PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ijwhf artikel 1
  • Cara Meredakan Kemarahan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cara Meredakan Kemarahan
  • Bantuan untuk Keluarga
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Yang perlu Anda ketahui
  • Yang bisa Anda lakukan
  • Apa Kata Alkitab tentang Kemarahan?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Apakah Selalu Salah untuk Marah?
    Sedarlah!—1994
  • Marah, Kemarahan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Amarah yang Bermasalah
    Sedarlah!—2012
Lihat Lebih Banyak
Bantuan untuk Keluarga
ijwhf artikel 1
Seorang istri marah saat suaminya menonton TV, padahal ada banyak piring kotor

BANTUAN UNTUK KELUARGA

Cara Meredakan Kemarahan

Pasangan Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat Anda marah. Anda sudah menahan diri supaya tidak marah. Tapi, pasangan Anda malah merasa ada yang tidak beres dan mulai banyak bertanya. Anda pun jadi semakin jengkel. Kalau sudah begitu, bagaimana caranya meredakan kemarahan?

  • Yang perlu Anda ketahui

  • Yang bisa Anda lakukan

Yang perlu Anda ketahui

  • Melampiaskan kemarahan bisa merusak kesehatan. Menurut hasil penelitian, kemarahan yang tidak terkendali meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, depresi, dan masalah pencernaan. Marah-marah juga bisa mengakibatkan sulit tidur, khawatir berlebihan, masalah kulit, dan stroke. Karena itu Alkitab menasihati, ”Jauhi kemarahan dan tinggalkan panas hati . . . , karena itu hanya membawa celaka.”​—Mazmur 37:8, catatan kaki.

  • Menahan kemarahan juga bisa berbahaya. Kemarahan yang terus dipendam itu sama seperti penyakit yang pelan-pelan merusak tubuh Anda dari dalam. Contohnya, Anda lama-lama bisa menjadi sinis atau suka mengkritik. Akibatnya, pasangan Anda tidak bahagia hidup bersama Anda, dan perkawinan Anda bisa berantakan.

Yang bisa Anda lakukan

  • Carilah sifat-sifat baik dari pasangan Anda. Tulis tiga hal yang Anda sukai dari pasangan Anda. Lalu, waktu Anda merasa kesal kepadanya, pikirkan hal-hal itu. Kemarahan Anda pun bisa reda.

    Nasihat Alkitab: ”Teruslah bersyukur.”​—Kolose 3:15.

    Istri yang sedang memikirkan bagaimana suaminya pernah membantunya bersih-bersih rumah, mendengarkan dia, dan mengurusnya waktu dia sakit
  • Miliki sifat suka mengampuni. Pertama-tama, cobalah lihat situasinya dari sudut pandang pasangan Anda. Dengan begitu, Anda akan ”seperasaan” dengan pasangan Anda. (1 Petrus 3:8) Lalu pikirkan, ’Apakah masalahnya memang sangat besar sehingga saya tidak bisa memaafkan dia?’

    Nasihat Alkitab: ”Dia akan dipuji kalau mengabaikan kesalahan.”​—Amsal 19:11.

  • Nyatakan perasaan dengan sopan dan bijaksana. Gunakan kata ”aku”, bukan ”kamu”. Contohnya, jangan bilang, ”Kamu tidak perhatian sama aku, kamu tidak kasih kabar kamu di mana.” Sebaiknya Anda bisa bilang, ”Aku khawatir. Ini kan sudah malam, aku takut terjadi sesuatu sama kamu.” Kalau Anda menyatakan perasaan dengan lembut, ini bisa meredakan kemarahan Anda.

    Nasihat Alkitab: ”Kata-kata kalian hendaknya selalu menyenangkan, seperti dibumbui dengan garam.”​—Kolose 4:6.

  • Dengarkan baik-baik. Setelah menyatakan perasaan Anda, dengarkan pasangan Anda tanpa menyelanya. Setelah dia selesai berbicara, ulangi dengan singkat apa yang dia katakan untuk memastikan bahwa Anda sudah paham maksudnya. Walaupun kelihatannya sepele, mendengarkan baik-baik penjelasan pasangan Anda sangat penting untuk meredakan kemarahan.

    Nasihat Alkitab: ”Cepat mendengar, tidak cepat bicara.”​—Yakobus 1:19.

Tim dan Jennifer

”Kalau kita memendam kemarahan, masalah yang sama bisa terus muncul dan akhirnya kemarahan kita akan meledak. Lebih baik kita bicarakan masalahnya sama-sama. Biasanya setelah itu, saya dan suami bisa akur lagi.”​—Jennifer, bersama suaminya, Tim.

Jade dan Corey

”Yang saya sangat suka dari suami saya adalah dia selalu mau mendengarkan dan mengerti perasaan saya. Memang, dia tidak selalu setuju dengan pendapat saya, tapi dia mau mendengarkan. Dia tidak pernah meremehkan perasaan saya.”​—Jade, bersama suaminya, Corey.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan