PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ijwyp artikel 84
  • Kenapa Aku Sering Salah Bicara?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kenapa Aku Sering Salah Bicara?
  • Pertanyaan Anak Muda
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kenapa aku bisa salah bicara?
  • Cara menjaga mulut
  • Lidah
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Perlihatkanlah Kasih dan Respek dengan Mengendalikan Lidah Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Gunakan Lidah Demi Kebaikan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
  • Kenapa Aku Bisa Keceplosan?
    Sedarlah!—2012
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Anak Muda
ijwyp artikel 84
Seorang pria muda berupaya menangkap kembali kata-kata yang sudah meluncur keluar dari mulutnya

PERTANYAAN ANAK MUDA

Kenapa Aku Sering Salah Bicara?

”Kadang mulutku bisa dijaga, tapi kadang mulutku lebih cepat bicara sebelum otakku sempat berpikir.”​—James.

”Kalau aku lagi stres, aku bicara tanpa dipikir. Tapi kalau aku lagi senang, aku kebanyakan bicara. Jadi bisa dibilang, aku selalu salah bicara.”​—Marie.

Alkitab berkata, ”Lidah . . . seperti api” dan, ”Betapa kecilnya api yang diperlukan untuk membakar hutan yang besar!” (Yakobus 3:5, 6) Apa ucapanmu sering membuat kamu kena masalah? Kalau ya, artikel ini cocok buat kamu.

  • Kenapa aku bisa salah bicara?

  • Cara menjaga mulut

  • Kata teman-temanmu

Kenapa aku bisa salah bicara?

Tidak sempurna. Alkitab bilang, ”Kita semua sering tersandung. Kalau seseorang tidak pernah tersandung dalam perkataan, dia adalah manusia sempurna.” (Yakobus 3:2, catatan kaki) Karena tidak sempurna, kita tidak hanya bisa tersandung saat berjalan, tapi juga saat berbicara. Artinya, kita bisa salah bicara.

”Karena otak sama mulutku tidak sempurna, pasti kata-kataku suka sembarangan.”​—Anna.

Terlalu banyak bicara. Alkitab bilang, ”Kalau seseorang banyak bicara, kesalahan tidak bisa dihindari.” (Amsal 10:19) Orang yang terlalu banyak bicara dan jarang mau mendengarkan biasanya sering menyakiti orang lain dengan kata-katanya.

”Orang yang pintar itu tidak harus selalu banyak bicara. Contohnya Yesus. Dia itu orang yang paling pintar di dunia. Tapi, ada waktunya dia diam saja.”​—Julia.

Sarkasme. Alkitab bilang, ”Kata-kata yang tidak dipikir itu seperti tikaman-tikaman pedang.” (Amsal 12:18) Salah satu contoh kata-kata yang tidak dipikir itu adalah sarkasme. Apa itu? Itu adalah kata-kata pedas yang merendahkan orang lain. Orang yang memakai sarkasme mungkin berkata, ”Aku cuma bercanda!” Tapi sebenarnya, membuat orang lain malu itu sama sekali tidak lucu. Menurut Alkitab, ”hinaan, dan semua hal yang menyakitkan” harus dibuang.​—Efesus 4:31.

”Aku orangnya spontan, suka bilang hal-hal yang lucu. Tapi, kata-kataku malah sering terdengar merendahkan orang. Akhirnya aku kena masalah.”​—Oksana.

Seorang anak muda berupaya memasukkan isi odol yang sudah keluar

Seperti isi odol yang sudah keluar, kata-kata yang keluar dari mulut kita tidak bisa ditarik lagi

Cara menjaga mulut

Memang sulit untuk menjaga mulut, tapi Alkitab bisa membantumu. Coba perhatikan beberapa nasihat ini.

”Bicaralah dalam hati, . . . dan tetaplah diam.”​—Mazmur 4:4.

Ada saatnya diam itu emas. Seorang gadis bernama Laura bercerita, ”Kalau aku lagi kesal, hatiku pasti panas. Tapi lama-lama, itu pasti hilang. . . . Biasanya kalau sudah tenang, aku lega karena tadi tidak marah-marah.” Jadi, kita bisa menjaga mulut kalau kita berpikir dulu dan tidak buru-buru bicara.

”Bukankah telinga menguji kata-kata seperti halnya lidah mengecap makanan?”​—Ayub 12:11.

Supaya tidak menyesal belakangan, coba pikirkan pertanyaan-pertanyaan ini sebelum kamu berbicara:

  • Apa kata-kataku benar? Baik? Ada gunanya?​—Roma 14:19.

  • Bagaimana perasaanku kalau ada yang bicara seperti itu kepadaku?​—Matius 7:​12.

  • Apa kata-kataku membuat lawan bicaraku merasa dihargai?​—Roma 12:10.

  • Apa ini waktu yang cocok untuk mengatakannya?​—Pengkhotbah 3:7.

”Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih tinggi daripada kalian.”​—Filipi 2:3.

Nasihat ini bisa membuatmu lebih positif terhadap orang lain sehingga kamu akan berpikir dulu sebelum berbicara. Bagaimana kalau kamu terlanjur menyakiti orang lain dengan kata-katamu? Orang yang rendah hati akan meminta maaf. Itu tidak boleh ditunda-tunda! (Matius 5:23, 24) Lalu, bertekadlah untuk lebih menjaga ucapanmu.

Kata teman-temanmu

Taylor

”Kalau lagi seru-serunya mengobrol, aku sering tidak sengaja mengatakan hal-hal yang salah. Padahal, kalau aku tunggu sepuluh detik saja, aku bisa pikir dulu apa pengaruh kata-kataku ke orang lain. Aku juga bisa pikir apa kata-kataku ada gunanya buat orang lain. Jadi, aku bisa lebih mengerem ucapanku.”​—Taylor.

Brandon

”Kalau ada kata-kata orang yang buat kita kesal, lebih baik kita pikir dulu kenapa dia bilang begitu. Sering kali, orang itu cuma bicara tanpa dipikir, jadi jangan masukkan ke hati. Tapi kadang, ucapan yang mungkin kita anggap salah itu bisa jadi ada benarnya juga. Jadi yang penting, kita harus tenang dan bicara baik-baik.”​—Brandon.

Jessica

”Supaya kata-kata kita tidak menyakiti orang lain, jangan punya pikiran yang negatif. Jadi, yang perlu kita perbaiki itu cara pandang kita ke orang. Hasilnya, kita tidak akan terpancing untuk mengatakan hal-hal yang bisa menyakiti orang lain.”​—Jessica.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan