-
Apakah Agama-Agama Dunia Mendekati Ajalnya?Sedarlah!—1996 | 8 November
-
-
Apakah Agama-Agama Dunia Mendekati Ajalnya?
OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI SWEDIA
APAKAH judul ini membuat Anda bertanya, ’Bagaimana mungkin itu terjadi? Bukankah agama-agama dunia cukup kokoh dan berpengaruh di seluruh bumi dewasa ini?’
Ya, meskipun dilanda gelombang kesukaran, agama-agama tampaknya masih kokoh. Pada abad ke-20 ini, agama telah dipersoalkan dan dibeberkan lebih daripada sebelumnya dalam sejarah umat manusia. Para astronom telah meneliti jagat raya dengan teleskop raksasa mereka, dan para astronot telah malang melintang di ruang angkasa; dan sebagaimana dinyatakan seorang kosmonot Soviet, mereka tidak melihat ’Allah maupun malaikat’. Para fisikawan telah menguraikan zat menjadi partikel-partikel yang semakin kecil tanpa menemukan adanya kekuatan ilahi yang memulai kehidupan. Para pakar biologi dan paleontologi menyatakan bahwa mereka telah merekonstruksi mata rantai evolusi kehidupan yang panjang, mulai dari amuba sampai dengan manusia, tanpa menemukan keterkaitan terkecil pun dengan campur tangan suatu pencipta di sepanjang mata rantai tersebut.
Akan tetapi, hikmat duniawi dan filsafat materialistis telah gagal menyingkirkan perasaan keagamaan dari planet ini, dan kekuatan politik serta filsafat ateis juga tidak berhasil. Selama lebih dari 70 tahun, Komunisme yang ateis dan totaliter mencap agama sebagai takhayul dan ”candu masyarakat”, mencopot jabatan para pemimpin agama dan melarang aktivitas mereka, menghancurkan atau menjarah gereja dan kuil-kuil, dan mencuci otak serta membunuh para penganut. Namun, tindakan demikian tidak melenyapkan perasaan keagamaan. Segera setelah runtuhnya pemerintah itu, agama bangkit dari kehinaan, tampaknya dengan kekuatan baru. Di negeri-negeri bekas Komunis, orang-orang kembali berkumpul di kuil-kuil kuno mereka, sujud dalam ibadat yang saleh seperti yang dulu dilakukan para leluhur mereka.
Perasaan keagamaan masih berkobar di bagian-bagian lain dari dunia ini. Setiap tahun kota Mekah, di Arab Saudi, menyambut jutaan peziarah Muslim dari seluruh bumi. Alun-alun St. Peter di Vatikan selalu dipadati melampaui daya tampung oleh orang-orang Katolik yang berupaya untuk sekilas melihat paus dan berharap menerima berkat darinya. Jutaan penganut Hindu terus berduyun-duyun menuju ratusan tempat ziarah di tepi sungai-sungai ”suci” di India. Orang-orang Yahudi yang saleh berkumpul ke Tembok Ratapan di Yerusalem untuk berdoa dan meninggalkan doa-doa tertulis mereka dalam celah-celah tembok tersebut.
Ya, tampaknya mustahil melenyapkan agama dari umat manusia. ”Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang religius,” kata Edmund Burke negarawan kelahiran Irlandia. Menurut statistik, 5 dari 6 orang di bumi setidak-tidaknya bergabung dengan suatu agama tertentu. Menurut perhitungan terakhir, terdapat kira-kira 4,7 miliar penganut agama resmi di dunia, sementara ada kemungkinan lebih dari satu miliar orang yang ateis dan tidak beragama.a
Mengingat hal ini, apakah masuk akal untuk percaya bahwa agama-agama dunia mendekati ajalnya? Dan jika memang demikian, kapan dan bagaimana itu akan terjadi? Apakah masih akan ada agama yang tersisa? Mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini dalam dua artikel berikut.
[Catatan Kaki]
a Yang termasuk ”tidak beragama” antara lain: ”Orang-orang yang tidak menganut satu agama pun, tidak mempunyai kepercayaan agama, agnostik, pemikir bebas, sekularis tanpa agama yang masa bodoh terhadap semua agama.”
[Gambar di hlm. 3]
Alun-Alun St. Peter, Vatican City
-
-
Agama Palsu Menuju kepada Kebinasaannya!Sedarlah!—1996 | 8 November
-
-
Agama Palsu Menuju kepada Kebinasaannya!
UNTUK dapat mengetahui apakah agama-agama dunia mendekati ajalnya, marilah kita teliti dengan cermat salah satu nubuat Alkitab yang paling dramatis. Nubuat ini mengenai wanita simbolis yang misterius yang dilukiskan dalam buku Penyingkapan (Wahyu), buku terakhir dari Alkitab.
Dapatkah Anda membayangkan seorang wanita yang telah memerintah sebagai ratu atas bangsa-bangsa, mempengaruhi kehidupan miliaran orang sepanjang sejarah—seorang wanita kaya, berpakaian indah berwarna ungu dan merah marak, dengan mewah berhiaskan emas, batu-batu berharga, dan mutiara? Di dahinya tertulis suatu nama yang panjang, suatu misteri, ”Babilon Besar, ibu dari para sundal dan dari perkara-perkara yang menjijikkan di bumi.” Jelaslah ia dicirikan oleh kehidupan yang binal dan tidak senonoh, karena melakukan ”percabulan” dengan para penguasa dunia. Dosa-dosanya telah bertimbun-timbun ke langit. Ia menunggangi binatang buas berwarna merah marak yang mengerikan, berkepala tujuh, dan bertanduk sepuluh.—Penyingkapan 17:1-6; 18:5.
Jika Anda dapat membayangkan wanita ini, Anda memiliki gagasan tentang tokoh utama dalam drama nubuat yang dilihat oleh Yohanes, rasul Yesus, dalam sebuah penglihatan yang diberikan kepadanya melalui seorang malaikat. Ia dengan gamblang melukiskannya dalam Penyingkapan pasal 17 dan 18. Bacalah pasal-pasal ini dalam Alkitab pribadi Anda. Anda akan dapat mengikuti urutan peristiwa mulai dari pembeberan identitas wanita misterius ini hingga ajalnya yang fatal.
Mengenali Sundal Itu
Petunjuk untuk memahami identitasnya terdapat pada dua perkara yang di atasnya sang ratu sundal duduk secara simbolis. Di Penyingkapan 17:18, ia digambarkan sebagai ”kota besar yang mempunyai kerajaan atas raja-raja di bumi”. Hal ini memungkinkan dia duduk di atas ”banyak air”, yang berarti ”umat-umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa”, sebagaimana diperlihatkan di Penyingkapan 17:1, 15. Menurut ayat 3 di pasal yang sama, ia juga terlihat duduk di atas binatang buas berkepala tujuh—binatang buas umumnya digunakan di dalam Alkitab sebagai lambang kekuasaan atau organisasi politik dunia.
Ini menunjukkan bahwa sundal, Babilon Besar, adalah perwujudan dari imperium yang diagungkan, yang menguasai kalangan berwenang lain dan orang-orang yang tunduk di bawahnya. Tidak lain ini adalah imperium agama palsu sedunia.
Pengaruh para pemimpin agama dalam urusan-urusan kebijakan negara dan politik telah terkenal dalam sejarah. The World Book Encyclopedia menyatakan, ”Setelah kejatuhan Imperium Romawi Barat [abad ke-5], paus memiliki lebih banyak wewenang dibandingkan dengan pribadi mana pun di Eropa. . . . Paus menjalankan wewenang politik sekaligus rohani. Pada tahun 800 M, Paus Leo III memahkotai Charlemagne [Charles Agung] penguasa Prancis sebagai kaisar Romawi. . . . Leo III telah meneguhkan hak Paus untuk mengesahkan wewenang kaisar.”
Wewenang yang dijalankan oleh Gereja Katolik dan ”pangeran-pangeran”-nya atas para penguasa lebih jauh ditunjukkan oleh Kardinal Thomas Wolsey (1475?-1530). Ia dilukiskan sebagai ”orang yang paling berkuasa di Inggris selama bertahun-tahun”. Di bawah pemerintahan Raja Henry VIII, ia ”segera menjadi tokoh yang memegang kendali dalam semua masalah pemerintahan. . . . Ia hidup dalam semarak kerajaan dan bersuka ria dalam kekuasaannya”. Catatan ensiklopedi itu melanjutkan, ”Kardinal Wolsey menggunakan kesanggupannya yang besar sebagai negarawan dan administrator terutama dalam mengatur urusan luar negeri Inggris untuk Henry VIII.”
Contoh menonjol lainnya dari wewenang Katolik atas masalah sekuler pemerintahan adalah Kardinal Richelieu dari Prancis (1585-1642), yang ”selama lebih dari 18 tahun . . . menjadi penguasa Prancis yang sesungguhnya”. Sumber yang dikutip sebelumnya menyatakan, ”Ia sangat ambisius dan segera menjadi tidak sabar untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi.” Ia diangkat sebagai kardinal pada tahun 1622 ”dan segera menjadi pengaruh yang terkemuka dalam pemerintahan Prancis”. Rupanya, Ia adalah orang yang cepat bertindak, sebab ”ia sendiri yang memimpin tentara kerajaan mengepung La Rochelle”. Artikel itu menambahkan, ”Minat terbesar Richelieu adalah dalam urusan luar negeri.”
Keterlibatan lebih lanjut dari Vatikan dengan para pejabat politik jelas terlihat melalui pengumuman yang secara tetap dimuat dalam surat kabar Vatikan L’Osservatore Romano sehubungan dengan para diplomat asing yang mengajukan surat kepercayaan mereka kepada paus yang berdaulat. Jelaslah Vatikan memiliki jaringan orang-orang Katolik yang loyal yang selalu dapat memberikan informasi kepada paus mengenai perkembangan politik dan diplomatik di seluas dunia.
Banyak contoh lain dapat diberikan untuk melukiskan pengaruh yang sangat kuat dari para pemimpin agama—di dalam maupun di luar Susunan Kristen—dalam urusan-urusan politik dunia ini. Fakta bahwa sundal simbolis ini duduk di semua tempat yang ”banyak air” (yang mewakili ”umat-umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa”) dan di atas binatang buas (yang mewakili seluruh kekuasaan dunia politik) juga memperlihatkan bahwa pengaruhnya atas masyarakat, bangsa, dan penguasa pasti berbeda sifatnya dan lebih unggul daripada sekadar secara politik. Mari kita lihat apa itu.
Bagian dari nama yang panjang pada dahinya adalah ”Babilon Besar”. Ini merujuk kepada Babilon purba, yang didirikan kira-kira 4.000 tahun yang lalu oleh Nimrod, yang ”menentang Yehuwa”, Allah yang benar. (Kejadian 10:8-10, NW) Disandangnya nama itu menunjukkan bahwa sundal ini adalah sosok yang lebih besar daripada Babilon purba, dengan segi-segi yang sama. Segi-segi apakah itu? Babilon purba sarat dengan agama yang mistik, tradisi yang bejat, ibadat kepada berhala, ilmu gaib, astrologi, dan takhayul—yang kesemuanya dikutuk oleh Firman Yehuwa.
The New International Dictionary of New Testament Theology mengatakan bahwa pada abad ke-18 SM, Marduk dijadikan ”dewa kota Babilon, dan dengan demikian menjadi kepala dari kuil bangsa Sumeria-Akadia yang terdiri dari kira-kira 1.300 dewa. Semua tradisi agama dimasukkan ke dalam satu sistem. . . . Dalam Kej. 11:1-9, arsitektur kuil Babilon raksasa merupakan pernyataan kesombongan umat manusia yang ingin mengambil alih surga”.
Karena itu, Babilon purba adalah titik pusat dari agama palsu, yang seraya waktu berjalan mencemari seluruh dunia. Praktek, doktrin, tradisi, dan lambang keagamaan yang bersifat Babel telah menyusup ke semua bagian bumi dan tercermin dalam ribuan agama di dunia yang bercampur-baur. Kerajaan dan imperium politik telah timbul dan tenggelam, tetapi agama yang bersifat Babilon tetap bertahan.
Mengapa Eksekusinya Sudah Begitu Dekat?
Seperti yang telah sering dijelaskan dalam terbitan-terbitan sebelumnya dari majalah ini, nubuat Alkitab dan peristiwa-peristiwa yang mengguncang dunia sejak tahun 1914 secara pasti menunjukkan bahwa sekarang kita hidup dalam ”penutup sistem perkara”. (Matius 24:3) Hal ini berarti bahwa akhir sistem dunia yang bagaikan binatang buas semakin mendekat dengan cepat, sebagaimana halnya akhir ”binatang buas berwarna merah marak” yang bertanduk sepuluh, yang kini ditunggangi oleh sundal itu. (Penyingkapan 17:3) Binatang buas ini jelaslah melambangkan konglomerat politik dari hampir semua bangsa di bumi—Perserikatan Bangsa-Bangsa. Akhir yang telah dinubuatkan berarti disingkirkannya pemerintahan politik yang fasik dan memecah-belah atas umat manusia. Tetapi bagaimana dengan ratu sundal yang menunggangi binatang buas?
Malaikat Allah menjelaskan, ”Kesepuluh tanduk yang engkau lihat, dan binatang buas itu, mereka akan membenci sundal itu dan akan membuat dia hancur dan telanjang, dan akan memakan habis bagian-bagiannya yang berdaging dan akan membakar dia seluruhnya dengan api. Karena Allah menaruhnya ke dalam hati mereka untuk melaksanakan pikirannya, bahkan untuk melaksanakan satu pikiran mereka dengan memberikan kerajaan mereka kepada binatang buas itu, sampai firman Allah sudah terlaksana.”—Penyingkapan 17:16, 17.
Dengan demikian, nubuat itu memperlihatkan bahwa tidak lama sebelum binatang buas politik menemui kebinasaannya, binatang itu akan mulai membenci penunggangnya dan berbalik melawan dia. Mengapa? Para penguasa dan pemerintah tampaknya akan merasa bahwa kekuasaan dan wewenang mereka terancam oleh agama yang terorganisasi yang beroperasi di dalam wilayah kekuasaan mereka. Secara tiba-tiba, didesak oleh kekuatan pendorong, mereka akan melaksanakan ”pikiran” Allah, keputusan-Nya, dengan melaksanakan penghukuman-Nya terhadap imperium agama palsu sedunia yang suka berzina dan bernoda darah.a—Bandingkan Yeremia 7:8-11, 34.
Akhir agama-agama palsu dunia ini akan tiba sementara agama-agama itu tampaknya masih kokoh dan berpengaruh. Ya, nubuat itu memperlihatkan bahwa tepat sebelum sundal itu dibinasakan, ia masih akan mengatakan di dalam hatinya, ”Aku duduk sebagai ratu, dan aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah melihat perkabungan.” (Penyingkapan 18:7) Akan tetapi, kebinasaannya akan merupakan kejutan bagi miliaran orang yang tunduk kepadanya. Hal itu akan menjadi salah satu peristiwa yang paling tidak terduga dan dahsyat dalam sejarah manusia.
Sejak munculnya Babilon purba, agama-agama palsu telah menjalankan pengaruh yang besar terhadap umat manusia melalui para pemimpin dan pendukungnya; doktrin, tradisi, dan prakteknya; berbagai bangunan ibadatnya yang mengesankan; dan kekayaannya yang luar biasa. Agama palsu pasti tidak akan lenyap tanpa luput dari perhatian. Oleh karena itu, malaikat yang dipercayakan untuk membawa berita penghukuman terhadap sundal itu berbicara terus terang sewaktu ia mengumumkan, ”Dalam satu hari tulah-tulahnya akan datang, kematian dan perkabungan dan bala kelaparan, dan dia akan dibakar seluruhnya dengan api, karena Allah Yehuwa, yang menghakimi dia, adalah kuat.” Demikianlah akhir dari Babilon Besar itu akan datang, dengan tidak terduga dan akan berlalu dengan cepat seolah-olah ”dalam satu hari”.—Penyingkapan 18:8; Yesaya 47:8, 9, 11.
Kata-kata yang keras dari malaikat itu menimbulkan pertanyaan, Apakah masih akan ada agama yang tersisa, dan jika demikian, yang mana dan mengapa? Apa yang diperlihatkan oleh nubuat itu? Hal ini akan dibahas dalam artikel berikut.
[Catatan Kaki]
a Untuk pembahasan yang terperinci tentang nubuat-nubuat ini, lihat Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!, pasal 33, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
[Kotak di hlm. 6]
Utang Darah Susunan Kristen di Afrika
Di Penyingkapan 18:24, Alkitab mengatakan bahwa di Babilon Besar terdapat darah dari ”semua yang telah dibantai di bumi”. Pikirkan tentang peperangan yang telah diperjuangkan karena perbedaan agama dan karena kegagalan para pemimpin agama untuk mencegahnya. Suatu contoh baru-baru ini jelas terlihat dalam genosida di Rwanda, yang menyebabkan kira-kira 500.000 orang terbunuh—sepertiga dari mereka adalah anak-anak.
Seorang penulis berkebangsaan Kanada, Hugh McCullum melaporkan dari Rwanda, ”Seorang imam Hutu di Kigali [Rwanda] mengatakan bahwa kegagalan gereja untuk menyediakan tuntunan moral tidak dapat dijelaskan. Kedudukan para uskup di dalam masyarakat Rwanda sangatlah penting. Mereka mengetahui tentang bencana yang bakal terjadi lama sebelum pembantaian itu dilakukan. Mimbar gereja sebenarnya bisa saja menyediakan kesempatan bagi hampir seluruh penduduk untuk mendengarkan berita yang keras yang dapat mencegah terjadinya genosida. Sebaliknya para pemimpin tetap berdiam diri.”
Setelah pembantaian yang paling buruk terjadi pada tahun 1994, Justin Hakizimana, seorang tua-tua gereja, mengatakan pada suatu pertemuan kecil yang diadakan di gereja Presbiterian di Kigali, ”Gereja berhubungan erat dengan partai politik Habyarimana [presiden Rwanda]. Kita tidak mengutuk hal-hal yang terjadi karena kita sendiri rusak. Tidak satu pun dari gereja-gereja kita, khususnya Katolik, mengutuk pembantaian itu.”
Aaron Mugemera, seorang pastor gereja, mengatakan pada suatu pertemuan yang berbeda di Rwanda setelah terjadinya genosida, ”Gereja benar-benar menanggung malu. . . . Kita melihat terjadinya banyak pembunuhan sejak tahun 1959. Tidak seorang pun mengutuknya. . . . Kita tidak buka mulut karena kita takut, dan karena kita hidup enak.”
[Gambar di hlm. 7]
”Sundal” ini mempengaruhi seluruh dunia
[Keterangan]
Globe: Mountain High Maps® Copyright © 1995 Digital Wisdom, Inc.
-
-
Satu Agama Akan Tetap AdaSedarlah!—1996 | 8 November
-
-
Satu Agama Akan Tetap Ada
BAYANGKAN apa jadinya jika semua orang di bumi dipersatukan dalam satu agama, dalam satu ibadat sejati dari satu-satunya Allah yang benar. Sungguh suatu sumber persatuan! Tidak akan ada lagi pertengkaran, pertikaian, atau perang agama. Apakah ini impian belaka? Tidak. Penglihatan rasul Yohanes tentang kehancuran dari sundal tersebut, imperium agama palsu sedunia, menunjukkan bahwa satu bentuk ibadat akan tetap ada setelah kehancurannya. Yang mana?
Suara yang didengar Yohanes dari surga memberi kita suatu petunjuk, ”Keluarlah dari dalamnya, umatku, jika kamu tidak ingin ambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika engkau tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya.” (Penyingkapan 18:4) Nyatalah bahwa Allah sendiri dalam hal ini berbicara kepada umat-Nya. Perhatikan bahwa Ia tidak memerintahkan umat-Nya untuk berbaur dengan si sundal dalam upaya ekumenis untuk menyelamatkannya dengan membantunya untuk menyesuaikan ke kehidupan yang bermoral. Tidak, tidak ada penyembuhan baginya. Karena itu, Ia memerintahkan mereka untuk keluar dan menjauh darinya agar tidak dicemari oleh dosa-dosanya yang parah dan akhirnya terhindar dari penghukuman dan kehancuran bersamanya.
Perintah surgawi untuk ’keluar dari dalamnya’ juga membantu para pencari kebenaran yang tulus untuk mengenali umat Allah. Mereka mungkin bertanya kepada diri mereka sendiri, ’Umat mana di bumi dewasa ini yang telah mengindahkan perintah ini dengan mengundurkan diri dari agama, organisasi agama mana pun, atau kelompok orang yang beribadat yang berhubungan dengan ”Babilon Besar”? (Penyingkapan 18:2) Umat mana di bumi dewasa ini yang dengan demikian telah membebaskan diri mereka dari semua doktrin, kredo, praktek, dan tradisi yang bersifat Babilon?’ Siapa lagi selain Saksi-Saksi Yehuwa? Di antara lebih dari 5,2 juta Saksi di lebih dari 230 negeri, mereka semua yang pernah bergabung dengan agama tertentu yang bersifat Babilon, entah sejak lahir atau melalui perubahan haluan, telah terang-terangan menarik diri darinya—meskipun kadang-kadang harus menghadapi protes dan tentangan dari sanak saudara, teman-teman, dan para pemimpin agama.
Satu contoh adalah Henry, seorang pria Afrika Selatan, yang adalah bendahara dari gerejanya dan merasa sangat terikat dengan gereja tersebut. Tetapi ia sedang mencari kebenaran, dan satu hari ia menerima pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Akhirnya, sewaktu ia memutuskan untuk menjadi salah seorang Saksi, ia memberi tahu pastornya, yang juga adalah tetangga dekatnya, bahwa ia ingin mengundurkan diri dari gereja.
Pastor itu terkejut dan kemudian membawa pejabat gereja dan anggota-anggota lain dari gereja itu untuk mengunjungi Henry. Mereka bertanya mengapa ia meninggalkan gereja mereka untuk menjadi anggota dari suatu agama yang, menurut mereka, tidak memiliki roh kudus Allah. ”Mula-mula, saya takut menjawab mereka,” kata Henry, ”karena dulu mereka selalu memiliki pengaruh yang besar atas diri saya. Tetapi saya berdoa kepada Yehuwa meminta bantuan, dan Ia memungkinkan saya untuk membuat pembelaan ini, ’Dari semua agama internasional, yang manakah satu-satunya agama yang tetap tentu menggunakan nama Allah, Yehuwa? Bukankah Saksi-Saksi Yehuwa? Apakah kalian pikir Allah akan membiarkan mereka menyandang nama-Nya namun tidak memberikan roh kudus-Nya kepada mereka?’” Para pejabat gereja tidak dapat membantah penalaran ini, dan Henry kini menjadi seorang Saksi-Saksi Yehuwa.
Maka sewaktu suara dari surga memerintahkan, ”Keluarlah dari dalamnya”, ada tempat untuk dituju. (Penyingkapan 18:4) Ada suatu umat, para penyembah dari Allah yang benar, Yehuwa, kepadanya Anda dapat melarikan diri. Jutaan orang telah melakukannya. Dikenal sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, mereka merupakan suatu persaudaraan Kristen internasional, yang diorganisasi dalam lebih dari 78.600 sidang, dan kini mengalami pertumbuhan terbesar dalam sejarah mereka. Mereka telah membaptis lebih dari 1.200.000 orang dalam empat tahun terakhir! Sebelum dibaptis, mereka semua telah menyelesaikan kursus pengajaran Alkitab yang membangkitkan secara rohani, yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang cukup beralasan dan pribadi, untuk mengundurkan diri dari semua bekas keterikatan kepada agama lain mana pun.—Zefanya 2:2, 3.
Jika Anda masih belum menghadiri perhimpunan dari Saksi-Saksi Yehuwa di salah satu Balai Kerajaan mereka, bagaimana jika Anda menghadirinya minggu ini? Anda mungkin akan sangat terkesan dengan apa yang Anda lihat dan dengar. Dan jika Anda ingin memahami Alkitab, bagaimana jika Anda meminta salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa untuk mempelajarinya bersama Anda, sebagaimana yang dilakukan juga oleh jutaan orang lain? Jika Anda berdoa memohon pemahaman yang sejati dari Firman Allah serta cara hidup yang selaras dengan Firman itu, Anda akan mendapati doa Anda terjawab.
[Gambar di hlm. 9]
Jutaan orang berpaling ke ibadat Allah Yehuwa
-