PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Latihlah Anak Saudara sejak Bayi
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
    • PASAL LIMA

      Latihlah Anak Saudara sejak Bayi

      1, 2. Kepada siapa hendaknya orang-tua mencari bantuan dalam membesarkan anak-anak mereka?

      ”ANAK-ANAK lelaki adalah milik pusaka dari pada [Yehuwa],” demikian seru orang-tua yang penuh penghargaan kira-kira 3.000 tahun yang lalu. (Mazmur 127:3) Memang, sukacita sebagai orang-tua adalah berkat yang berharga dari Allah, berkat yang tersedia bagi kebanyakan orang yang telah menikah. Akan tetapi, mereka yang mempunyai anak segera menyadari, bahwa selain sukacita, menjadi orang-tua juga mendatangkan tanggung jawab.

      2 Khususnya dewasa ini, membesarkan anak merupakan suatu tugas berat. Meskipun demikian, banyak yang telah berhasil melaksanakannya, dan penulis mazmur yang terilham menunjukkan caranya, dengan mengatakan, ”Jikalau bukan [Yehuwa] yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1) Semakin saksama saudara mengikuti petunjuk-petunjuk Yehuwa, semakin baik saudara sebagai orang-tua. Alkitab mengatakan, ”Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5) Apakah saudara bersedia mendengarkan nasihat Yehuwa seraya saudara memasuki proyek 20 tahun untuk membesarkan anak?

      MENERIMA PANDANGAN ALKITAB

      3. Tanggung jawab apa yang dimiliki oleh para ayah dalam membesarkan anak-anak?

      3 Di banyak rumah di seputar dunia, pria menganggap bahwa melatih anak terutama adalah tugas wanita. Memang, Firman dari Allah menunjuk peranan ayah sebagai pencari nafkah yang utama. Tetapi, Alkitab juga mengatakan bahwa ayah memiliki tanggung jawab di rumah. Alkitab mengatakan, ”Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu [”rumah tanggamu”, NW].” (Amsal 24:27) Dalam pandangan Allah, ayah dan ibu adalah mitra dalam melatih anak.—Amsal 1:8, 9.

      4. Mengapa hendaknya kita tidak menganggap anak lelaki lebih baik daripada anak perempuan?

      4 Bagaimana saudara memandang anak-anak saudara? Laporan mengatakan bahwa di Asia ”bayi-bayi perempuan sering kali tidak disambut gembira”. Sikap berat sebelah terhadap anak-anak perempuan dilaporkan masih ada di Amerika Latin, bahkan di antara ”keluarga-keluarga yang lebih berpendidikan”. Namun, kebenarannya ialah, anak perempuan bukanlah anak kelas dua. Yakub, seorang ayah yang terkenal pada zaman purba, menggambarkan semua anaknya, termasuk anak-anak perempuan yang sudah lahir hingga saat itu, sebagai ”anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada[ku]”. (Kejadian 33:1-5; 37:35) Demikian pula, Yesus memberkati seluruh ”anak-anak kecil” (laki-laki dan perempuan) yang dibawa kepadanya. (Matius 19:13-15) Kita dapat merasa yakin bahwa Yesus mencerminkan pandangan Yehuwa.—Ulangan 16:14.

      5. Pertimbangan apa yang hendaknya mendasari keputusan sepasang suami-istri sehubungan besarnya keluarga mereka?

      5 Apakah masyarakat saudara mengharapkan seorang wanita untuk melahirkan anak sebanyak-banyaknya? Memang sudah sepantasnya, berapa jumlah anak yang akan dimiliki oleh sepasang suami-istri adalah keputusan pribadi mereka. Bagaimana jika orang-tua kekurangan sarana untuk memberikan makanan, pakaian, dan pendidikan kepada banyak anak? Pasti, pasangan tersebut hendaknya mempertimbangkan hal ini sewaktu memutuskan berapa besarnya keluarga mereka. Beberapa pasangan yang tidak sanggup membiayai semua anak mereka mempercayakan tanggung jawab untuk membesarkan beberapa anak kepada sanak saudara mereka. Apakah ini tindakan yang bijaksana? Sebenarnya tidak. Dan hal ini tidak membebaskan orang-tua dari kewajiban mereka terhadap anak-anak mereka. Alkitab mengatakan, ”Jika seseorang tidak menyediakan kebutuhan bagi mereka yang adalah miliknya, dan teristimewa bagi mereka yang adalah anggota rumah tangganya, ia telah menyangkal iman.” (1 Timotius 5:8) Pasangan yang bertanggung jawab akan mencoba merencanakan besarnya ”rumah tangga” mereka sehingga mereka dapat ’menyediakan kebutuhan bagi mereka yang adalah miliknya’. Apakah mereka boleh mengikuti keluarga berencana agar dapat melakukannya? Itu adalah keputusan pribadi juga, dan jika sepasang suami-istri memutuskan untuk mengikutinya, alat kontrasepsi mana yang dipilih juga adalah persoalan pribadi. ”Masing-masing orang akan memikul tanggungannya sendiri.” (Galatia 6:5) Akan tetapi, keluarga berencana yang melibatkan aborsi dalam bentuk apa pun bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Allah Yehuwa adalah ”sumber hayat”. (Mazmur 36:10) Oleh karena itu, menghancurkan kehidupan setelah itu dimulai berarti sama sekali tidak memperlihatkan respek kepada Yehuwa dan sama dengan membunuh.—Keluaran 21:22, 23; Mazmur 139:16; Yeremia 1:5.

      MEMENUHI KEBUTUHAN ANAK SAUDARA

      6. Kapan hendaknya pelatihan seorang anak dimulai?

      6 Amsal 22:6 mengatakan, ”Didiklah [”Latihlah”, NW] orang muda menurut jalan yang patut baginya.” Melatih anak-anak adalah tugas utama lainnya dari orang-tua. Namun, kapan hendaknya pelatihan itu dimulai? Sejak sangat dini. Rasul Paulus mencatat bahwa Timotius telah dilatih ”sejak masa bayi”. (2 Timotius 3:15) Kata Yunani yang digunakan di sini dapat menunjuk kepada bayi yang masih kecil atau bahkan anak yang belum lahir. (Lukas 1:41, 44; Kisah 7:18-20) Jadi, Timotius menerima pelatihan sejak ia masih sangat muda—dan seharusnya memang demikian. Masa bayi adalah waktu yang ideal untuk mulai melatih seorang anak. Bayi yang masih kecil sekalipun memiliki keinginan yang besar untuk mendapatkan pengetahuan.

      7. (a) Mengapa penting agar kedua orang-tua memperkembangkan hubungan yang akrab dengan seorang bayi? (b) Hubungan apa yang ada antara Yehuwa dengan satu-satunya Putra yang diperanakkan?

      7 ”Pertama kali saya melihat bayi saya,” kata seorang ibu, ”Saya jatuh cinta kepadanya.” Begitu pula perasaan kebanyakan ibu. Ikatan yang indah antara ibu dan bayinya bertumbuh seraya mereka menggunakan waktu bersama-sama setelah kelahiran. Dengan menyusui, keintiman tersebut bertambah. (Bandingkan 1 Tesalonika 2:7.) Belaian ibu kepada bayinya dan kata-kata yang diucapkan kepadanya penting sekali untuk memenuhi kebutuhan emosi si bayi. (Bandingkan Yesaya 66:12.) Tetapi bagaimana dengan ayah? Ia juga harus menjalin hubungan yang akrab dengan keturunannya yang baru. Yehuwa sendiri adalah teladan untuk hal ini. Dalam buku Amsal, kita belajar tentang hubungan Yehuwa dengan satu-satunya Putra yang diperanakkan, yang digambarkan mengatakan, ”[Yehuwa] telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya . . . Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya.” (Amsal 8:22, 30; Yohanes 1:14) Dengan cara yang sama, ayah yang baik membina hubungan yang hangat dan pengasih dengan anaknya sejak awal kehidupan sang anak. ”Tunjukkan banyak kasih sayang,” kata seorang ayah. ”Tidak pernah ada seorang anak pun yang mati karena pelukan dan ciuman.”

      8. Rangsangan mental apa yang hendaknya diberikan oleh orang-tua kepada bayinya sesegera mungkin?

      8 Tetapi bayi membutuhkan lebih banyak lagi. Sejak saat kelahiran, otak mereka siap untuk menerima dan menyimpan informasi, dan orang-tua adalah sumber utama dari hal ini. Ambillah bahasa sebagai contoh. Para peneliti mengatakan bahwa baik tidaknya seorang anak belajar berbicara dan membaca ”diduga erat kaitannya dengan sifat interaksi awal sang anak dengan orang-tuanya”. Berbicaralah dan membacalah untuk anak saudara sejak masa bayi dan seterusnya. Segera ia ingin meniru saudara, dan tidak lama kemudian saudara sudah akan mengajarnya membaca. Kemungkinan besar, ia sudah akan dapat membaca sebelum masuk sekolah. Itu khususnya akan berguna apabila saudara tinggal di suatu negeri yang kekurangan guru dan ruang kelas penuh.

      9. Apa tujuan yang paling penting yang perlu diingat oleh orang-tua?

      9 Keprihatinan yang paling utama dari orang-tua Kristen adalah memenuhi kebutuhan rohani anak mereka. (Lihat Ulangan 8:3.) Dengan tujuan apa? Untuk membantu anak mereka memperkembangkan kepribadian seperti Kristus, yang sebenarnya adalah mengenakan ”kepribadian baru”. (Efesus 4:24) Untuk hal ini mereka perlu memikirkan bahan bangunan yang tepat dan metode membangun yang tepat.

      MENANAMKAN KEBENARAN KEPADA ANAK SAUDARA

      10. Sifat-sifat apa yang perlu diperkembangkan oleh anak-anak?

      10 Kualitas suatu bangunan banyak bergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam bangunan tersebut. Rasul Paulus mengatakan bahwa bahan bangunan yang paling baik untuk kepribadian Kristen adalah ”emas, perak, batu-batu berharga”. (1 Korintus 3:10-12) Ini semua menggambarkan sifat-sifat seperti iman, hikmat, pemahaman, loyalitas, respek, dan penghargaan yang penuh kasih kepada Yehuwa dan hukum-hukum-Nya. (Mazmur 19:8-12; Amsal 2:1-6; 3:13, 14) Bagaimana orang-tua dapat membantu anak-anak mereka sejak usia yang sangat dini untuk memperkembangkan sifat-sifat ini? Dengan mengikuti suatu prosedur yang diuraikan dahulu kala.

      11. Bagaimana orang-tua Israel membantu anak-anak mereka untuk memperkembangkan kepribadian yang saleh?

      11 Tidak lama sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, Yehuwa memberi tahu orang-tua Israel, ”Apa [”Kata-kata ini”, NW] yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan [”terbukti ada di hatimu”, NW], haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang [”menanamkannya”, NW] kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6, 7) Ya, orang-tua perlu menjadi teladan, teman, komunikator, dan guru.

      12. Mengapa penting agar orang-tua menjadi teladan yang baik?

      12 Menjadi teladan. Pertama-tama, Yehuwa mengatakan, ”Kata-kata ini . . . haruslah terbukti ada di hatimu.” Kemudian, Ia menambahkan, ”Haruslah engkau menanamkannya kepada anak-anakmu.” Jadi sifat-sifat yang saleh harus pertama-tama ada di hati orang-tua. Orang-tua harus mengasihi kebenaran dan hidup selaras dengannya. Hanya dengan cara itu ia dapat mencapai hati si anak. (Amsal 20:7) Mengapa? Karena anak-anak lebih dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar.—Lukas 6:40; 1 Korintus 11:1.

      13. Dalam memberikan perhatian kepada anak-anak mereka, bagaimana orang-tua Kristen dapat meniru teladan Yesus?

      13 Menjadi teman. Yehuwa memberi tahu orang-tua di Israel, ’Berbicaralah dengan anak-anakmu apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan.’ Hal ini menuntut orang-tua untuk menggunakan waktu bersama anak-anak tidak soal seberapa sibuk orang-tua. Yesus jelas merasa bahwa anak-anak layak mendapat waktunya. Selama hari-hari terakhir dari pelayanannya, ”orang-orang mulai membawa anak-anak kecil kepadanya agar ia menyentuh anak-anak ini”. Apa reaksi Yesus? ”Ia merangkul anak-anak itu serta mulai memberkati mereka.” (Markus 10:13, 16) Bayangkan, jam-jam terakhir dari kehidupan Yesus mendekat dengan cepat. Namun, ia memberikan waktu dan perhatiannya kepada anak-anak ini. Sungguh suatu pelajaran yang bagus!

      14. Mengapa bermanfaat jika orang-tua menggunakan waktu bersama anak-anak mereka?

      14 Menjadi komunikator. Menggunakan waktu bersama anak saudara akan membantu saudara berkomunikasi dengan dia. Semakin sering saudara berkomunikasi, semakin baik saudara akan dapat memperhatikan perkembangan kepribadiannya. Namun ingat, berkomunikasi lebih daripada sekadar berbicara. ”Saya harus mengembangkan seni mendengarkan,” kata seorang ibu di Brasil, ”mendengarkan dengan hati saya.” Kesabarannya membuahkan hasil ketika putranya mulai mencurahkan perasaan dia kepadanya.

      15. Apa yang perlu diingat sehubungan rekreasi?

      15 Anak-anak membutuhkan ”waktu untuk tertawa . . . waktu untuk menari”, waktu untuk berekreasi. (Pengkhotbah 3:1, 4; Zakharia 8:5) Rekreasi akan sangat produktif apabila orang-tua dan anak-anak menikmatinya bersama-sama. Merupakan fakta yang menyedihkan bahwa di banyak rumah, rekreasi berarti menonton televisi. Walaupun beberapa acara televisi bisa jadi menghibur, namun ada banyak yang menghancurkan nilai-nilai yang luhur, dan menonton televisi cenderung membuat komunikasi terhenti dalam suatu keluarga. Karena itu, mengapa tidak melakukan sesuatu yang kreatif bersama anak-anak saudara? Bernyanyi, melakukan permainan, bergaul bersama teman-teman, mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan. Kegiatan demikian memajukan komunikasi.

      16. Apa yang hendaknya diajarkan orang-tua kepada anak-anak mereka tentang Yehuwa, dan bagaimana hendaknya mereka melakukannya?

      16 Menjadi guru. ”Haruslah engkau menanamkannya [kata-kata ini] kepada anak-anakmu,” kata Yehuwa. Ikatan kalimatnya memberi tahu saudara apa yang harus diajarkan dan bagaimana caranya. Pertama-tama, ”kasihilah [Yehuwa], Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”. (Ulangan 6:5) Kemudian, ”kata-kata ini . . . haruslah engkau menanamkannya” (NW). Menyampaikan pengajaran dengan tujuan mengembangkan kasih yang sepenuh jiwa kepada Yehuwa dan hukum-hukum-Nya. (Bandingkan Ibrani 8:10.) Kata ’menanamkan’ berarti mengajar berulang-ulang. Jadi Yehuwa, sebenarnya, memberi tahu saudara bahwa cara utama untuk membantu anak-anak saudara memperkembangkan kepribadian yang saleh adalah dengan berbicara tentang Dia secara konsisten. Hal ini mencakup mengadakan pengajaran Alkitab secara tetap tentu bersama mereka.

      Pictures on page 57

      Orang-tua, jadilah teladan, teman, komunikator dan guru

      17. Apa yang perlu orang-tua perkembangkan dalam diri anak mereka? Mengapa?

      17 Kebanyakan orang-tua mengetahui bahwa memasukkan informasi ke dalam hati seorang anak tidaklah mudah. Rasul Petrus mendesak rekan-rekan Kristennya, ”Seperti bayi yang baru lahir, bentuklah keinginan yang besar akan susu yang tidak dicampur yang berasal dari firman.” (1 Petrus 2:2) Ungkapan ”bentuklah keinginan yang besar” menyiratkan bahwa banyak yang secara alami tidak lapar akan makanan rohani. Orang-tua mungkin perlu mencari cara untuk memperkembangkan keinginan yang besar tersebut dalam diri anak mereka.

      18. Apa beberapa metode pengajaran Yesus yang sebaiknya ditiru oleh orang-tua?

      18 Yesus mencapai hati dengan menggunakan perumpamaan. (Markus 13:34; Lukas 10:29-37) Metode mengajar ini khususnya efektif untuk anak-anak. Ajarkanlah prinsip-prinsip Alkitab dengan menggunakan beraneka ragam cerita yang menarik, barangkali seperti yang terdapat dalam publikasi Buku Cerita Alkitab.a Libatkanlah anak-anak. Biarkan mereka menggunakan kreatifitas mereka untuk menggambar atau melakonkan kisah-kisah Alkitab. Yesus juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan. (Matius 17:24-27) Tirulah metode Yesus ini selama pelajaran keluarga saudara. Sebaliknya daripada sekadar memberitahukan hukum Allah, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan seperti, Mengapa Yehuwa memberikan hukum ini kepada kita? Apa yang akan terjadi jika kita menaatinya? Apa yang akan terjadi jika kita tidak menaatinya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membantu seorang anak untuk bernalar dan mengerti bahwa hukum-hukum Allah praktis dan bagus.—Ulangan 10:13.

      19. Jika orang-tua mengikuti prinsip-prinsip Alkitab dalam berurusan dengan anak-anak mereka, manfaat-manfaat besar apa yang akan dinikmati anak-anak?

      19 Dengan menjadi teladan, teman, komunikator, dan guru, saudara dapat membantu anak saudara sejak usianya yang sangat dini untuk menjalin hubungan pribadi yang akrab dengan Allah Yehuwa. Hubungan ini akan membantu anak saudara untuk berbahagia sebagai seorang Kristen. Ia akan berjuang untuk hidup sesuai dengan imannya bahkan ketika menghadapi tekanan dan godaan dari teman sebaya. Selalu bantu dia untuk menghargai hubungan yang sangat berharga ini.—Amsal 27:11.

      KEBUTUHAN YANG SANGAT PENTING AKAN DISIPLIN

      20. Apakah disiplin, dan bagaimana hendaknya itu dijalankan?

      20 Disiplin adalah pelatihan yang memperbaiki pikiran dan hati. Anak-anak memerlukannya dari waktu ke waktu. Paulus menasihati para ayah untuk ’terus membesarkan [anak-anak mereka] dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa’. (Efesus 6:4) Orang-tua hendaknya mendisiplin dalam kasih, sebagaimana halnya Yehuwa. (Ibrani 12:4-11) Disiplin yang didasarkan atas kasih dapat disampaikan dengan bertukar pikiran. Karena itu, kita diberi tahu untuk ’mendengarkan disiplin’. (Amsal 8:33, NW) Bagaimana hendaknya disiplin diberikan?

      21. Prinsip apa yang hendaknya diingat orang-tua pada waktu mendisiplin anak-anak mereka?

      21 Ada orang-tua yang mengira bahwa mendisiplin anak berarti cukup berbicara kepada mereka dengan nada yang mengancam, membentak mereka, atau bahkan menghina mereka. Akan tetapi, mengenai pokok yang sama, Paulus memperingatkan, ”Kamu, bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal.” (Efesus 6:4) Semua orang Kristen didesak untuk ”lembut terhadap semua . . . mengajar dengan lemah lembut mereka yang cenderung tidak setuju”. (2 Timotius 2:24, 25) Orang-tua Kristen, meskipun mengakui perlunya ketegasan, berupaya mengingat kata-kata tersebut pada waktu mereka mendisiplin anak-anak mereka. Namun, kadang-kadang, bertukar pikiran tidak cukup, dan suatu bentuk hukuman mungkin diperlukan.—Amsal 22:15.

      22. Apabila seorang anak perlu dihukum, ia harus dibantu untuk mengerti tentang apa?

      22 Lain anak lain pula bentuk disiplin yang dibutuhkan. Ada yang ’tidak dapat diajari dengan kata-kata saja’. Bagi mereka, hukuman yang sekali-sekali diberikan untuk ketidakpatuhan dapat menyelamatkan kehidupan. (Amsal 17:10; 23:13, 14; 29:19) Tetapi, seorang anak harus mengerti mengapa ia dihukum. ”Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat.” (Amsal 29:15; Ayub 6:24) Lagi pula, hukuman ada batasnya. ”Aku akan menghajar engkau menurut hukum [”sampai kepada taraf yang patut”, ”NW”],” kata Yehuwa kepada umat-Nya. (Yeremia 46:28b) Merotan dengan luapan amarah atau memukul dengan kejam sehingga melukai dan bahkan mencelakai seorang anak sama sekali tidak disetujui Alkitab.—Amsal 16:32.

      23. Apa yang hendaknya dapat dipahami seorang anak apabila ia dihukum oleh orang-tuanya?

      23 Ketika Yehuwa memperingatkan umat-Nya bahwa Ia akan mendisiplin mereka, pertama-tama Ia mengatakan, ”Janganlah takut . . . sebab Aku menyertai engkau.” (Yeremia 46:28a) Demikian pula, disiplin orang-tua, dalam bentuk apa pun yang patut, hendaknya jangan pernah membuat sang anak merasa ditolak. (Kolose 3:21) Sebaliknya, sang anak hendaknya merasakan bahwa disiplin tersebut diberikan karena orang-tuanya ’menyertai dia’, berada di pihaknya.

      LINDUNGI ANAK SAUDARA TERHADAP BAHAYA

      24, 25. Terhadap ancaman yang mengerikan apa anak-anak memerlukan perlindungan pada masa sekarang ini?

      24 Banyak orang dewasa mengenang masa kanak-kanak mereka sebagai masa yang bahagia. Mereka mengingat kembali perasaan hangat karena aman, kepastian bahwa orang-tua mereka akan merawat mereka tidak soal apa pun keadaannya. Orang-tua ingin anak-anak mereka merasakan hal yang sama, tetapi dalam dunia yang kian bobrok dewasa ini, menjaga keamanan anak-anak menjadi lebih sulit daripada sebelumnya.

      25 Satu ancaman mengerikan yang telah meningkat pada tahun-tahun belakangan ini adalah penyerangan seksual terhadap anak-anak. Di Malaysia, laporan mengenai serangan seksual terhadap anak-anak telah meningkat empat kali lipat dalam waktu sepuluh tahun. Di Jerman, kira-kira 300.000 anak dianiaya secara seksual setiap tahun, sementara di sebuah negara di Amerika Selatan, menurut sebuah penelitian, jumlah yang diperkirakan adalah angka yang mencengangkan yaitu 9.000.000 setiap tahun! Yang sangat menyedihkan, mayoritas dari anak-anak ini diperkosa di rumah mereka sendiri oleh orang-orang yang mereka kenal dan percayai. Tetapi anak-anak harus memiliki pertahanan yang kuat dalam diri orang-tua mereka. Bagaimana orang-tua dapat melindungi?

      26. Dengan beberapa cara apa anak-anak dapat tetap aman, dan bagaimana pengetahuan dapat melindungi seorang anak?

      26 Karena pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak banyak tahu tentang seks khususnya menjadi mangsa empuk dari para pelaku penyerangan seksual, langkah pencegahan yang utama adalah mendidik sang anak, sekalipun ia masih kecil. Pengetahuan dapat memberikan perlindungan ”dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat”. (Amsal 2:10-12) Pengetahuan apa? Pengetahuan tentang prinsip-prinsip Alkitab, tentang apa yang benar dan yang salah secara moral. Juga pengetahuan bahwa ada orang-orang dewasa yang melakukan hal-hal jahat dan bahwa seorang muda tidak perlu patuh apabila orang-orang mengajak melakukan perbuatan yang tidak patut. (Bandingkan Daniel 1:4, 8; 3:16-18.) Jangan batasi pelatihan semacam itu dengan membicarakannya satu kali saja. Kebanyakan anak-anak yang masih kecil perlu diajar berulang-ulang sebelum mereka mengingatnya dengan baik. Seraya anak-anak sedikit bertambah besar, seorang ayah akan dengan pengasih merespek hak putrinya untuk mendapatkan keleluasaan pribadi, demikian pula seorang ibu terhadap putranya—dengan demikian memperkuat perasaan anak tentang apa yang patut. Dan tentu saja, salah satu perlindungan terbaik terhadap penganiayaan seksual adalah pengawasan yang ketat oleh saudara sebagai orang-tua.

      CARILAH BIMBINGAN ILAHI

      27, 28. Siapakah Sumber bantuan terbesar bagi orang-tua apabila mereka menghadapi tantangan dalam membesarkan anak?

      27 Memang, melatih seorang anak sejak masa bayi merupakan tantangan, tetapi orang-tua yang beriman tidak perlu menghadapi tantangan itu sendirian. Pada zaman para Hakim dahulu, ketika seorang pria bernama Manoah mengetahui bahwa ia akan menjadi seorang ayah, ia meminta bimbingan Yehuwa untuk membesarkan anaknya. Yehuwa menjawab doanya.—Hakim 13:8, 12, 24.

      28 Dengan cara yang serupa dewasa ini, seraya orang-tua yang beriman membesarkan anak-anak, mereka juga dapat berbicara kepada Yehuwa dalam doa. Menjadi orang-tua berarti kerja keras, tetapi upahnya besar. Sepasang orang-tua Kristen di Hawaii mengatakan, ”Saudara memiliki waktu 12 tahun untuk menyelesaikan tugas saudara menjelang tahun-tahun remaja yang kritis tersebut. Namun jika saudara sudah bekerja keras untuk menerapkan prinsip-prinsip Alkitab, tibalah saatnya untuk menuai sukacita dan kedamaian pada waktu mereka memutuskan dari hati mereka untuk melayani Yehuwa.” (Amsal 23:15, 16) Pada waktu anak saudara membuat keputusan itu, saudara juga akan tergugah untuk berseru, ”Anak-anak lelaki [dan perempuan] adalah milik pusaka dari pada [Yehuwa].”

      a Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

      BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB INI MEMBANTU . . . ORANG-TUA UNTUK MELATIH ANAK MEREKA?

      Percaya kepada Yehuwa.—Amsal 3:5.

      Bertanggung jawab.—1 Timotius 5:8.

      Yehuwa adalah Bapak yang pengasih.—Amsal 8:22, 30.

      Orang-tua bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mereka.—Ulangan 6:6, 7.

      Disiplin dibutuhkan.—Efesus 6:4.

      DISIPLIN YANG EFEKTIF

      Salah satu bentuk disiplin yang berarti adalah membuat anak-anak merasakan sendiri akibat yang tidak menyenangkan dari perilaku yang salah. (Galatia 6:7; bandingkan Keluaran 34:6, 7.) Jika, misalnya, anak saudara membuat ruangan menjadi berantakan, akan sangat mengesankan dia apabila ia disuruh untuk membersihkannya sendiri. Apakah ia telah memperlakukan seseorang dengan tidak adil? Menyuruh dia meminta maaf dapat memperbaiki kecenderungan yang salah ini. Bentuk disiplin lainnya adalah mencabut beberapa hak istimewa untuk sementara waktu agar anak tersebut mengerti pelajaran yang dibutuhkan. Dengan cara ini, anak tersebut belajar tentang hikmat untuk berpaut kepada prinsip-prinsip yang benar.

  • Membantu Anak Remaja Saudara Berhasil
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
    • PASAL ENAM

      Membantu Anak Remaja Saudara Berhasil

      1, 2. Tantangan dan sukacita apa yang dapat didatangkan oleh usia remaja?

      MEMILIKI seorang remaja di dalam rumah sungguh berbeda dari memiliki seorang anak berusia lima tahun atau bahkan sepuluh tahun. Usia remaja mendatangkan tantangan dan problemnya sendiri, tetapi itu juga dapat mendatangkan sukacita dan berkat. Contoh-contoh seperti Yusuf, Daud, Yosia, dan Timotius memperlihatkan bahwa orang-orang muda dapat bertindak penuh tanggung jawab dan memiliki hubungan yang baik dengan Yehuwa. (Kejadian 37:2-11; 1 Samuel 16:11-13; 2 Raja 22:3-7; Kisah 16:1, 2) Banyak remaja dewasa ini membuktikan hal yang sama. Mungkin, saudara mengenal beberapa dari antara mereka.

      2 Namun bagi beberapa orang, usia remaja adalah masa penuh gejolak. Para remaja mengalami pasang surut secara emosi. Remaja putra dan putri bisa jadi ingin lebih independen, dan mereka bisa jadi tidak suka dengan batasan-batasan yang diberikan kepada mereka oleh orang-tua. Namun, anak-anak muda tersebut masih sangat tidak berpengalaman dan membutuhkan bantuan yang pengasih dan penuh kesabaran dari orang-tua mereka. Ya, usia remaja dapat menggembirakan, tetapi juga dapat membingungkan—bagi orang-tua maupun bagi remaja. Bagaimana kaum muda dapat dibantu selama usia ini?

      3. Bagaimana orang-tua dapat memberikan kesempatan yang baik dalam kehidupan kepada keturunan mereka yang masih remaja?

      3 Orang-tua yang mengikuti nasihat Alkitab memberikan kesempatan yang sebaik mungkin kepada keturunan mereka yang masih remaja untuk dapat dengan berhasil melampaui cobaan-cobaan tersebut sehingga menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Di semua negeri dan selama semua periode waktu, orang-tua dan remaja yang menerapkan prinsip-prinsip Alkitab bersama-sama telah diberkati dengan keberhasilan.—Mazmur 119:1.

      KOMUNIKASI YANG JUJUR DAN TERBUKA

      Picture on page 67

      Sediakan diri apabila anak remaja saudara perlu berbicara

      4. Mengapa pembicaraan konfidensial khususnya penting selama usia remaja?

      4 Alkitab mengatakan, ”Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan [”pembicaraan konfidensial”, NW].” (Amsal 15:22) Apabila pembicaraan konfidensial diperlukan pada waktu anak-anak masih kecil, hal ini khususnya penting selama usia belasan tahun—pada waktu anak-anak remaja kemungkinan lebih jarang berada di rumah dan lebih sering bersama teman-teman sekolah atau teman-teman bergaul lainnya. Jika tidak ada pembicaraan konfidensial—tidak ada komunikasi yang jujur dan terbuka antara anak-anak dan orang-tua—para remaja dapat menjadi orang-orang asing di dalam rumah. Jadi bagaimana jalur komunikasi bisa tetap terbuka?

      5. Bagaimana para remaja dianjurkan untuk memandang hal berkomunikasi dengan orang-tua mereka?

      5 Remaja maupun orang-tua harus memainkan bagian mereka dalam hal ini. Memang, para remaja bisa jadi merasa lebih sulit untuk berbicara dengan orang-tua mereka dibandingkan ketika mereka masih kecil. Meskipun demikian, ingatlah bahwa ”jikalau tidak ada pimpinan [”pengarahan yang terampil”, NW], jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada”. (Amsal 11:14) Kata-kata ini berlaku untuk semua, baik tua maupun muda. Kaum remaja yang menyadari hal ini akan mengerti bahwa mereka masih membutuhkan pengarahan yang terampil, karena mereka sedang menghadapi masalah-masalah yang lebih rumit daripada sebelumnya. Mereka hendaknya mengakui bahwa orang-tua mereka yang beriman memenuhi syarat sebagai penasihat karena mereka lebih berpengalaman dalam kehidupan dan telah terbukti memperhatikan mereka dengan penuh kasih selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, pada tahap ini dalam kehidupan mereka, remaja yang bijaksana tidak menjauhkan diri dari orang-tua mereka.

      6. Sikap apa yang akan dimiliki orang-tua yang pengasih dan bijaksana sehubungan berkomunikasi dengan anak remaja mereka?

      6 Komunikasi yang terbuka berarti bahwa orang-tua akan berupaya keras untuk menyediakan diri pada waktu sang remaja merasakan kebutuhan untuk berbicara. Jika saudara adalah orang-tua, pastikanlah bahwa komunikasi selalu terbuka setidaknya di pihak saudara. Ini bisa jadi tidak mudah. Alkitab mengatakan bahwa ada ”waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara”. (Pengkhotbah 3:7) Pada waktu anak remaja saudara merasa bahwa ini waktunya untuk berbicara, kemungkinan itu waktunya bagi saudara untuk berdiam diri. Barangkali saudara telah menyisihkan waktu tersebut untuk pelajaran pribadi, bersantai, atau bekerja di rumah. Namun, apabila anak remaja saudara ingin berbicara kepada saudara, cobalah untuk menyesuaikan rencana saudara dan dengarkanlah. Kalau tidak, ia mungkin tidak akan mencoba lagi. Ingatlah teladan Yesus. Pada suatu kesempatan, ia telah menjadwalkan waktu untuk bersantai. Tetapi ketika orang-orang datang berbondong-bondong untuk mendengar dia, dia menunda istirahatnya dan mulai mengajar mereka. (Markus 6:30-34) Sebagian besar remaja menyadari bahwa orang-tua mereka sibuk, tetapi mereka perlu diyakinkan kembali bahwa orang-tua mereka selalu siap apabila dibutuhkan. Karena itu, sediakanlah diri dan bersikap penuh pengertian.

      7. Apa yang perlu dihindari oleh orang-tua?

      7 Cobalah ingat seperti apa rasanya sewaktu saudara masih remaja, dan jangan kehilangan rasa humor! Orang-tua perlu menikmati waktu bersama-sama anak-anak mereka. Apabila tersedia waktu luang, bagaimana orang-tua menggunakannya? Jika mereka selalu ingin menggunakan waktu luang mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak melibatkan keluarga, anak-anak remaja mereka akan cepat memperhatikan. Jika remaja berkesimpulan bahwa teman-teman sekolah lebih menghargai mereka dibandingkan orang-tua, problem-problem akan timbul.

      APA YANG PERLU DIKOMUNIKASIKAN

      8. Bagaimana penghargaan akan kejujuran, kerja keras, dan tingkah laku yang patut dapat ditanamkan dalam diri anak-anak?

      8 Jika orang-tua belum menanamkan penghargaan akan kejujuran dan kerja keras kepada anak-anak mereka, mereka hendaknya sedapat mungkin melakukannya selama usia remaja. (1 Tesalonika 4:11; 2 Tesalonika 3:10) Sangat penting juga bagi mereka untuk memastikan bahwa anak-anak mereka dengan segenap hati percaya akan pentingnya menempuh kehidupan yang bermoral dan bersih. (Amsal 20:11) Orang-tua akan mengkomunikasikan banyak hal dalam bidang-bidang ini dengan memberi teladan. Sama seperti suami yang tidak beriman dapat ”dimenangkan tanpa perkataan melalui tingkah laku istri mereka”, demikian pula para remaja dapat mempelajari prinsip-prinsip yang benar melalui tingkah laku orang-tua mereka. (1 Petrus 3:1) Namun, teladan saja tidak akan pernah cukup, karena anak-anak juga dihadapkan kepada banyak contoh yang buruk dan banjir propaganda yang memikat di luar rumah. Oleh karena itu, orang-tua yang penuh perhatian perlu mengetahui pandangan anak-anak remaja mereka tentang apa yang mereka lihat dan dengar, dan ini menuntut adanya percakapan yang penuh arti.—Amsal 20:5.

      9, 10. Mengapa hendaknya orang-tua memastikan untuk mengajar anak-anak mereka tentang masalah seksual, dan bagaimana mereka dapat melakukan hal ini?

      9 Ini khususnya benar sehubungan masalah seksual. Orang-tua, apakah saudara malu untuk membicarakan seks dengan anak-anak saudara? Sekalipun demikian, berupayalah untuk melakukannya, karena anak-anak remaja saudara pasti akan mengetahuinya dari seseorang. Jika mereka tidak mengetahuinya dari saudara, entah keterangan yang salah apa yang akan mereka dapatkan. Dalam Alkitab, Yehuwa tidak menghindari hal-hal yang ada kaitannya dengan seks, demikian pula hendaknya orang-tua.—Amsal 4:1-4; 5:1-21.

      10 Syukurlah, Alkitab memuat bimbingan yang jelas dalam bidang tingkah laku seksual, dan Lembaga Menara Pengawal telah menerbitkan banyak keterangan yang berguna yang memperlihatkan bahwa bimbingan ini masih berlaku di dunia modern. Mengapa tidak memanfaatkan bantuan ini? Sebagai contoh, mengapa tidak meninjau bersama putra atau putri saudara pasal-pasal yang cocok di Jilid 1 dan 2 buku Pertanyaan Kaum Muda​—Jawaban yang Praktis? Saudara mungkin akan mendapat kejutan yang menggembirakan melihat hasilnya.

      11. Cara apa yang paling efektif bagi orang-tua untuk mengajar anak-anak mereka caranya melayani Yehuwa?

      11 Pokok apa yang paling penting yang hendaknya dibicarakan oleh orang-tua dan anak-anak? Rasul Paulus menyebutkannya ketika ia menulis, ”Teruslah besarkan [anak-anak saudara] dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa.” (Efesus 6:4) Anak-anak perlu terus belajar tentang Yehuwa. Khususnya, mereka perlu belajar mengasihi Dia, dan mereka hendaknya ingin melayani Dia. Dalam hal ini juga, banyak yang dapat diajarkan melalui teladan. Jika kaum remaja melihat bahwa orang-tua mereka mengasihi Allah ’dengan segenap hati mereka dan dengan segenap jiwa mereka dan dengan segenap pikiran mereka’ dan bahwa hal ini menghasilkan buah-buah yang baik dalam kehidupan orang-tua mereka, kemungkinan besar mereka akan dipengaruhi untuk melakukan yang sama. (Matius 22:37) Demikian pula, jika orang-orang muda melihat bahwa orang-tua mereka memiliki pandangan yang masuk akal tentang hal-hal materi, mendahulukan Kerajaan Allah, mereka akan dibantu untuk memperkembangkan sikap mental yang sama.—Pengkhotbah 7:12; Matius 6:31-33.

      Picture on page 69

      Pelajaran Alkitab yang tetap tentu penting untuk keluarga

      12, 13. Pokok-pokok apa yang hendaknya diingat agar pelajaran keluarga berhasil?

      12 Pelajaran Alkitab keluarga setiap minggu merupakan bantuan yang luar biasa dalam mengkomunikasikan nilai-nilai rohani kepada orang-orang muda. (Mazmur 119:33, 34; Amsal 4:20-23) Penting sekali untuk mengadakan pelajaran seperti itu secara tetap tentu. (Mazmur 1:1-3) Orang-tua dan anak-anak mereka hendaknya menyadari bahwa pelajaran keluarga harus diprioritaskan di atas kegiatan lain yang dijadwalkan, bukan sebaliknya. Selanjutnya, sikap yang benar penting agar pelajaran keluarga efektif. Seorang ayah mengatakan, ”Rahasianya adalah bahwa pemimpin perlu memperkembangkan suasana yang santai namun penuh hormat selama pelajaran keluarga—tidak resmi tetapi tidak main-main. Keseimbangan yang baik mungkin tidak selalu mudah dicapai, dan anak-anak muda perlu sering diperbaiki sikapnya. Jika pelajaran tidak berjalan lancar satu atau dua kali, bertekunlah dan nantikanlah pelajaran yang berikutnya.” Ayah yang disebutkan di atas juga mengatakan bahwa dalam doanya sebelum setiap pelajaran, ia secara spesifik memohonkan bantuan Yehuwa agar semua yang mengikuti pelajaran mempunyai sudut pandangan yang benar.—Mazmur 119:66.

      13 Memimpin pelajaran keluarga adalah tanggung jawab dari orang-tua yang beriman. Memang, ada orang-tua yang mungkin tidak berbakat mengajar, dan mungkin sulit bagi mereka untuk mencari cara agar pelajaran keluarga menjadi menarik. Meskipun demikian, jika saudara mengasihi anak-anak remaja saudara ”dengan perbuatan dan kebenaran”, saudara akan berkeinginan untuk dengan rendah hati dan jujur membantu mereka maju secara rohani. (1 Yohanes 3:18) Kadang-kadang mereka mungkin mengeluh, tetapi mereka pasti akan merasakan perhatian saudara yang dalam akan kesejahteraan mereka.

      14. Bagaimana Ulangan 11:18, 19 dapat diterapkan sewaktu menyampaikan hal-hal rohani kepada remaja?

      14 Pelajaran keluarga bukan satu-satunya kesempatan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang penting secara rohani. Apakah saudara ingat perintah Yehuwa kepada orang-tua? Ia mengatakan, ”Kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 11:18, 19; lihat juga Ulangan 6:6, 7.) Ini tidak berarti orang-tua harus terus-menerus berkhotbah kepada anak-anak mereka. Tetapi kepala keluarga yang pengasih hendaknya selalu waspada akan kesempatan-kesempatan untuk membina pandangan rohani keluarganya.

      DISIPLIN DAN RESPEK

      15, 16. (a) Apakah disiplin itu? (b) Siapa yang bertanggung jawab untuk menjalankan disiplin, dan siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa disiplin akan diindahkan?

      15 Disiplin adalah pelatihan yang memperbaiki, dan ini mencakup komunikasi. Disiplin lebih mengandung makna koreksi daripada hukuman—meskipun hukuman mungkin dibutuhkan. Anak-anak saudara membutuhkan disiplin ketika mereka masih kecil, dan kini setelah mereka remaja, mereka masih membutuhkan bentuk disiplin tertentu, mungkin bahkan lebih banyak. Remaja yang bijaksana mengetahui bahwa hal ini benar.

      16 Alkitab mengatakan, ”Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.” (Amsal 15:5) Kita dapat belajar banyak dari ayat ini. Ayat ini menyiratkan bahwa disiplin akan diberikan. Seorang remaja tidak dapat ”mengindahkan teguran” jika itu tidak diberikan. Yehuwa memberikan tanggung jawab untuk menjalankan disiplin kepada orang-tua, khususnya ayah. Akan tetapi, remaja mempunyai tanggung jawab untuk mendengarkan disiplin itu. Ia akan lebih banyak belajar dan membuat lebih sedikit kesalahan apabila ia mengindahkan disiplin yang bijaksana dari ayah dan ibunya. (Amsal 1:8) Alkitab mengatakan, ”Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.”—Amsal 13:18.

      17. Keseimbangan apa yang perlu orang-tua jadikan tujuan pada waktu menjalankan disiplin?

      17 Pada waktu mendisiplin remaja, orang-tua perlu seimbang. Mereka tidak boleh terlalu keras sehingga membuat anak mereka kesal, bahkan mungkin menghancurkan kepercayaan diri anak-anak mereka. (Kolose 3:21) Namun orang-tua tidak bisa bersikap begitu serba boleh sehingga anak-anak mereka yang masih remaja kehilangan pelatihan yang sangat penting. Sikap serba boleh dapat mendatangkan bencana. Amsal 29:17 mengatakan, ”Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Akan tetapi, ayat 21 mengatakan, ”Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.” Walaupun ayat ini sedang berbicara tentang seorang hamba, ini juga berlaku untuk setiap anak yang masih remaja di dalam rumah tangga.

      18. Disiplin merupakan bukti dari hal apa, dan apa yang dihindari pada waktu orang-tua menjalankan disiplin yang konsisten?

      18 Sebenarnya, disiplin yang patut adalah bukti kasih orang-tua kepada anaknya. (Ibrani 12:6, 11) Jika saudara adalah orang-tua, saudara tahu bahwa adalah sulit untuk menjaga disiplin tetap konsisten dan masuk akal. Demi perdamaian, mungkin tampaknya lebih mudah untuk membiarkan seorang remaja yang keras kepala melakukan apa yang ia inginkan. Akan tetapi, pada akhirnya, orang-tua yang mengikuti haluan yang disebutkan belakangan ini akan menanggung akibatnya yaitu rumah tangga yang tidak dapat dikendalikan.—Amsal 29:15; Galatia 6:9.

      BEKERJA DAN BERMAIN

      19, 20. Bagaimana orang-tua dapat menangani dengan bijaksana masalah rekreasi bagi anak-anak remaja mereka?

      19 Di masa-masa terdahulu, anak-anak biasanya diharapkan untuk membantu di rumah atau di ladang. Dewasa ini, banyak remaja mempunyai banyak waktu luang yang tanpa pengawasan. Untuk mengisi waktu itu, dunia komersial menyediakan bahan hiburan yang berlimpah ruah untuk mengisi waktu luang. Ditambah kenyataan bahwa dunia ini hampir-hampir tidak menghargai standar-standar Alkitab berkenaan moralitas, dan saudara telah memiliki apa yang dibutuhkan untuk bencana.

      20 Karena itu, orang-tua yang bijaksana akan mempertahankan hak untuk membuat keputusan terakhir sehubungan hiburan. Namun, jangan lupa bahwa remaja tersebut bertambah besar. Setiap tahun, ia pasti berharap untuk diperlakukan lebih seperti orang dewasa. Jadi, adalah bijaksana apabila orang-tua memberikan lebih banyak kebebasan untuk memilih rekreasi seraya remaja tersebut bertambah besar—selama pilihan tersebut mencerminkan kemajuan ke arah kedewasaan rohani. Kadang-kadang, remaja mungkin membuat pilihan yang tidak bijaksana sehubungan dengan musik, teman bergaul, dan sebagainya. Apabila ini terjadi, hendaknya ini dibicarakan dengan remaja tersebut sehingga ia dapat membuat pilihan yang lebih baik di masa mendatang.

      21. Bagaimana jumlah waktu untuk rekreasi yang masuk akal akan melindungi seorang remaja?

      21 Berapa banyak waktu yang seharusnya disisihkan untuk rekreasi? Di beberapa negeri, para remaja dituntun sehingga berpikir bahwa mereka berhak untuk mendapatkan hiburan tanpa henti. Karena itu, seorang remaja mungkin merencanakan jadwalnya sehingga ia dapat berpindah dari satu hiburan ke hiburan lainnya. Terserah kepada orang-tua untuk menyampaikan pelajaran bahwa waktu hendaknya juga digunakan untuk hal-hal lain, seperti misalnya pelajaran pribadi dan keluarga, pergaulan bersama orang-orang yang matang secara rohani, perhimpunan Kristen, dan tugas-tugas rumah tangga. Hal ini akan mencegah ”kesenangan kehidupan ini” mendesak Firman Allah keluar.—Lukas 8:11-15.

      22. Rekreasi hendaknya diimbangi dengan apa dalam kehidupan seorang remaja?

      22 Raja Salomo mengatakan, ”Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.” (Pengkhotbah 3:12, 13) Ya, bersukaria adalah bagian dari hidup yang seimbang. Tetapi demikian pula dengan kerja keras. Banyak remaja dewasa ini tidak mengetahui kepuasan yang datang dari kerja keras atau perasaan harga diri yang datang karena memecahkan suatu problem dan menemukan jalan keluarnya. Beberapa tidak diberi kesempatan untuk memperkembangkan suatu keterampilan atau kecakapan yang dapat digunakan untuk menunjang diri mereka sendiri di kemudian hari. Ini benar-benar tantangan bagi orang-tua. Maukah saudara memastikan bahwa anak saudara yang masih muda mendapatkan kesempatan-kesempatan demikian? Jika saudara berhasil mengajar anak remaja saudara untuk menghargai dan bahkan menikmati kerja keras, ia akan memperkembangkan pandangan yang sehat yang akan mendatangkan manfaat seumur hidup.

      DARI REMAJA MENUJU DEWASA

      Picture on page 70

      Nyatakanlah kasih dan penghargaan kepada anak-anak saudara

      23. Bagaimana orang-tua dapat menganjurkan anak-anak remaja mereka?

      23 Bahkan ketika saudara menghadapi problem dengan anak remaja saudara, ayat ini tetap berlaku, ”Kasih tidak pernah berkesudahan”. (1 Korintus 13:8) Jangan pernah berhenti untuk memperlihatkan kasih yang tak diragukan saudara rasakan. Bertanyalah kepada diri saudara sendiri, ’Apakah saya memuji setiap anak atas keberhasilannya dalam memecahkan problem atau mengatasi rintangan? Apakah saya memanfaatkan kesempatan untuk menyatakan kasih dan penghargaan saya kepada anak-anak saya, sebelum kesempatan tersebut berlalu?’ Walaupun kesalahpahaman mungkin kadang-kadang terjadi, jika para remaja merasa yakin akan kasih saudara kepada mereka, kemungkinan besar mereka akan membalas kasih saudara.

      24. Prinsip Alkitab apa yang berlaku sebagai aturan umum dalam membesarkan anak, tetapi apa yang hendaknya diingat?

      24 Tentu saja, seraya anak-anak bertumbuh dewasa, mereka akhirnya akan membuat keputusan-keputusan yang serius bagi diri mereka sendiri. Dalam beberapa kasus, orang-tua mungkin tidak menyukai keputusan-keputusan itu. Bagaimana jika anak mereka memutuskan untuk tidak melayani Allah Yehuwa lagi? Ini dapat terjadi. Bahkan beberapa putra rohani Yehuwa sendiri menolak nasihat-Nya dan terbukti memberontak. (Kejadian 6:2; Yudas 6) Anak-anak bukan komputer, yang dapat diprogram untuk bertindak sebagaimana kita kehendaki. Mereka adalah makhluk dengan kehendak bebas, bertanggung jawab di hadapan Yehuwa untuk keputusan yang mereka ambil. Akan tetapi, Amsal 22:6 berlaku sebagai aturan umum, ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

      25. Apa cara terbaik bagi orang-tua untuk memperlihatkan syukur kepada Yehuwa atas hak istimewa menjadi orang-tua?

      25 Jadi, perlihatkan kasih yang limpah kepada anak-anak saudara. Sedapat mungkin, ikutilah prinsip-prinsip Alkitab dalam membesarkan mereka. Berikanlah teladan berkenaan tingkah laku yang saleh. Dengan demikian saudara akan memberikan kepada anak-anak saudara kesempatan terbaik untuk bertumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan takut akan Allah. Inilah cara terbaik bagi orang-tua untuk memperlihatkan rasa syukur kepada Yehuwa atas hak istimewa menjadi orang-tua.

      BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB INI MEMBANTU . . . ORANG-TUA MEMBESARKAN ANAK REMAJA MEREKA?

      Komunikasi dibutuhkan.—Amsal 15:22.

      Kita hendaknya membahas Firman Allah secara tetap tentu.—Mazmur 1:1, 2.

      Orang yang bijak mendengarkan disiplin.—Amsal 15:5.

      Bekerja dan bermain, masing-masing ada tempatnya.—Pengkhotbah 3:12, 13.

  • Adakah Seorang Pemberontak di Rumah?
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
    • PASAL TUJUH

      Adakah Seorang Pemberontak di Rumah?

      Picture on page 76

      1, 2. (a) Perumpamaan apa yang Yesus berikan untuk menonjolkan ketidaksetiaan dari para pemimpin agama Yahudi? (b) Pokok apa tentang kaum remaja yang dapat kita pelajari dari perumpamaan Yesus?

      BEBERAPA hari sebelum kematiannya, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan yang menggugah pikiran kepada sekelompok pemimpin agama Yahudi. Ia berkata, ”Bagaimana pendapatmu? Seorang pria mempunyai dua anak. Ketika menemui yang pertama, ia mengatakan, ’Nak, pergilah bekerja hari ini di kebun anggur.’ Sebagai jawaban, yang ini mengatakan, ’Baik, pak’, tetapi tidak pergi. Ketika menghampiri yang kedua, ia mengatakan yang sama. Sebagai jawaban, yang ini mengatakan, ’Aku tidak mau.’ Setelah itu dia merasa menyesal dan pergi. Yang mana dari antara keduanya yang melakukan kehendak bapaknya?” Para pemimpin Yahudi menjawab, ”Yang belakangan.”—Matius 21:28-31.

      2 Di sini Yesus sedang menonjolkan ketidaksetiaan dari para pemimpin Yahudi. Mereka seperti anak pertama, berjanji untuk melakukan kehendak Allah tetapi kemudian tidak menepati janji mereka. Tetapi banyak orang-tua akan mengakui bahwa perumpamaan Yesus tersebut didasarkan atas pemahaman yang baik tentang kehidupan keluarga. Sebagaimana diperlihatkan dengan baik oleh Yesus, sering kali sulit untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh kaum muda atau meramalkan apa yang akan mereka lakukan. Seorang muda mungkin menimbulkan banyak problem ketika ia masih remaja tetapi kemudian bertumbuh menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab dan amat dihormati. Inilah yang harus diingat seraya kita membahas problem pemberontakan remaja.

      APA ARTINYA PEMBERONTAK?

      3. Mengapa hendaknya orang-tua tidak cepat-cepat mengecap anak mereka sebagai pemberontak?

      3 Dari waktu ke waktu, saudara mungkin mendengar tentang remaja-remaja yang terang-terangan memberontak melawan orang-tua mereka. Saudara mungkin bahkan mengenal secara pribadi suatu keluarga yang anak remajanya kelihatan mustahil dikendalikan. Akan tetapi, tidaklah selalu mudah untuk mengetahui apakah seorang anak benar-benar seorang pemberontak. Lagi pula, bisa sulit untuk dimengerti mengapa ada anak-anak yang memberontak dan yang lainnya—meskipun berasal dari rumah tangga yang sama—tidak. Apabila orang-tua mencurigai bahwa salah satu anak mereka dapat berkembang menjadi anak yang benar-benar memberontak, apa yang seharusnya mereka lakukan? Untuk menjawab hal ini, pertama-tama kita harus membahas apa artinya pemberontak.

      4-6. (a) Apa artinya pemberontak? (b) Apa yang hendaknya diingat oleh orang-tua jika anak remaja mereka kadang-kadang tidak taat?

      4 Secara sederhana, seorang pemberontak adalah seorang yang dengan sengaja dan terus-menerus tidak patuh atau melawan serta menantang wewenang yang lebih tinggi. Tentu saja, ’kebodohan melekat pada hati seorang anak’. (Amsal 22:15) Jadi semua anak pernah melawan wewenang orang-tua dan wewenang lain. Hal ini khususnya demikian selama masa perkembangan fisik dan emosi yang dikenal sebagai masa remaja. Perubahan dalam kehidupan setiap orang akan menciptakan stres, dan masa remaja adalah masa penuh perubahan. Anak remaja putra atau putri saudara sedang beralih dari masa kanak-kanak dan memasuki jalan menuju kedewasaan. Karena alasan ini, selama anak-anak pada usia remaja, ada orang-tua dan anak-anak yang sulit untuk bergaul serasi. Sering kali orang-tua secara naluri mencoba memperlambat masa transisi tersebut, sedangkan para remaja ingin mempercepatnya.

      5 Remaja yang memberontak menolak nilai-nilai dari orang-tuanya. Namun, ingatlah bahwa sedikit ketidaktaatan tidak mengartikan bahwa ia seorang pemberontak. Dan sehubungan dengan hal-hal rohani, beberapa anak mungkin pada mulanya kurang atau tidak menunjukkan minat akan kebenaran Alkitab, tetapi mereka mungkin bukan pemberontak. Sebagai orang-tua, jangan cepat-cepat mengecap anak saudara.

      6 Apakah usia remaja dari setiap orang muda dicirikan dengan pemberontakan melawan wewenang orang-tua? Tidak, sama sekali tidak. Sesungguhnya, bukti tampaknya menunjukkan bahwa hanya sedikit remaja yang melakukan pemberontakan remaja yang serius. Meskipun demikian, bagaimana dengan seorang anak yang dengan keras kepala terus memberontak? Apa yang dapat memicu pemberontakan demikian?

      PENYEBAB PEMBERONTAKAN

      7. Bagaimana lingkungan yang bejat dapat mempengaruhi seorang anak untuk memberontak?

      7 Penyebab utama pemberontakan adalah lingkungan dunia setan. ”Seluruh dunia terletak dalam kuasa si fasik”. (1 Yohanes 5:19) Dunia di bawah kekuasaan Setan telah membentuk suatu kebudayaan yang membahayakan dan orang Kristen harus berjuang menghadapinya. (Yohanes 17:15) Dewasa ini, banyak dari antara kebudayaan itu semakin kasar, semakin berbahaya, dan semakin dipenuhi pengaruh-pengaruh buruk dibandingkan waktu-waktu yang lalu. (2 Timotius 3:1-5, 13) Jika orang-tua tidak mendidik, memperingatkan, dan melindungi anak-anak mereka, kaum muda dapat dengan mudah dikuasai oleh ”roh yang sekarang bekerja dalam putra-putra ketidaktaatan”. (Efesus 2:2) Berkaitan dengan hal ini adalah tekanan teman sebaya. Alkitab mengatakan, ”Siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20) Demikian pula, siapa yang berteman dengan mereka yang dipenuhi roh dunia ini, kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh roh tersebut. Kaum muda membutuhkan bantuan yang terus-menerus agar mereka mengerti bahwa ketaatan kepada prinsip-prinsip yang saleh adalah dasar dari jalan hidup yang paling baik.—Yesaya 48:17, 18.

      8. Faktor-faktor apa yang mungkin menuntun seorang anak untuk memberontak?

      8 Penyebab lain dari pemberontakan mungkin adalah suasana di dalam rumah. Sebagai contoh, jika salah satu dari orang-tua adalah alkoholis, suka menyalahgunakan obat bius, dan bengis terhadap orang-tua yang lain, pandangan remaja terhadap kehidupan dapat menyimpang. Bahkan dalam rumah yang relatif damai, pemberontakan dapat meledak jika seorang anak merasa bahwa orang-tuanya tidak berminat kepadanya. Akan tetapi, pemberontakan remaja tidak selalu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh luar. Beberapa anak menolak nilai-nilai dari orang-tua sekalipun mereka memiliki orang-tua yang menerapkan prinsip-prinsip ilahi dan yang banyak melindungi mereka dari dunia di sekeliling mereka. Mengapa? Barangkali karena akar lain dari problem-problem kita—ketidaksempurnaan manusia. Paulus mengatakan, ”Melalui satu orang [Adam] dosa masuk ke dalam dunia dan kematian melalui dosa, dan demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah melakukan dosa.” (Roma 5:12) Adam adalah seorang pemberontak yang mementingkan diri, dan ia meninggalkan warisan yang buruk kepada semua keturunannya. Orang-orang muda tertentu memang memilih untuk memberontak, seperti dilakukan bapak leluhur mereka.

      ELI YANG SERBA BOLEH DAN REHABEAM YANG SUKA MENGEKANG

      9. Sikap-sikap ekstrem apa dalam membesarkan anak dapat memicu seorang anak untuk memberontak?

      9 Hal lain yang menuntun ke arah pemberontakan remaja adalah pandangan yang tidak seimbang di pihak orang-tua sehubungan membesarkan anak. (Kolose 3:21) Beberapa orang-tua yang sangat berhati-hati dengan keras mengekang dan mendisiplin anak-anak mereka. Orang-tua lain bersikap serba boleh, tidak menyediakan bimbingan yang akan melindungi anak-anak remaja mereka yang belum berpengalaman. Tidaklah selalu mudah untuk mencari keseimbangan antara dua ekstrem ini. Dan tiap-tiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Yang satu mungkin lebih memerlukan pengawasan daripada yang lain. Akan tetapi, dua contoh Alkitab akan bermanfaat untuk memperlihatkan bahaya-bahaya dari bersikap ekstrem dalam hal suka mengekang ataupun bersikap serba boleh.

      10. Mengapa Eli adalah orang-tua yang buruk, walaupun ia kemungkinan besar adalah seorang imam besar yang setia?

      10 Eli, seorang imam besar dari Israel purba adalah seorang ayah. Ia melayani selama 40 tahun, dan tidak diragukan mengenal baik Hukum Allah. Eli tampaknya melaksanakan tugas-tugas rutin keimamannya dengan cukup setia dan mungkin bahkan telah dengan saksama mengajarkan Hukum Allah kepada putra-putranya, Hofni dan Pinehas. Akan tetapi, Eli terlalu lunak terhadap anak-anaknya. Hofni dan Pinehas melayani sebagai imam-imam yang bertugas, tetapi mereka adalah ”orang-orang dursila”, yang hanya berminat untuk memuaskan nafsu makan mereka dan keinginan mereka yang amoral. Namun, pada waktu mereka melakukan tindakan yang tercela di tanah suci, Eli tidak memiliki keberanian untuk memecat mereka dari jabatan keimaman. Ia hanya memberi mereka teguran yang lemah. Dengan sikapnya yang serba boleh, Eli lebih menghormati putra-putranya daripada Allah. Sebagai akibatnya, putra-putranya memberontak terhadap ibadat Yehuwa yang bersih dan seluruh rumah tangga Eli mengalami malapetaka.—1 Samuel 2:12-17, 22-25, 29; 3:13, 14; 4:11-22.

      11. Apa yang dapat orang-tua pelajari dari contoh yang salah dari Eli?

      11 Anak-anak Eli telah dewasa ketika peristiwa-peristiwa ini terjadi, tetapi sejarah ini menandaskan bahayanya menahan disiplin. (Bandingkan Amsal 29:21.) Beberapa orang-tua mungkin mengacaukan kasih dengan sikap serba boleh, lalai untuk menetapkan dan menjalankan peraturan yang jelas, konsisten dan masuk akal. Mereka gagal untuk menjalankan disiplin yang pengasih, bahkan pada waktu prinsip-prinsip ilahi dilanggar. Karena sikap serba boleh demikian, anak-anak mereka akhirnya tidak menaruh perhatian kepada wewenang orang-tua atau jenis wewenang lain mana pun.—Bandingkan Pengkhotbah 8:11.

      12. Kesalahan apa yang Rehabeam buat dalam menjalankan wewenang?

      12 Rehabeam memberi contoh tentang ekstrem yang lain sehubungan memegang wewenang. Ia adalah raja terakhir dari kerajaan Israel yang bersatu, tetapi ia bukan raja yang baik. Rehabeam telah mewarisi suatu negeri yang penduduknya merasa tidak puas karena beban yang dikenakan kepada mereka oleh ayahnya, Salomo. Apakah Rehabeam memperlihatkan pengertian? Tidak. Pada waktu suatu delegasi memohon kepadanya untuk menyingkirkan sebagian beban yang menekan, ia tidak mengindahkan nasihat yang bijaksana dari para penasihatnya yang lebih tua dan memerintahkan agar kuk dari orang-orang itu diperberat. Kepongahannya menyulut pemberontakan oleh sepuluh suku di sebelah utara, dan kerajaan itu terbagi menjadi dua.—1 Raja 12:1-21; 2 Tawarikh 10:19.

      13. Bagaimana orang-tua dapat menghindari kesalahan Rehabeam?

      13 Orang-tua dapat memperoleh beberapa pelajaran penting dari kisah Alkitab tentang Rehabeam. Mereka perlu ’mencari [Yehuwa]’ dalam doa dan memeriksa metode mereka dalam membesarkan anak dengan mengingat prinsip-prinsip Alkitab. (Mazmur 105:4) ”Pemerasan membodohkan orang berhikmat,” kata Pengkhotbah 7:7. Batasan-batasan yang dipikirkan dengan baik akan memberi para remaja ruang untuk bertumbuh sekaligus melindungi mereka dari bahaya. Tetapi anak-anak hendaknya tidak hidup dalam suasana yang terlalu kaku dan mengekang sehingga mereka tidak dapat memperkembangkan kemandirian dan rasa percaya diri yang masuk akal. Apabila orang-tua berupaya seimbang antara memberi keleluasaan yang adil dan batasan yang tegas yang ditetapkan dengan jelas, kebanyakan remaja tidak akan cenderung memberontak.

      MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR DAPAT MENCEGAH PEMBERONTAKAN

      Picture on page 83

      Kemungkinan, anak-anak akan bertumbuh menjadi lebih stabil jika orang-tua membantu untuk mengatasi problem-problem remaja mereka

      14, 15. Bagaimana orang-tua hendaknya memandang perkembangan anak mereka?

      14 Walaupun orang-tua berbahagia melihat anak-anak mereka bertumbuh secara fisik dari bayi menjadi seorang dewasa, mereka bisa jadi merasa cemas ketika anak remaja mereka beralih dari kebergantungan kepada kemandirian yang patut. Selama masa transisi ini, jangan heran jika anak remaja saudara kadang-kadang agak keras kepala dan tidak dapat diajak bekerja sama. Ingatlah bahwa tujuan dari orang-tua Kristen hendaknya adalah membesarkan seorang Kristen yang matang, stabil, dan bertanggung jawab.—Bandingkan 1 Korintus 13:11; Efesus 4:13, 14.

      15 Walaupun mungkin sulit, orang-tua perlu membuang kebiasaan untuk menanggapi dengan negatif permintaan apa pun dari anak remaja mereka untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan. Dengan cara yang sehat, seorang anak perlu tumbuh menjadi seorang pribadi. Sebenarnya, pada usia yang relatif muda, ada remaja yang mulai memperkembangkan pandangan yang cukup dewasa. Sebagai contoh, Alkitab mengatakan tentang Raja Yosia yang masih muda, ”Ketika ia masih muda belia [kira-kira berusia 15 tahun], ia mulai mencari Allah Daud”. Jelaslah remaja yang luar biasa ini adalah seorang pribadi yang bertanggung jawab.—2 Tawarikh 34:1-3.

      16. Seraya anak-anak diberi tanggung jawab yang bertambah, apa yang hendaknya mereka sadari?

      16 Akan tetapi, kebebasan menuntut tanggung jawab. Oleh karena itu, biarkan anak saudara yang sedang beranjak dewasa mengalami akibat dari beberapa keputusan dan tindakannya. Prinsip ”apa pun yang ditabur orang, ini juga yang akan dituainya”, berlaku bagi remaja sebagaimana bagi orang dewasa. (Galatia 6:7) Anak-anak tidak dapat dilindungi selamanya. Tetapi, bagaimana jika anak saudara ingin melakukan sesuatu yang sama sekali tidak dapat diterima? Sebagai orang-tua yang bertanggung jawab, saudara harus mengatakan, ”Tidak.” Dan, seraya saudara menjelaskan alasan-alasannya, jangan sampai jawaban tidak saudara berubah menjadi ya. (Bandingkan Matius 5:37.) Meskipun demikian, cobalah untuk mengatakan ”Tidak” dengan cara yang tenang dan masuk akal, karena ”jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman”.—Amsal 15:1.

      17. Apa beberapa kebutuhan remaja yang hendak dipenuhi oleh orang-tua?

      17 Kaum muda membutuhkan keamanan dari disiplin yang konsisten meskipun mereka tidak selalu mudah menyetujui batasan dan peraturan. Sungguh menjengkelkan apabila peraturan sering berubah-ubah, tergantung bagaimana perasaan orang-tua pada waktu itu. Selanjutnya, jika para remaja menerima anjuran dan bantuan, sebagaimana dibutuhkan, untuk mengatasi perasaan malu, atau kurang rasa percaya diri, kemungkinan mereka akan bertumbuh menjadi orang yang lebih stabil. Para remaja juga menghargai apabila mereka mendapatkan kepercayaan yang telah mereka upayakan.—Bandingkan Yesaya 35:3, 4; Lukas 16:10; 19:17.

      18. Apa beberapa kebenaran yang menganjurkan tentang kaum remaja?

      18 Orang-tua dapat terhibur dengan mengetahui bahwa apabila perdamaian, kestabilan, dan kasih ada di dalam rumah tangga, anak-anak biasanya bertumbuh dengan baik. (Efesus 4:31, 32; Yakobus 3:17, 18) Banyak anak muda telah berhasil mengatasi bahkan lingkungan rumah yang buruk, berasal dari keluarga yang bercirikan alkoholisme, kekerasan, atau pengaruh lain yang membahayakan, dan telah bertumbuh menjadi seorang dewasa yang baik. Jadi, jika saudara menyediakan suatu rumah tempat anak-anak remaja saudara merasa aman dan tahu bahwa mereka akan menerima kasih, rasa sayang, dan perhatian—sekalipun dukungan tersebut disertai batasan-batasan dan disiplin yang masuk akal selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab—kemungkinan besar mereka akan bertumbuh menjadi orang dewasa yang akan membuat saudara merasa bangga.—Bandingkan Amsal 27:11.

      JIKA ANAK-ANAK MENDAPAT KESULITAN

      19. Sementara orang-tua harus mendidik seorang muda di jalan yang patut baginya, tanggung jawab apa yang ada pada sang anak?

      19 Membesarkan anak dengan baik pasti menghasilkan perbedaan. Amsal 22:6 mengatakan, ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Tetapi, bagaimana dengan anak-anak yang memiliki problem yang serius walaupun mereka mempunyai orang-tua yang baik? Apakah ini mungkin? Ya. Kata-kata amsal ini harus dimengerti dengan mempertimbangkan ayat-ayat lain yang menekankan tanggung jawab si anak untuk ’mendengarkan’ dan menaati orang-tua. (Amsal 1:8) Orang-tua maupun anak harus bekerja sama untuk menerapkan prinsip-prinsip Alkitab agar ada keharmonisan keluarga. Jika orang-tua dan anak-anak tidak bekerja sama, kesulitan akan timbul.

      20. Apabila anak-anak melakukan kesalahan karena kurang berpikir panjang, apa yang akan menjadi pendekatan yang bijaksana dari orang-tua?

      20 Bagaimana seharusnya reaksi orang-tua apabila seorang remaja melakukan kesalahan dan mendapat kesulitan? Maka, dalam hal ini, anak muda tersebut membutuhkan bantuan. Jika orang-tua mengingat bahwa mereka berurusan dengan anak muda yang belum berpengalaman, mereka akan lebih mudah melawan kecenderungan untuk memberi reaksi yang berlebihan. Paulus menasihati mereka yang matang dalam sidang, ”Meskipun seseorang mengambil langkah tertentu yang salah sebelum ia menyadarinya, kamu yang memiliki kecakapan rohani cobalah memperbaiki kembali orang yang demikian dengan roh kelemahlembutan.” (Galatia 6:1) Orang-tua dapat mengikuti prosedur yang sama ini sewaktu berurusan dengan seorang muda yang melakukan kesalahan karena kurang berpikir panjang. Seraya menjelaskan dengan gamblang mengapa tingkah lakunya salah dan bagaimana ia dapat mencegah agar kesalahan itu tidak terulang, orang-tua hendaknya menegaskan bahwa yang buruk adalah tingkah laku yang salah, bukan orang muda itu.—Bandingkan Yudas 22, 23.

      21. Dengan mengikuti contoh dari sidang Kristen, bagaimana orang-tua seharusnya memberikan reaksi jika anak mereka melakukan dosa yang serius?

      21 Bagaimana jika kenakalan remaja tersebut benar-benar serius? Kalau begitu, anak tersebut membutuhkan bantuan khusus dan pengarahan yang terampil. Apabila seorang anggota sidang melakukan dosa yang serius, ia dianjurkan untuk bertobat dan mendekati para penatua untuk meminta bantuan. (Yakobus 5:14-16) Jika ia bertobat, maka para penatua akan bekerja sama dengan dia untuk memulihkan dirinya secara rohani. Dalam keluarga, tanggung jawab untuk membantu remaja yang bersalah ada pada orang-tua, meskipun mereka mungkin perlu membicarakan masalahnya dengan para penatua. Mereka tentunya jangan berupaya menutup-nutupi dosa serius apa pun yang dilakukan oleh salah seorang anak mereka dari badan penatua.

      22. Dengan meniru Yehuwa, sikap apa yang akan diupayakan untuk dipelihara oleh orang-tua jika anak mereka melakukan kesalahan yang serius?

      22 Suatu problem serius yang melibatkan anak-anak sendiri sangatlah menyusahkan. Karena kebingungan secara emosi, orang-tua mungkin merasa ingin dengan marah mengancam anaknya yang suka melawan; tetapi ini hanya akan membuatnya sakit hati. Ingatlah bahwa masa depan anak muda ini dapat bergantung pada cara ia diperlakukan selama masa yang kritis ini. Ingat juga, bahwa Yehuwa suka mengampuni apabila umat-Nya menyimpang dari apa yang benar—kalau saja mereka mau bertobat. Dengarkan kata-kata-Nya yang penuh kasih, ”Marilah, baiklah kita berperkara!—firman [Yehuwa]—Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18) Benar-benar teladan yang baik bagi para orang-tua!

      23. Jika menghadapi suatu dosa serius yang dilakukan oleh salah seorang anak mereka, bagaimana hendaknya orang-tua bertindak, dan apa yang hendaknya mereka hindari?

      23 Jadi, cobalah untuk menganjurkan anak yang suka melawan itu untuk mengubah haluannya. Mintalah saran-saran yang baik dari orang-tua yang berpengalaman dan para penatua sidang. (Amsal 11:14) Berupayalah untuk tidak bertindak tanpa pikir dan mengatakan atau melakukan hal-hal yang akan menyulitkan anak saudara untuk kembali kepada saudara. Hindari kemarahan yang tidak terkendali dan kepahitan. (Kolose 3:8) Jangan cepat menyerah. (1 Korintus 13:4, 7) Walaupun membenci yang jahat, janganlah menjadi keras dan sakit hati terhadap anak saudara. Yang paling penting, orang-tua hendaknya berjuang untuk memberikan teladan dan menjaga iman mereka kepada Allah tetap kuat.

      MENANGANI ANAK YANG BERTEKAD UNTUK MEMBERONTAK

      24. Keadaan yang menyedihkan apa yang kadang-kadang timbul dalam sebuah keluarga Kristen, dan bagaimana hendaknya tanggapan orang-tua?

      24 Dalam beberapa kasus, menjadi jelas bahwa seorang muda telah membuat keputusan yang pasti untuk memberontak dan sama sekali menolak nilai-nilai Kristen. Maka perhatian hendaknya dialihkan untuk memelihara atau membina kehidupan keluarga bagi anak-anak yang lain. Waspadalah agar saudara tidak mengerahkan seluruh tenaga saudara kepada si pemberontak, sehingga anak-anak lain terabaikan. Sebaliknya daripada menyembunyikan masalah tersebut dari anggota keluarga yang lain, bicarakanlah masalahnya dengan mereka sampai tingkat yang sepatutnya dan dengan cara yang menenteramkan hati.—Bandingkan Amsal 20:18.

      25. (a) Dengan mengikuti pola sidang Kristen, apa yang mungkin harus orang-tua lakukan selanjutnya jika seorang anak bertekad menjadi pemberontak? (b) Apa yang hendaknya diingat oleh orang-tua jika salah seorang anak mereka memberontak?

      25 Rasul Yohanes mengatakan tentang seseorang yang menjadi pemberontak yang tidak dapat diperbaiki di dalam sidang, ”Jangan sekali-kali menerima dia ke dalam rumahmu atau mengatakan salam kepadanya.” (2 Yohanes 10) Orang-tua mungkin merasa perlu untuk mengambil tindakan serupa terhadap anak mereka sendiri jika ia sudah tidak di bawah umur dan benar-benar memberontak. Walaupun tindakan tersebut dapat sangat sulit dan menyakitkan, kadang-kadang hal itu perlu untuk melindungi anggota keluarga yang lain. Rumah tangga saudara membutuhkan perlindungan dan pengawasan yang terus-menerus dari saudara. Jadi, teruslah memelihara batas-batas tingkah laku yang dinyatakan dengan jelas, namun yang masuk akal. Berkomunikasilah dengan anak-anak yang lain. Perlihatkanlah minat terhadap apa yang mereka lakukan di sekolah dan di sidang. Juga, beri tahu mereka bahwa walaupun saudara tidak menyetujui tindakan yang memberontak dari anak itu, saudara tidak membenci dia. Kutuki tindakan yang buruk itu sebaliknya daripada sang anak. Pada waktu dua putra Yakub menyebabkan keluarga mereka dikucilkan karena perbuatan mereka yang kejam, Yakub mengutuk kemarahan mereka yang bengis, tetapi tidak mengutuk putra-putranya sendiri.—Kejadian 34:1-31; 49:5-7.

      26. Orang-tua yang bersungguh-sungguh bisa mendapatkan penghiburan apa jika salah seorang anak mereka memberontak?

      26 Saudara mungkin merasa bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi dalam keluarga saudara. Tetapi jika saudara telah dengan sungguh-sungguh melakukan sebisa-bisanya, dengan mengikuti nasihat Yehuwa sebaik mungkin, saudara tidak perlu mempersalahkan diri sendiri secara tidak masuk akal. Semoga saudara merasa terhibur dengan kenyataan bahwa tidak seorang pun dapat menjadi orang-tua yang sempurna, tetapi saudara telah dengan sungguh-sungguh berupaya untuk menjadi orang-tua yang baik. (Bandingkan Kisah 20:26.) Adanya anggota keluarga yang benar-benar memberontak amat menyakitkan hati, tetapi jika hal itu terjadi pada saudara, yakinlah bahwa Allah menaruh pengertian dan Ia tidak akan pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya yang berbakti. (Mazmur 27:10) Maka bertekadlah untuk tetap menjadikan rumah saudara tempat berlabuh rohani yang aman bagi anak-anak yang lain.

      27. Dengan mengingat perumpamaan tentang putra yang boros, apa yang selalu dapat diharapkan oleh orang-tua dari anak yang memberontak?

      27 Lagi pula, saudara jangan pernah melepaskan harapan. Upaya saudara sebelumnya untuk memberikan pelatihan yang baik mungkin pada akhirnya mempengaruhi hati dari anak yang menyimpang itu dan membuatnya kembali berpikiran sehat. (Pengkhotbah 11:6) Sejumlah keluarga Kristen telah mengalami hal yang sama seperti saudara, dan beberapa melihat anak-anak mereka yang suka melawan akhirnya kembali, mirip seperti ayah dalam perumpamaan Yesus tentang putra yang boros. (Lukas 15:11-32) Hal yang sama dapat terjadi pada diri saudara.

      BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB INI MEMBANTU . . . ORANG-TUA UNTUK MENCEGAH PEMBERONTAKAN YANG SERIUS DI DALAM RUMAH TANGGA?

      Tanpa bantuan, seorang anak dapat dirusak oleh roh dunia.—Amsal 13:20; Efesus 2:2.

      Orang-tua perlu mencari keseimbangan antara sikap suka mengekang dan sikap serba boleh.—Pengkhotbah 7:7; 8:11.

      Tingkah laku yang salah harus ditindak, tetapi dengan roh yang lemah lembut.—Galatia 6:1.

      Mereka yang melakukan dosa serius dapat ”disembuhkan” jika mereka bertobat dan menerima bantuan.—Yakobus 5:14-16.

      UTARAKANLAH

      Para remaja akan mengalami keraguan dan kekhawatiran sehubungan dengan kebebasan yang bertambah. Mereka mungkin merasa sedikit bimbang sehubungan dengan kemampuan mereka untuk membawakan diri di dunia. Halnya seolah-olah mereka sedang mencoba untuk berjalan di jalan yang licin. Kalian orang-orang muda, utarakanlah kepada orang-tua kalian tentang rasa takut dan kekhawatiran yang kalian rasakan. (Amsal 23:22) Atau jika kalian merasa bahwa orang-tua kalian terlalu mengekang, bicarakanlah dengan mereka tentang perlunya kalian diberi lebih banyak kebebasan. Buatlah rencana untuk berbicara dengan mereka pada saat kalian sedang santai dan mereka tidak sibuk. (Amsal 15:23) Sediakanlah waktu untuk benar-benar mendengarkan kepada satu sama lain.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan