik.—Kis. 17:23, 28, 29, 34.
TUNJUKKANLAH PENGERTIAN
3 Paulus dng jelas menunjukkan bahwa imbauan menuntut lebih dp sekedar persembahan yg emosional atau banyak kata-kata. Kita harus mempunyai pengertian mengenai perasaan, kepercayaan, dan minat dr orang-orang kpd siapa kita berbicara. Kita perlu waspada dan cepat mengenali apabila emosi penghuni rumahlah yang merupakan penghambat yg sebenarnya untuk dapat mengadakan pembahasan dng pikiran terbuka mengenai ajaran-ajaran Alkitab.—Ams. 16:23.
4 Misalnya, seseorang mungkin percaya dl kekekalan jiwa krn mempunyai kenangan yg sentimental mengenai orang yg ia kasihi yg sudah meninggal. Cara mengimbau apa yg dapat digunakan untuk membantu dia dng kebenaran? Dp langsung memberi tahu dia bahwa kepercayaannya itu salah dan bahwa jiwa dapat mati, apakah tidak lebih baik untuk menggunakan imbauan agar menembus penghambat emosional yg ia miliki dan bertukar pikiran dengannya? Kita dapat memberi tahu dia bahwa kita mengerti perasaannya krn kita pun telah kehilangan orang-orang yg kita kasihi dl kematian. Kita mendapatkan hiburan dl janji mengenai kebangkitan, masa manakala kita akan dipersatukan dng orang-orang yg kita kasihi yg sudah tiada dan kembali bergaul dng mereka. Kemudian ayat-ayat yg cocok dapat dibacakan dan dibahas. Jika kita mempunyai pengertian dan membumbui pembicaraan kita dng garam, kita akan bersifat mengimbau dl mempersembahkan kabar kesukaan.—Ams. 16:21; Kol. 4:6.
GUNAKAN PERUMPAMAAN
5 Perumpamaan dapat efektif dl mengimbau orang untuk menyelaraskan cara berpikir mereka. Teladan yg mencolok adalah cara bijaksana yg digunakan Natan untuk mencapai hati Raja Daud. (2 Sam. 12:1-14) Perumpamaan yg dipilih dng tepat akan menarik bagi akal dan sekaligus menggugah emosi. Hal ini memudahkan orang untuk menerima buah pikiran baru. Misalnya, bumi dapat disamakan dng rumah dan manusia disamakan dng penyewanya. Jika penyewa tidak mengurus rumah itu dng baik, pemiliknya tidak akan menghancurkan rumah, tetapi ia akan mengusir si penghuni. Jadi, Allah tidak akan menghancurkan bumi, tetapi Ia akan menyingkirkan orang-orang yg jahat.—Yes. 45:18.
6 Imbauan ada batasnya. Jika seseorang tidak ingin percaya atau mengadakan perubahan dl hidup mereka, mereka akan tetap begitu. (Mat. 13:14, 15) Namun, masih ada banyak orang berhati jujur di dunia yg dapat dicapai dng berita Kerajaan. Guna membantu mereka, kita hendaknya membuat setiap upaya yg masuk akal untuk memperkembangkan dan menggunakan seni mengimbau dl pelayanan kita.