PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ijwyp artikel 15
  • Apakah Aku Terobsesi dengan Penampilanku?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Aku Terobsesi dengan Penampilanku?
  • Pertanyaan Anak Muda
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ● Kuis: Apakah aku sudah terobsesi?
  • ’Kenapa aku tidak suka dengan tubuhku?’
  • ’Apakah aku harus ubah penampilanku?’
  • Cara terbaik untuk tampil menarik!
  • Kenapa Aku Terlalu Memikirkan Penampilan?
    Jawaban atas 10 Pertanyaan Anak Muda
  • Bagaimana kalau Aku Tidak Suka Rupaku?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Bagaimana Aku Bisa Menurunkan Berat Badan?
    Pertanyaan Anak Muda
  • TOPIK UTAMA: APAKAH KITA MEMBELI TERLALU BANYAK? 8-11
    Sedarlah!—2013
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Anak Muda
ijwyp artikel 15

PERTANYAAN ANAK MUDA

Apakah Aku Terobsesi dengan Penampilanku?

  • Kuis: Apakah aku sudah terobsesi?

  • Kenapa aku tidak suka dengan tubuhku?

  • Apakah aku harus ubah penampilanku?

  • Cara terbaik untuk tampil menarik!

  • Kisah Julia

● Kuis: Apakah aku sudah terobsesi?

  1. Mana dari pernyataan berikut ini yang menggambarkan perasaanmu?

    • Aku enggak pernah pede sama penampilanku.

    • Aku kadang-kadang pede sama penampilanku.

    • Aku selalu pede sama penampilanku.

  2. Apa yang paling ingin kamu ubah dari tubuhmu?

    • Tinggi badan

    • Berat badan

    • Bentuk tubuh

    • Rambut

    • Kulit

    • Ukuran otot

    • Lainnya

  3. Lengkapi kalimat berikut.

    Aku selalu enggak pede sama tubuhku kalau . . .

    • aku lagi timbang berat badan.

    • aku lagi becermin.

    • aku banding-bandingin diri sama orang lain (teman, model, bintang film).

  4. Lengkapi kalimat berikut.

    Aku timbang berat badan . . .

    • tiap hari.

    • seminggu sekali.

    • kurang dari seminggu sekali.

  5. Mana dari pernyataan ini yang paling menggambarkan perasaanmu?

    • Tidak suka bentuk tubuh. (Misalnya: ”Tiap kali aku becermin, aku kayak lihat orang yang gemuk dan jelek. Aku suka enggak makan biar beratku bisa turun.”​—Serena.)

    • Tidak terlalu khawatir dengan bentuk tubuh. (Misalnya: ”Pasti ada aja yang kita enggak suka dari penampilan kita, tapi ada beberapa yang harus kita terima apa adanya. Konyol juga kalau kita khawatir sama hal-hal yang enggak bisa kita ubah.”​—Natanya.)

Alkitab menasihati kita untuk tidak memikirkan diri sendiri lebih ”daripada yang semestinya”. (Roma 12:3) Maka, hingga taraf tertentu, memberikan perhatian terhadap penampilan kita itu wajar, bahkan perlu. Karena itulah, misalnya, kita sikat gigi atau menjaga kebersihan tubuh kita.

Tetapi, bagaimana kalau kamu terus-menerus kecil hati karena merasa tubuhmu kurang ideal, sampai-sampai terobsesi dengan itu? Jika itu terjadi, kamu mungkin bertanya-tanya . . .

’Kenapa aku tidak suka dengan tubuhku?’

Bisa jadi ada beberapa alasan. Antara lain:

  • Pengaruh iklan. ”Anak muda dijejali sama gambar-gambar yang bikin kita merasa harus kurus banget dan tampil menarik tiap saat. Akibatnya, kalau kita enggak tampil sempurna, kita merasa diri jelek banget!”​—Kellie.

  • Pengaruh orang tua. ”Kalau aku perhatikan, biasanya kalau ibunya terobsesi sama tubuhnya, anak perempuannya juga begitu. Anak laki-laki juga biasanya ikut-ikutan bapaknya.”​—Rita.

  • Rendah diri. ”Orang yang terobsesi sama tubuhnya biasanya haus pujian tentang penampilannya. Capek deh dekat-dekat orang yang kayak gitu!”​—Jeanne.

Apa pun alasannya, kamu mungkin berpikir . . .

’Apakah aku harus ubah penampilanku?’

Coba perhatikan apa kata anak muda lainnya.

”Kita enggak selalu bisa mengubah hal-hal yang kita enggak suka dari diri kita, jadi terima aja kekurangan kita. Kalau kita bisa terima, orang lain biasanya enggak akan terlalu perhatikan kekurangan kita.”​—Rori.

”Yang penting, kita berupaya sehat. Soalnya, kalau kita sehat, kita akan tampil maksimal. Lagian, kalau orang enggak bisa terima kita apa adanya (dan terlalu fokus sama penampilan kita), dia enggak cocok jadi teman kita.”​—Olivia.

Intinya: Upayakan sebisanya untuk tampil prima, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Kalau kamu terlalu khawatir tentang penampilanmu, akibatnya bisa berbahaya. (Baca ”Kisah Julia”.)

Di sisi lain, jika kamu bersikap seimbang, kamu bisa memandang dirimu dengan realistis, seperti yang dirasakan gadis muda bernama Erin. Ia mengatakan, ”Ya, aku kadang merasa enggak pede. Tapi aku perhatikan, aku cenderung begitu cuma kalau aku lagi fokus sama hal-hal negatif. Sekarang, pokoknya pola makanku seimbang dan aku rutin olahraga. Yang lainnya otomatis akan jadi lebih baik.”

Cara terbaik untuk tampil menarik!

Kalau kamu memandang dirimu dengan seimbang, kamu akan merasa (dan bahkan terlihat) prima. Dalam hal itu, Alkitab bisa membantu. Nasihatnya menganjurkanmu untuk mengembangkan hal-hal ini:

  • Rasa syukur atas apa yang kita miliki. ’Lebih baik kita puas dengan apa yang ada pada diri kita daripada selalu menginginkan lebih banyak lagi. Itu sia-sia seperti usaha mengejar angin.’​—Pengkhotbah 6:9, Bahasa Indonesia Masa Kini.

  • Pandangan seimbang tentang olahraga. ”Pelatihan bagi tubuh jasmani sedikit manfaatnya.”—1 Timotius 4:8.

  • Kecantikan batiniah. ”Manusia melihat apa yang tampak di mata; tetapi Yehuwa, ia melihat bagaimana hatinya.”—1 Samuel 16:7.

”Dari raut wajah kita, orang bisa lihat bagaimana kita memandang diri kita. Kalau kita hepi-hepi aja sama apa yang kita punya, orang lain bisa lihat itu dan mereka jadi tertarik sama kita.”​—Sarah.

”Memang orang mudah terkesan sama kecantikan atau ketampanan. Tapi, yang paling orang ingat adalah kepribadian dan sifat baik kita.”​—Phylicia.

Lihat juga Amsal 11:22; Kolose 3:​10, 12; 1 Petrus 3:​3, 4.

Kisah Julia

Waktu aku umur 16, berat badan itu masalah besar buatku. Sebenarnya aku enggak gemuk-gemuk banget, tapi juga enggak bisa dibilang langsing. Padat berisi gitu deh. Aku pikir, kalau aku lebih kurus, cowok-cowok akan suka sama aku. Jadi aku diet abis-abisan supaya bentuk tubuhku seperti yang aku mau.

Akhirnya aku kurus juga sih, tapi malah jadi sakit-sakitan. Sekarang aku udah sehat lagi, tapi secara psikologis aku masih belum pulih. Sampai sekarang aku masih punya pandangan yang salah tentang makanan. Aku memang udah mulai bisa terima bentuk tubuhku apa adanya; pola makanku bagus dan aku rutin olahraga. Tapi, tiap kali aku sebel sama diri sendiri, aku langsung menghukum diri dengan enggak makan.

Kalau ada kesempatan, aku mau bilang sama anak-anak muda lain bahwa cara pandang tiap orang itu berbeda. Enggak soal seperti apa penampilan kita, pasti ada aja orang yang suka dan yang enggak suka. Yang penting kita sehat. Itu yang diinginkan orang yang benar-benar sayang sama kita.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan