PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g89_No31 hlm. 13-15
  • Merokok—Pandangan Kristen

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Merokok—Pandangan Kristen
  • Sedarlah!—1989 (No. 31)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kasih kepada Allah dan Sesama
  • Mengapa Mereka Berhenti Merokok?
  • Apakah Merokok Ada Gunanya?
  • Bagaimana Pandangan Allah Soal Merokok?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • Mengapa Berhenti Merokok?
    Sedarlah!—2000
  • Salesman Maut—Apakah Anda Pelanggannya?
    Sedarlah!—1989 (No. 31)
  • Rokok−Apakah Anda Menolaknya?
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1989 (No. 31)
g89_No31 hlm. 13-15

Merokok—Pandangan Kristen

JELAS, Alkitab tidak menyebut-nyebut tentang tembakau atau merokok, karena hal-hal itu tidak dikenal di Timur Tengah zaman dahulu. Alasan yang sederhana ialah bahwa tanaman tembakau berasal dari Amerika Selatan, Meksiko dan Hindia Barat dan baru diperkenalkan ke bagian-bagian lain dari dunia pada pertengahan abad ke-16.

Apakah itu berarti bahwa Alkitab tidak mengatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan merokok? Tidak demikian. Alkitab jelas menetapkan prinsip-prinsip yang mempunyai penerapan universal dan patokan-patokan bagi tingkah laku kita. Apakah beberapa dari prinsip-prinsip dasar ini?

Kasih kepada Allah dan Sesama

Motivasi dasar bagi seorang Kristen haruslah apa yang Yesus nyatakan, ”Kasihilah Tuhan [”Yehuwa”, NW] Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”—Lukas 10:27.

Bagaimana seseorang dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan jika ia dengan sengaja merusak anggota tubuhnya dengan terus mengikuti suatu kebiasaan, suatu sifat buruk, yang menyebabkan penyakit dan kematian sebelum waktunya? Bagaimana seseorang menunjukkan penghargaan atas karunia kehidupan dari Allah bila ia menghirup obat bius yang mencandu seperti nikotin? Allah telah memberikan ’hidup dan nafas kepada semua orang’. (Kisah 17:24, 25) Patutkah kita mencemari nafas pemberian Allah? Dari sudut pandangan Allah, hal itu benar-benar suatu sifat yang buruk, ”suatu praktik atau kebiasaan yang jahat, menurunkan martabat, atau amoral”.—The American Heritage Dictionary of the English Language.

Bagaimana seorang yang merokok menunjukkan kasih terhadap sesama jika nafasnya yang busuk dan asap rokok mencemari pakaian dan udara di sekitarnya? Bagaimana dengan sesama yang paling dekat dengan si perokok, suami atau istrinya dan anak-anaknya? Apakah dapat disebut kasih jika seseorang menempuh haluan yang dapat mengakibatkan kematian dini, yang lambat, dan menyakitkan, yang harus mereka saksikan? Apakah akan menunjukkan timbang rasa Kristen jika orang lain harus menjadi perokok pasif dengan menghirup hembusan udara yang beracun dari si perokok? Tidak mengherankan kalau kebun botani di Blanes, Spanyol, menaruh tanaman tembakau di kelompok tumbuh-tumbuhan beracun!

Bagaimana dengan mengasihi diri sendiri? Tidak salah untuk mengasihi diri sendiri dalam arti memelihara kesehatan tubuh, mental, dan rohani. Rasul Paulus menyatakan bahwa ”tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya”. Apakah dapat disebut mengasihi diri sendiri jika seseorang mengikuti suatu kebiasaan yang perlahan-lahan merusak kesehatannya?—Efesus 5:28, 29.

Allah Yehuwa telah menjanjikan ’langit baru dan bumi baru, di mana terdapat kebenaran’. (2 Petrus 3:13) Itu kelak suatu dunia baru yang bersih, tanpa polusi apapun. Merokok tidak akan diizinkan atau bahkan diinginkan pada waktu itu, jadi untuk apa merokok sekarang? Secara masuk akal, nasihat Paulus berlaku di sini, ”Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” (2 Korintus 7:1) Nikotin secara aksara mencemari tubuh. Merokok membuat seorang Kristen tidak mungkin mempersembahkan tubuhnya kepada Allah sebagai ”persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah, dinas suci dengan kesanggupan berpikir yang sehat”. (Roma 12:1, NW) Kesanggupan berpikir yang sehat menetapkan bahwa merokok itu berbahaya dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Kristen. Maka, itulah motivasi utama untuk berhenti merokok jika seseorang ingin menyenangkan Allah.

Mengapa Mereka Berhenti Merokok?

Jutaan orang di seluruh dunia telah berhenti merokok. Hal itu dapat dilakukan. Namun bagaimana? Apa yang dibutuhkan? Motivasi yang kuat. Bagi beberapa orang motivasi tersebut adalah kesehatan, harga diri, dan kasih kepada keluarga. Namun orang lain juga memiliki motif agama—keinginan untuk menyenangkan Allah.

Jadi, bagaimana dengan Ray, Bill, Amy, dan Harley, yang disebut dalam artikel kami yang kedua? Mengapa mereka berhenti merokok?

Bill, yang dulunya seorang artis yang berjanggut, berambut panjang, belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Lalu apa? ”Saya memutuskan bahwa saya ingin menyenangkan Allah dan melayani Dia dengan tubuh dan pikiran yang bersih. Saya berhenti sekaligus. Tidak sedikit-sedikit. Pada tanggal 1 Januari 1975 saya mengisap rokok yang terakhir dan membuang sisanya. Sejak itu kesehatan saya lebih baik. Saya masih menderita sedikit emfisema. Namun bahkan kesanggupan saya untuk membedakan warna menjadi lebih baik setelah saya berhenti merokok.”

Amy, juru rawat pembantu operasi, menerangkan bagaimana ia berhenti merokok. ”Saya menjadi pembantu dalam operasi jantung terbuka, dan saya telah melihat segala macam paru-paru—yang merah muda dan sehat, yang hitam dan tercemar. Sekalipun saya telah melihat paru-paru sakit yang mengerikan itu, yang kelihatan seolah-olah ditaburi merica hitam, saya tetap tidak berhenti merokok. Saya menipu diri dengan mengatakan, ’Kamu masih muda. Hal itu tidak akan terjadi atas dirimu.’

”Kemudian pada tahun 1982 saya merasakan kebutuhan untuk memperbaiki kehidupan saya, dan saya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi. Sekalipun saya tinggal dengan seorang Saksi di rumahnya, saya suka bersembunyi di bagian atas rumah untuk merokok! Maka, saya harus dapat menguasai diri. Saya memanjatkan doa yang sungguh-sungguh dan panjang. Namun sekali saya sudah mengambil keputusan, hal tersebut menjadi mudah. Dua hari yang pertama merupakan ujian, namun doa yang terus-menerus merupakan kuncinya bagi saya.”

Harley, bekas penerbang Angkatan Laut, mengalami kesulitan dalam membuang kebiasaan nikotin. ”Saya mencoba mengurangi merokok sedikit demi sedikit, tapi tidak berhasil. Kemudian pada waktu saya memutuskan bahwa saya ingin dibaptis sebagai salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, saya berhenti sekaligus. Saya sangat menderita selama dua atau tiga hari. Saya gugup, tegang, dan gelisah. Betapa saya menginginkan sebuah rokok! Kemudian seorang Saksi membantu saya dengan nasihat-nasihat yang baik. ’Pada saat anda ingin mengambil sebuah rokok, saat itulah anda harus berdoa kepada Yehuwa untuk meminta bantuan.’ Saya berhasil. Pemikiran lain yang mengesankan saya adalah, ’Dapatkah saya membayangkan Yesus dengan sebatang rokok di mulutnya?’ Tentu tidak. Namun saya menyadari bahwa seorang perokok membutuhkan motivasi yang kuat untuk berhenti. Saya biasanya mengatakan kepada ibu saya, ’Saya hanya menyakiti diri saya, Bu.’ Tetapi saya juga menyakiti dia, dengan lebih dari satu cara.”

Ray, bekas juru mudi Angkatan Laut, juga tidak merasa mudah untuk berhenti merokok. ”Saya telah mencoba beberapa kali sebelum saya bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa, namun tidak pernah berhasil. Saya selalu bergaul dengan orang-orang yang merokok, dan sukar menolak rokok yang ditawarkan. Namun ketika saya mengenal kebenaran dari Alkitab, saya ingin melayani Yehuwa, seperti yang telah dilakukan Kristus. Jadi saya berhenti dalam satu hari. Saya menderita selama dua minggu. Tubuh saya menjerit menginginkan nikotin. Namun betapa besar perubahan yang dihasilkan! Tiba-tiba saya memiliki kembali kekuatan yang tidak ada batasnya. Saya merasa puas dengan diri sendiri. Saya kembali memegang kendali.”

Apakah Merokok Ada Gunanya?

Akal sehat menyatakan bahwa praktik apapun yang berbahaya harus dihentikan. Namun dalam hal merokok kita tidak hanya berbicara mengenai sesuatu yang berbahaya. Hal tersebut memautkan. Beracun. Seperti dinyatakan Patrick Reynolds, ahli waris kekayaan hasil tembakau dalam kesaksiannya kepada sub panitia Kongres A.S., ”Saya percaya bahwa iklan rokok merupakan promosi dari produk yang beracun, dan adalah bermoral, benar dan baik untuk meniadakan semua iklan rokok.”

Bagi orang-orang Kristen yang ingin menyenangkan Allah, tentu saja suatu hal yang bermoral, benar, dan baik untuk meniadakan, bukan saja iklan rokok, namun semua produk tembakau dari kehidupan mereka. Rokok (yang ”aman” maupun tidak aman), cerutu, pipa, dan tembakau sedotan—semua berasal dari tanaman tembakau yang sama, yang beracun dan menghasilkan nikotin. Dan anda tidak membutuhkan itu untuk membuktikan bahwa ’anda telah membuat kemajuan besar, sayang’, atau untuk memperoleh kenikmatan dan rasa yang enak dalam hidup anda. Kecanggihan tidak ditunjukkan dengan meracuni diri sendiri, tidak soal bujukan apapun dari para penjual penyakit dan maut kepada anda!

[Kotak di hlm. 15]

Orang-Orang yang Meninggalkan Bisnis Rokok

Pada tahun 1875 R. J. Reynolds mendirikan sebuah perusahaan tembakau kunyah di Carolina Utara. Pada tahun 1913 mereka membuat rokok mereka yang pertama—merk Camel. Dari situ usaha tersebut maju sampai menjadi nomor dua setelah Philip Morris dalam liga penjualan dan penghasilan dari rokok di Amerika Serikat. Cicit dari pendirinya adalah Patrick Reynolds, yang sekarang berumur 40-an. Dahulu ia seorang perokok selama 15 tahun, dan ia memberikan kejutan besar kepada dunia tembakau.

Pada tahun 1986 ia muncul di hadapan sub panitia kongres untuk menentang hal merokok! Sejak itu ia secara tetap berkampanye menentang penggunaan tembakau. Apa yang membangkitkan antipatinya terhadap produk yang telah menghasilkan banyak keuntungan bagi keluarganya? Ia ingat, ketika masih anak-anak ia melihat ayahnya, seorang perokok berat, mati perlahan-lahan karena emfisema. Patrick menyatakan, ”Yang saya ingat mengenai ayah saya adalah bahwa ia seorang pria yang selalu susah bernafas, dan selalu menghitung waktu yang masih tersisa untuk hidup.”

Patrick memutuskan untuk berbuat sesuatu yang positif dengan kehidupannya. ”Saya melihat bahwa saya dapat melakukan sesuatu yang penting dan berbuat sesuatu dengan kehidupan saya.” Ia mengatakan bahwa terus mempromosikan ”pembunuh-pembunuh yang sudah terbukti bersalah” adalah ”amoral”.

”Jikalau tangan yang pernah memberi saya makan adalah industri tembakau, maka tangan yang sama telah membunuh jutaan orang dan akan terus membunuh jutaan lagi kecuali orang-orang sadar akan bahaya dari merokok.”—The New York Times, 25 October 1986.

David Goerlitz adalah model yang terkenal sebagai pria Winston pada iklan rokok Winston. Ia berhenti mengiklankan rokok dan kini menjadi juru bicara bagi Lembaga Kanker Amerika. Apa yang membuat ia berubah? Dalam sebuah wawancara TV, pada tanggal 29 Desember 1988, ia berkata, ’Saya mengunjungi abang saya di ruang bagian kanker di sebuah rumah sakit di Boston. Hal tersebut membuat saya berhadapan langsung dengan akibat dari pekerjaan saya—pasien-pasien kanker yang sedang menderita karena merokok. Saya melihat akibat yang sangat merusak pada korban-korban rokok dan korban dari korban-korban tersebut, yaitu keluarga mereka. Saya melihat pria-pria dalam usia 40-an tanpa rambut, slang-slang dalam tenggorokan dan perut mereka. Saya merasa bersalah dan memutuskan untuk berhenti mengiklankan tembakau.’

[Gambar di hlm. 14]

”Saya menjadi pembantu pada operasi jantung terbuka, dan saya telah melihat segala macam paru-paru”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan