PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w22 Agustus hlm. 26-31
  • Umat Yehuwa Menyukai Apa yang Benar

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Umat Yehuwa Menyukai Apa yang Benar
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SEPERTI APA ORANG YANG BENAR ITU?
  • BERUPAYALAH UNTUK SEMAKIN MENYUKAI STANDAR YEHUWA
  • Cintai Keadilbenaran dengan Segenap Hatimu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Mengapa Mengejar Kebenaran?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Teruslah Cari Dahulu Keadilbenaran Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Menyukai Keadilbenaran Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
w22 Agustus hlm. 26-31

ARTIKEL PELAJARAN 36

Umat Yehuwa Menyukai Apa yang Benar

”Bahagialah orang yang lapar dan haus akan apa yang benar.”—MAT. 5:6.

NYANYIAN 9 Yehuwa Raja Kita!

YANG DIBAHASa

1. Situasi apa yang Yusuf hadapi, dan bagaimana reaksinya?

YUSUF anak Yakub menghadapi situasi yang sulit. Dia digoda oleh seorang wanita, yang adalah istri dari majikannya, Potifar. Wanita itu berkata kepadanya, ”Ayo tidur denganku.” Yusuf menolak godaan itu. Banyak orang sekarang mungkin tidak mengerti mengapa Yusuf menolaknya. Waktu itu, Potifar sedang tidak ada, dan Yusuf hanya seorang budak. Jadi, kalau dia menolak godaan tersebut, wanita itu bisa membuat hidupnya menderita. Tapi, meskipun wanita itu terus menggoda Yusuf, Yusuf tetap menolaknya. Mengapa? Yusuf mengatakan, ”Bagaimana mungkin saya melakukan perbuatan sejahat itu dan berdosa terhadap Allah?”—Kej. 39:7-12.

2. Bagaimana Yusuf tahu bahwa perzinaan adalah dosa terhadap Allah?

2 Dari mana Yusuf tahu bahwa perzinaan adalah perbuatan yang buruk di mata Allah? Memang, di Hukum Musa ada larangan: ”Jangan berzina.” Tapi, Hukum Musa baru ditulis kira-kira dua ratus tahun kemudian. (Kel. 20:14) Meski begitu, karena Yusuf sangat mengenal Yehuwa, dia tahu bahwa Yehuwa tidak senang dengan perzinaan. Yusuf pasti tahu bahwa Yehuwa menetapkan perkawinan sebagai ikatan antara satu pria dan satu wanita saja. Dan, dia pasti pernah mendengar bahwa Yehuwa dua kali melindungi Sara nenek buyutnya sewaktu ada pria-pria yang mau mengambil Sara dari Abraham, suaminya. Allah juga pernah melindungi Ribka, istri Ishak, sewaktu Ribka mengalami hal yang sama. (Kej. 2:24; 12:14-20; 20:2-7; 26:6-11) Dari situ, Yusuf bisa menyimpulkan standar Yehuwa tentang apa yang benar dan yang salah. Karena Yusuf menyayangi Yehuwa, dia menyukai standar Yehuwa dan bertekad untuk selalu mengikutinya.

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

3 Apakah Saudara menyukai apa yang benar? Pasti begitu. Tapi kita semua tidak sempurna. Kalau kita tidak hati-hati, pandangan kita tentang apa yang benar bisa terpengaruh oleh dunia ini. (Yes. 5:20; Rm. 12:2) Di artikel ini, kita akan membahas pandangan Alkitab tentang apa yang benar dan manfaatnya kalau kita terus melakukan apa yang benar. Lalu, kita akan membahas tiga hal yang bisa membantu kita untuk semakin menyukai standar Yehuwa.

SEPERTI APA ORANG YANG BENAR ITU?

4. Bagaimana sikap banyak orang yang merasa diri benar?

4 Para pemimpin agama di zaman Yesus merasa bahwa mereka melakukan apa yang benar. Tapi, Yesus mengecam mereka karena mereka bersikap kritis terhadap orang lain dan membuat standar mereka sendiri tentang apa yang benar dan yang salah. (Pkh. 7:16; Luk. 16:15) Banyak orang di zaman kita juga seperti itu. Mereka membuat standar sendiri dan merasa bahwa mereka sudah melakukan apa yang benar. Mereka biasanya sombong, suka menghakimi, dan merasa diri lebih hebat daripada orang lain. Yehuwa tidak senang dengan orang-orang seperti itu. Di mata-Nya, mereka bukan orang yang benar.

5. Menurut Alkitab, apa artinya melakukan apa yang benar? Berikan contoh.

5 Di dalam Alkitab, melakukan apa yang benar berarti hidup sesuai dengan standar Yehuwa, yang adalah standar yang tertinggi. Yehuwa senang kalau kita melakukan apa yang benar. Misalnya, Yehuwa mengatakan bahwa para pedagang harus menggunakan ’timbangan yang benar’. (Ul. 25:15) Itu berarti, untuk menjadi orang yang benar di mata Yehuwa, orang Kristen harus selalu jujur dalam urusan bisnis. Selain itu, orang yang benar juga mencintai keadilan. Dia sangat tidak senang melihat orang lain diperlakukan dengan tidak adil. Dan, karena dia ingin ”menyenangkan [Yehuwa] sepenuhnya”, dia selalu memikirkan pandangan Yehuwa sebelum membuat keputusan.—Kol. 1:10.

6. Mengapa kita bisa yakin standar Yehuwa selalu benar? (Yesaya 55:8, 9)

6 Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa adalah ”sumber kebenaran”. (Yer. 50:7) Sebagai Pencipta, hanya Yehuwa yang berhak menentukan apa yang benar dan yang salah. Dan karena Yehuwa sempurna, standar-Nya selalu benar. Standar Yehuwa jauh lebih tinggi daripada standar kita, yang dipengaruhi oleh ketidaksempurnaan dan dosa. (Ams. 14:12; baca Yesaya 55:8, 9.) Meski begitu, karena kita diciptakan ’mirip dengan Allah’, kita pasti bisa mengikuti standar-Nya. (Kej. 1:27) Dan kita senang melakukannya. Kita berusaha sebisa-bisanya untuk meniru Bapak kita yang di surga karena kita menyayangi Dia.—Ef. 5:1.

7. Mengapa kita perlu mengikuti satu standar yang sudah ditetapkan? Berikan contoh.

7 Kalau kita mengikuti standar Yehuwa, kita akan mendapat manfaat. Mengapa? Coba pikirkan: Apa akibatnya kalau setiap bank punya standar sendiri dalam menentukan nilai mata uang? Atau, bagaimana kalau setiap perusahaan konstruksi punya standar pengukuran masing-masing? Hasilnya pasti akan kacau. Dan, kalau dokter atau suster punya standar perawatan yang berbeda-beda, itu bisa membahayakan nyawa pasien mereka. Jelaslah, mengikuti satu standar yang sudah ditetapkan itu sangat penting. Itu bisa menjadi suatu perlindungan. Begitu juga, standar Allah tentang yang benar dan yang salah bisa melindungi kita.

8. Berkat apa yang akan dinikmati orang-orang yang terus mengikuti standar Yehuwa?

8 Yehuwa memberkati orang-orang yang berupaya untuk hidup sesuai dengan standar-Nya. Dia berjanji, ”Orang-orang benar akan memiliki bumi, dan mereka akan tinggal di situ selamanya.” (Mz. 37:29) Coba bayangkan keadaannya kalau semua orang mengikuti standar Yehuwa. Mereka pasti akan hidup damai, bahagia, dan bersatu. Yehuwa ingin kita menikmati kehidupan seperti itu. Karena itulah kita menyukai standar Yehuwa. Sekarang, mari kita bahas caranya kita bisa semakin menyukai standar Yehuwa.

BERUPAYALAH UNTUK SEMAKIN MENYUKAI STANDAR YEHUWA

9. Bagaimana kita bisa semakin menyukai standar Yehuwa?

9 Cara 1: Kasihilah Yehuwa, yang menetapkan standar itu. Kita perlu berupaya untuk semakin mengasihi Yehuwa, yang menetapkan apa yang benar dan yang salah. Kalau kita semakin mengasihi Yehuwa, kita akan semakin menyukai standar-Nya dan bertekad untuk terus mengikutinya. Dulu, kalau saja Adam dan Hawa mengasihi Yehuwa, mereka pasti tidak akan melanggar perintah-Nya.—Kej. 3:1-6, 16-19.

10. Apa yang Abraham lakukan agar bisa semakin mengenal Yehuwa?

10 Kita pasti tidak mau menjadi seperti Adam dan Hawa. Jadi, kita perlu terus belajar tentang Yehuwa, menghargai sifat-sifat-Nya, dan berupaya memahami cara berpikir-Nya. Kalau kita melakukan itu, kita pasti akan semakin mengasihi Dia. Coba perhatikan contoh Abraham. Dia sangat mengasihi Yehuwa. Meskipun dia kadang tidak memahami keputusan yang Yehuwa buat, dia tidak memberontak. Sebaliknya, dia berupaya untuk lebih mengenal Yehuwa. Misalnya, sewaktu Yehuwa memutuskan untuk membinasakan kota Sodom dan Gomora, Abraham awalnya khawatir Yehuwa, ”Hakim seluruh bumi”, akan menghukum mati orang benar bersama orang jahat. Bagi Abraham, itu tidak masuk akal. Jadi, dia dengan penuh respek mengajukan beberapa pertanyaan kepada Yehuwa. Yehuwa pun menjawab dia dengan sabar. Akhirnya, Abraham menyadari bahwa Yehuwa memeriksa hati setiap manusia dan tidak akan pernah menghukum orang yang tidak bersalah.—Kej. 18:20-32.

11. Bagaimana Abraham menunjukkan bahwa dia sayang dan percaya kepada Yehuwa?

11 Percakapan Abraham dengan Yehuwa tentang Sodom dan Gomora berpengaruh besar atas Abraham. Itu pasti membuat dia semakin menyayangi dan merespek Bapaknya yang di surga. Bertahun-tahun kemudian, kepercayaan Abraham kepada Yehuwa benar-benar diuji. Yehuwa meminta dia mengorbankan Ishak putranya. Tapi kali ini, Abraham tidak bertanya apa-apa kepada Yehuwa, karena dia sudah lebih mengenal Allahnya. Meskipun hatinya pasti sangat pedih, Abraham bersiap-siap untuk melakukan apa yang Yehuwa minta. Abraham pasti merenungkan apa saja yang sudah dia ketahui tentang Yehuwa. Dia tahu bahwa Yehuwa tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak benar atau tidak pengasih. Menurut Rasul Paulus, Abraham yakin bahwa Yehuwa sanggup membangkitkan putranya yang dia sayangi. (Ibr. 11:17-19) Lagi pula, Yehuwa sudah berjanji bahwa Ishak akan menjadi leluhur dari sebuah bangsa, dan saat itu Ishak belum punya anak. Abraham menyayangi Yehuwa, dan dia percaya bahwa Bapaknya akan melakukan apa yang benar. Karena beriman, Abraham menaati Yehuwa meskipun itu sangat sulit.—Kej. 22:1-12.

12. Bagaimana kita bisa meniru Abraham? (Mazmur 73:28)

12 Bagaimana kita bisa meniru Abraham? Kita perlu terus belajar tentang Yehuwa. Kalau kita melakukan itu, kita akan semakin akrab dengan-Nya dan semakin menyayangi Dia. (Baca Mazmur 73:28.) Hati nurani kita pun akan terlatih dan bisa menggerakkan kita untuk melakukan apa yang benar di mata Allah. (Ibr. 5:14) Hasilnya, ketika ada godaan untuk berbuat salah, kita akan menolaknya. Kita tidak akan terpikir untuk melakukan apa pun yang bisa menyakiti hati Yehuwa dan merusak persahabatan kita dengan-Nya. Apa lagi yang bisa kita lakukan agar kita bisa semakin menyukai standar Yehuwa?

13. Bagaimana kita bisa mengejar apa yang benar? (Amsal 15:9)

13 Cara 2: Berupayalah dari hari ke hari untuk semakin menyukai standar Yehuwa. Kalau kita ingin memperkuat otot kita, kita perlu melatihnya setiap hari. Sama seperti itu, agar kita bisa semakin menyukai standar Yehuwa, kita perlu mengupayakannya sedikit demi sedikit setiap hari. Yehuwa tahu keterbatasan kita, dan Dia tidak akan meminta kita melakukan apa pun di luar kemampuan kita. (Mz. 103:14) Selain itu, Dia meyakinkan kita bahwa Dia ”sayang kepada orang yang mengejar apa yang benar”. (Baca Amsal 15:9.) Sewaktu kita mengejar cita-cita rohani tertentu, kita pasti terus berupaya meraihnya. Sama seperti itu, sewaktu kita mengejar apa yang benar, kita juga perlu terus mengerahkan upaya. Dan, Yehuwa pasti akan dengan sabar membantu kita dari hari ke hari.—Mz. 84:5, 7.

14. Apa yang dimaksud dengan ”pelindung dada berupa tingkah laku yang benar”, dan mengapa kita membutuhkannya?

14 Yehuwa dengan pengasih mengingatkan kita bahwa melakukan apa yang benar bukanlah suatu beban. (1 Yoh. 5:3) Sebaliknya, itu bisa menjadi perlindungan yang memang kita butuhkan setiap hari. Ingatlah perlengkapan perang rohani yang disebutkan Rasul Paulus. (Ef. 6:14-18) Salah satunya adalah ”pelindung dada berupa tingkah laku yang benar”. Itu memaksudkan standar Yehuwa tentang apa yang benar. Pelindung dada bisa melindungi jantung seorang prajurit. Sama seperti itu, ”pelindung dada berupa tingkah laku yang benar” bisa melindungi hati kita, termasuk perasaan, keinginan, dan pikiran kita. Jadi, pastikan Saudara selalu memakai pelindung dada itu!—Ams. 4:23.

15. Bagaimana Saudara bisa memakai ”pelindung dada berupa tingkah laku yang benar”?

15 Bagaimana Saudara bisa memakai ”pelindung dada berupa tingkah laku yang benar”? Setiap hari, sebelum membuat keputusan, pikirkan apa yang Allah ingin Saudara lakukan. Misalnya, sewaktu memilih topik pembicaraan, musik, film, atau buku, coba pikirkan: ’Kalau saya memilih ini, apa yang akan saya masukkan ke dalam hati saya? Apakah ini sesuai dengan standar Yehuwa? Atau, apakah ini berisi hal-hal yang tidak benar di mata Yehuwa, seperti perbuatan cabul, kekerasan, keserakahan, atau sikap yang egois?’ (Flp. 4:8) Kalau Saudara membuat keputusan yang sesuai dengan standar Yehuwa, hati Saudara akan terlindung dari pengaruh buruk.

Saat matahari terbenam, seorang saudari berjalan di tepi pantai sambil melihat ombak yang terus datang.

Perbuatan kita yang benar bisa menjadi seperti ”ombak di lautan” (Lihat paragraf 16-17)

16-17. Bagaimana Yesaya 48:18 meyakinkan kita bahwa kita bisa mengikuti standar Yehuwa selamanya?

16 Apakah Saudara pernah merasa khawatir Saudara tidak bisa terus mengikuti standar Yehuwa dari hari ke hari dan bahkan dari tahun ke tahun? Coba perhatikan gambaran yang Yehuwa berikan di Yesaya 48:18. (Baca.) Yehuwa berjanji bahwa perbuatan kita yang benar bisa menjadi seperti ”ombak di lautan”. Bayangkan Saudara berdiri di tepi pantai, dan Saudara melihat ombak yang terus berdatangan. Sewaktu menikmati pemandangan itu, apakah Saudara khawatir suatu saat nanti ombak itu tidak akan datang lagi? Pasti tidak. Saudara tahu bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, selalu ada ombak yang datang ke pantai, dan itu tidak akan pernah berhenti.

17 Sama seperti ombak yang terus datang ke pantai, Saudara bisa terus melakukan apa yang benar. Bagaimana caranya? Sebelum membuat keputusan, pikirkan apa yang Yehuwa ingin Saudara lakukan, lalu buatlah keputusan yang sesuai dengan itu. Tidak soal seberapa sulit keputusan yang harus Saudara buat, Bapak kita yang pengasih akan selalu memberi Saudara kekuatan. Dia akan membantu Saudara untuk hidup sesuai dengan standar-Nya dari hari ke hari.—Yes. 40:29-31.

18. Mengapa kita tidak boleh menghakimi orang lain?

18 Cara 3: Serahkan penghakiman ke tangan Yehuwa, dan jangan hakimi orang lain. Meskipun kita selalu berupaya mengikuti standar Yehuwa, jangan sampai kita merasa diri paling benar dan menghakimi orang lain. Kita perlu ingat bahwa Yehuwa-lah ”Hakim seluruh bumi”. (Kej. 18:25) Jadi, hanya Dia yang berhak menghakimi. Dia tidak memberi kita hak untuk melakukan itu. Yesus mengatakan, ”Berhentilah menghakimi supaya kalian tidak dihakimi.”—Mat. 7:1.b

19. Bagaimana Yusuf menyerahkan penghakiman ke tangan Yehuwa?

19 Mari kita bahas lagi teladan Yusuf. Dia tidak mau menghakimi orang lain, bahkan orang-orang yang pernah memperlakukan dia dengan buruk. Kakak-kakaknya melempar dia ke lubang air, menjual dia sebagai budak, dan membuat ayah mereka berpikir bahwa Yusuf sudah mati. Bertahun-tahun kemudian, Yusuf bertemu lagi dengan mereka. Saat itu, Yusuf sudah menjadi pejabat tinggi. Jadi, dia bisa saja menghakimi mereka dan membalas dendam. Kakak-kakaknya khawatir dia akan melakukan itu meskipun mereka sudah menyesali perbuatan mereka dulu. Tapi Yusuf mengatakan kepada mereka, ”Jangan takut. Aku ini bukan Allah, yang bisa menghakimi kalian.” (Kej. 37:18-20, 27, 28, 31-35; 50:15-21) Yusuf dengan rendah hati menyerahkan penghakiman ke tangan Yehuwa.

20-21. Apa yang perlu kita ingat supaya kita tidak merasa diri paling benar dan menghakimi orang lain?

20 Seperti Yusuf, kita menyerahkan penghakiman ke tangan Yehuwa. Misalnya, kita tidak akan berpikir bahwa saudara-saudari kita melakukan sesuatu karena niat yang kurang baik. Kita tidak bisa membaca hati. Hanya Yehuwa yang bisa memeriksa niat hati seseorang. (Ams. 16:2) Selain itu, Yehuwa mengasihi semua saudara-saudari kita, tidak soal apa latar belakang atau kebudayaan mereka. Dan Yehuwa ingin agar kita ’membuka hati lebar-lebar’. (2 Kor. 6:13) Jadi, kita pasti ingin mengasihi semua saudara-saudari kita, bukannya menghakimi mereka.

21 Kita juga tidak mau menghakimi orang-orang di luar sidang. (1 Tim. 2:3, 4) Kita tidak akan menghakimi anggota keluarga kita yang tidak seiman dan berpikir, ’Dia tidak mungkin masuk kebenaran.’ Mengapa? Karena kita tidak mau menghakimi orang lain berdasarkan penilaian kita sendiri, seolah-olah kitalah yang paling benar. Lagi pula, Yehuwa masih memberi semua orang kesempatan untuk bertobat. (Kis. 17:30) Ingatlah, orang yang merasa diri paling benar dan menghakimi orang lain adalah orang yang tidak benar di mata Yehuwa.

22. Mengapa Saudara bertekad untuk selalu melakukan apa yang benar?

22 Kalau kita menyukai standar Yehuwa dan bertekad untuk selalu mengikutinya, kita akan bahagia dan menjadi teladan bagi saudara-saudari kita. Mereka pun akan semakin akrab dengan kita dan dengan Allah kita. Jadi, semoga kita selalu ”lapar dan haus akan apa yang benar”. (Mat. 5:6) Yakinlah, Yehuwa melihat dan menghargai upaya kita untuk melakukan apa yang benar. Standar dunia ini semakin lama semakin merosot. Tapi, jangan kecil hati. Teruslah lakukan apa yang benar. Ingatlah, ”Yehuwa menyayangi orang benar”.—Mz. 146:8.

APA JAWABAN SAUDARA?

  • Seperti apa orang yang benar itu?

  • Apa manfaatnya kalau kita mengikuti standar Yehuwa?

  • Bagaimana kita bisa semakin menyukai standar Yehuwa?

NYANYIAN 139 Kehidupanmu di Dunia Baru

a Di dunia yang jahat ini, kebanyakan orang tidak melakukan apa yang benar. Tapi, ada jutaan orang yang melakukannya. Saudara pasti termasuk di antaranya. Saudara tergerak untuk melakukan itu karena Saudara menyayangi Yehuwa, Allah yang menyukai apa yang benar. Di artikel ini, kita akan membahas seperti apa orang yang benar itu dan manfaatnya kalau kita terus melakukan apa yang benar. Kita juga akan membahas apa saja yang bisa kita lakukan agar kita semakin menyukai standar Yehuwa.

b Memang, para penatua kadang berperan sebagai hakim sewaktu menangani kasus dosa serius. Mereka harus menentukan apakah orang yang berdosa itu benar-benar bertobat. (1 Kor. 5:11; 6:5; Yak. 5:14, 15) Tapi, para penatua dengan rendah hati mengakui bahwa mereka tidak bisa membaca hati, dan mereka ingat bahwa mereka ”menghakimi untuk Yehuwa”. (Bandingkan 2 Tawarikh 19:6.) Mereka selalu berusaha meniru Yehuwa dengan bersikap adil, berbelaskasihan, dan tidak kaku.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan